You are on page 1of 46

Mata Kuliah

TEKNOLOGI SWITCHING
( Modul 7)

Dosen :
Ir. Hernandi Ilyas R., MT

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
...

MULTIPROTOCOL
LABEL SWITCHING
( MPLS )
MPLS - DEFINISI

vMultiprotocol Label Switching (MPLS) adalah


teknologi penyampaian data berbasis paket
(packet switched) pada jaringan backbone
berkecepatan tinggi.

vMPLS, merupakan suatu arsitektur untuk


switching paket dan routing berkecepatan tinggi,
meliputi proses designation, routing, forwarding
dan switching aliran trafik melalui jaringan.
v Multiprotocol because it might be applied with any Layer 3 network protocol, although almost all of
the interest is in using MPLS with IP traffic.
MPLS - DEFINISI
v MPLS didesain untuk menjawab problem-problem
jaringan seperti networks-speed, scalability, quality-of-
service (QoS), dan traffic engineering.

v MPLS beroperasi pada suatu layer OSI Model yang


secara umum berada diantara definisi tradisional dari
Layer 2 (layer Data Link) dan Layer 3 (layer Network),
dan sering disebut sebagai suatu protokol "Layer 2.5“.
Introduction
v Over the last few years, the Internet has evolved into a ubiquitous network and
inspired the development of a variety of new applications in business and consumer
markets. These new applications have driven the demand for increased and
guaranteed bandwidth requirements in the backbone of the network. In addition to the
traditional data services currently provided over the Internet, new voice and
multimedia services are being developed and deployed. The Internet has emerged as
the network of choice for providing these converged services. However, the demands
placed on the network by these new applications and services, in terms of speed and
bandwidth, have strained the resources of the existing Internet infrastructure. This
transformation of the network toward a packet- and cell-based infrastructure has
introduced uncertainty into what has traditionally been a fairly deterministic network.
In addition to the issue of resource constraints, another challenge relates to the
transport of bits and bytes over the backbone to provide differentiated classes of
service to users. The exponential growth in the number of users and the volume of
traffic adds another dimension to this problem. Class of service (CoS) and QoS
issues must be addressed to in order to support the diverse requirements of the wide
range of network users.
v In summary, despite some initial challenges, MPLS will play an important role in the
routing, switching, and forwarding of packets through the next-generation network in
order to meet the service demands of the network users.
Traditional Routing and Packet Switching
v The initial deployment of the Internet addressed the requirements of data
transfer over the network. This network catered to simple applications such
as file transfer and remote login. To carry out these requirements, a simple
software-based router platform, with network interfaces to support the
existing T1/E1– or T3/E3–based backbones, was sufficient. As the demand
for higher speed and the ability to support higher-bandwidth transmission
rates emerged, devices with capabilities to switch at the Level-2 (data link)
and the Level-3 (network layer) in hardware had to be deployed. Layer-2
switching devices addressed the switching bottlenecks within the subnets of
a local-area network (LAN) environment. Layer-3 switching devices helped
alleviate the bottleneck in Layer-3 routing by moving the route lookup for
Layer-3 forwarding to high-speed switching hardware. These early solutions
addressed the need for wire-speed transfer of packets as they traversed the
network, but they did not address the service requirements of the
information contained in the packets. Also, most of the routing protocols
deployed today are based on algorithms designed to obtain the shortest
path in the network for packet traversal and do not take into account
additional metrics (such as delay, jitter, and traffic congestion), which can
further diminish network performance. Traffic engineering is a challenge for
network managers.
Fungsi MPLS
q MPLS sebenarnya merupakan suatu Internet Engineering Task
Force (IETF) – yang kerangka kerjanya dispesifikasikan untuk
mengefisiensikan proses designation, routing, forwarding, dan
switching aliran trafik data melalui jaringan.

v Fungsi-fungsi MPLS dapat dijabarkan sebagai berikut :


