You are on page 1of 3

Kespesifikan Enzim

Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap substrat
yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat
bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat
stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.

Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan
pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim
seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk
reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1
kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat
ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan ribosom.

Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni
bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan
substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.
mekanisme kerja enzim

MEKANISME KERJA ENZIM


Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu dengan yang lain. Jika suatu molekul
substrat menumbuk molekul enzim yang tepat, substrat akan menempel pada enzim.
Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut dengan sisi aktif. Kemudian
terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
Banyak enzim yang dapat bekerja bolak-balik (reversible). Enzim dapat mengubah
substrat menjadi hasil akhir dan juga dapat mengubah hasil akhir menjadi substrat jika
lingkungannya berubah. Misalnya, enzim lipase dapat berfungsi katalisator dalam
perubahan lemak menjadi asam lemak dan glilserol. Enzim lipase juga dapat mengubah
kembali asam lemak dan gliserol menjadi lemak (lipid).
Enzim juga bekerja secara spesifik, artinya enzim mempunyai fungsi yang khusus. Jika
enzim berbeda maka hasilnya akan berbeda pula. Misalnya, pemecahan rafinosa (suatu
trisakarida). Jika dilakukan oleh enzim sukrase rafinosa akan terurai menjadi melibiosa
dan fruktosa, sedangkan jika dilakukan dengan oleh enzim emulsion rafinosa akan terurai
menjadi sukrosa dan galaktosa.
Ada dua teori mengenai mekanisme kerja enzim, yaitu lock and key theory dan induced
fit theory.

1) Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci)


Teori ini dikemukakan oleh Fischer (1988). Menurutnya, enzim diumpamakan sebagai
gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat yang
disebut dengan sisi aktif, sedangkan substrat sebagai kunci karena dapat berikatan secara
pas dengan sisi aktif enzim.
Substrat dapat berikatan dengan enzim jika sesuai dengan sisi aktif enzim. Sisi aktif
enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja, hal itu
menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang
yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi
enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk
berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas,
bentuk sisi aktif akan berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.

2) Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi)


Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland. Menurutnya, sisi aktif enzim bersifat
fleksibel. Akibatnya, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk
substrat. Teori ini sesuai dengan mekanisme kerja enzim yangt sesungguhnya.
Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat
terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan stuktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat memasuki sisi aktif
enzim, maka enzim akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga
mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit).
Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim yang selanjutnya substrat diubah
menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula
dan siap untuk mengikat substrat baru.
Diposkan oleh vhavha di 17.04
Sumber http://vha2rhe2.blogspot.com/2009/11/mekanisme-kerja-enzim.html

You might also like