You are on page 1of 29

BAB I

WILAYAH
Kabupaten Kepulauan Sangihe Secara geografis terletak diantara 4O 4’ 13’’ -
4 44’ 22’’ Lintang Utara, 125O 9’ 28’’ - 125O 56’ 57’’ Bujur Timur, berada antara Pulau
O

Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Pilipina) dan merupakan bagian integral
dari Propinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Tahuna dengan jarak tempuh 142 mil laut
dari ibukota Propinsi.
Sebelum tahun 2002 cakupan wilayah kabupaten meliputi Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Talaud. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2002 Kabupaten
Kepulauan Sangihe dan Talaud di mekarkan menjadi dua, yaitu Kabupaten Kepulauan
Sangihe (kabupaten induk) dan Kabupaten Kepulauan Talaud (kabupaten pemekaran).
Kemudian pada tahun 2007 Kabupaten Kepulauan Sangihe kembali mengalami
pemekaran dengan dibentuknya Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro
berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2007.
Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Sangihe mencapai 11.863,58 km2
yang terdiri dari daratan seluas 736,98 km2 atau seluas 6,2 % dan lautan seluas
11.126,61 km2 yang secara administrasi dibagi menjadi 15 kecamatan yang tiap
kecamatan memiliki luas daratan yang berbedah dimana kecamatan Tabukan Utara
memiliki luas daratan terbesar yaitu 116,58 km2 (15,82%) dari luas Kabupaten,
sedangkan Nusa Tabukan memiliki luas daratan yang paling kecil 14,73 km2 (2%).

Gambar 01. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe Per Kecamatan

TABUKAN SELATAN TENGGARA 22,29


Km2

TABUKAN SELATAN TENGAH 46,84

TABUKAN SELATAN 68,76

MANGANITU SELATAN 73,99

TAMAKO 69,42

MANGANITU 66,46

MARORE 17,6

TATOARENG 18,56

NUSA TABUKAN 14,73

TABUKAN TENGAH 87,39

TABUKAN UTARA 121,18

KENDAHE 43,01

TAHUNA BARAT 43,66

TAHUNA 18,66

TAHUNA TIMUR 25,15

0 20 40 60 80 100 120 140

1
Iklim didaerah ini dipengaruhi oleh angin muson, musim kemarau berlangsung
pada bulan Juli sampai bulan September, dan musim penghujan pada bulan September
sampai dengan bulan Nopember. Secara umum, suhu udara rata-rata perbulan pada
pengukuran Stasiun Meteorologi Naha sepanjang tahun 2008 adalah 27ºC.
Kondisi topografi merupakan daratan yang berbukit-bukit dengan kondisi tanah
(latosol dan aluvial) yang agak labil dengan ketinggian 0 sampai dengan 750 m dpl.
Ditinjau dari letak dan kondisi geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
terdapat sejumlah karakteristik yang dinilai sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan, yaitu :
 Sebagai Daerah Perbatasan; kawasan ini memiliki peluang dalam membangun
kerjasama dengan negara tetangga, khususnya dengan Philipina atau dengan negara-
negara di kawasan Pacific lainnya. Sebagai salah satu Gerbang di kawasan utara
yang menjadi jalur masuk keluar barang dan orang, maka sikap kewaspadaan tetap
diperlukan terutama untuk mendeteksi peluang masuknya para teroris/infiltrasi dari
utara termasuk aksi penyelundupan senjata api dan barang-barang terlarang lainnya.
Sebagai beranda depan NKRI sekaligus sebagai security belt di kawasan utara,
melalui PP 28 Tahun 2008 Kota Tahuna sebagai ibukota kabupaten telah ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional serta Kawasan Pengembangan Ekonomi.
 Sebagai Daerah Kepulauan, kawasan ini terdiri atas gugusan pulau yang besar den
kecil sejumlah 105 buah pulau, dimana 26 buah pulau berpenghuni dan 79 buah
pulau belum berpenghuni. Memiliki garis pantai mencapai + 297 km,
pengembangannya lebih dominan pada pemanfaatan sumber daya perikanan dan
kelautan seperti penajaman pada pengembangan daerah pesisir, pembangunan
Bidang Perikanan dan Kelautan serta pembangunan Infrastruktur untuk menunjang
bidang strategis tersebut. Selain pembangunan dalam rangka pengembangan sektor
Perikanan dan kelautan, masalah pengawasan telah mendapatkan perhatian,
mengingat dengan luasnya kawasan laut dan masih terdapatnya pulau-pulau yang
belum berpenghuni, cenderung sangat rawan untuk aksi-aksi pencurian kekayaan
laut yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dari negara lain, terutama nelayan illegal.
 Sebagai Daerah Rawan Bencana Alam, hal ini berkaitan dengan keadaan topografi
daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terdiri dari daerah perbukitan dan
pegunungan dengan struktur tanah yang labil. Selain itu Kawasan Kepulauan
Sangihe adalah daerah lintasan Gunung berapi trans pacific dari daerah Hawai,
Jepang, Philipina dan berakhir di Kawasan Maluku. Disamping itu pula daerah ini
memiliki curah hujan yang cukup tinggi yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah
longsor. Keberadaan gunung api bawah laut (under water volcano) yang merupakan
satu-satunya di Indonesia dengan daya tarik yang unik merupakan kawasan potensial
untuk pengembangan ecotourism.
 Sebagai Daerah Tertinggal atau daerah miskin, hal ini lebih diakibatkan oleh
kebijakan pemerintah pusat dimasa lalu yang sentralistik dan cenderung
mengabaikan sentuhan terhadap Pembangunan di kawasan perbatasan. Kondisi ini
mengakibatkan terjadinya proses kemiskinan yang terstruktur dan berpengaruh
terhadap lemahnya daya saing komoditas dan pemberdayaan ekonomi daerah.

