Professional Documents
Culture Documents
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel teh (Frestea
botol green tea no flavour, Frestea kotak green tea no flavor, Pokka botol green
tea, Pokka botol oolong tea, Pokka kaleng green tea, Pokka kaleng oolong tea, dan
Pokka kaleng white tea), pelarut TFA dan metanol, akuades, dan aluminium foil.
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah seperangkat HPLC, syringe 40[ ,
tabung eppendorf, pipet mikro dan tips.
Prosedur kerja pada praktikum analisis antioksidan dengan HPLC dilakukan
sebagai berikut.
1.? Pengenceran standar
Volume Volume
Konsentrasi
Sampel Akuabides
(mg/mL)
(mL) (mL)
1 0.5 1
0.8 1.2 0.3
0.4 0.75 0.75
0.2 0.75 0.75
0.1 0.75 0.75
0.05 0.75 0.75
Diambil sampel teh sebanyak 1.5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung vial
yang telah dibungkus aluminium foil.
Injector diputar ke posisi ³load´
Sampel diinjeksikan
Injector diputar ke posisi ³inject´
Ditunggu selama 10 menit lalu hasilnya akan terlihat di komputer dalam
bentuk kromatogram.
Waktu
Konsentrasi
Kelompok Sampel Retensi
(mg/mL)
(menit)
8 Pokka Kaleng White Tea 2.709 0.022
Secara umum hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar EGCG pada teh
kemasan kaleng lebih tinggi daripada teh kemasan botol. Pada Pokka kaleng
diperoleh kadar EGCG sebesar 0.021 mg/ml, sedangkan untuk kemasan
botolnya hanya 0.018 mg/ml. Demikian pula pada Pokka
kemasan
kaleng diperolah kadar EGCG sebesar 0.022 mg/ml, sedangkan pada kemasan
botol 0.019 mg/ml. Hasil ini juga tidak sesuai dengan literatur. Berdasarkan
literatur diketahui bahwa EGCG merupakan senyawa yang dapat menjadi tidak
stabil bila terkena panas atau paparan cahaya langsung (Istiadi 2009; [UNPAD]
2003). Teh kemasan botol tidak terpapar cahaya langsung karena seluruh
permukaan botol tertutup label yang tidak transparan. Teh kemasan kaleng juga
tidak terpapar cahaya langsung, tetapi bahan kaleng (logam) merupakan bahan
yang dapat menyerap panas. Dengan demikian seharusnya kadar EGCG pada teh
kemasan botol lebih tinggi daripada teh kemasan kaleng.
Berdasarkan percobaan kandungan EGCG pada Fres tea green botol dan
Fres tea green kotak sama, yaitu 0.030 mg/ml. Seharusnya ditemukan lebih
banyak EGCG pada Fres tea green kotak karena kemasannya tidak transparan dan
bahan kertas tidak menyerap panas. Sedangkan bahan botol plastik, meskipun
tidak menyerap panas, tetapi hanya separuh yang tertutup label sementara yang
lainnya tembus cahaya dan memungkinkan EGCG di dalamnya mengalami
oksidasi.
Di antara ketiga jenis kemasan (kaleng, botol, dan kotak) yang paling baik
adalah kemasan kotak. Hal ini disebabkan karena kotak tidak tembus cahaya dan
tidak menyerap panas (konduktivitas termalnya hanya 0.21 W/m.K). Sedangkan
kemasan botol adalah kemasan yang tembus cahaya dan memiliki konduktivitas
termal lebih tinggi daripada karton (0.24 W/m.K). Bahan kaleng juga tidak
tembus cahaya, tetapi bahan ini memiliki kemampuan menyerap panas yang jauh
lebih tinggi dibandingkan kedua bahan lainnya, yaitu sebesar 66.8 W/m.K,
sehingga dapat dikatakan bahan kaleng tidak baik digunakan untuk kemasan
karena akan merusak isinya.
Gambar 4 Perbandingan Jumlah EGCG pada Suasana Asam dan Basa (Zhou Q
2003).
Walaupun pada umumnya EGCG lebih stabil pada kondisi asam, tetapi
apabila terdapat ion-ion logam tertentu maka kestabilannya dapat menurun. Ion
yang paling cepat mengkatalis degradasi EGCG adalah Cu2+. Ion ini biasanya
secara tidak sengaja bercampur dengan sampel EGCG melalui jarum syringe atau
detektor HPLC. Salah satu cara untuk melindungi EGCG dari ion Cu2+ ini adalah
dengan menambahkan EDTA dan asam askorbat (Zhou Q 2003).
