Professional Documents
Culture Documents
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya. Banyak faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain; sosial ekonomi yang rendah, hegiene yang
buruk, hubungan seks yang sifatnya promiskuitas.
Cara penularan
(Transmisi)
Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama
dan hubungan seksual.
Kontak tak langsung (melalui benda); misalnya pakaian, handuk, sperei, bantal dan
lain-lain.
Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-
kadang oleh bentuk larva.
Dikenal pula Sarcoptes scabeiei var, animalis yang kadang-kadang dapat menulari
manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan
misalnya anjing.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tengau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan.
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tengau
yang memerlukan waktu kira-kira 1 bulan setelah infestasi. Pada saat itu klainan kulit
mnyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain.
dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi skunder.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangganya yang berdekatan akan diserang oleh tengau tersebut. Dikenal keadaan
hiposensitasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.
Walaupun mengalami infestasi tengau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini
bersifat sebagai pembawa.
3. Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi, yang berwarna
putih atau keabuan-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul dan vesikel
4. Menemukan tungau, merupakan diagnostik. dapat ditemukan 1/lebih stadium
hidup tengau ini.
Terapi Scabies
Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila Pada salah 1 anggota
keluarga terkena Scabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga tersebut juga harus
menerima pengobatan, pakaian, handuk, alat-alat tidur dan lain-lain hendaknya di
cuci dengan air panas.
Syarat obat yang ideal adalah:
1. Harus efektifitas terhadap semua stadium tungau
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
3. Tidak berbau/kotor serta tidak merusak/mewarnai pakaian
4. Mudah diperoleh dan harganya murah.
Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan
dan menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini dapat diberantas dan
memberikan prognosis yang baik.
Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Beberapa sinonim penyakit ini yaitu: Kudis,
The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo.
Epidemiologi
Skabies merupakan penyakit epidemik pada banyak masyarakat. Ada dugaan bahwa setiap
siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang
dewasa muda, tetapi dapat juga mengenai semua umur. Insidensi sama pada pria dan wanita.
Etiologi
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian
perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina
panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya
yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan
bergerak dengan kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit.
Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit untuk
kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari. Terowongan
pada kulit dapat sampai ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam
terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan
bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari.
Telur akan menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk
kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk
melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa
melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar 10-14
hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau betina, dan
mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup dipermukaan
kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 – 14 hari.
Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang
dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang.
Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita
sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak
kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-
kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas
dari lokasi tungau.
Cara Penularan
Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak langsung.
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang erat
penularan melalui pakaian dalam, tempat tidur, handuk, setelah itu kutu betina akan
menggali lobang kedalam epidermis kemudian membentu terowongan didalam stratum
korneum. Dua hari setelah fertilisasi, skabies betina mulai mengeluarkan telur yang kemudian
berkembang melalui stadium larva, nimpa dan kemungkinan menjadi kutu dewasa dalam 10-
14 hari.
Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari, kemudian kutu mati di ujung terowongan.
Terowongan lebih banyak terdapat didaerah yang berkulit tipis dan tidak banyak mengandung
folikel pilosebasea.
Penyakit ini sangat mudah menular, karena itu bila salah satu anggota keluarga terkena, maka
biasanya anggota keluarga lain akan ikut tertular juga.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan. Apabila
tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah,
derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,
kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama masalah
penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita
jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.
Faktor Predisposisi
Kebersihan lingkungan sangat penting pada penularan penyakit ini. Scabies pada umumnya
terdapat pada komunitas yang berpenghasilan rendah (low income communities) yang kurang
memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene). Skabies juga dapat terjangkit pada mereka
yang tinggal berdesakan seperti pengungsi, anggota tentara pada saat perang, asrama, panti,
sekolah, dll.
Gejala Klinis
Terdapat empat tanda kardinal skabies:
1.Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan
akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh
anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3.Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat
predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria)
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kaki.
4.Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini.
Klasifikasi Skabies
Terdapat beberapa bentuk skabies apitik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga
dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain:
2. Skabies Inkognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda scabies, sementara
infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula
menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini disebabkan mungkin oleh karena penurunan
respon imum seluler.
3. Skabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang agtal. Nodus biasanya terdapat di
daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul
sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari
satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan
sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid.
5. Skabies Norwegia
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama
generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang
berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi
kuku.
Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol
tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak
(ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh
gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat
garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi
bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada
ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang
berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.
Pengobatan skabies yang umum digunakan adalah dengan salep yang mengandung bahan
seperti lindane, permethrin, pyrethrin atau crotamiton. Bahan bahan kimia ini jamak
terdapat pada obat atau bahan pembunuh kutu. Obat obat ini tidak bisa anda peroleh dengan
bebas, harus menggunakan resep dokter karena merupakan obat keras yang harus
diperhatikan cara penggunaan dan indikasinya. Jadi, harus dipastikan dulu oleh dokter anda
menderita skabies baru dapat menggunakan obat ini.
Pengobatan dapat efektif bila salep dioleskan ke seluruh tubuh dari dahi sampai dengan ujung
kaki. Pada bayi dan anak anak, salep dioleskan dari kulit kepala sampai dengan ujung kaki
sebab pada bayi dan anak anak, skabies juga menyerang kepala. HIndari menggunakan obat
obatan yang belum jelas khasiatnya untuk mencegah efek samping yang lebih parah.
Perlu diingat bahwa penyebaran skabies di dalam lingkungan keluarga sangat cepat sehingga
bila terdapat anggota keluarga yang menderita skabies sebaiknya diisolasi atau dijauhkan dari
anggota keluarga lain yang masih sehat. Untuk mencegah penyebaran skabies, anak anak yang
menderita skabies sebaiknya dilarang untuk ke sekolah atau bermain dengan temannya yang
sehat. Agar selalu menjaga kebersihan ruangan, sofa dan tempat tidur apalagi sempat dipakai
oleh penderita skabies. Sprei dan pakaian penderita skabies harus dicuci dan dikeringan di
bawah sinar matahari dalam beberapa hari untuk membunuh kutu skabies
Pencegahan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk,
seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk
memutuskan rantai penularan.