You are on page 1of 7

KONSEP-KONSEP AUDIT SAMPLING

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus
persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan
untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang
membentuk saldo akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor mungkin
hanya memeriksa beberapa transaksi dari suatu saldo akun atau kelompok untuk:
(a)memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau; (b)memperjelas
pemahaman atas pengendalian intern entitas. Jika alasannya seperti itu, panduan
dalam Seksi ini tidak berlaku.Seksi ini memberikan panduan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian sampel audit.

Auditor seringkali mengetahui mana saldo-saldo akun dan transaksi yang


mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan pengetahuan
ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit. Auditor
biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atau
transaksi lainnya yang, menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi
tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.

Penilaian kompetensi bukti audit semata-mata merupakan pertimbangan audit dan


bukan ditentukan oleh desain dan penilaian atas sampel audit. Dalam pengertian
khusus, penilaian sampel hanya berhubungan dengan kemungkinan bahwa
keberadaan salah saji moneter atau penyimpangan dari pengendalian yang
ditetapkan adalah dimasukkan dalam sampel secara proporsional, bukan pada
perlakuan auditor atas hal-hal tersebut. Sehingga, pemilihan metode sampling
nonstatistik atau statistik tidak secara langsung mempengaruhi keputusan auditor
atas prosedur audit yang akan diterapkan, kompetensi bukti audit yang diperoleh
yang berkaitan dengan unsur individual dalam sampel, atau tindakan yang
mungkin akan dilakukan sehubungan dengan sifat dan penyebab salah saji
tertentu.

Standar audit mendefinisikan sampling audit (audit sampling) sebagai penerapan


prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsure dalam suatu saldo akun

1
atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakterisrik saldo
akun atau kelompok transaksi tersebut (SA seksi 350.01). Fakta bahwa audit
menggunakan sampling juga diberitahukan kepada pengguna laporan keuangan
dengan kalimat “suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian” yang
terdapat pada paragraf ruang lingkup laporan audit.

Resiko Sampling

Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa sampel yang telah diambil tidak
mewakili populasi, sehingga sebagai akibatnya, atas dasar sampel tersebut auditor
menarik kesimpulan yang salah atas atas saldo akun atau kelompok transaksi.
Karena risiko sampling, auditor menghadapi kemungkinan bahwa sampling dapat
mengakibatkan salah-satu dari kekeliruan keputusan tersebut : (1) memutuskan
bahwa populasi yang diuji tidak dapat diterima, padahal sebenarnya dapat, dan (2)
memutuskan bahwa populasi yang diuji dapat diterima, padahal sebenarnya tidak
dapat. Dalam istilah statistic, kekeliruan ini dikenal tipe I dan tipe II. Secara
formal, kekeliruan tipe I dan II dapat didefiniskan sebagai berikut :

Risiko keliru menolak (Risk of Incorrect rejection) tipe I.

Pada pengujian pengendalian internal, merupakan resiko mengambil kesimpulan,


berdasarkan hasil sampel, bahwa pengendalian tidak berjalan secara efektif,
padahal pada kenyataannya pengendalian berjalan dengan efektif. Saat auditor
mengevaluasi tingkat keandalan pengendalian dalam konteks audit laporan
keuangan, risiko ini dikenal sebagai risiko ketergantungan yang rendah ( risk of
underreliance) atau risiko penentuan tingat resiko pengendalian yang terlalu tinggi
(risk of assessing control risk too high).

Risiko Keliru menerima (Risk of incorrect acceptance) tipe II.

Dalam pengujian pengendalian, merupakan risiko mengambil kesimpulan,


berdasarkan hasil sampel, bahwa pengendalian beroperasi secara efektif, padahal
kenyataannya tidak efektif. Jika auditor mengevaluasi tingkat keandalan
pengendalian dalam konteks audit laporan keuangan, risiko ini dikenal sebagai
risiko ketergantungan yang berlebih ( risk of overreliance) atau risiko penentuan

2
tingkat resiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too
low).

Sampling audit juga menyangkut risiko nonsampling. Risiko nonsampling adalah


risiko kekeliruan auditor dan timbul dari kemungkinan auditor mengambil sampel
dari populasi yang salah untuk pengujian asersi, tidak dapat menemukan salah-saji
material pada saat penerapan prosedur audit, salah menerjemahkan hasil audit.
Jika dengan sampling statistic, auditor dapat mengkuantifikasi dan mengendalikan
resiko sampling, tidak ada metode sampling yang dapat digunakan auditor untuk
mengukur risiko sampling, tidak ada metode sampling yang dapat digunakan
auditor untuk mengukur risiko nonsampling. Ketidakpastian yang berkaitan
dengan risiko nonsampling ini dapat dikendalikan dengan pelatihan yang cukup,
perencanaan yang memadai dan supervise yang efektif.