EGCG
merupakan salah satu dari empat jenis
senyawa bioaktif
yang terdapat dalam teh, khususnya teh hijau (Hartoyo
2008). Rumus kimia EGCG adalah C 22 H18O11, dan berat molekulnya 458.4.
Senyawa ini memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, yaitu sekitar 5mg/ml, dan
mudah rusak oleh paparan cahaya langsung atau suhu tinggi ([Zhejiang Yixin
Pharmaceutical] 2009). Struktur EGCG adalah sebagai berikut.
Selain detektor VWD dan RID yang digunakan pada praktikum ini,
terdapat beberapa jenis detektor lain seperti
i
dan
i
adalah detektor yang biasa digunakan pada analisis lipid dan fosfolipid. Hal-hal
yang harus diperhatikan jika menggunakan detektor jenis ini adalah temperatur
dan kompisisi fase geraknya konstan, karenanya
hanya
dapat digunakanuntuk pemisahan isokratik. Ketelitian detektor ini adalah 0.1
hingga 1µg.
i
merupakan jenis detektor yang
bersifat destruktif karena bekerja dengan cara memecah senyawa analit seperti
yang terjadi pada spektrometer massa. Prinsip kerjanya adalah menguapkan fase
gerak yang volatil dengan alat nebulasi dan menyisakan analitnya. Analit ini
kemudian dilewatkan pada sumber cahaya sehingga cahaya tersebut berpendar.
Derajat pemendaran cahay tersebut sebanding dengan massa analit.
i
sangat baik digunakan untuk analisis lipid dengan pelarut
organik atau pun pelarut nonorganik. Akan tetapi detektor ini tidak cocok
digunakan untuk asam, basa, dan garam nonorganik.
i
juga dapat digunakan untuk pemisahan gradien karena sifatnya yang
tidak sensitif terhadap komposisi pelarut.
Antioksidan lain yang terdapat pada teh hijau adalah vitamin C dan
vitamin E. Vitamin C bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas, pencegah
kanker dan penuaan. Selain itu vitamin C juga dapat mencegah terjadinya demam
yang diakibatkan oleh infeksi virus atau bakteri. Vitamin C juga penting sebagai
penyusun kolagen sehingga dapat memberi efek halus pada kulit. Vitamin C lebih
banyak terdapat pada teh hijau (250 mg/100g) daripada teh yang difermentasi
seperti teh hitam dan teh oolong. Hal ini disebabkan karena proses fermentasi
dapat melarutkan vitamin C. Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya jumlah
vitamin C dalam teh adalah tempat tanaman teh tersebut ditanam. Teh yang
ditanam di tempat teduh mengandung lebih sedikit vitamin C daripada teh yang
ditanam di tempat terbuka. Vitamin E dikenal juga dengan nama
Senyawa antioksidan ini berguna untuk menangkal radikal bebas, meningkatkan
kesuburan, menghambat penuaan, serta mencegah penyakit jantung, pembuluh
darah, dan kanker. Vitamin E banyak terdapat pada tanaman teh, terutama yang
tumbuh di tempat terbuka ([Green Tea Lovers] 2005).
Gambar 6 Struktur Vitamin E (kiri) dan Vitamin C (kanan) ([Green Tea Lovers]
2005).
Sala satu aplikasi HPLC adalah pada bidang ekologi kelautan. Teknik
HPLC digunakan untuk menganalisis konsentrasi pigmen klorofil dan karoten
dalam rangka menghitung kelimpahan jenis-jenis fitoplankton yang ada. Metode
ini khususnya diterapkan untuk menghitung banyaknya fitoplankton jenis
karena fitoplankton jenis ini sangat besar populasinya dan sulit
dihitung dengan metode konvensional. Jika jenis fitoplankton yang ingin
dianalisis adalah jenis yang tidak dapat berfotosintesis, maka marker klorofil dan
karoten dapat diganti dengan asam lemak, sterol, asam amino, dan senyawa-
senyawa hidrokarbon (Mackey 1996).
Teh merupakan minuman dari hasil olahan tanaman teh atau
i
i
i (Wilson dan Temple 2004). Ada berbagai jenis teh, yaitu
dan
Teh hijau adalah jenis teh yang banyak
dikonsumsi di daerah Asia, Afrika Utara, dan Timur Tengah (Heneberry 2006).