2
Dalam upaya pengembangan kawasan Kabupaten Kepulauan Sangihe, dibagi
dalam klaster Pengembangan yaitu :
 Klaster Perbatasan.
Wilayah ini mencakup pulau-pulau yang terletak di bagian paling utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe, dan kawasan ini merupakan kawasan perbatasan terdepan yang
di dalamnya termasuk kawasan BCA. Di kawasan ini terkenal dengan adanya
konsentrasi / migrasi ikan Palagis Besar seperti Hiu dan ikan Paus.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-
pulau Kecil Terluar, Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki empat pulau kecil
terluar yaitu :
o Pulau Kawio, memiliki luas + 0,9 km2 dengan jumlah penduduk 121 KK/ 294
jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 054 dan titik referensi No. TR 054
(PP No. 38 Tahun 2002). Fasilitas yang telah dibangun adalah jalan desa/setapak,
dermaga (sementara dibangun), puskesmas pembantu, sekolah dasar.
o Pulau Kawaluso, memiliki luas + 1,22 km2 dengan jumlah penduduk 186
KK/600 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 053A dan titik referensi No.
TR 053. Fasilitas yang telah dibangun adalah jalan desa/setapak, dermaga,
puskesmas pembantu, sekolah dasar.
o Pulau Marore, memiliki luas + 1,56 km2 dengan jumlah penduduk 121 KK/294
jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 055A dan titik referensi No. TR
055. Berbagai fasilitas yang telah dibangun adalah Pos BCA, Pos Keamanan,
Kantor Perhubungan Laut dan Bea Cukai, jalan desa/setapak, dermaga,
Puskesmas, SD, SMP, SMA Perbatasan, gudang beras.
o Pulau Batupebawaikang, pulau batu yang tidak berpenghuni.
 Klaster Sangihe
Di kawasan ini terletak berbagai aktifitas utama yang dilaksanakan di Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Di samping itu tersedia cukup potensi yang dapat
dikembangkan seperti budidaya laut pariwista, pertambangan, penangkapan serta
berbagai komoditas unggulan pada sektor pertanian.
 Klaster Tatoareng ( Para, Mahengetang, Kahakitang, Kalama )
Di wilayah ini memiliki kontribusi produksi perikanan cukup besar bagi Daerah,
selain itu terdapat objek wisata bahari yang memiliki daya tarik ter sendiri dan unik,
juga adanya Gunung Api Bawah Laut (Mahengetang).
Kabupaten Kepulauan Sangihe secara administrasi terbagi menjadi 15 kecamatan,
22 Kelurahan dan 145 Kampung :
1. Kecamatan Tahuna Timur :
a. Luas wilayahnya 25,15 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 0 Km dan 0 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson

3
e. Jumlah penduduk 12.268 jiwa yang terdiri dari laki-laki 6.100 jiwa dan
perempuan 6.168 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 489 jiwa/km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tahuna Timur : 2.090 KK
g. Kelurahan di Kecamatan Tahuna Timur
- Kelurahan Tona I
- Kelurahan Tona II
- Kelurahan Dumuhung
- Kelurahan Tidore
- Kelurahan Tapuang
- Kelurahan Tapuang
- Kelurahan Batulewer
- Kelurahan Lesa
h. Potensi pariwisata yang bisa dikembangkan dan diolah secara propesional akan
meningkatkan kunjungan wisatawan. Adapun objek wisata itu adalah : wisata air
terjun Mangki Kelurahan Dumuhun, dan air terjun Puirang Kelurahan Tona I.

2. Kecamatan Tahuna
a. Luas wilayahnya 25,76 km2.
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 0 Km dan 0 jam.
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson.
e. Jumlah penduduk 15.632 jiwa yang terdiri dari laki-laki 7.618 jiwa dan
perempuan 8.014 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 606 jiwa/ km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tahuna : 4.850 KK
g. Kelurahan di Kecamatan Tahuna yaitu :
- Kelurahan Soatoloara I
- Kelurahan Soatoloara II
- Kelurahan Sawang Bendar
- Kelurahan Apengsembeka
- Kelurahan Bungalawang
- Kelurahan Santiago
- Kelurahan Manente
- Kelurahan Mahena

4
3. Kecamatan Tahuna Barat
a. Luas wilayahnya 40,66 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 0 Km dan 0 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 5.618 jiwa yang terdiri dari laki-laki 2.826 jiwa dan perempuan
2.792 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 138 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tahuna Barat : 1.077 KK
g. Kelurahan di Kecamatan Tahuna Barat yaitu :
- Kelurahan Pananekeng
- Kelurahan Angges
- Kelurahan Kolongan Mitung
- Kelurahan Kolongan Beha
- Kelurahan Kolongan Beha Baru
- Kelurahan Kolongan Akembawi
h. Potensi pariwisata berupa wisata alam Gunung Awu

4. Kecamatan Kendahe
a. Luas wilayahnya 43,01 km2
b. Jarak dan waktu tempuh keibukota kabupaten 18 Km dan 0,5 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 3 - 400 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 6.959 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.567 jiwa dan perempuan
3.392 jiwa denga kepadatan penduduk Kecamatan Kendahe mencapai 162 jiwa/
km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Kendahe : 3.770 KK
g. Kampung di Kecamatan Kendahe yaitu :
- Kampung Kendahe I
- Kampung Kendahe II
- Kampung Talawid
- Kampung Tariang Lama
- Kampung Pempalaraeng

5
- Kampung Mohongsawang
- Kampung Lipang
- Kampung Kawaluso
h. Potensi pariwisata berupa wisata air terjun Sura,dan Pempanikiang

5. Kecamatan Tabukan Utara


a. Luas wilayahnya 116,58 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 17 Km dan 0,5 Jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 500 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 20.636 jiwa yang terdiri dari laki-laki 10.462 jiwa dan
perempuan 10.174 jiwa denga kepadatan penduduk mencapai 170 jiwa/ km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tabukan Utara : 6.250 KK
g. Kampung di Kecamatan Tabukan Utara yaitu :
- Kampung Kalasuge
- Kampung Bahu
- Kampung Mala
- Kampung Kalakube
- Kampung Naha
- Kampung Beha
- Kampung Utaurano
- Kampung Lenganeng
- Kampung Tarolang
- Kampung Tola
- Kampung Kalurae
- Kampung Bengketang
- Kampung Petta
- Kampung Bowongkulu
- Kampung Pusunge
- Kampung Moade
- Kampung Raku
- Kampung Petta Timur
- Kampung Petta Selatan

6
- Kampung Petta Barat
- Kampung Likuang
- Kampung Kalekube I
- Kampung Naha I
- Kampung Bowongkulu I
h. Potensi pariwisata berupa wisata alam P. Leppe, dan P. Mbuhanga.

