You are on page 1of 12

Melengkapi Paragraf Analogi

dengan Simpulan
SKL 18
A. Pengertian Paragraf Analogi
Merupakan perbandingan dua hal yang berbeda,
tetapi masih memperlihatkan kesamaan segi
atau fungsi dari kedua hal yang dibandingkan.
Dua hal yang dibandingkan tersebut berbeda,
tetapi memiliki banyak persamaan. Berdasarkan
banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu
kesimpulan.
B. Ciri-ciri Paragraf Analogi
Umumnya paragraf analogi membandingkan
dua hal yang banyak persamaannya dan
memiliki dua perbandingan sifat.
C. Perbedaan Paragraf Generalisasi,
Analogi, dan Sebab-Akibat
Paragraf generalisasi merupakan pola pengembangan sebuah
paragraf yang dibentuk melalui penarikan sebuah gagasan atau
simpulan umum berdasarkan perihal atau kejadian.

Paragraf analogi merupakan penalaran induktif dengan


membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.

Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai


dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan
sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
D. Contoh
Contoh I :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang
luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran,
dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan
dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu
kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan
manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia
akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Contoh II :

Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan


mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja
rintangan seperti jalan yang licin yang membuat
seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar
dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu
pula bila menuntut ilmu, seseorang akan
mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi,
kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya.
Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut
ilmu sama halnya dengan mendaki gunung yaitu
banyak rintangan untuk mencapai puncaknya.
E. Soal
Soal I :
Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua
bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru
itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat
disamakan dengan percabangan sebatang pohon.
Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan
cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini
kemudian mengeluarkan ranting-ranting yang baru.
Demikian seterusnya. Begitu pula percabangan
pada bahasa. (UAN 2003)
Paragraf diatas menggunakan pola pengembangan..
a) Sebab-sebab
b) Akibat-sebab
c) Generalisasi
d) Analogi
e) Proses
F. Pembahasan
Soal I :
Isi paragraf membandingkan percabangan bahasa
proto dengan percabangan sebatang pohon.
Pembandingan dua hal yang tingkatannya berbeda
disebut analogi.

Jawaban: D
Soal II :
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur
seperti halnya mesin.
Kalimat di atas lazim digunakan untuk mengawali
sebuah paragraf penalaran...
a) Analogi
b) Generalisasi
c) Kausalitas
d) Silogisme
e) entimen
Soal II :

Alam semesta berjalan dengan sangat teratur


seperti halnya mesin.
Kalimat tersebut mengandung hubungan
perbandingan persamaan, antara alam semesta
dan mesin. Hubungan seperti ini termasuk
penalaran analogi.

Jawaban: A
Soal III :

Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak mudah
digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun yang ingin merusak dan
menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja, karena kekuatan yang dimilikinya
berbeda dengan tiangyang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah. Tiang
yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan
keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan
yang kuat tidak akan mudahdigoyahkan oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang
akan merusak keimanannya.
Kalimat kesimpulan yang tepat untuk mengakhiri paragraf analogi tersebut adalah ...
a. Dapat dikatakan bahwa tiang yang kokoh diumpamakan dengan keteguhan iman
seseorang.
b. Dengan demikian, keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan
tiang yang berkualitas baik.
c. Jadi, lemah dan kuatnya keimanan seseorang dapat diuji dengan godaan dan cobaan
yang menghampirinya.
d. Jadi, keimanan seseorang tergantung pada kualitas dan mutu tiang yang
dibangunnya sendiri.
e. Oleh sebab itu, disimpulkan bahwa iman yang dimiliki seseorang sama dengan
sebuah tiang

You might also like