You are on page 1of 6

Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI

THP-UB 0811010112

TINJAUAN PUSTAKA

Formulasi Pakan Hewan Coba


Pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari mahkluk hidup ditandai dengan
terjadinya kenaikan berat badan yang mengikuti bentuk kurva pertumbuhan yang sigmoid.
Pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi
makanan terutama protein, kandungan energi, aktivitas metabolisme, dan aktivitas fisik hewan
yang bersangkutan. Pada fase pertumbuhan protein memegang peranan yang sangat penting,
karena pada fase tersebut proses biosintesis berlangsung dengan cepat terutama pembentukan
protein tubuh, sedangkan energi dibutuhkan untuk berlangsungnya proses metabolisme tubuh.
Dalam kondisi diet seimbang (protein-energi), kenaikan berat badan akan terjadi sesuai dengan
pola pertumbuhan yang seharusnya, dan akan menjadi lebih buruk bila hewan mendapatkan
ransum yang tidak bergizi seimbang. Pertumbuhan ditentukan berdasarkan asupan makanan
yang berhubungan dengan kandungan energi dalam ransom ( National Research Council, 1978 ).
Kebutuhan protein untuk pertumbuhan secara tepat dinyatakan dalam ratio protein -
energi dalam ransum. Dalam penelitian ini seluruh ransum perlakuan dibuat dalam kondisi
isokalori dan isoprotein. Nisbah antara protein dan energi diupayakan dalam nilai yang tetap.
Hal ini diberlakukan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya reaksi akibat perbedaan
kandungan protein clan energi yang merupakan dua aspek penting dalam menentukan
pertumbuhan suatu hewan. Semua jenis ransum yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai energi sekitar 3.865 kkal per kg ransum, dengan kandungan protein 16% dan nilai
nisbah (protein: energi) berkisar 0.41, mengacu pada standar AIN (1993) bagi tikus percobaan,
yaitu sekitar 3.800 kkal per kg ( Reeves et all, 1993 ); ( Sulchan&Nur, 2007 ). Tikus setidaknya
memerlukan protein 20%, vitaminA400OIU/kg dan vitamin E 30 mg/kg dalam pakan (Smith &
Mangunwidjojo, 1988).
Penyusunan ransum isokalori dilakukan mengingat perbedaan kandungan energi akan
menyebabkan perbedaan konsumsi. Konsumsi pakan akan semakin menurun dengan semakin
meningkatnya kandungan energi ransum pakan. Bila hal ini terjadi, hewan akan mengalami
defisiensi baik protein, vitamin, maupun unsur nutrisi lain yang akhirnya akan mengganggu
pertumbuhan dan aktivitas metabolisme tubuh. Energi ransum yang terlalu rendah akan
memacu hewan untuk mengkonsumsi lebih banyak. Hal tersebut akan menghadapi kendala
dengan daya tampung maksimum dari lambung hewan untuk mengkonsumsi pakan ( National
Research Council, 1978 ).

Isokalori & Isoprotein


Nisbah antara protein dan energi diupayakan dalam nilai yang tetap. Hal ini diberlakukan
untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya reaksi akibat perbedaan kandungan protein clan

^ dee ^
2010
Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI
THP-UB 0811010112

energi yang merupakan dua aspek penting dalam menentukan pertumbuhan suatu hewan
( Sulchan&Nur, 2007 ).
Isokalori adalah ransum yang memiliki jumlah atau nilai kalori yang sama, tetapi jenis
dan susunan makanannya berbeda. Isoprotein adalah ransum yang memiliki jumlah atau nilai
protein yang sama, tetapi jenis dan susunan makanannya berbeda ( Anonymousa, 2010 ).

Tinjauan Bahan
Abon Sapi
Abon adalah daging cincang yang telah dihaluskan, dididihkan, dan kemudian
digoreng. Penampilannya biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitaman. Abon
tampak seperti serat, karena didominasi oleh serat-serat otot yang mengering.
Daging yang biasa digunakan untuk membuat abon berasal dari sapi, sehingga orang
mengenal 'abon sapi' ( Anonymousb, 2010 )
Daging sapi yang cocok dibuat abon adalah daging yang tidak mengandung
lemak, seratnya teratur, tidak banyak uratnya, misalnya daging bagian paha, gandik
dan lain lain. berikut adalah kandungan gizi yang terkandung dalam 100 gram abon
sapi murni ( Wirakusumah, 2010 ):
KOMPOSISI KANDUNGAN
energi 212 Kkal
protein 18 gram

lemak 10,6 gram


karbohidrat 59,3 gram
kalsium 150 mg
fosfor 209 mg
besi 12,3 mg
vitamin A 138 RE
vitamin B1 0,17 mg
air 7,1

Abon Ikan
Ikan yang cocok dibuat abon antara lain cakalang, tengiri, cucut, ekor kuning
atau ikan air tawar seperti gabus dan nila. berikut adalah kandungan gizi yang
terkandung dalam 100 gram abon ikan ( Wirakusumah, 2010 ):
KOMPOSISI KANDUNGAN
energi 435 Kkal
protein 27,2 gram

lemak 20,2 gram


karbohidrat 36,1 gram
air 6,4

^ dee ^
2010
Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI
THP-UB 0811010112

