Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor gizi dalam pelayanan di Rumah Sakit merupakan faktor yang sangat
penting karena selain bersifat kuratif dan rehabilitatif juga bersifat prefentif dan
promotif. Oleh sebab itu segala aspek yang mencakup peningkatan kualitas
pelayanan gizi harus mendapat perhatian yang intensif dan dilakukan secara terus
menerus.
rumah sakit dituntut meningkatkan mutu pelayanan gizi secara terpadu dengan
perawatan yang telah bersifat individu yakni memberi nutrisi sesuai asupan dan
Upaya pemenuhan asupan zat gizi pasien merupakan salah satu bentuk
upaya penyembuhan yang penting sejak dulu. Berbagai penelitian di rumah sakit
1
Akan tetapi walaupun berbagai upaya telah dilakukan, justru masih
ditemukan adanya gangguan gizi pada pasien di rumah sakit. Gangguan gizi dapat
terlihat adanya penurunan berat badan dan apabila berlarut-larut dapat mengarah
psikologis, adanya tekanan psikologis seperti rasa putus asa. Manifestasi rasa
putus asa adalah hilangnya nafsu makan dan rasa mual sehingga berpengaruh
dasarnya disebabkan kurang atau tidak adekuatnya tunjangan nutrisi yang diterima
Malnutrisi merupakan masalah pada pasien rawat inap di rumah sakit yang
sedang berkembang selama lima belas tahun terakhir. Prevalensi kurang gizi di
rumah sakit menurut Mosner dan Bader (2001) berkisar antara 30 - 50%.
Pengamatan pada 351 pasien yang dirawat di rumah sakit umum Australia
ditemukan 45% dengan Hb rendah, 35% Albumen rendah, serta 24% berat badan
berkurang. Hal ini pula terjadi pada pengamatan 13 pasien di rumah sakit
lebih dari 2 minggu, 78% terjadi penurunan LLA, 70% kehilangan berat badan dan
Labuang Baji Makassar terhadap 26 pasien pra dan post operasi, terdapat 69,2%
mengalami penurunan berat badan dari jumlah tersebut dapat diperinci 76,9
2
kurang asupan energi, 61,5% kurang asupan protein, dan 84,6 % kurang asupan
Papua terdapat 35 pasien rawat inap bangsal interna, menunjukkan bahwa dengan
asupan energi cukup sebanyak 20 pasien (57,1%), asupan energi kurang sebanyak
12 pasien (34,3%) dan asupan energi lebih adalah 3 pasien (8,6%), sementara
kurang sebanyak 11 pasien (31,4%) dan dengan asupan protein lebih adalah 1
B. Batasan Masalah
Perubahan berat badan pada pasien disebabkan karena asupan gizi yang
disediakan tidak memenuhi asupan gizi pasien yang diterima selama perawatan
yang diakibatkan oleh efek samping terapi atau karena penyakitnya sendiri serta
tentang Asupan Energi dan Protein terhadap Status Gizi Pasien Rawat Inap di
C. Rumusan Masalah
Bagaimana gamabaran Asupan energi dan protein terhadap status gizi pada
3
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
terhadap status gizi pasien rawat inap di bangsal interna Rumah Sakit Umum
Nabire.
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
pengetahuan tentang Asupan Energi dan Protein terhadap Status Gizi Pasien
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan sumbangan ilmiah dan merupakan salah satu bacaan bagi
peneliti berikutnya.