§ Menspesifikasikan mekanisme pengaturan aliran trafik dari
granularitas yang bervariasi, seperti aliran antara hardware yang
berbeda, mesin-mesin, atau bahkan antar aplikasi yang berbeda
§ Sebagai protokol independent diantara Layer-2 dan Layer-3
§ Sebagai “mesin” untuk proses map IP addresses dan pe-label-
an dengan panjang tetap sehingga dapat digunakan pada
teknologi packet-forwarding dan packet-switching yang berbeda.
§ Sebagai interface kepada protokol-protokol yang sudah ada
seperti Resource reservation protocol (RSVP) dan Open
shortest path first (OSPF)
§ Mendukung protokol IP, ATM, dan frame-relay Layer-2
Fungsi MPLS
v Teknologi MPLS diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan dari jaringan IP. Ide dasar dari pengembangan MPLS
adalah menggunakan “label” untuk melakukan mekanisme switching
di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP yang menggunakan
pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme switching dan jaringan
ATM yang menggunakan Virtual Circuit Identifier sebagai dasar
mekanisme switching.

v Di dalam jaringan yang menggunakan protokol MPLS, paket yang


masuk kedalam jaringan MPLS terlebih dahulu diberi “label”. Label
yang diberikan dapat disusun dari berbagai variasi kriteria sesuai
dengan yang diinginkan oleh Service Provider/pengguna.
Berdasarkan label yang diberikan ini maka jaringan yang
menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut
sesuai dengan nilai yang melekat pada label tersebut (high priority,
low priority, dan lainnya).
Komponen MPLS
v Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau
serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu
node MPLS ke node MPLS yang lain.

v Label Switching Router (LSR): Merupakan node MPLS yang mampu


meneruskan paket-paket layer-3. LSR biasanya merupakan suatu
perangkat router kecepatan tinggi sebagai core jaringan MPLS yang
berpartisipasi membangun LSP menggunakan protokol persinyalan label
yang sesuai dan switching kecepatan tinggi dari trafik data berbasis pada
jalur (path) yang dibangun.

v MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER): Merupakan node MPLS
yang menghubungkan sebuah domain MPLS dengan node yang berada
diluar domain MPLS. LER adalah suatu perangkat yang dioperasikan pada
edge jaringan akses dan jaringan MPLS. LER mendukung multiple port
yang terkoneksi ke jaringan-jaringan yang tidak similar (misal frame relay,
ATM, dan Ethernet) dan mem-forward trafik ini ke jaringan MPLS setelah
membentuk LSP, menggunakan protokol persinyalan label pada ingress
dan mendistribusikan trafik kembali ke jaringan akses pada egress. LER
memainkan peranan penting dalam pemasangan/penyisipan dan pelepasan
label, sewaktu trafik masuk dan keluar dari suatu jaringan MPLS.
Komponen MPLS
v Ingress Node: Merupakan node MPLS yang mengatur trafik saat akan
memasuki domain MPLS

v Egress Node: Merupakan node MPLS yang mengatur trafik saat


meninggalkan domain MPLS

v MPLS label: merupakan label yang ditempatkan sebagai header MPLS

v MPLS node: Merupakan node yang menjalankan MPLS. Node MPLS ini
sebagai protokol pengendali yang akan meneruskan paket berdasarkan
label.

v FEC
Forward Equivalence Class (FEC) merupakan representasi dari suatu
group paket yang mempunyai “requirement” yang sama pada transport
(forwarding)-nya (misal., melalui jalur yang sama dan perlakuan forwarding
yang sama pula). Semua paket dalam group, dikirimkan melalui jalur yang
sama dan menggunakan perlakuan/cara yang juga sama sampai ke tujuan.
Label Switched Path
Interior Gateway Protocol
• .

IGP = Interior Gateway Protocol


Contoh suatu Label Switch Path pada MPLS
Komponen MPLS - summary
v Dengan demikian, dapat disarikan bahwa suatu jaringan MPLS
akan terdiri atas sirkit yang disebut Label Switched Path (LSP), yang
menghubungkan titik-titik yang disebut Label Switched Router
(LSR). LSR pertama dan terakhir disebut INGRESS dan EGRESS.
Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah Forwarding Equivalence Class
(FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakuan
forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan
pemasangan label.

v Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan.


Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket.
Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses
forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya
adalah jaringan yang bersifat lebih connection oriented.
Sepintas Sejarah MPLS

.
Prinsip Kerja MPLS
q Contoh dengan konfigurasi berikut : R1 dan R6 adalah Edge Router
(LER), ditempatkan di bagian depan/perbatasan dari domain IP. R2,
R3, R4 dan R5 adalah Core Router (LSR) dan tidak berhubungan
langsung dengan dunia luar kecuali melalui Edge Router.
Prinsip Kerja MPLS
q LER mengkonversi Paket IP ke Paket MPLS dan sebaliknya. Ketika
paket-paket tersebut masuk ke LER, konversi yang dilakukan adalah
dari paket IP ke paket MPLS, dan ketika keluar dari LER, konversi
dari paket MPLS ke paket IP.

o LER menerima Paket IP, kemudian melakukan beberapa proses internal,


dan mengkonversi paket menjadi paket MPLS kemudian mem-forward-
nya ke dalam domain MPLS, sesuai ilustrasi sederhana berikut :
Prinsip Kerja MPLS
q Untuk memahaminya prose yang dilakukan LER, perhatikan skema paket
IP berikut (L2 adalah Header dari Layer Data Link & L3 Header dari
Network IP) :

Ketika sebuah Paket IP masuk ke Router LER, LER akan


memasukkan/menyisipkan layer MPLS antara layer 2 dan layer 3. Dengan cara
ini paket IP dikonversi ke paket MPLS.
Prinsip Kerja MPLS
q LSR mem-forward paket MPLS mengikuti beberapa instruksi yang telah
tersimpan dalam suatu tabel. Berdasarkan informasi yang tersimpan dalam
paket MPLS, yang disebut Label, kemudian Label tersebut memilih sebuah
register dari tabel dan mengikuti instruksi yang terdapat dalam register ini,
lalu mem-forward paket MPLS tersebut.
Prinsip Kerja MPLS
q .
Prinsip Kerja MPLS : Label Swapping
Prosedur Label swapping untuk memforward suatu paket adalah sebagai berikut :

§ Untuk mem-forward suatu paket yang telah diberi label, LSR akan memeriksa
label pada top dari stack (stack = tumpukan) label. Dalam hal ini digunakan
ILM (Incoming Label Map) untuk me-map label tersebut ke suatu NHLFE (Next
Hop Label Forwarding Entry). Dengan menggunakan informasi pada NHLFE,
dapat ditetapkan kemana suatu paket akan di forward, dan membentuk
operasi pada stak label paket. Kemudian ke dalam paket akan di encode
stack label baru, dan mem-forward hasilnya.

§ Untuk mem-forward suatu paket yang belum diberi label, LSR akan
menganalisa header layer jaringan (network), untuk menentukan FEC dari
paket. Kemudian menggunakan FTN (FEC to NHLFE Map) untuk me-map ke
suatu NHLFE. Dengan menggunakan informasi pada NHLFE, dapat
ditetapkan kemana paket akan di-forward, dan membentuk operasi pada stack
label paket. Kemudian ke dalam paket akan di encode stack label baru, dan
mem-forward hasilnya.
Header MPLS
q Header layer MPLS yang disisipkan sebagai label mempunyai
rincian sebagai berikut :

Panjang Header MPLS adalah 32-bit, dibagi menjadi 4 bagian : 20 bit


digunakan untuk Label ; 3 bit untuk fungsi CoS (Class of Service) ; 1 bit
untuk fungsi Stack ; dan 8 bit untuk time-to-live field (TTL).
Dengan demikian, header MPLS berperan sebagai perekat antara header
layer 2 dan layer 3.
Header MPLS
i. Field label (20-bit) membawa nilai aktual dari label MPLS.
ii. Field Class of Service (CoS) (3-bits) dapat mempengaruhi antrian dan
algoritma discard yang diaplikasikan pada paket ketika ditransmisikan
melalui jaringan. Karena field CoS mempunyai 3 bit, maka 8 layanan class
yang berbeda dapat dilakukan.
iii. Field Stack (S) (1-bit)
adalah suatu hirarki stack label. Walau pun MPLS menggunakan konsep
stacking, proses dari pe-label-an paket biasanya berbasis pada top label,
tanpa mengabaikan kemungkinan bahwa ada label-label lain yang mungkin
berada di atasnya pada saat sebelumnya, atau ada sejumlah label lain
berada dibawahnya pada saat itu. Suatu paket yang belum diberi label
dapat dianggap sebagai suatu paket yang label stack nya kosong (misal
stack label mempunyai kedalaman 0). Jika suatu label stack paket
mempunyai kedalaman (depth) m, dapat direferensikan ke label pada dasar
stack sebagai label level 1 , kepada label di atasnya (jika sudah ada)
sebagai label level 2 , dan ke label pada top dari stack sebagai label level
m. Label stack digunakan untuk routing paket melalui tunnel LSP.
iv. Field TTL (time-to-live) (8-bits) memberikan fungsi-fungsi TTL IP
konvensional.
Enkapsulasi Paket IP dengan Header MPLS

