Professional Documents
Culture Documents
Zat yang berpengaruh penting dalam kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri,
begitu juga vitamin C, vitamin E dan Selenium, dimana peran antara satu dengan yang
lainnya saling mendukung yaitu sebagai antioksidan alami (Muchtadi dan Sogiyono,
1992).
Menurut Sugiarto, dkk (1986), kunyit menganudng antioksidan alami yang dapat
menjaga dan memelihara membrane sel dari kerusakan. Sifat kunyit tersebut
memungkinkan membrane sel mikroba menjadi lebih aktif baik dalam mencerna bahan
pakan meupun dalam perkembangan sel mikroba tersebut. Selain itu, keaktifan fisiologis
yang terdapat dalam kunyit yang terdiri dari kelompok kurkuminoid berpengaruh pada
metabolisme yang akan mempengaruhi sel-sel hidup (Purseglove, 1981)
Pakan teroksidasi yang dikonsumsi oleh ternak akan menurunkan aktivitas sel
mikroba rumen, kerusakan yang timbul akibat peroksida lipida menyebabkan semua
fungsi membrane sel menjadi tidak aktif (Sulistyo, 1998). Peroksida lipida pakan ini
diakibatkan adanya serangan radikal bebas diproduksi secara terus menerus dalam system
biologi yang mempu bereaksi dengan berbagai macam penyusun sel (Sulistyo, 1998).
Untuk mencegah atau memperlambat laju kecepatan oksidasi diperlukan senyawa yang
dapat menangkap radikal bebas yaitu kunyit.
Pada dinding rumen terjadi difusi oksigan ke dalam rumen (Czerkawski, 1986).
Menurut Salim (1999), bahwa antioksidan dapat menghentikan proses oksidasi dengan
bereaksi dengan radikal bebas mengikat ion logam, dan juga sebagai penangkap oksigen.
Penangkapan oksigen pada keadaan demikian menyebabkan kondisi rumen yang lebig
anaerob sehingga sesuai bagi perkembangan bakteri rumen.
Selain kunyit dapat meningkatkan populasi bakteri karena terjaga intehritas
selnya, kunyit juga mempunyai kemampuan untuk menekan jumlah protozoa. Hal ini
disebabkan oleh kandungan kimia kunyit yaitu kurkumin yang memiliki gugus hidroksi
fenolat dan munyak atsiri yang mengandung tumeron dapat mencegah terbentuknya
dinding sel protozoa (Tortoa, dkk., 1991). Selain itu juga kunyit memiliki kandungan pati
yang cukup tinggi, dimana protozoa yang terlalu banyak menyimpan pati dalam bentuk
amylopektin akan menyebabkan dinding sel protozoa lysis(Soetanto, 1987). Penurunan
protozoa ini berdampak positif bagi perkembangan populasi bekteri karena mengurangi
sifat kompetisi protozoa dalam mencerna bahan pakan dan mengurangi sifat pemangsaan
bakteri oleh protozoa.
Antioksidan yang terkandung dalam kunyit mempunyai peran penting dalam
menghambat terjadinya ketengikan oksidatif dalam ransum, untuk mencegah asam lemak
tak jenuh dan vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak dari pengrusakan-pengrusakan
yang disebabkan oleh peroksida lipida (Salim, 1999). Penurunan protozoa ini disebabkan
karena protozoa tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang memilii aktivitas lipotilik
yang kuat, sehingga dengan cepat dapat menguraikan lemak yang menyelimbutinya,
sedangkan protozoa tidak memiliki aktivitas sebaik bakteri (Byers dan Schelling, 1988
yang kaan disitir oleh Erwanto, dkk., 1995). Selanjutnya dikatakan bahwa apabila dalam
rumen yang banyak asam lemak, maka protozoa sulit bertahan hidup sehingga
populasinya berkurang.