Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Pada umumnya sumber daya proyek dikelompokkan atas 6 kelompok yaitu:
1. Manusia (Man)
2. Bahan bangunan (Material)
3. Mesin/peralatan (machine)
4. Metode/cara kerja (Methode)
5. Modal uang (Money)
6. Pasar (Market)
Sumber daya tersebut diatas pada umumnya tidak tersedia melimpah
sehingga merupakan kendala bagi pencapaian tujuan. Dengan proses manajemen,
kendala-kendala tersebut dapat ditanggulangi dengan efektif dan efisien.
B. Bahan Bangunan
Bahan bangunan adalah salah satu unsur utama yang memegang peranan
penting dalam industri suatu konstruksi, sehingga diperlukan suatu ketentuan
teknis dari suatu bahan bangunan agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan konstruksi. Bahan bangunan yang dipakai harus dipilih dari bahan
yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang baik. Ketentuan mengenai bahan
beton dan lain-lain pada proyek ini didasarkan pada PBI tahun 1971.
Bahan bangunan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta
dan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang pada uraian berikut ini :
19
20
Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di
Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang ini kedalaman pemasangan tiang pancang
sedalam antara 40 meter sampai dengan 50 meter.Tiang pancang yang digunakan
terdiri dari terdiri dari tiang pancang dengan panjang 12, 14 meter.
2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton sebaiknya air tawar yang bersih
dan mempunyai syarat teknis, sesuai dengan persyaratan kualitas air yang
tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971 maupun SK-
SNI 1971. Kebersihan air sangat penting dalam pembuatan beton, karena sangat
berpengaruh pada :
a). Perawatan beton guna menjamin pengerasan yang
sempurna.
b). Pembuatan pasta semen, yang berpengaruh pada
kekuatan susut dan keawetan betonnya.
c). Proses pengikatan dalam campuran beton.
Air yang digunakan untuk campuran beton sebaiknya air tawar yang bersih,
dan mempunyai syarat teknis, sebagai berikut :
a). Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan organik
atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan, memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3.
b). Jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan beton harus sesuai
dengan rencana. Kekurangan atau kelebihan air akan mempengaruhi dari
kekuatan beton tersebut.
21
c). Air yang akan digunakan sebaiknya diuji terlebih dahulu, sehingga dapat
diketahui jenis dan kadar mineral yang terkandung dalam air tersebut. Dalam
hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari laboratorium yang
berkompeten.
Dalam hal ini air tidak hanya untuk pembuatan beton saja tetapi juga untuk
perawatan beton, pemadatan tanah dan plesteran. Percobaan perbandingan antara
kekuatan tekan mortal dengan memakai air biasa dan dengan memakai air suling
digunakan untuk menguji kualitas air tersebut agar dapat dipakai sebagai
campuran yang baik. Air dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar dengan
memakai air itu pada umur 7 hari dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari
kekuatan mortar dengan memakai air suling dengan umur yang sama.
Air yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di
Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang ini adalah air tanah yang diambil dengan
menggunakan pompa air listrik dan masih berada di lokasi proyek.
6. Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada
konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang diperhitungkan
untuk memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang.
Baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
25
a). Tulangan baja terdiri dari batang baja yang bulat mutu U-24 untuk
diameter 9 mm atau di bawahnya dan baja ulir mutu U-32 untuk diameter di
atas 16 mm.
b). Baja harus baru, baik dan sesuai dengan peraturan standar( PBI 1989 atau
Japanese Standart Class SR.24 atau British Standart No.785.1938 ).
c). Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik yang dikenal
yang berbentuk batang-batang polos atau batang-batang yang berprofil (besi
ulir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam PUBI-
1970/NI-3).
8. Styrobond
Styrobond adalah salah satu bahan yang digunakan dalam proses bonding
agent, styrobond ini digunakan untuk menjadikan beton yang disambung agar
menjadi monolit atau saling homogen. Beton yang sudah mengeras jika
disambung dengan beton yang segar dengan kualitas yang sama tidak akan
menjadi beton yang homogen karena adanya perbedaan usia antar beton. Maka
disinilah peran penting styrobond dalam proses bonding agent, bahan ini juga
sering disebut sebagai lem beton.
27
9. Kayu
Kayu yang dimaksud di sini adalah kayu yang sering digunakan untuk
penguat cetakan, seperti balok-balok penyangga begisting atau bantalan begisting,
dan pembuatan bangunan yang bersifat sementara. Biasanya pemakaian kayu
dipasangkan dengan penyangga dari besi/bambu (scafollding) yang berfungsi
sebagai perancah, misalnya untuk penyangga balok konsul yang baru dipasang
dan penyangga plat lantai yang akan disambung.
Kayu-kayu yang dipakai dalam proyek ini harus memenuhi syarat dalam
normalisasi teknis yang berlaku. Syarat-syarat kayu yang digunakan yaitu :
a). Tidak rusak oleh rayap atau lapuk.
b). Berkualitas baik dan kuat.
c). Kayu yang cukup tua dan kering serta tidak melengkung atau mempunyai
cacat kayu berupa mata kayu dan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PKKI-1961.
Penggunaan kayu harus sesuai dengan jenis, ukuran dan fungsinya sehingga
tidak akan mendapat kesalahan dalam pelaksanaan. Pada proyek ini, kayu yang
digunakan terdiri dari multyplex dan kayu meranti. Kayu Meranti digunakan
sebagai bahan acuan (form work) dan penyokong (support), sedangkan multyplex
digunakan sebagai acuan kolom, balok dan plat lantai.