• .
Operasi MPLS
v Langkah-langkah yang harus dilakukan bagi suatu paket data yang
akan melewati domain MPLS adalah :
§ label creation dan distribution
§ table creation pada setiap router
§ label-switched path creation
§ label insertion/table lookup
§ packet forwarding

Pada pengiriman data dari terminal sumber ke tujuan melalui domain


MPLS, tidak semua trafik sumber perlu ditransportasikan melalui jalur
yang sama. Hal ini tergantung pada karakteristik trafik, LSP yang
berbeda akan di created untuk paket-paket dengan permintaan CoS
(Class of Service) yang berbeda.
Operasi MPLS
§ Pada gambar di bawah, LER1 adalah router ingress and LER4
adalah router egress.
OPERASI MPLS

.
Operasi MPLS
Langkah MPLS Keterangan
§ Sebelum trafik diproses, router melekatkan
suatu label ke suatu spesifik FEC dan
membangun/mempersiapkan tabel-nya.
§ Di LDP, downstream router akan menginisiasi
label creation distribusi dari label-label dan pelekatan dari
dan label label/FEC.
distribution § Karakteristik yang berhubungan dengan trafik
dan kapabilitas MPLS dinegosiasikan
menggunakan LDP.
§ Protokol transport akan digunakan sebagai
protokol signaling. LDP menggunakan TCP.
Operasi MPLS
Langkah MPLS Keterangan

§ Pada pelekatan label, setiap LSR akan meng-


create “entries” pada tabel label information base
(LIB).

§Isi dari tabel akan menspesifikasikan mapping


antara suatu label dan suatu FEC.
table creation
§mapping antara port input dan tabel label input
ke/dengan port output dan tabel label output.

§ Entries akan di update ketika terjadi renegosiasi


dari binding label
Operasi MPLS
Langkah MPLS Keterangan

Seperti ditunjukkan pada garis panah biru (lihat


label switched path
gambar), LSP di-create dengan arah berlawanan
creation
dengan creation “entries” di LIB.

§ Router pertama (LER1) menggunakan tabel


LIB untuk menemukan hop berikutnya dan me-
request suatu label untuk FEC spesifik.
label insertion/table- § Router-router berikutnya menggunakan label
lookup tersebut untuk menemukan hop berikutnya.
§ Setelah paket mencapai egress LSR (LER4),
label akan dibuang dan paket dikirim ke
tujuan.
.

Path suatu paket sesuai gambar dapat di uraikan sebagai berikut :


1. LER1 tidak akan mendapat label untuk paket tersebut pada saat kejadian
request. Sesuai gambar, LSR1 dianggap sebagai hop berikutnya bagi LER1.

2. LER1 akan menginisiasi suatu label request ke arah LSR1.

3. Request ini akan dipropagasi melalui jaringan sebagai mana diindikasiskan


dengan garis hijau putus-putus.

4. Setiap router intermediate akan menerima suatu label dari router downstream-
nya, mulai dari LER2 dan bergerak upstream sampai LER1. Set up LSP
diindikasikan sebagai garis biru putus-putus menggunakan LDP atau protokol
packet signaling lainnya. Jika traffic engineering diperlukan, CR–LDP akan digunakan
untuk menetapkan setup jalur aktual untuk menjamin QoS/CoS sesuai yang
forwarding dimintakan.

5. LER1 akan menyisipkan label dan mem-forward paket ke LSR1.

6. Setiap LSR berikutnya, misal LSR2 dan LSR3, akan memeriksa label pada
paket yang diterima, menggantinya dengan label outgoing dan mem-forward-
nya

7. Ketika paket sampai di LER4, label akan dihilangkan karena paket akan keluar
dari domain MPLS dan di-deliver ke tujuan.