6. Kecamatan Tabukan Tengah


a. Luas wilayahnya 87,39 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 23 Km dan 1 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 11.389 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.658 jiwa dan
perempuan 5.731 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 130 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tabukan Tengah : 7.645 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tabukan Tengah
- Kampung Bowongkali
- Kampung Kulur I
- Kampung Kulur II
- Kampung Bira
- Kampung Kuma
- Kampung Bungalawang
- Kampung Miulu
- Kampung Gunung
- Kampung Talengen
- Kampung Biru
- Kampung Tariang Baru
- Kampung Sengsong
- Kampung Rendingan
- Kampung Palahanaeng
- Kampung Timbelang
- Kampung Kuma
- Kampung Palelangen

7
- Kampung Malueng
- Kampung Kuma I
h. Potensi pariwisata berupa wisata bahari Pantai Pananualeng dan Pantai Sapaeng

7. Kecamatan Nusa Tabukan


a. Luas wilayahnya 14,73 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 26 Mil dan 2 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 50 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 3.272 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.742 jiwa dan perempuan
1.528 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 222 jiwa/km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Nusa Tabukan : 2.319 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Nusa Tabukan
- Kampung Nanedakele
- Kampung Nusa
- Kampung Bukide
- Kampung Bukide Timur
- Kampung Nanusa
h. Potensi pariwisata berupa wisata alam P. Bukide dan P. Tinakareng dan wisata
bawah laut.

8. Kecamatan Tatoareng
a. Luas wilayahnya 18,56 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 37 Mil dan 3 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 100 meter dpl.
d. Kondisi iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 5.202 jiwa yang terdiri dari laki-laki 2.651 jiwa dan perempuan
2.551 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 280 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tatoareng : 2.301 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tatoareng :
- Kampung Kalama
- Kampung Kahakitang
- Kampung Mahengetang

8
- Kampung Para
- Kampung Dalako Bembanehe
- Kampung Taleko Batusaiki
- Kampung Para I
h. Potensi pariwisata berupa wisata bahari Gunung Api bawah laut Mahangetang.

9. Kecamatan Marore
a. Luas wilayahnya 17,60 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 85 mil dan 6 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 75 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 1.435 jiwa yang terdiri dari laki-laki 742 jiwa dan perempuan
693 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 81 jiwa/km2
f. Keluarga Miskin Kecamatan Marore : 617 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Marore yaitu :
- Kampung Kawio
- Kampung Marore Batusaiki
- Kampung Matutuang

10. Kecamatan Manganitu


a. Luas wilayahnya 66,46 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 10 km dan 15 menit
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Kondisi iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 14.734 jiwa yang terdiri dari laki-laki 8.265 jiwa dan
perempuan 7.478 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 222 jiwa/Km
f. Data Keluarga Miskin Kecamatan Manganitu : 4.498 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Manganitu yaitu :
- Kampung Tawoali
- Kampung Barangka
- Kampung Nahepese
- Kampung Manumpitaeng
- Kampung Taloarane

9
- Kampung Mala
- Kampung Karatung I
- Kampung Karatung II
- Kampung Kauhis
- Kampung Sesiwung
- Kampung Lebo
- Kampung Barangkalang
- Kampung Belengang
- Kampung Bakalaeng
- Kampung Hiung
- Kampung Pinebentengan
- Kampung Taloarane I
- Kampung Bengka
h. Potensi pariwisata berupa wisata budaya Makam Raja-raja.

11. Kecamatan Tamako


a. Luas wilayahnya 69,42 km2
b. Jarak dan waktu tempuh keibukota kabupaten 32 Km dan 1 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 750 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 13.496 jiwa yang terdiri dari laki-laki 6.884 jiwa dan
perempuan 6.626 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 194 jiwa/km2
f. Data Keluarga Miskin Kecamatan Tamako : 8.511 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tamako yaitu :
- Kampung Nagha I
- Kampung Nagha II
- Kampung Pokol
- Kampung Balane
- Kampung Binala
- Kampung Ulung Peliang
- Kampung Menggawa
- Kampung Kalinda
- Kampung Bebu

10
- Kampung Makalekuhe
- Kampung Pananaru
- Kampung Dagho
- Kampung Mahumu
- Kampung Lelipang
- Kampung Menggawa II
- Kampung Kalama Darat
- Kampung Mahumu I
- Kampung Mahumu II
- Kampung Kalinda I
- Kampung Hesang
h. Potensi pariwisata berupa wisata air terjun Nguralawo dan Hutan Lindung
Sahendarumang

12. Kecamatan Manganitu Selatan


a. Luas wilayahnya 73,99 km
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 56 km dan 2 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 350 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 11.686 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.861 jiwa dan
perempuan 5.825 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 158 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin Kecamatan Manganitu Selatan : 3.570 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Manganitu Selatan yaitu :
- Kampung Kaluwatu
- Kampung Laine
- Kampung Lapango
- Kampung Sowaeng
- Kampung Ngalipaeng I
- Kampung Ngalipaeng II
- Kampung Batunderang
- Kampung Bebalang
- Kampung Mawira
- Kampung Pindang

11
- Kampung Lepepahe
- Kampung Lehimi Tariang
- Kampung Lapango I
h. Potensi pariwisata berupa wisata air terjun Kadadima

13. Kecamatan Tabukan Selatan


a. Luas wilayahnya 68,76 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 42 Km dan 1,5 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 500 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 13.268 jiwa yang terdiri dari laki-laki 6.052 jiwa dan
perempuan 7.216 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 193 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin dikecamatan Tabukan Selatan : 3.510 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tabukan Selatan yaitu :
- Kampung Simueng
- Kampung Bentung
- Kampung Lesabe
- Kampung Malamenggu
- Kampung Palareng
- Kampung Binebas
- Kampung Mandoi
- Kampung Batuwingkung
- Kampung Birahi
- Kampung Laotongan
- Kampung Bukide
- Kampung Lesabe
- Kampung Kalagheng
- Kampung Bulo
h. Potensi pariwisata berupa wisata bahari 7 Keramat

14. Kecamatan Tabukan Selatan Tengah


a. Luas wilayahnya 46,84 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 52 Km dan 2 jam

12
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 1 – 500 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 3.102 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.623 jiwa dan perempuan
1.479 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 66 jiwa/Km
f. Keluaraga Miskin Kecamatan Tabukan Selatan Tengah : 859 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tabukan Selatan Tengah yaitu :
- Kampung Hangke
- Kampung Salurang
- Kampung Tambung
- Kampung Beeng
- Kampung Lehupu
- Kampung Bowone
- Kampung Beeng Laut
- Kampung Tenda
- Kampung Aha Patung

15. Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara


a. Luas wilayahnya 22,29 km2
b. Jarak dan waktu tempuh ke ibukota kabupaten 57 Km dan 2 jam
c. Kondisi Topografi berbukit-bukit dengan ketinggian 2 - 500 meter dpl.
d. Iklim umumnya dipengaruhi angin muson
e. Jumlah penduduk 2.413 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.248 jiwa dan perempuan
1.165 jiwa dengan kepadatan penduduk 108 jiwa/Km
f. Keluarga Miskin Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara : 1.608 KK
g. Nama Kampung di Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara yaitu :
- Kampung Pintareng
- Kampung Basauh
- Kampung Tumalede
- Kampung Sampakang
- Kampung Dalokaweng
- Kampung Malisade
h. Potensi pariwisata berupa wisata alam Gunung Areng Kambing

13
Gambar 02. Peta Kabupaten Kepulauan Sangihe

KLASTER PERBATASAN

KLASTER SANGIHE

KLASTER PARA, MAHENGETANG,


KAHAKITANG, KALAMA

14
BAB II
SOSIAL BUDAYA

2.1. Demografi
Peningkatan kualitas penduduk merupakan faktor utama keberhasilan pembangunan
suatu wilayah. Beberapa faktor yang memepengaruhi pertumbuhan penduduk yang relatif
rendah ( 1 % ) atau hanya 1,39 % perkiraan sampai dengan akhir 2008 perlu mendapat
perhatian yang serius seperti ; dampak keberhasilan program KB di Daerah atau
produktifitas sektor basis di Daerah ( terutama sektor pertanian ) masih relatif rendah.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe pada
tahun 2008 sebanyak 134.088 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 68.091 jiwa dan perempuan
65.997 jiwa; telah mengalami peningkatan sebanyak 1.833 orang atau 1,39 % dari tahun
sebelumnya. Meningkatnya angka harapan hidup menjadi 72,35 s.d tahun 2009
menunjukkan adanya perbaikan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan dasar di
Daerah.
Dengan luas wilayah 736,98 km2, maka kepadatan penduduk di Kepulauan Sangihe
mencapai 181,94 jiwa/km2 atau meningkat 1,38 jiwa / km2 dari tahun sebelumnya. Dari
15 kecamatan yang ada, kecamatan Tahuna memiliki kepadatan paling tinggi yaitu
sebesar 606 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Tabukan Selatan Tengah adalah yang
paling kecil hanya sekitar 66 jiwa per km2.

Gambar 03. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe Menurut Kecamatan Tahun 2008

Jiwa 12000
Laki-laki
10000 Perempuan

8000

6000

4000

2000

15
Jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2007
sejumlah 17.421 KK, tahun 2008 sejumlah 14.292 KK, dan pada tahun 2009 sejumlah
13.833 KK.

2.2. Ketenagakerjaan
Masalah
asalah ketenagakerjaan
ketenag di Kabupaten Sangihe masih merupakan fenomena pelik.
Kurangnya kesempatan kerja dan adanya arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak
terhindarkan. Dengan situasi sedemikian ini, bagaimanapun akan memberikan pengaruh
pada struktur ketenagakerjaan, yakni kemungkinan menggelembungnya penduduk usia
produktif (usia kerja). Untuk itu, perluasan kesempatan kerja perlu dioptimalkan secara
produktif (productive
productive employment).
empl
Berdasarkan data tingkat partisipasi angkatan
kerja, mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun dann sampai dengan akhir tahun 2008
mencapai 57.994
994 orang. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 35.997
997 orang ( atau sekitar 62,07 %)
diantaranya merupakan penduduk yang sudah
bekerja dan yang belum bekerja 21 21.997
(37,93 %). Hal ini berkorelasi positif dengan
upaya menekan tingkat pengangguran di
Daerah. Berdasarkan komposisi mata pencaharian, sektor yang paling banyak menyerap
tenaga kerja adalah Pertanian
P sebanyak 2.6740
6740 orang atau 39,90 persen dari keseluruhan
tenaga kerja di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sedangkan sektor yang menyerap tenaga
kerja terendah adalah pertambangan 159 orang (0,24 %).
Sehubungan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, maka tingkat pendidikan turut
berperan dalam menunjang keberhasilan suatu pekerjaan. Dari data yang ada terlihat
bahwa angkatan kerja di Kabupaten Kepulauan Sangihe masih didominasi oleh angkatan
kerja yang berstatus tamat SD berjumlah 23.767
767 orang atau 44,53%,
44,53 kemudian diikuti
tamat SLTP 12..472 orang (23,37%), Tamat SLTA 7.758 orang (14,53%), dan sisanya
sebesar 18,59%
% terdistribusi pada angkatan kerja yang tidak tamat SD,
SD buta aksara,
Tamat Akademi/S
Akademi/Sarjana.

2.3. Kesehatan
Menigkatnya angka harapan hidup
hidup menjadi 72,35 s.d tahun 2008 menunjukkan adanya
perbaikan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan dasar di Daerah. PPerbaikan derajat
kesehatan masyarakat perlu dibarengi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan seperti
rumah sakit umum (RSU) dan pusat kesehatan
kesehatan masyarakat (Puskesmas).

16
Dii Kepulauan Sangihe, Jumlah RS masih tetap
satu unit yaitu RSUD milik pemerintah yang
berstatus tipe C, selain itu Puskesmas juga
merupakan prasarana kesehatan yang tak kalah
pentingnya di Kepulauan Sangihe disamping
keberadaan klinik swasta yang juga memberikan
andil membantu pemerintah dalam pelayanan
kesehatan.
Jumlah puskesmas sampai dengan den tahun 2008 sebanyak 13 buah dan Puskesmas
Pembantu sebanyak 58 buah. Guna mendukung kinerja bidang kesehatan, penyediaan
sumberdaya manusia baik medis maupun paramedis amatlah penting. Penyediaan tenaga
medis dan paramedis di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kesehatan dalam tahun 2008 sebanyak 423
yang terdiri dari dokter, bidan, manteri kesehatan dan dukun terlatih.
Pembangunan Kesehatan khususnya Balita terus digalakan.
digalakan. Angka kematian bayi, pada
tahun 2008 mancapai 11 per 1000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup mencapai 215 orang.
Pelayanan bagi ibu hamil juga turut menentukan akan keberhasilan proses persalinan,
disamping kesadaran untuk memeriksakan kesehatan kehamilan. Dari 1508 ibu hamil ada
881 yang memeriksakan ke Posyandu, 393 ke Puskesmas, 49 ke Dokter Praktek, 115 ke
Rumah Sakit dan sisanya 79 ke dukun terlatih.