3. Manfaat Teoritis
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi peneliti serta merupakan salah satu sumber referensi bagi
5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
di rumah sakit untuk memenuhi asupan gizi masyarakat rumah sakit, baik rawat
inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolism dalam rangka upaya
pelayanan di rumah sakit. Dalam rangka pemenuhan zat gizi yang optimal pada
pelaksanaan asuhan gizi diperlukan keterlibatan dan kerjasama yang erat antar
berbagai profesi terkait yang bergabung dalam tim asupan gizi. Profesi yang
terlibat adalah dokter, perawat, dan profesi kesehatan lainnya sebagai pendukung
seperti famakolog, ahli patologi klinik, radiologi, rekam medik, dan administrasi
(Almatsier, 2000).
mencapai pelayanan gizi pasien yang optimal dalam memenuhi asupan zat-zat
gizi orang sakit, baik untuk keperluan metabolism tubuh, peningkatan kesehatan
6
penyakit pasien. Makan yang memenuhi asupan gizi dan dikonsumsi habis akan
dengan biaya perawatan yang sama rumah sakit dapat memberikan pelayanan
Pelayanan gizi di ruang rawat inap dilaksanakan oleh tim Asupan Gizi
yang terdiri dari: dokter, ahli gizi, perawat, dan petugas kesehatan lain yang
kegiatannya di pusatkan pada pasien. Setiap anggota tim mempunyai tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan dokter sebagai Ketua Tim (Depkes, 2006).
nutrisi seperti yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pelayanan Medik Direktorat
a. Menegakkan diagnosa
7
b. Mengkaji anamneses riwayat gizi pasien
terhadap makanan
8
1. Kandungan zat gizi dalam makanan
Ini penting dalam penentuan jenis dan jumlah makanan yang akan diberikan.
Misalnya:
a. Pisang yang kaya akan kalium, jangan diberikan pada pasien dengan
hiperkalemia.
3. Perubahan molekul zat gizi pada proses digesti, absorpsi, transportasi, dan
parenteral bagi pasien diabetes mellitus tetap harus hati-hati karena ketiga
9
5. Kepekatan/viskositas makanan yang akan diberikan.
hanya sekedar member makan tetapi harus juga memperhatikan berbagai hal
sehingga pemberian nutrisi bagi pasien rawat inap dapat terjamin demi
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Satuan energi dinyatakan dalam unit
panas atau kilokalori (kkal). Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 liter air sebanyak 1 derajat Celsius (Sjahmien, 2007).
energy berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi
aktivitas yang sesuai kesehatan jangka panjang, untuk memelihara aktivitas fisik
faktor yaitu : ukuran tubuh, jenis kelamin, umur, dan komposisi tubuh (Almatsier,
2005).
Perhitungan energi
10
Total energi expenditure (TEE) – BEE x AF x IF
H (height) = Tinggi
A (Age) = Usia.
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan
dimanfaatkan tubuh. Oleh karena itu, nilai energi kasar makanan perlu dikoreksi
dengan nilai energi makanan yang tidak dimanfaatkan tubuh. Nilai energi yang
negative. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila
terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang
11
dewasa penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Gejala yang
bersemangat, dan penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi (Hadju, 2006).
energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh.
Akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan disebabkan oleh
kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, lemak dan protein, serta kurang
Istilah protesi berasal dari kata Yunani proteos yang berarti yang utama
atau yang didahulukan. Oleh karena itu, protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang
rawan, sepersepuluh di dalam kulit dan selebihnya di dalam jaringan lain dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
12
Menurut Deddy (2008), protein adalah zat gizi yang sangat penting bagi
tubuh, karena selain sebagai sumber energi, dan protein berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh dan pengantar di dalam tubuh. Protein mempunyai fungsi khas
yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptide. Asam amino terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen serta beberapa asam amino. Di
samping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt.
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein karena terdapat di dalam semua protein
akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen
jaringan yang sudah ada. Protein ini terdapat pada bahan makanan yang berasal
13
2. Protein tak sempurna yaitu protein yang tidak dapat dipergunakan
kacangan.