28
10. Keramik
Keramik adalah bahan bangunan yang dipergunakan untuk melapisi lantai
ataupun dinding, biasanya berbentuk plat persegi dan tipis yang dibuat dari tanah
liat atau campuran tanah liat dan bahan mentah keramik lainnya, dibakar sampai
suhu sedemikian tinggi, sehingga mempunyai sifat-sifat fisik khusus.
Selain untuk ubin keramik, keramik juga digunakan dalam pembangunan
sebagai perlengkapan saniter (wastafel, closet dan urinoir) dan pada rumah tangga
sebagai barang pecah belah.
Bahan keramik dapat digolongkan atas 4 macam, yaitu :
a). Keramik kasar terbuat dari tanah liat (pasir
kuarsa, tanah pekat, silb termasuk abu tertentu) yang dibakar pada suhu
1000°C – 1400°C.
b). Keramik halus terbuat dari tanah liat yang halus
sekali dengan campuran jerami yang digiling (tembikar merah) atau dengan
tambahan kaolin, kuarsa, felspar, atau bubuk magnesium-silika yang dibakar
pada suhu 1260°C-1330°C.
c). Keramik pelapis dinding (fayence) terbuat dari
tanah pekat putih yang halus sekali dan yang mengandung kaolin, felspar,
kuarsa atau bubuk magnesium silikat sehingga warna menjadi putih.
d). Porselin (tembikar putih) terbuat dari 50%
kaolin, 25% felspar, dan 25% kuarsa. Digunakan untuk barang pecah belah.
29
Keramik yang dipakai pada proyek ini adalah keramik dengan merk Roman
ukuran 30 x 30 cm untuk lantai pada ruang, ukuran 30 x 30 cm untuk tangga, dan
untuk meja countre, merk Asia ukuran 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC, ukuran
20 x 25 cm untuk lantai KM/WC.
11. Alumunium
Bahan aluminium Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di
Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang digunakan untuk kusen pintu, kusen jendela,
daun pintu, dan daun jendela.
12. Cat
Fungsi cat adalah :
a). Memperbaiki estetika dengan menyejukkan penglihatan
dengan warna, tanda pengenal melalui tulisan atau simbol, dan memperbaiki
kesehatan melalui pembersihan sederhana.
b). Melindungi terhadap pengaruh cuaca seperti matahari dan hujan, pengaruh
biologi seperti hama dan jamur, pengaruh kimia seperti minyak, garam, asam
dan lemak, serta melindungi tekanan mekanis seperti gesekan (keausan) lantai.
C. Peralatan Proyek
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek, baik alat berat
maupun alat ringan sangat menunjang suatu pekerjaan proyek. Alat proyek ini
digunakan dengan tujuan :
1. Mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerjaan serta menghemat biaya.
Pemilihan alat dan jumlahnya perlu diperhatikan secara tepat agar sasaran
berupa waktu pelaksanaan pembangunan dan biaya pekerjaan dapat dihemat
seminimal mungkin.
Alat-alat yang dipergunakan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di
Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang dijelaskan dalam uraian berikut ini.
1. Mesin Aduk Beton (Molen)
Mesin aduk beton (molen)/Concrete mixer merupakan alat yang digunakan
untuk membuat adukan beton campuran beton yang biasa disebut dengan molen.
31
Alat yang mempunyai kapasitas 0,45 m3 ini sangat membantu pekerjaan dari segi
kecepatan dan untuk menghasilkan adukan beton yang memenuhi persyaratan.
Keuntungan menggunakan molen :
a). Adukan bisa lebih homogen.
b). Waktu pelaksanaan akan lebih cepat.
c). Mutunya lebih baik daripada adukan beton cara manual.
5. Dump Truck
Dump truck digunakan untuk mendukung kelancaran proyek dalam hal
pengangkutan bahan bangunan seperti batu kali, pasir, kerikil dan bahan-bahan
lain. Kelebihan dump truck adalah kemampuan membongkar muatan tanpa tenaga
34
6. Perancah (Scaffolding)
Scaffolding adalah alat penyangga begisting balok dan plat lantai. Pada
proyek ini digunakan Scaffolding jenis besi. Perakitan Scaffolding berdasarkan
Gambar Kerja yang ada.
Gambar III.14. Penggunaan Scaffolding untuk begisting balok dan plat lantai
7. Begisting
Begisting merupakan alat pencetak adukan beton. Untuk kolom
menggunakan begisting permanen yang terbuat dari baja serta begisting dari
multyplex dengan tebal 2 cm, sedangkan untuk balok dan plat lantai hanya
menggunakan multyplex. Kayu Meranti digunakan sebagai bahan acuan (form
work) dan penyokong (support), sedangkan mulyiplex digunakan sebagai acuan
kolom, balok dan plat lantai.
35
9. Theodolith
Theodolite adalah alat untuk mengukur jarak dan elevasi as-as bangunan
serta menentukan as kolom. Dalam pelaksanaan pemasangan as kolom,
pengukuran dilakukan sampai empat kali, hal ini dilakukan agar pemasangan
kolom benar – benar lurus sehingga sesuai dengan gambar kerja. Theodolith juga
digunakan untuk mengukur elevasi tiang pancang dan kolom tiap lantai dan
elevasi lantai. Alat ini sangat penting sekali dalam pelaksanaan precast.
Komponen struktur dipasang satu persatu atau tahap demi tahap sehingga
36
10. Lampu
Lampu digunakan untuk fasilitas penerangan bagi para pekerja Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Jawa
Tengah dan d.i Yogyakarta dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Di Semarang untuk bekerja di malam
hari. Dikarenakan siklus pekerjaan di proyek diakhiri pada pukul 22.00 WIB,
maka dari itu fasilitas lampu sangat dibutuhkan pada situasi hari sudah menjelang
malam hari sebagai penerangan untuk kerja lembur.