2.4. Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk tingkat dasar sampai SMU
belum tersebar merata di setiap kecamatan, khu
khusus
sus tingkat SMU hanya tersedia 23 unit di
9 kecamatan. Keberadaan fasilitas SMU ini membuat para siswa yang berada di
kecamatan yang tidak mempunyai fasilitas SMU (umumnya wilayah pulaupulau-pulau kecil)
harus pergi ke Kecamatan yang mempunyai fasilitas SMU. Keadaan ini tentu akan lebih
banyak memakan biaya karena harus menempuh perjalanan antar pulau. Sedangkan yang
memilih untuk melanjutkan sekolah di Manado terpaksa harus tinggal di Manado. Tabel
berikut memperlihatkan ketersediaan fasilitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan
Sangihe.
Untuk menempuh jenjang pendidikan yang
lebih tinggi para lulusan SMU di kabupaten ini
memilki beberapa alternatif yaitu melanjutkan
pendidikan tinggi di Tahuna atau di luar
Kabupaten. Orientasi utama bagi para lulusan
ini adalah Kota Manado yang menyediakan
fasilitas
litas pendidikan tinggi dengan berbagai
pilihan jurusan atau bidang studi.
Gambaran mengenai ketersediaan
k fasilitas pendidikan pada
ada tahun 2008 sebagai berikut:
jumlah TK sebanyak 92 unit, SD 222 unit, SLTP/MTs 52 unit, SLTA 23 unit dan
Perguruan Tinggi 1 buah.

17
Rasio murid-guru dan murid-sekolah merupakan indikator untuk
mengukur daya tampung dan efektifitas proses belajar-mengajar.
Ketersediaan sarana fisik sekolah misalnya, menjadi semakin efektif
kalau sepadan dengan daya tampung muridnya. Demikian juga guru
dan murid, menjadi semakin terjamin proses belajar mengajarnya
kalau kemudian sang guru tidak memberi pelajaran pada banyak
murid. Jumlah murid SD/MI selama tahun 2008 mencapai 13.820
orang, sedangkan tenaga guru sebanyak 1.164 orang. Ini berarti rasio
murid-guru pada jenjang SD/MI sebesar 1/11,87 Dengan kata lain,
tiap guru SD/MI dapat mendidik/mengajar rata-rata 12 murid. Pada
tingkat SLTP/MTs, jumlah murid 6.067 orang, Jumlah tenaga guru sebanyak 352 orang,
yang berarti rasio murid-guru mencapai 1/17,24 Dengan kata lain, tiap tenaga guru
SLTP/MTs dapat mendidik/mengajar rata-rata 17 orang murid. Pada tingkat SM/SMA
jumlah murid sebanyak 4.381 orang, dari sejumlah murid tersebut, diajar oleh tenaga
guru sebanyak 279orang dengan rasio murid-guru sebesar 1/15,7 yang berarti tiap tenaga
guru SMA dapat mendidik/ mengajar rata-rata 16 orang murid.

2.5. Kesejahteraan Sosial


Tingkat kesejahteraan sosial sangat terkait dengan kebijakan pembangunan yang ada.
Selama ini, tujuan untuk menekan angka kemiskinan tentunya sangat berkaitan langsung
dengan apa yang sudah dijalankan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam
program-programnya. Namun demikian, semua itu tidak akan bermakna apa-apa tanpa
dibarengi dengan kesungguhan dari masyarakat dan
pemerintah daerah sendiri dalam meningkatkan program
kesejahteraan sosial.
Berdasarkan data sementara yang ada selama
tahun 2008, jumlah penduduk rawan sosial
yang paling kecil yaitu, bekas nara pidana
sebanyak 81 disusul anak terlantar 390 orang.
Penduduk rawan sosial lainnya yang dirasakan paling
besar pengaruhnya adalah penduduk miskin. Kemiskinan ini hampir dirasakan diseluruh
Indonesia sebagai dampak dari krisis multi dimensi bahkan adanya bencana alam yang
terus beruntun di tahun 2008 menambah jumlah keluarga miskin yang ada. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik melalui subsidi langsung maupun
peningkatan ekonomi produktif keluarga miskin, belum juga mampu menekan
perkembangan jumlah kerluarga miskin.

2.6. Agama
Sesuai dengan kebijakan yang ada, pelayanan kehidupan beragama senantiasi
dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kerukunan dan menciptakan suasana
yang kondusif. Perkembangan umat beragama dan sarana pendukung kehidupan
beragama. Sebagaimana data sementara menunjukkan sebagian besar penduduk di

18
Kabupaten Kepulauan Sangihe memeluk agama Kristen Protestan, selebihnya memeluk
agama Islam, Kristen Katolik, Hindu dan Budha.
Sementara itu, jumlah sarana ibadah (tempat
peribadatan) di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk
umat Islam seperti mesjid sebanyak 87 buah, langgar
25 buah, demikian pula tempat peribatan berupa
gereja untuk umat Katolik sebanyak 8, kapel 1 buah,
sedangkan tempat peribadatan untuk agama Hindu
dan Budha sampai saat ini belum ada. Untuk tempat
peribadatan umat Kristen Protestan yang merupakan
masyoritas penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe paling banyak jumlahnya yaitu
sebanyak 408 buah gereja.

19
BAB III
EKONOMI

3.1. Pertanian
Sektor pertanian memegang peran penting dalam menunjang pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi, terutama meningkatkan taraf hidup petani sebagai kelompok masyarakat yang
terbesar serta mendukung pertumbuhan industri. Pembangunan pertanian dalam arti luas
mencakup pembangunan tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi peranan sektor pertanian adalah
meningkatkan pendapatan sebagian besar masyarakat yaitu petani, meningkatkan
produksi dan nilai tambah, memperluas kesempatan kerja, mengentaskan penduduk dari
kemiskinan, mengurangi kesenjangan pendapatan antar daerah dan antar golongan
masyarakat, serta dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

3.1.1. Pertanian Tanaman Pangan


Penyebaran produksi padi di Kabupaten Kepulauan Sangihe seluruhnya dihasilkan
melalui padi ladang yang terkonsentrasi pada 7 kecamatan. Lahan sawah terluas berada
di Kecamatan Tamako, Tabukan Utara dan Manganitu Selatan, yang keseluruhan
mempunyai luas 49 ha dengan produksi mencapai 243 ton. Kondisi ini menggambarkan
bahwa pengembangan padi ladang di Kabupaten Kepulauan Sangihe cukup berhasil jika
dilihat dari produktifitasnya; produksi ideal untuk padi ladang per satu hektar adalah
sebesar 3,5 ton.. Sedangkan untuk tanaman jagung luas areal tanamnya mencapai 427,5
ha yang tersebar hampir di semua kecamatan dengan produksi 711,1 ton, kondisi ini
belum mencapai produktifitas ideal yaitu 3-4 ton per hektar. Selain kedua komoditas
tersebut, tanaman umbi-umbian dan sagu juga merupakan komoditi alternatif untuk
kebutuhan pangan di daerah ini, dari data yang ada produksi umbi-umbian Kabupaten
Kepulauan Sangihe sebesar 11.243 ton. Selain itu juga dikembangkan tanaman sayuran
dan buah-buahan yang pengembangannya disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
yang ada di daerah ini.

