You are on page 1of 2

2.1.3.

Kunyit Sebagai Antioksidan Alami

Pada pakan yang mengandung lemak, antioksidan ditambahkan untuk mencegah


terjadinya reaksi oksidasi yang dapat menyebabkan penurunan mutu dan pembentukan
citarasa serta warna yang tidak dikehendaki. Antioksidan dapat menghentikan proses
oksidasi dengan bereaksi dengan radikal bebas mengikat ion logam, dan juga sebagai
penangkap oksigen (Salim, 1999).
Antioksidan yang terkandung dalam kunyit mempunyai peran penting dalam
menghambat terjadinyaketengikan oksidatif dalam ransom, untuk mencegah asam lemak
tak jenuh dan vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak dari pengrusakan-pengrusakan
yang disebabkan oleh peroksida lipida. Peroksida berpotensi untuk memproduksi ion
radikal bebas yang dapat merusak membrane sel, karena komponen terpenting membrane
sel mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang sangat rentan terhadap serangan
radikal bebas (Salim, 1999).
Radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif didefinisikan sebagai suatu atom atau
molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih electron yang tidak berpasangan.
Contohnya, Superoksida (O2-), Hidroksil (OH-), dan Nitrioksida (NO-). Karena electron
radikal bebas tidak berpasangan, sifat ini mempunyai kecenderungan untuk bereaksi
dengan molekul sel dengan menarik electron dari molekul tersebut, sehingga terbentuk
radikal bebas baru yang lebih reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan atau kematian
sel. Derajat kekuatan tiap radikal bebas berbeda, senyawa yang paling berbahaya adalah
hidroksil (OH-) karena memiliki reaktivitas tinggi (Salim, 1999).
Sistem antioksidan dapat melindungi jaringan atau sel dari efek negatif radikal
bebas. Antioksidan dalam dunia biologi diartikan sebagai senyawa yang dapat meredam
dampak negatif radikal bebas termasuk enzim-enzim dan protein pengikay logam. Reaksi
radikal bebas dapat dihilangkan oleh kerja system antioksidan (Sulistyo, 1998).

2.1.4. Pengaruh Kunyit Terhadap Populasi Protozoa dan Bakteri Rumen

Zat yang berpengaruh penting dalam kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri,
begitu juga vitamin C, vitamin E dan Selenium, dimana peran antara satu dengan yang
lainnya saling mendukung yaitu sebagai antioksidan alami (Muchtadi dan Sogiyono,
1992).
Menurut Sugiarto, dkk (1986), kunyit menganudng antioksidan alami yang dapat
menjaga dan memelihara membrane sel dari kerusakan. Sifat kunyit tersebut
memungkinkan membrane sel mikroba menjadi lebih aktif baik dalam mencerna bahan
pakan meupun dalam perkembangan sel mikroba tersebut. Selain itu, keaktifan fisiologis
yang terdapat dalam kunyit yang terdiri dari kelompok kurkuminoid berpengaruh pada
metabolisme yang akan mempengaruhi sel-sel hidup (Purseglove, 1981)
Pakan teroksidasi yang dikonsumsi oleh ternak akan menurunkan aktivitas sel
mikroba rumen, kerusakan yang timbul akibat peroksida lipida menyebabkan semua
fungsi membrane sel menjadi tidak aktif (Sulistyo, 1998). Peroksida lipida pakan ini
diakibatkan adanya serangan radikal bebas diproduksi secara terus menerus dalam system
biologi yang mempu bereaksi dengan berbagai macam penyusun sel (Sulistyo, 1998).
Untuk mencegah atau memperlambat laju kecepatan oksidasi diperlukan senyawa yang
dapat menangkap radikal bebas yaitu kunyit.
Pada dinding rumen terjadi difusi oksigan ke dalam rumen (Czerkawski, 1986).
Menurut Salim (1999), bahwa antioksidan dapat menghentikan proses oksidasi dengan
bereaksi dengan radikal bebas mengikat ion logam, dan juga sebagai penangkap oksigen.
Penangkapan oksigen pada keadaan demikian menyebabkan kondisi rumen yang lebig
anaerob sehingga sesuai bagi perkembangan bakteri rumen.
Selain kunyit dapat meningkatkan populasi bakteri karena terjaga intehritas
selnya, kunyit juga mempunyai kemampuan untuk menekan jumlah protozoa. Hal ini
disebabkan oleh kandungan kimia kunyit yaitu kurkumin yang memiliki gugus hidroksi
fenolat dan munyak atsiri yang mengandung tumeron dapat mencegah terbentuknya
dinding sel protozoa (Tortoa, dkk., 1991). Selain itu juga kunyit memiliki kandungan pati
yang cukup tinggi, dimana protozoa yang terlalu banyak menyimpan pati dalam bentuk
amylopektin akan menyebabkan dinding sel protozoa lysis(Soetanto, 1987). Penurunan
protozoa ini berdampak positif bagi perkembangan populasi bekteri karena mengurangi
sifat kompetisi protozoa dalam mencerna bahan pakan dan mengurangi sifat pemangsaan
bakteri oleh protozoa.
Antioksidan yang terkandung dalam kunyit mempunyai peran penting dalam
menghambat terjadinya ketengikan oksidatif dalam ransum, untuk mencegah asam lemak
tak jenuh dan vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak dari pengrusakan-pengrusakan
yang disebabkan oleh peroksida lipida (Salim, 1999). Penurunan protozoa ini disebabkan
karena protozoa tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang memilii aktivitas lipotilik
yang kuat, sehingga dengan cepat dapat menguraikan lemak yang menyelimbutinya,
sedangkan protozoa tidak memiliki aktivitas sebaik bakteri (Byers dan Schelling, 1988
yang kaan disitir oleh Erwanto, dkk., 1995). Selanjutnya dikatakan bahwa apabila dalam
rumen yang banyak asam lemak, maka protozoa sulit bertahan hidup sehingga
populasinya berkurang.

You might also like