Tepung Kacang Merah

Tepung ini dihasilkan dari kacang merah yang dibudidaya secara organis.
Kacang merah kaya akan protein, vitamin B, asam folat, fosfor, mangaan, besi,
thiamin dan kalsium. Karbohidrat kompleks dan serat yang terkandung didalamnya
dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Dengan kadar indeks glikemik rendah
kacang ini aman untuk penderita diabetes dan cocok untuk pelaku diet. Kacang
merah bermanfaat untuk mencegah kolesterol jahat, mencegah sembelit, mengurangi
resiko penyakit jantung, membantu fungsi syaraf, memperlancar metabolisme,
menjaga kesehatan kulit, mempercepat proses pembekuan darah pada luka,
mencegah resiko anemia, dan membantu proses pembentukan tulang dan enzim.
Tepung Kacang Merah umumnya dimasak menjadi bubur, campuran es krim, selai
manis untuk pengisi kue seperti bakpao, kue moci, kue dorayaki ( Anonymousc, 2010 )

Nutritional (per 100g)


KOMPOSISI KANDUNGAN
Kalori 336 kal
protein 23,7 g

lemak 1,7 g
karbohidrat 59,5 gr
kalsium 80 mg
fosfor 400 mg
besi 5,0 mg
vitamin B 0,60 mg
air 12,0 mg

Tepung Kacang Hijau


Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Bagian paling bernilai ekonomi
adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur
atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde,
bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum
dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang
hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya
akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau,
disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan
cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal
sebagai soun ( Anonymousd.2010 ).

^ dee ^
2010
Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI
THP-UB 0811010112

Kacang hijau, biji matang, mentah Nilai gizi per 100 g (3.5 oz) :
KOMPOSISI KANDUNGAN
Energi 1.452 kJ (347 kcal)
protein 23,86 g
lemak 1,15 g
karbohidrat 62,62 g
kalsium 132 mg (13%)
fosfor 367 mg (52%)
besi 5,0 mg
Vitamin C 4.8 mg (8%)
Magnesium 189 mg (51%)

Kalium 1246 mg (27%)

Sodium 15 mg (1%)

Gula 6,60 g

Dietary fiber 16.3 g

Sumber: USDA Nutrient database


Susu Skim
Susu skim (inggris: Skim milk) adalah susu tanpa lemak yang bubuk susunya
dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dan lemak yang terdapat dalam
susu. Susu skim merupakan bagian dari susu yang krimnya diambil sebagian atau
seluruhnya. Kandungan lemak pada susu skim kurang lebih 1%. Susu skim
mengandung semua kandungan yang dimiliki susu pada umumnya kecuali lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak ( Anonymouse.2010 ).
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian
atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali
lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat digunakan oleh
orang yang menginginkan nilai kalori yang rendah dalam makanannya karena hanya
mengandung 55% dari seluruh energi susu, dan skim juga dapat digunakan dalam
pembuatan keju rendah lemak dan yogurt ( Buckle et all., 1987 )

Beras

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah
ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas
dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan
hitam, yang disebut beras. Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras

^ dee ^
2010
Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI
THP-UB 0811010112

didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin
(terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air ( Anonymousf.2010 ).]

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

 amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang


 amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna


(transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan
hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara
beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran
nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras ( Anonymousf.2010 ).

Beras merupakan salah satu padi-padian paling penting di dunia yangdikonsumsi


manusia. Sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat di negara-negara Asia
berasal dari beras. Beras sebagai komoditas pangan menyumbang energi, protein
dan zat besi masing-masing sebesar 63,1%, 37,7% dan 25-30% dari total kebutuhan
tubuh. Lebih dari 50% penduduk dunia juga tergantung pada beras sebagai sumber
kalori utama (FAO, 2001;dalam Anonymousg, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa. 2010. www.iaspbcikaret.org. diakses tanggal 5 November 2010.

Anonymousb. 2010. http://wikipedia.org/abon. diakses tanggal 5 November 2010.

Anonymousc. 2010. http://javaraauthentic.com/tepung+kacang+merah. diakses tanggal 5


November 2010.

Anonymousd. 2010. http://eemoo-esprit.blogspot/abon. diakses tanggal 5 November 2010.

Anonymouse. 2010. http://wikipedia.org/susu-skim. diakses tanggal 5 November 2010.

Anonymousf. 2010. http://wikipedia.org/beras. diakses tanggal 5 November 2010.

^ dee ^
2010
Praktikum Gizi & Evaluasi Pangan DIAN IKA RACHMAWATI
THP-UB 0811010112

Anonymousg. 2010. http://www.gizikita.net/beras-makanan-pokok-sumber-protein. diakses


tanggal 5 November 2010.

Buckle et all. 1987. Ilmu Pangan. UI Press, Jakarta.

Emma S Wirakusumah, Dra. Msc. 2010. http://viktormedia.blogspot.com. Diakses tanggal 5


November 2010.

National Research Council. Nutrient Requirement of Laboratory Animal. No.10 3r” Rev. ed.
Washington, D.C. National Academy of Sciences. 1978;8-33.

Reeves PG, Nielsen FH, Fahey GC. AIN-93 Purifed diets for laboratory rodents: final report of
the American Institute of Nutrition Ad Hoc Writing Committee on the Reformulation of
the AIN-76A Rodent Diet. J Nutr 1993;123:1939-51.

Smith, J, B. & S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan


Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

^ dee ^
2010

You might also like