8. Jalur data aktual yang digunakan paket digambarkan sebagai garis merah
putuhs-putus.
Arsitektur Protocol Stack MPLS
q Komponen-komponen MPLS inti dapat dibagi menjadi beberapa
bagian berikut :

– Protokol-protokol routing layer jaringan (IP)


– edge dari forwarding layer jaringan
– Switching berbasis label jaringan core
– label schematics dan granularity
– protokol persinyalan (signaling) untuk distribusi label
– Rekayasa trafik (traffic engineering)
– compatibility dengan beberapa variasi paradigma forwarding
Layer-2 (ATM, frame relay, PPP)
Arsitektur Protocol Stack MPLS
§ Protokol-protokol yang digunakan untuk operasi MPLS:
Arsitektur Protocol Stack MPLS
v The routing module can be any one of several popular industry protocols.
Depending on the operating environment, the routing module can be OSPF,
BGP, or ATM’s PNNI, etc. The LDP module utilizes transmission control
protocol (TCP) for reliable transmission of control data from one LSR to
another during a session. The LDP also maintains the LIB. The LDP uses
the user datagram protocol (UDP) during its discovery phase of operation.
In this phase, the LSR tries to identify neighboring elements and also
signals its own presence to the network. This is done through an exchange
of hello packets.

v The IP Fwd is the classic IP–forwarding module that looks up the next hop
by matching the longest address in its tables. For MPLS, this is done by
LERs only. The MPLS Fwd is the MPLS forwarding module that matches a
label to an outgoing port for a given packet. The layers, shown in the box
with the broken line, can be implemented in hardware for fast, efficient
operation.
Aspek Traffic Engineering Pada MPLS
§ Rekayasa trafik (traffic engineering, TE) adalah proses pemilihan saluran
data trafik untuk menyeimbangkan beban trafik pada berbagai jalur dan titik
dalam network

§ Secara sederhana traffic engineering (TE) adalah proses memanipulasi


trafik untuk menyesuaikan dengan jaringan yang ada. TE dapat dibentuk
dengan memaksakan IP matrik ke interface-interface, yang tentunya bukan
pilihan yang tepat untuk jaringan yang besar. Walau pun, model IP-over-
ATM menawarkan traffic engineering melalui penggunaan route eksplisit
private virtual channels (PVC), tetapi model IP-over-ATM sendiri mengalami
problem seperti: mapping antara dua arsitektur berbeda ternyata
memerlukan definisi dan maintenance dengan skema alokasi topologies,
address spaces, routing protocols, signaling protocols, dan resource yang
berbeda. MPLS-TE meminimisasi problem-problem ini dengan teknik TE
yang connection-oriented dan merge dengan routing IP.
Obyektif dari Traffic Engineering
Obyektif dari TE adalah :
1. Minimisasi congestion:
Congestion terjadi baik ketika resources jaringan tidak cukup/tidak memadai
untuk mengakomodasi beban trafik yang ditawarkan atau jika stream trafik
di mapping secara tidak efisien ke dalam resources yang tersedia;
menyebabkan subsets dari resources jaringan menjadi over-utilized
sementara bagian jaringan lainnya under-utilized.
2. Operasi jaringan yang andal:
Kapasitas yang memadai untuk restorasi layanan harus dapat terus terjaga
mengantisipasi berbagai kemungkinan penyebab failure, dan pada saat
bersamaan, juga harus dibuat mekanisme yang efisien dan cepat untuk
melakukan re-route trafik melalui kapasitas redundan (cadangan).
3. Kebutuhan akan Quality of Service :
Dalam suatu environment layanan multi-class, dimana stream trafik terdiri
dari beberapa layanan dengan kebutuhan yang berbeda, maka
implementasi traffic engineering menjadi sangat mutlak diperlukan. Dalam
skenario ini, traffic engineering harus mampu mengakomodasi stream dari
berbagai class serta mem-balancing resources jaringan.
Komponen Traffic Engineering

§ Empat komponen fungsional yang digunakan MPLS


pada strategi TE nya adalah :

1. Distribusi Informasi
2. Pemilihan Jalur (Path selection)
3. Persinyalan dan set-up jalur
4. Forwarding paket
Komponen Traffic Engineering

