Professional Documents
Culture Documents
Ê
&'
Seiring dengan berkembangnya teknologi diagnosis molekuler, kini manusia telah dapat
melakukan pemeriksaan yang jauh lebih akurat dan efektif dengan menggunakan diagnosis
DNA, baik untuk mendiagnosis penyakit genetis, untuk keperluan pribadi, misalnya
penentuan perwalian anak, bahkan untuk keperluan identifikasi resistensi pada virus misalnya
pada kasus balita yang meninggal dunia akibat HIV/AIDS yang tidak terobati akibat resistensi
virus tersebut terhadap obat. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap mahkluk hidup
memiliki materi genetik yang terkandung dalam DNA maupun RNA, begitu pula pada virus.
Hal inilah yang menjadi salah satu dasar dari pemeriksaan materi genetik pada kasus-kasus
resistensi. Penelitian ini membutuhkan penggandaan dari kopi RNA virus yang membutuhkan
&&' &
Setelah dilakukan berbagai macam teknik pengambilan sampel darah pasien akan
dilakukan ekstraksi untuk dapat memperoleh materi genetik secara murni. Jika telah diperoleh
materi genetik murni, akan dilakukan amplifikasi (perbanyakan) untuk dapat memperoleh
jumlah sampel yang cukup dari keterbatasan sampel yang ada sebelumnya. Salah satu teknik
yang paling banyak digunakan saat ini dalam melakukan amplifikasi adalah a
Ê' Namun pada kasus amplifikasi RNA, maka dibutuhkan enzim
c
Reverse Transcriptase sehingga disebut
a
ÊÊ'
&&'&' Ê
Teknik PCR merupakan suatu metode in vitro yang dapat diterapkan untuk pembuatan
cepat DNA dalam jumlah yang sangat besar. Metode ini sangat cocok untuk keperluan teknik
klinis karena memerlukan jumlah sampel yang sangat sedikit. DNA yang diperoleh dapat
berasal dari sampel darah tepi dengan menggunakan bantuan rekasi berantai enzimatik,
sekuens DNA target-yang diinginkan-dapat diperbanyak2. Teknik ini secara sederhana dapat
c'
( )Ê *
Untuk menyiapkan sediaan reaksi berantai, maka diperlukan kurang lebih bahan-bahan
utama antara lain DNA sampel yang telah diisolasi dari ekstraksi sebelumnya, ,
keempat macam deoksiribonukleosida trifosfat, dan DNA polimerase yang tahan panas
dalam jumlah besar ke dalam larutan di mana reaksi akan dimulai dengan pemanasan
terlebih dahulu. adalah oligonukleotida atau sekuen DNA pendek sintetis yang
dibuat secara sengaja bersifat komplementer dengan sekuen DNA target. Namun,
ini tidak mencakup keseluruhan sekuen DNA target, tetapi hanya sebagian dari
permulaan DNA target yang akan direplikasi kemudian oleh DNA polimerase.
melengkapi untuk dapat membentuk batas yang jelas ³dari mana dan sampai di mana´
sekuens DNA target yang dimaksud. Keempat jenis zat ini dicampurkan menjadi satu
dalam sebuah tabung reaksi. Untuk memperbanyak sampel, maka DNA sampel
sebelumnya dapat dibagi ke beberapa tabung reaksi dalam jumlah yang dinilai perlu,
kemudi dit mbahkan keti a zat lain tersebut Perhatikan gambar 1 untuk memperoleh
0
0
etelah tabung-tabung yang berisi larutan dimasukkan ke dalam mesin, maka reaksi
ampli ikasi berdasarkan PCR ini dapat dilangsungkan dalam 3 tahap utama, antara lain:
!
dalam larutan. !enaturasi ini terjadi dalam bentuk lepasnya ikatan hidrogen yang
menjadi sturktur tersier dari ! , sehingga dihasilkan rantai tunggal lurus dari !
dengan basa-basa nitrogen tak berpasangan. ! yang telah terdenaturasi ini akan
menjadi aksesibel terhadap berbagai sekuens yang sudah disediakan di dalam
·
larutan. Namun, karena tingginnya temperatur yang ada, ikatan hidrogen antara
sekuens
dan sekuens target tidak dapat terbentuk.
Penggabungan yang dimaksud adalah pelekatan dari kedua jenis sekuens primer ke
sekuens target yang telah terpisah. Proses ini memerlukan penurunan suhu menjadi
%',' -V
Tahap pemanjangan ini memerlukan bantuan DNA polimerase jenis (enzim
yang diisolasi secara khusus dari bakteri ) yang tahan terhadap
perubahan suhu ekstem, yaitu pada temperatur ±72ºC selama 1 menit. Pemanjangan
ini pula melibatkan keempat macam deoksiribonukleosida yang telah tersedia dalam
larutan. Proses pemanjangan terjadi pada arah yang berlawanan dari kedua template
Tahap-tahapan di atas akan terjadi berulang kali dan tiap 3 tahap penuh yang
terselesaikan disebut sebagai 1 siklus. Pada 3 siklus pertama, mulai terbentuk rantai murni
dari sekuens DNA target yang diperlukan/DNA target. Namun, pada tahap-tahap selanjutnya
terbentuk terus kopi dari sekuens DNA target dan kopi dari rantai DNA panjang secara
eksponensial. Sampai kepada siklus 30 kemudian, jumlah DNA rantai panjang hanyalah
sekita 60 kopi, sedangkan jumlah sekuens target yang terkopi dapat mencapai milyaran.4
]
ðððð
ðððððð
Y Y Y Y
Y
menjadi ! dalam proses replikasi. Virus R seperti retrovirus menggunakan enzim ini
untuk dapat berintegrasi pada genom sel host. Tanpa genom virus tidak
Pada retrovirus, genom terdiri atas dua molekul sense R rantai tunggal dengan ujung
1. ebuah tR bertindak sebagai primer dan membentuk rantai komplemen dari enom
3. Bagian domain reverse transcriptase yang disebut R se H mendegradasi ujung 5¶ dan
diperpanjang.