3.1.2. Perkebunan
Pengusahaan perkebunan besar sampai keadaan tahun 2008
belum ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan semuanya
masih termasuk perkebunan rakyat. Komoditas perkebunan
seperti pala, cengkih dan kelapa
merupakan komoditi unggulan bagi
Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dari
luas areal tanaman kelapa 18.624,57 ha mampu berproduksi
12.813,96 ton. Kemudian untuk areal tanaman pala 3.839,64 ha
dengan produksi 1475,11 ton, luas areal tanaman cengkih
4.757,8 ha dengan produksi 162,68 ton. Disamping tiga

20
komoditas tersebut telah diusahakan pengembangan komoditas lain seperti kopi, kakao
dan vanili.

Gambar 04. Produksi Kelapa, Cengkih dan Pala Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2008

Ton

14000
12000
10000
8000
12813,9
6000
4000
2000 162,68 1475,11

0
KELAPA PALA CENGKIH

3.1.3. Peternakan
Usaha peternakan sebagian besar masih dilakukan
secara perorangan/rumah tangga. Pada tahun 2008
populasi ternak sapi sebanyak 982 ekor, kuda 4
ekor, kambing 2.456 ekor, itik 1389 ekor yang
seluruhnya masih diusahakan secara
perorangan/rumah tangga. Sedangkan untuk ternak
ayam dan babi sudah berskala menengah disamping
milik perorangan/kelompok. Populasi babi
mencapai 20.470 ekor dan ayam 72.929 ekor.
Pengembangan peternakan masih perlu ditingkatkan mengingat kebutuhan konsumsi
daging maupun telur di daerah ini sebagian masih di-dropping dari luar daerah.

3.1.4. Perikanan dan Kelautan


Pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Sangihe terus
dimaksimalkan oleh Pemerintah, karena potensi yang cukup besar dan mayoritas
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan sehingga apabila dikelola dengan
baik akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kehidupan nelayan. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik melalui pemberian paket bantuan peralatan

21
tangkap maupun bimbingan/ pelatihan disamping mencari peluang pengembangan untuk
beberapa komoditas lainnya.
Usaha perikanan laut merupakan usaha yang paling banyak dilakukan, disamping juga
usaha perikanan darat. Dari data yang ada sumberdaya perikanan laut yang banyak
diperoleh yaitu
tuna/cakalang, cumi
maupun ikan besar
lainnya. Tingkat
pemanfaatan potensi
perikanan laut masih
berkisar 26 % (ikan
pelagis) dan 2,2 % (ikan demersal) dari potensi lestari yaitu masing-masing sekitar
25.000 ton/tahun. Sedangkan untuk perikanan darat sudah dikembangkan walaupun
masih berskala kecil dengan produksi total 6720.38 ton. Selanjutnya untuk status
kepemilikan usaha perikanan dapat dirinci : usaha perikanan 280 orang, Penyewa
perahu 431 orang, buruh penangkap ikan 948 orang. Prasarana pendukung usaha
perikanan merupakan aspek yang sangat penting dalam peningkatan produksi pemasaran
hasil maupun pengelolaan. Adapun sarana usaha perikanan yang ada di Kabupaten
Kepulauan Sangihe yaitu kapal motor, perahu motor, tambak, bagan, dan tempat
pelelangan ikan.

3.1.5. Kehutanan
Menurut jenisnya hutan dibagi menjadi hutan asli, hutan sekunder, hutan buatan, hutan
suaka, hutan lindung, hutan produksi, hutan mangrove. Hutan pada umumnya terdapat di
puncak-puncak gunung atau bukit seperti Sahengbalira dan Kalumelahana, Langinang,
Bialangsoa, Palenti, Wulo, Batukakiraeng, Sahendarumang, Pananembaen, Bongkonsio
dan Batungbakara. Luas penggunaan lahan hutan secara keseluruhan adalah 135,62 Km2
atau 14,40 persen dari luas total penggunaan lahan.
Khusus hutan bakau dapat dijumpai di pulau Sangihe
Besar yaitu di daerah Laine, Kaluwatu, Dapela,
Mamesa, Kalangki, sekitar Tamako, muara S.
Hangke/ Lumihi, Teluk Miulu dan Pantai Balane
yang membentuk pulau-pulau kecil, muara S. Mentiki
dan S. Peta. Luas keseluruhan hutan bakau di
Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sekitar 43,28
Km2 atau 5,87 % dari luas total.
Adapun hasil hutan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe meliputi Bambu,
cempaka, jati, mahoni, meranti hoade dan nado, dengan luas areal sebesar 1328.9 ha.

3.2. Pertambangan
Potensi bahan tambang yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe belum sepenuhnya
dikelola dan diusahakan. Adapun sumber daya mineral yang banyak dijumpai Kabupaten
Kepulauan Sangihe adalah bahan galian golongan C, seperti batu gamping, batu kapur

22
pasir, pasir besih, batu trass dan tanah liat. Bahan galian C lebih banyak dimanfaatkan
untuk kepentingan menunjang pembangunan gedung dan prasarana lainnya.. Penggalian
tanah liat untuk pembuatan batu bata dan tanah urug, kegiatan ini banyak dilakukan di
kecamatan Tabukan Selatan, kecamatan Tabukan Selatan Tenggara disamping kecamatan
Kendahe, Tabukan Utara dan Nusa Tabukan.
Hampir semua kecamatan memiliki bahan galian C meskipun jumlah dan jenisnya tidak
sama. Kegiatan penambangan bahan galian C di Kabupaten Kepulauan Sangihe masih
terbatas pada pemenuhan kebutuhan pembangunan fisik bangunan baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun masyarakat; dan pada umumnya masih dilakukan secara
tradisional dan bersifat sambilan. Adapun jenis bahan galian C yang banyak
dimanfaatkan adalah pasir batu, tanah liat, batu, sedangkan potensi lain yang belum
dimanfaatkan dan mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagaimana pada tabel
berikut :
Tabel 01. Potensi Bahan Galian Tambang di Kabupaten Kepulauan Sangihe
Jenis Bahan Lokasi Cadangan
No
Galian Kecamatan Tempat Jenis Total
Tabukan
1. Barit Binebas Terukur 6.240 ton
Selatan
2. Lempung Tamako Menggawa Terukur 2.200.000 m3