1. Komponen Distribusi Informasi

Traffic engineering requires detailed knowledge about the network


topology as well as dynamic information about network loading.
This can be implemented by using simple extensions to IGP so that
link attributes (such as maximum link bandwidth, current bandwidth
usage, current bandwidth reservation) are included as part of
routers link-state advertisements. The standard flooding algorithm
used by link-state IGP ensures that link attributes are distributed to
all routers in ISPs routing domain. Each LSR maintains network
link attributes and topology information in a specialized TE
database (TED), which is used exclusively for calculating explicit
paths for placement of LSPs on physical topology.
Komponen Traffic Engineering

2. Komponen Pemilihan Jalur (Path selection)


On the basis of the network topology and link attributes in the TED
and some administrative attributes obtained from user configuration,
each ingress LSR calculates the explicit paths for its LSPs, which
may be strict or loose. A strict explicit route is one in which the
ingress LSR specifies all the LSRs in the LSP, while only some
LSRs are specified in a loose explicit path. LSP calculations may
also be done offline for optimal utilization of network resources.
Komponen Traffic Engineering

3. Komponen Persinyalan dan set-up jalur


The path calculated by the path selection component is not known to
be workable, until LSP is actually established by the signaling
component, because it is calculated on the basis of information
present in TED, which may not be up-to-date. The signaling
component is responsible for establishing LSP state and label
binding and distribution in the path set-up process.

4. Komponen Forwarding paket


Once the path is set-up, packet forwarding process begins at the
Label Switch Router (LSR) and is based on the concept of label
switching.
Aplikasi MPLS
v Saat ini aplikasi MPLS ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jaringan
backbone yang efektif dengan memberikan suatu solusi berbasis
standar sebagai berikut :

q Meningkatkan performansi forwarding paket-paket di dalam


jaringan (network)
§ MPLS enhances and simplifies packet forwarding through
routers using Layer-2 switching paradigms.
§ MPLS is simple, which allows for easy implementation.
§ MPLS increases network performance because it enables
routing by switching at wireline speeds.
q Mendukung QoS dan CoS untuk berbagai layanan yang berbeda
§ MPLS uses traffic-engineered path setup and helps achieve
service-level guarantees.
§ MPLS incorporates provisions for constraint-based and explicit
path setup.
Aplikasi MPLS
q Mendukung network scalability
§ MPLS can be used to avoid the N2 overlay problem associated
with meshed IP–ATM networks.

q Mengintegrasikan IP dan ATM di dalam jaringan


§ MPLS provides a bridge between access IP and core ATM.
§ MPLS can reuse existing router/ATM switch hardware,
effectively joining the two disparate networks.

q Membangun interoperasional antar jaringan


§ MPLS is a standards-based solution that achieves synergy
between IP and ATM networks.
§ MPLS facilitates IP–over-synchronous optical network
(SONET) integration in optical switching.
§ MPLS helps build scalable VPNs with traffic-engineering
capability.
VPN PADA MPLS
§ Salah satu fitur MPLS adalah kemampuan membentuk tunnel atau
virtual circuit yang melintasi jaringannya. Kemampuan ini membuat
MPLS berfungsi sebagai platform alami untuk membangun Virtual
Private Network (VPN)

§ VPN yang dibangun dengan MPLS sangat berbeda dengan VPN


yang dibangun berdasarkan teknologi IP, yang hanya
memanfaatkan enkripsi data. VPN pada MPLS lebih mirip dengan
virtual circuit dari Frame Relay atau ATM, yang dibangun dengan
membentuk isolasi trafik. Trafik benar-benar dipisah dan tidak dapat
dibocorkan ke luar lingkup VPN yang didefinisikan.
Fitur Bagi Customer
GMPLS
Pergeseran Teknologi ke IP/GMPLS
Summary
v MPLS mewakili konvergensi teknologi IP dan ATM,
dalam hal ini perpaduan mekanisme label swapping dan
routing
v Routing pada MPLS terjadi hanya pada LER saja
v Mengoptimalkan implementasi QoS
v MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, tidak
seperti ATM yang memecah paket
v Dengan MPLS-TE, dimungkinkan operasional jaringan
yang andal dan efisien

You might also like