Faktor Penting dalam Menentukan Ukuran Sampel

1. Tingkat keyakinan

Anda dapat menetapkan tingkat resiko sampling yang dapat diterima


dengan mempertimbangkan jumlah keyakinan yang akan ditempatkan
dalam pengujian dan konsekuensi dari kekeliruan. Sebagai contoh, auditor
menetapkan risiko sampling untuk suatu penerapan sampling tertentu
sebesar 5%, yang menimbulkan tingkat keyakinan 95 %. Tingkat
keyakinan dan resiko sampling berhubungan dengan ukuran sampel:
semakin tinggi tingkat keyakinan dan semakin rendah risiko sampling.

2. Kekeliruan yang dapat diterima dan diperkirakan

Bila tingkat keyakinan yang diinginkan telah ditetapkan, ukuran sampel


yang memadai ditentukan terutama oleh seberapa besar kekeliruan yang
dapat diterima melebihi kekeliruan yang diperkirakan. Semakin kecil
perbedaan antara kedua variable tersebut, semakin tepat seharusnya hasil
sampling, dan oleh karena itu semakin besar ukuran sample yang
diperlukan.

3
Tujuan : Membedakan sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo dan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi

4
Sebagian besar konsep sampling untuk pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaki dapat juga diterapkan bagi sampling pengujian atas rincian
saldo.

Dalam kedua kasus auditor ingin membuat kesimpulan mengenai populasi secara
keseluruhan berdasarkan sampel. Karena pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo. Untuk mengatasi resiko
sampling, auditor dapat menggunakan metode non statistik atau statistik atas
ketifa jenis pengujian tersebut. Perbedaan utama antara pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo terletak pada
apa yang ingin diukur oleh auditor.

JENIS PENGENDALIAN YANG DIUKUR

1. Pengujian pengendalian
2. Pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo 1. Keefektifan operasi pengendalian internal
3. Keefektifan pengendalian
4. Kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntasi
5. Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung salah saji material.

Auditor Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Atas Transaksi

- Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian polulasi cukup rendah


- Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya
mengurangi pengujian atas rincian saldo
- Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah
beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan

Ada tiga jenis utama metode sampling yang digunakan untuk menghitung salah
satu saldo akun: (1)Sampling nonstatistik; (2)Sampling unit moneter dan sampling
variabel.

5
SAMPEL YANG REPRESENTATIF

Sampel yang representatif merupakan salah satu karakteristik dalam pemilihan


sampel audit yang memiliki kesamaan dengan populasi. Artinya bahwa hal yang
ada pada sampel juga ada pada yang tidak termasuk sebagai contoh. Auditor dapat
meningkatkan kemungkinan sampel menjadi representative dengan
memperhatikan desain, pemilihan, dan evaluasinya. Dua hal yang dapat
mengakibatkan sampel tidak representative : kesalahan nonsampel, dan kesalahan
sampel. Resiko munculnya adalah istilah resiko nonsampel dan resiko sampel.
Kedua-duanya ini dapat diawasi. Resiko nonsampel adalah resiko dimana tes
audit tidak menemukan adanya sampel yang diabaikan. Kehati-hatian dalam
mendesain prosedur audit, memberikan intruksi yang tepat, mengawasi, dan
meninjau ulang adlah cara untuk pengawasan pada resiko nonsampling. Resiko
sampling adalah resiko dimana auditor menarik kesimpulan yang salah karena
sampel tidak representatif. Ada dua cara untuk pengawasan resiko sampel dan
dengan menggunakan metode pemilihan sesuai dengan materi populasi.

SAMPEL STATISTIK VERSUS NONSTATISTIK DAN PENARIKAN


SAMPEL PROBABILISTIK VERSUS NONPROBABILISTIK

Metode smpel audit dapat dibagi menjadi dua kategori : sampel statistic dan
nonstatistik. Kategori ini mempunyai perbedaan dan persamaan. Keduanya
mempunyai kesamaan dalam tiga langkah berikut : (1) merencanakan sampel, (2)
memilih sampel dan melaksanakan tes, (3) mengevaluasi hasilnya. Tujuan
perencanaan sampel akan meyakinkan kita bahwa tes audit dilakukan dengan cara
yang benar dengan resiko sampel yang diinginkan dan memperkecil kemungkinan
kesalahan nonsampel.

Sampel statistic berbeda dengan sampel non statistic dalam mengaplikasikan


aturan matematis, berkaitan dengan penghitungan (ukuran) dari resiko sampel
dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan mengevaluasi hasil (langkah 3).
Dalam sampel nonstatistik, auditor tidak mengukur resiko sampel. Sebagai
gantinya, sampel yang dipilih auditor akan memberikan informasi bermanfaat
untuk pemilihan keadaan tertentu. Pemilihan sampel probabilistic adalah metode

6
pemilihan sampel dimana jumlah populasi setiap item diketahui probabilitas yang
disertakan dalam sampelnya dan sampel dipilih secara acak. Pemilihan sampel
nonprobabilistik adalah metode pemilihan sampel yang dimana auditor lebih
menggunakan pertimbangan professional dibandingkan dengan metode
probabilistic dalam memilih sampel. Metode Nonprobabilistik meliputi yang
berikut :

1. Pemilihan sampel langsung


2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampel sembarang

Metode pemilihan sampel Probabilistik meliputi yang berikut :

1. Pemilihan sampel acak sederhana


2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilistic proposional
4. Pemilihan sampel stratifikasi

You might also like