Batu Apung Pulau


3. Tatoareng Terukur 240.000 m3
Mahangetang
4. Basalt Manganitu Pagulu Terukur
5. Andesit Manganitu Lebo Terukur
6. Pasi Besi Tabukan Utara Naha Terukur

Bijih Besi Manganitu


7. Terukur
Selatan
Pasir
8. Tabukan Utara Naha Indikasi
Vulkanis

Emas Tabukan
9. Pintareng Indikasi
Selatan

3.3. Perindustrian
Guna menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan maka
pembangunan sektor industri di Kabupaten Kepulauan
Sangihe dititikberatkan pada pengembangan industri kecil
dan menengah yang didalamnya termasuk industri kecil dan
kerajinan rumah tangga. Hal ini sesuai dengan sumber daya
yang tersedia baik sumber daya alam maupun sumber daya
manusia disamping dalam rangka menumbuhkembangkan
ekonomi kerakyatan. Adapun jenis industri kecil/kerjainan rumah tangga yang banyak

23
dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah kerajinan bambu sebanyak 54 buah,
meubel 54 buah serta anyam-anyaman 42 buah, disamping itu telah dikembangkan
industri pengelolaan batu bata. Upaya peningkatan kualitas produk terus digalakan antara
lain melalui berbagai pelatihan-pelatihan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Guna membuka peluang pemasaran, produk industri
kerajinan tersebut diikutsertakan pada berbagai kegiatan pameran maupun expo di tingkat
propinsi maupun nasional.

3.4. Pemasyarakatan Teknologi


Pemasyarakatan teknologi khususnya teknologi tepat guna di Kabupaten Kepulauan
Sangihe sudah diterapkan, baik itu teknologi di bidang pertanian, perikanan, kesehatan
maupun dibidang energi. Khusus di bidang energi dan konstruksi berkaitan erat dengan
upaya peningkatan infrastruktur di pedesaan ataupun wilayah tertinggal seperti listrik
tenaga surya, listrik tenaga angin serta teknologi terapan pengelolaan air bersih. Sampai
dengan tahun 2008 pemanfaatan listrik tenaga surya berjumlah 84 buah yang pada
umumnya terdapat di pulau-pulau kecil atau wilayah yang belum terjangkau listrik.
Dibidang perikanan pemanfaatan teknologi berupa pengawetan ikan (53 buah), budidaya
(20 buah) serta pembuatan abon ikan 3 buah. Sedangkan pemanfaatan teknologi pertanian
lebih banyak difokuskan pada pembuatan bibit tanaman yaitu sebanyak 34 usaha.

3.5. Pariwisata dan Budaya


Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe mempunyai
potensi pariwisata di masa depan, karena mempunyai
objek-objek wisata yang khas dan jika
pengembangannya dilakukan secara profesional akan
berdampak meningkatnya kunjungan wisatawan.
Adapun potensi wisata yang dapat diandalkan seperti
Gunung Api Bawah Pulau Mahangetang, padang
lamun, Brave Hills Napo, hamparan pasir putih di
sejumlah pantai, keindahan alam pegunungan yang sangat cocok untuk wisata
petualangan, disamping wisata budaya Upacara Adat Tulude yang di lakukan setiap
tahun, kesenian adat dan bangunan-bangunan bersejarah
yang tersebar di beberapa kecamatan. Menyadari akan
hal ini maka, pengembangan kepariwisataan di
Kabupaten Kepulauan Sangihe dari tahun ke tahun terus
dilakukan seperti peningkatan infrastruktur di lokasi
objek wisata, promosi melalui penyelenggaraan
pameran ataupun kegiatan expo baik yang dilakukan
pada tingkat regional maupun nasional.

24
Keberadaan tempat penginapan maupun
hotel bagi wisatawan merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan dengan
pengembangan kepariwisataan. Diakui
bahwa sampai saat ini hotel berbintang di
daerah ini belum ada. Dari data terakhir
jumlah penginapan yang ada berjumlah 10
buah yang terdiri dari hotel melati 7 buah dan motel/penginapan 3 buah.

25
BAB IV
INFRASTRUKTUR

4.1. Prasarana Jalan dan Perhubungan


4.1.1. Prasarana Jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang
penting dan strategis dalam memperlancar aktivitas
perekonomian. Semakin meningkatnya usaha
pembangunan antar wilayah di Kabupaten Kepulauan
Sangihe menuntut pula peningkatan pembangunan
jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar arus lalu lintas barang dan jasa dari
satu wilayah ke wilayah lain.
Sampai dengan tahun 2008
panjang jalan di wilayah
Kepulauan Sangihe sepanjang
560,51 km, yang terbagi
berdasarkan status jalan yaitu
Jalan Nasional 85,520 km, Jalan
Propinsi 149,400 km, Jalan
Kabupaten 325,860 km.
Peningkatan kondisi jalan setiap
tahun dilakukan baik melalui
Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Pusat. Penyediaan
infrastruktur khususnya jalan
yang berkualitas selalu menjadi
fokus perhatian dalam setiap
pembangunan. Untuk Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi
semuanya sudah teraspal,
sedangkan Jalan Kabupaten
masih ditemui ruas jalan yang
belum teraspal. panjang Jalan
Kabupaten yang belum teraspal
141,15 km. Diakui bahwa
keterbatasan dana menjadi
kendala utama dalam upaya
pemeliharaan dan peningkatan
infrastruktur wilayah.