Jenis teh ini merupakan yang paling murni karena paling sedikit mengalami
pemrosesan dan tidak melalui proses oksidasi. Itulah sebabnya mengapa teh hijau
memiliki sifat antioksidan yang terbaik dibandingkan jenis teh lainnya (Cohan
2008; Heneberry 2006). Senyawa-senyawa yang terkandung dalam teh hijau
adalah kafein,
,
senyawa alkaloid, asam galat,
,
dan asam fenolat. Banyaknya kafein dalam teh hijau kira-kira 3-6%. Senyawa
terbanyak pada teh hijau adalah EGCG, jumlahnya mencapai 25-40%
dari total senyawa
yang ada.
Teh oolong merupakan teh yang khas dari Cina, Taiwan, dan sekitarnya.
Jika dibandingkan dengan teh hijau, kandungan senyawa polifenol pada teh
oolong lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena teh oolong merupakan hasil
fermentasi sebagian dari daun teh yang telah dilayukan. Pada proses
pembuatannya, teh oolong seringkali dicampur dengan bunga dan tanaman herba
untuk menguatkan rasa dan aromanya. Pada teh oolong terkandung berbagai
senyawa, yaitu monomer
dan kafein (Heneberry
2006; Wilson dan Temple 2004).
Teh hitam merupakan jenih teh yang paling populer, produksi teh ini
mencapai 80% dari total produksi teh di seluruh dunia. Lain halnya dengan teh
oolong yang difermentasi sebagian, teh hitam difermentasi secara keseluruhan.
Karena itu, jumlah senyawa polifenol pada teh hitam paling sedikit dibandingkan
teh oolong dan teh hijau. Selain
teh hitam juga mengandung senyawa
dan kafein. Banyaknya kafein dalam teh hitam adalah 2-
4%, sedikit lebih kecil daripada kafein dalam teh hijau (Heneberry 2006; Wilson
dan Temple 2004).
Teh hijau dapat membantu menurunkan berat badan. Senyawa EGCG pada
teh hijau dapat membantu meningkatkan metabolisme, membakar lemak, dan
mengurangi penyimpanan lemak dalam tubuh ([Amazing Green Tea] 2008).
Senyawa lain yang juga berperan adalah
dan kafein. Ketiga
senyawa ini secara bersama-sama menurunkan konsentrasi trigliserida dan asam
lemak bebas di dalam darah (Zheng 2004). Selain itu senyawa dalam teh
hijau juga dapat mengaktifkan hormon leptin, suatu hormon pengontrol nafsu
makan yang menyebabkan perasaan kenyang (Cohan 2008).
c
Dari hasil analisis EGCG pada berbagai macam sampel teh diperoleh hasil
sebagai berikut. Teh yang memiliki kandungan EGCG terbanyak adalah teh putih
dan teh oolong, yaitusebesar 0.022 mg/ml. Sedangkan jenis kemasan yang paling
baik untuk mempertahankan kestabilan EGCG adalah kaleng. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan literatur. Seharusnya teh yang memiliki kandungan EGCG tertinggi
adalah teh putih dan kemasan yang paling baik untuk mempertahankan kestabilan
EGCG adalah kemasan kotak.
c
4.? Jenis HPLC apa yang digunakan untuk EGCG dan mengapa menggunakan
jenis itu?
Jenis HPLC yang digunakan untuk analisis EGCG adalah HPLC fase
balik. Pada HPLC fase balik digunakan fase gerak yang bersifat polar
sehingga cocok untuk melarutkan senyawa EGCG.
c
Cohan P. 2008. m ! " # . New Jersey: John Wiley &
Sons.
Lee KJ, Lee SH. 2008. Extraction behavior of caffeine and EGCG from green and
black tea m ' %
(
(
13:646-649.
Linde. 2008. High performance liquid chromatography (HPLC) [terhubung
berkala].
http://hiq.lindegas.com/international/web/lg/spg/like35lgspg.nsf/docbyalia
s/anal_hplc [19 Mei 2010].
Litwack G. 2001. )
i i. California: Academic Press.
Shibamoto T. 1994.
i
iNew York: Marcel Dekker.
Zheng G . 2004. Anti-obesity effects of three major components of green tea,
catechins, caffeine and theanine, in mice. ,)
18:55-62.
[ZYPC] Zhejiang Yixin Pharmaceutical. 2005. Epigallocatechin gallate (EGCG)
[terhubung berkala]. http://www.herbs-tech.com/product/egcg.asp [20 Mei
2010].
Zhou Q 2003. Investigating the stability of EGCG in aqueous m edia.
$ (
%i20:83-86.
c
c
cc
High performance liquid chromatography is basically a highly improved form of column
chromatography. Instead of a solvent being allowed to drip through a column under gravity, it
is forced through under high pressures of up to 400 atmospheres. That makes it much faster.