Î
Ê
ððððððð
Y Y Y
komersial, selain digunakan dalam pendidikan kaarena dapat digunakan untuk meng klonik,
ððððð
transkripsi pada ujung-ujung untai c! . Primer ini akan dielongasi oleh ! polimerase
dan akan menghasilkan untaian ! pada tiap siklusnya, dan akan membentuk amplifikasi
alogaritmik.1
=
RT-PCR terdiri dari beberapa langkah, meliputi :
menggunakan reverse transcriptase dan primer. Tahap ini merupakan tahapan yang
paling penting agar proses PCR dapat berlangsung mengingat ! polimerase hanya
dapat bekerja pada template ! . Tahap RT dapat dilakukan dalam tabung yang
b. !
, ds! didenaturasi pada suhu 95YC, agar kedua untai terpisah dan
dimulai siklus PCR. Kemudian suhu diturunkan hingga mencapai suhu annealing
(suhu bergantung pada jenis primer yang digunakan, konsentrasi primer, jenis dan
! Polimerase, yang umumnya dilakukan pada suhu 72YC, suhu optimal enzim.
m
Tidak hanya pada proses amplifikasi, untuk pemeriksaan DNA pun seringkali diperlukan
teknik tertentu yang cukup rumit agar sekuens yang awalnya tidak diketahui dapat terbaca,
dan darisini pulalah seorang pemeriksa dapat mengetahui terdapat atau tidaknya kelainan atau
Amplifikasi exponensial dengan bantuan RT-PCR memberikan hasil yang sangat sensitif
dan hanya membutuhkan sejumlah kecil RNA. RT-PCR digunakan secara luas untuk
molekul spesifik dalam sel atau jaringan. Alanisis Nothern Blot digunakan untuk mempelajari
RT-PCR juga dapat digunakan dalam insersi gen eukariot kepada prokariot. Mengingat
hampir semua gen eukariot mengandung intron yang tidak mengekspresikan gen, dan tidak
terdapat pada mRNA, dengan melakukan RT-PCR pada mRNA kita akan mendapatkan hasil
RT-PCR biasanya juga dilakukan dalam berbagai penelitian genom virus RNA, seperti
ï
ððð
!
walnya, teknik dikembangkan oleh dan
. Teknik awal ini cukup rumit karena masih terlalu sederhana dan memiliki banyak
yang dapat dilakukan relatif pendek, dan tidak adanya automatisasi kimiawi. Tahap-tahapan
dari pembacaan sekuens ! dengan teknik Maxam-Gilbert dapat dilihat pada tabel dan
Prinsip umum dari teknik Maxam-Gilbert ini adalah memanfaatkan degradasi kimiawi
5. sam encer akan memotong basa lebih banyak dari basa G.
c
Î+#' - (*
0Î +
Namun, disebabkan oleh banyaknya kekurangan dari metode ini, maka pada tahun 1958,
1 * ( kemudian mengembangkan metode yang lebih efesien dalam !
, yang disebut sebagai metode Sanger, sampai saat ini masih sering digunakan.
Pada dasarnya, terdapat metode-metode lain misalnya , RFLP, DNA arrays,
dan sebagainya. Metode Sanger dapat diringkas menjadi skema di bawah ini.
cc
! "
Î
T, setelah itu (3 Fragmen tersebut kemudian dipisahkan dengan elektroforesis, dan (4
dilakukan pembacaan sekuens dengan secara manual ataupun terkomputerisasi. Metode ini
pun digunakan oleh #// pada tahun 1985 untuk kegiatan forensik melalui
penemuannya akan perulangan pada basa-basa TR (panjang sekitar 9-80 pasang basa yang
c
Pembacaan sekuens dari fragmen DNA dibantu oleh basa-basa ddNTP yang telah
diberikan zat fluoresens sehingga dapat berpendar jika disinari dengan panjang gelombang
tertentu, misal sinar UV. Pembacaan dilakukan pada gel agarosa yang berada dalam medan
listrik, sehingga DNA dengan panjang molekul yang lebih pendek akan bergerak lebih jauh
(lebih ke bawah) dibandingkan DNA dengan panjang molekul yang lebih panjang.8,9
&&&' .
Dengan menggunakan teknih RT-PCR yang dilanjutkan dengan sequencing DNA, kita
daqpat mengetahui ada tidaknya sifat resistensi obat pada HIV dengan melihat dan
c·