26
4.1.1. Perhubungan
Untuk memenuhi kebutuhan transportasi darat dalam
menunjang aktivitas dan mobilisasi suatu usaha jenis
angkutan darat yang tercatat sampai dengan tahun 2008
adalah kendaraan bermotor roda
roda-4 sebanyak 568 buah,
bermotor roda-33 sebanyak 95 Buah dan kendaraan roda-2
sebanyak 3.264
264 buah, yang sebagian besar digunakan
untuk keperluan angkutan penumpang. Dibidang prasarana angkutan darat, Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Sangihe telah pula membangun sejumlah terminal di beberpa
ibukota kecamatan yakni di kecamatan Tahuna Timur, Tahuna, Tahuna Barat dan
Tabukan Utara , Tamako.
Tamako

Ketergantungan akan transportasi laut sangat dirasakan bagi Kabupaten Kepulauan


Sangihe karena sebagai daerah kepula kepulauan; ketersediaan sarana dan prasarana
perhubungan laut sangat vital dan penting, akses antar pulau sangat berpengaruh bagi
semua aspek kehidupan masyarakat di daerah ini seperti ekonomi, pe
pendidikan, kesehatan;
Sehingga pengembangan transportasi laut seti setiap
ap tahun dijadikan program prioritas
pembangunan bagi daerah ini. Prasarana perhubungan laut yang telah dibangun sampai
saat ini terdiri dari pelabuhan 7 buah dan 27 buah dermaga mini/tambatan perahu.
Sedangkan sarana transportasi laut yang ada meliputi kapal motor 6 buah, perahu motor
1.115 buah
ah dan perahu tidak bermotor 3.792
3 buah.
Kegiatan tranportasi laut di saat ini masih
terbatas pada route regional propinsi Sulawesi
Utara. Pelayaran reguler baik dari Manado
dengan tujuan Tahuna ataupun sebaliknya
dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk route
pelayaran ke pulau
pulau-pulau perbatasan dilayani
oleh kapal-kapal
kapal perintis yang mengawali route
pelayarannya dari Bitung, terdapat dua kapal
perintis yang melayari route menuju pulau-pulau
pulau
perbatasan
tasan baik yang terdapat di Sangihe
maupun yang ada di Talaud. Kedua kapal ini
kadang bertemu di satu pelabuhan yang sama di pulau
pulau-pulau perbatasan dengan
tujuannya yang berbeda
Transportasi udara yang ada saat ini
berfungsi sebagai penghubung regional
antara Kabupaten Kepulauan Sangihe
dengan Kabupaten Kepulauan Talaud
dan ibukota Propinsi. Dengan panjang
landasan (run
run way)
way yang mencapai
1.200 m Bandar Udara Yudha Tindas,
Naha merupakan bandara satusatu-satunya
satunya yang ada di daerah ini. Jalur penerbangan
Manado-Naha-Melonguane
Melonguane PP setiap hari Senin.

27
4.2. Telekomunikasi dan Informasi
Sistem telekomunikasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe saat ini dapat dikatakan telah
hampir menjangkau keseluruhan wilayah, untuk jaringan telepon kabel dilayani oleh PT
TELKOM sebagai satusatu-satunya
satunya penyedia jasa untuk sistem telekomunikasi tersebut. Saat
ini terdapat 2 STO (Sentral
( Telepon Otomat)) yaitu di STO Tahuna dan STO Tabukan
Utara yang menjangkau
enjangkau 4 kecamatan yaitu Kecamatan Tabukan Utara, Tahuna
Tahuna, Tahuna
Timur, Tahuna Barat.
Barat
Sedangkan untuk telepon selular terdapat 2 (dua) operator
selular yang melayani wilayah Kabupaten Kepulauan
Sangihe, yaitu Telkomsel dan Satelindo dengan jangkauan
pada beberapa pusat-pusat
pusat kegiatan di seluruh wilayah
kabupaten.
upaten. Sampai dengan tahun 2008 Pelayanan telepon
seluler dapat menjangkau hampir semua wilayah Sangihe
Besar
esar dan sebagian wilayah pulau
pulau-pulau kecil (meliputi pulau
Nusa, Bukide, Buang dan sekitarnya).
Di bidang informasi, sampai saat ini keberadaan stasiun
pemancar televisi relai hanya 1 buah yang juga merupakan
milik pemerintah daerah (TV perbatasan). Akses es informasi
siaran televisi pada umumnya melalui penggunaan antena
parabola. Disamping itu juga, di daerah ini telah dibangun
pemancar radio milik pemerintah yaitu RRI Tahuna,
disamping sejumlah pemancar radio swasta.

4.3. Prasarana Air Bersih


Penyediaan air bersih bagi penduduk di Kabupaten Kepulauan Sangihe umumnya
bervariasi jika dilihat dari sumbernya, pemanfaatan sumber air masih belum merata
disetiap tempat, biasanya penduduk memanfaatkan air bersih dari sumur apabila di
tempat mereka tidak
tidak terdapat sumber air yang layak untuk di konsumsi atau untuk
penggunaan lainya. Pada pulau
pulau-pulau
pulau kecil yang tidak dapat mengandalkan sumur galian
maka penduduk memanfaatkan air hujan yang ditampung dalam wadah tertentu (PAH /
Penampungan Air Hujan).
Pengelolaan
elolaan pemanfaatan sumber air bersih di Kabupaten
Kepulauan Sangihe saat ini hanya terdapat Kota Tahuna
yang pelayanannya untuk kebutuhan penduduk di Kota
Tahuna. PDAM Kota Tahuna menggunakan 7 (tujuh)
mata air dan sumber air dari danau Mahena. Dari 8.257
Sambungan Langganan yang terdata, penggunaan air
minum di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagian besar
adalah untuk rumah tempat tinggal.

28
4.4. Kelistrikan
Tenaga listrik merupakan salah satu bentuk energi
final memegang peranan yang sangat penting untuk
mendorong berbagai aktivitas ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hingga
tahun 2008 kapasitas listrik yang ada di Kabupaten
Kepulauan Sangihe adalah sebagai berikut :

- Daya Terpasang : 11.078 KW atau 11 MW


- Daya Mampu Normal : 3.000 KW atau 3 MW
- Kebutuhan Beban Puncak : 4.500 KW atau 4,5 MW
- Mesin Pembangkit : 21 unit
- Tahun Pembuatan : 1979 - 2003
Jaringan
- Teg. Menengah 20 KV : 325,95 kms
- Teg. Rendah 220/380 V : 285,51 kms

Khusus dibeberapa wilayah pulau dan wilayah terpencil,


untuk kebutuhan tenaga listik dipasok melalui pembangkit
listrik tenaga surya tersebar dengan kapasitas 50 watt per
kepala keluarga serta dua unit PLTS Terpusat kapasitas
5 KW di Kecamatan Tatoareng.

29

You might also like