Normal phase HPLC
The column is filled with tiny silica particles, and the solvent is non-polar - hexane, for
example. A typical column has an internal diameter of 4.6 mm (and may be less than that), and
a length of 150 to 250 mm.
Polar compounds in the mixture being passed through the column will stick longer to the polar
silica than non-polar compounds will. The non-polar ones will therefore pass more quickly
through the column.
Reversed phase HPLC
In this case, the column size is the same, but the silica is modified to make it non-polar by
attaching long hydrocarbon chains to its surface - typically with either 8 or 18 carbon atoms in
them. A polar solvent is used - for example, a mixture of water and an alcohol such as
methanol.
Non-polar compounds in the mixture will tend to form attractions with the hydrocarbon groups
because of van der Waals dispersion forces. They will also be less soluble in the solvent
Retention time
The time taken for a particular compound to travel through the column to the detector is known
as its retention time. This time is measured from the time at which the sample is injected to the
point at which the display shows a maximum peak height for that compound.
http://www.chemguide.co.uk/analysis/chromatography/hplc.html
Thus, itself is oxidized and easily decomposed by reacting sensitively with external
environment such as air, oxygen, heat, light etc. The oxidation reaction of EGCG may
generally be carried out by reaction with an oxidant. As a result of the reaction, a
phenol group of EGCG decomposes and converts into ketone group, thus a phenyl ring
of the EGCG is cutted.
Kim C H, Kim K H, Yoon H N. 2005. Composition For Stabilizing
Epigallocatechin Gallate (Egcg) In Water Phase And Preparation Method
Thereof [terhubung berkala].
http://www.sumobrain.com/patents/wipo/Composition -stabilizing-
epigallocatechin-gallate-egcg/WO2005087224.html [12 Mei 2010].
Litwack G. 2001. Vitamins and Hormones. Academic Press : California.
White Tea Selain itu, kita juga mengenal white tea (teh putih), teh yang paling sedikit
melalui proses dan white tea memiliki tingkat antioxidan tertinggi, sehingga membuat
white tea dikenal sebagai minuman kesehatan paling unggul. Teh putih ini mengandung
antioxsidan 3 kali lebih banyak dari teh hijau. Selain itu, teh putih mengandung caffein
lebih sedikit dari teh hijau, yaitu sekitar 15 mg perporsi dibanding 20 mg caffein per
porsi teh hijau.
!"#$%$&'(' )!"
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/01/15/95240/White-Tea-
Mengandung-Antioksidan-Tinggi#%#$%$!"
*+' ,&
Komponen bioaktif utama dalam teh yang berperan dalam memberikan efek
fisiologis disebut katekin. Katekin ini terdiri dari 4 jenis yaitu epicatechin (EC),
epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate (ECG) dan epigallocatechin gallate
(EGCG). Komponen katekin ini lebih banyak terdapat dalam teh hijau
dibandingkan teh hitam. Dalam teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi
menjadi teaflavin dan tearubigin.
(- (,
Studi epidemiologi yang terbaru pada manusia dan studi pada hewan percobaan
menunjukkan bahwa minum teh dapat melindungi otak yang berkaitan dengan
proses penuaan. Komponen teh terutama EGCG dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit demensia, Alzheimer dan Parkinson. Mekanismenya diduga
berkaitan dengan kemampuan EGCG untuk mengikat Fe, menangkap radikal
bebas dan sifat anti-inflamasi.
Meningkatkan imunitas tubuh
Teh bisa membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh karena teh
mempunyai sifat:
O? Antioksidan (mencegah penyakit kronik karena serangan radikal bebas)
O? Anti virus (misal virus influenza)
O? Anti bakteri (misal bakteri penyebab diare atau penyebab infeksi lainnya)
O? Meningkatkan kerja sel imun dalam tubuh (imunomodulator)
Hartoyo A.2008. enjelajahi Khasiat Teh &'( ' )!
http://www.kulinologi.biz/preview.php?view&id=209 [13 Mei 2010]
c
0
c,*0
Stability of green tea catechins in commercial tea leaves during storage for 6 months.
'-
total catechin levels as a function of storage time indicate a progressive decrease
in the content in the total levels, most of which is due to losses in the most
abundant catechins, EGCG and ECG.
