Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
[1]
III. TUJUAN PEMBAHASAN
[2]
BAB II
PEMBAHASAN
1. Makna Bimbingan
1
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
2009, Rajawali Pers : Jakarta. Hal. 15-16
2
Tohirin, Ibid, Hal. 16
[3]
Sedangkan secara terminologis, pengertian bimbingan menurut para
ahli diantaranya:
3
Tohirin, Ibid, Hal. 16-17
4
Tohirin, Ibid, Hal. 20
[4]
2. Makna Konseling
5
Tohirin, Ibid, Hal. 23-25
[5]
sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan
mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.”
a) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
6
Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK, Depdiknas, Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, 2008, Jakarta. Hal. 10
[6]
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana
terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada
satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang dicapainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
Prinsip-prinsip BK
7
Direktorat …, ibid, Hal. 10
[7]
pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental
dan fisik individu.
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang
akan menentukan hasil bimbingan
[8]
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
Asas-asas BK
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan
12. Asas Tut Wuri Handayani
[9]
d. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang lebih
objektif tentang dirinya
9
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
2009, Rajawali Pers : Jakarta. Hal. 36-37
10
Tohirin, Ibid, Hal. 37-38
[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
[11]
Daftar Pustaka
[12]