protein/kg berat badan per hari untuk laki-laki dewasa dan 0,52 g protein/kg berat
badan perhari untuk wanita dewasa. Angka-angka tersebut hanya didasarkan pada
bahwa angka 0,8 g protein/kg BB perhari merupakan angka rata-rata yang lebih
Pemberian dini zat gizi yang cukup kalori dan tinggi protein sesuai dengan
dan merupakan manajemen yang rasional sebelum pasien jatuh dalam sepsis yang
penurunan BB, berkurangnya eksresi urea dalam urine dan cepat tercapainya
keseimbangan nitrogen positif pada stress hebat, seperti pada luka bakar
14
dilaporkan keberhasilan pemberian dini makanan yang mengandung tinggi
sebagai berikut:
asam amino esensial yang diperlukan dan cukup nitrogen atau ikatan amino
campuran asam amino yang sesuai termasuk untuk pemeliharaan dan perbaikan.
jumlah lebih besar. Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan lebih banyak asam
amino yang mengandung sulfur. Protein kolagen merupakan protein utama otot
dipecah dan disintesis kembali. Tiap hari sebanyak 3 % jumlah protein total
berada dalam keadaan berubah. Dinding usus yang setiap hari 4 – 6 harus
diganti, membutuhkan sintesis 70 gram protein setiap hari. Tubuh sangat efisien
dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali asam amino
15
yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk membangun kembali jaringan
pengangkut oksigen dan karbon dioksida adalah ikatan protein. Begitu pula
pengantar saraf serotonin yang berperan dalam membawa pesan dari sel saraf
yang satu ke yang lain. Dalam hal kekurangan protein, tampaknya tubuh
16
Penumpukan cairan di dalam jaringan dinamakan edema dan merupakan tanda
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam dan
basa untuk menjaga pH pada taraf konstan. Sebagian besar jaringan tubuh
berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,35 – 7,45).
5. Pembentukan antibody
bahan racun dikontrol oleh enzim-enzim yang terutama terdapat di dalam hati.
dari saluran cerna melalui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
bahan yang mengangkut zat-zat gizi ini adalah protein. Alat angkut protein ini
mengakut vitamin A, atau dapat mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti
mangan dan zat besi, yaitu tranferin atau mengangkut lipida dan bahan sejenis-
17
lipida, yaitu lipoprotein. Kekurangan protein menyebabkan gangguan pada
7. Sumber energi
lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan
18
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.
Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti temped an tahu,
serta kacang-kacang lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang
Padi-padian dan hasil relative rendah dalam protein tetapi karena dimakan
sehari. Protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino pembatas lisin.
Menurut catatan Biro Statistik tahun 2006 rata-rata 51,4% konsumsi protein
terhadap konsumsi protein hanya 9,9%. Sayur dan buah-buahan rendah dalam
sirop, lemak, dan minyak murni tidak mengandung protein (Samodra, 2001).
diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933 ketia ia menemukan
19
keadaan ini di Ghana, Afrika. Kekurangan protein sering ditemukan secara
Tubuh manusia memerlukan asupan gizi terutama energi dan protein untuk
proses kehidupan dalam tubuh. Asupan gizi adalah sejumlah zat gizi dari makanan
dan minuman yang dikonsumsi seseorang setiap hari yang diukur dengan
Asupan gizi khususnya energi dan protein berpengaruh terhadap status gizi
seseorang, di mana status gizi yang optimal dan jenis yang cukup sesuai dengan
asupan anjuran. Asupan energi dan protein dipengaruhi oleh tingkat konsumsi
dengan perbandingan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti ada dua hal yang
20
semua zat gizi yang dibutuhkan, dan kedua yaitu jumlah kandungan zat gizi dalam
Zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan
dasar. Sedangkan bahan makanan adalah suatu zat yang dibeli, dimasak dan
disajikan sebagai hidangan untuk dikonsumsi. Zat-zat gizi dapat diperoleh melalui
Atau
(dalam meter)
membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan, batas ambang normal
21
1. Sebagai sumber energi dan tenaga
3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak atau aus terpakai.
penyakit.
umumnya rendah dari pada orang sehat. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
antara lain:
a. Rupa makanan
b. Besar porsi
c. Rasa makanan
d. Keempukan sayur/daging
e. Variasi menu
f. Suhu makanan.
22
e. Selera makan
f. Suasana ruangan
23