Connie juga menyarankan jika para konsumen mulai memillih makan kemasan
tak tembus pandang untuk melindungi antioksidan, vitamin dan minal dari
kemungkinan terpapar matahari. Hal itu berkaitan dengan tulisan para peneliti
Italia yang secara khusus menyatakan jika minyak zaitun ektra-virgin seharusnya
disimpan dalam botol gelas kecil di tempat gelap dalam temperatur ruang berkisar
20 hingga 25 derajat Celsius.
|
Kemasan tahan cahaya yaitu kemasan yang tidak dapat dimasuki
cahaya (tidak transparan) : logam, kertas, kaca
UNPAD.2003 #8!8$,8 ',89%8"88! :, (,:8!2 #8!8$#!
c+:9'%,
((8%,% '#8%8! c+:9' ; c8 '82,!2 [terhubung berkala]
http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/uploads/publikasi_dosen/PKM13%20paper-diklat-packaging-
Diklat%20KUKM.pdf [15 Mei 2010]
EGCG has been found to decrease the risk of developing atherosclerosis. It has
strong anti-inflammatory properties and thereby decreases arterial inflammation
which decreases the chances of sticky build up on the artery walls.
This could also lower blood pressure as it eases the heart¶s task of pumping blood
through less inflamed arteries.
In addition, if you have high cholesterol, EGCG has been shown in Japanese
studies to lower LDL (bad cholesterol) and raise HDL (good cholesterol).
)& £,- 1#0
3(&--
Obesity has risen to epidemic proportions in many Western countries. EGCG may
help you lose weight via three main mechanisms:
!? Higher Metabolism.
If you have type I or type II diabetes, you should know that EGCG can help in
many areas.
c
è
c
! "#$
%!
5 (-67*( %
EGCg itself induced chromosomal damage at 100 µmol/L. This damage was due to the
production of H2O2 by EGCg. In contrast, EGCg at < 10 µmol/L did not induce
chromosomal damage and did not produce H2O2. In addition, EGCg at < 10 µmol/L dose-
dependently prevented chromosomal damage induced by H2O2,
£)(),,-0
Many studies indicate EGCG plays a role, which protects aganist free-radical DNA
damage, protects damage DNA. As a free radicals scavenger, EGCG combats the effects
of pollution, sunlight and smoking, helps skin from wrinkling and aging.
83 Disusun oleh:
Linda Tjhin, Shintawati Tjayadi
?
Teh putih mulai dikenal di Cina pada masa pemerintahan dinasti Song (960-1279). Teh ini
merupakan teh pilihan dan hanya disajikan untuk keluarga kekaisaran Cina.
Teh putih dibuat dari pucuk daun yang belum mekar serta diolah secara khusus. Hal ini yang
menyebabkan teh putih memiliki kelimpahan theanine, gallic acid, dan polifenol teh yang tidak
kita temukan pada jenis teh maupun tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelimpahan theanin, gallic acid
dan polifenol teh ini merupakan faktor kunci peranan istimewa teh putih bagi kesehatan kita.
Tjhin L, Tjayadi S. 2002 , i
i
i =
.
[terhubung berkala].
http://www.850goavanza.com/gorgeous/Informasi%20Teknis%20Gorgeous
%20Amazing%20White%20Tea.pdf [13 Mei 2010].
6(9%(#
Lee KJ,Lee SH.2008. Extraction behavior of caffeine and EGCG from green and
black tea m ' %
(
(
60&15115<.
Anti-obesity effects of three major components of green tea, catechins, caffeine and
theanine, in mice.
'-
To elucidate the anti-obesity effects of three major components of green tea,
catechins, caffeine and theanine, female significantly reduced by the diets
containing green tea, caffeine, theanine, caffeine + catechins, caffeine + theanine
and caffeine + catechins + theanine. Noticeably, the IPAT weight decreased by
76.8% in the caffeine + catechins compared to the control group. Serum
concentrations of triglycerides (TG) and non-esterified fatty acids (NEFA) were
decreased by green tea, catechins and theanine. Moreover, caffeine + catechins,
caffeine + theanine and caffeine + catechins + theanine also decreased NEFA in
the serum. The TG level in the liver was significantly reduced by catechins and
catechins + theanine in comparison with the control. These results indicated that
at least caffeine and theanine were responsible for the suppressive effect of green
tea powder (GTP) on body weight increase and fat accumulation. Moreover, it
was shown that catechins and caffeine were synergistic in anti-obesity activities.
<*
+ -(<*.=*(>%$$(/
1. Guava 270
#" & #4$
<* +&)
(&c,*?&*(+&5.c/
a variety of industrial and scientific applications, such as pharmaceutical,
environmental, forensics, and chemicals.
-*0
Main components in an HPLC system include the solvent reservoir, or multiple
reservoirs, a high-pressure pump, a column, injector system and the detector.
lit aplikasi:
Mackey MD 1996. CHEMTAX- a program for estimating class
abundances from chemical markers: application
to HPLC measurements of phytoplankton. # c
% 144:265-
283.