Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan
produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat.
Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar atau konsumen yang
akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya peritel
menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun
menambah nilai produk. Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan
implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional.
1
Perubahan, seperti krisis ekonomi membuktikan bahwa sektor riil yang meliputi
sektor perdagangan dan jasa termasuk didalamnya bisnis ritel. Hal ini mengakibatkan
banyak bermunculan bisnis di bidang ritel sehingga mau tidak mau akhirnya mereka masuk
ke dalam sebuah persaingan yang besar. Loyalitas merupakan faktor kunci yang
menentukan sejauh mana peritel dianggap mampu mempertahankan pelanggan. Memiliki
pelanggan yang loyal adalah salah satu tujuan akhir dari perusahaan karena loyalitas
pelanggan dapat menjamin kelanggengan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Berman
dalam (Foster,2008:29) menyatakan “Tugas utama suatu perusahaan ritel department store
ialah menghasilkan pelanggan yang loyal dalam jangka panjang sebagai kunci untuk
memperoleh profit yang mungkin dapat dicapai melalui kinerja bauran penjualan eceran
(retailing mix) dengan merancang dan menentukan lokasi department store, prosedur
operasi, barang/jasa yang ditawarkan, harga yang ditawarkan, suasana department store,
karyawan, promosi untuk memenangkan persaingan”.
Jadi dapat disimpulkan loyalitas konsumen adalah perilaku yang relatif stabil
dalam jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa secara konsisten meski pengaruh situasi dan
usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi yang menyebabkan perubahan perilaku.
Pada era modern saat ini, loyalitas dapat ditentukan langsung oleh ekspektasi
pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, atau juga oleh bauran pemasaran ritel
yang ditetapkan. Foster (2008:49) menyebut strategi ritel dengan istilah retailing mix
3
(bauran pemasaran ritel) yang pada dasarnya bauran pemasaran ritel ini mempunyai ciri-ciri
yang sama dengan bauran pemasaran (marketing mix).
Menurut Berman dan Evans dalam Foster (2008:51), untuk bentuk toko yang
berdasarkan stored based retail terdapat strategi bauran pemasaran ritel yang terdiri dari
lokasi department store (store location), prosedur pembelian/pelayanan (operating
procedures), produk/barang yang ditawarkan (goods offered), harga barang (price tactics),
suasana department store (store atmosphere), karyawan (customer service), dan metode
promosi (promotional methods). Utami (2010:86) terdapat enam unsur bauran pemasaran
ritel yakni keragaman produk, harga, promosi, layanan, dan fasilitas fisik.
Mengingat bahwa kinerja bauran pemasaran ritel merupakan salah satu waktu
penting bagi peritel dalam mendapatkan loyalitas pelanggan, maka hal ini sangat menarik
untuk diteliti dan dituangkan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Bauran
Pemasaran Ritel (Retailing Mixed) Terhadap Loyalitas Konsumen Mayang
Collection”.
B. Tujuan Penelitian
1. Deskripsi bauran pemasaran ritel (keragaman produk, harga, promosi, layanan, dan
fasilitas fisik ) dan loyalitas pada konsumen Mayang Collection.
2. Pengaruh keragaman produk, harga, promosi, layanan, dan fasilitas fisik secara parsial
terhadap loyalitas pada konsumen Mayang Collection.
3. Pengaruh keragaman produk, harga, promosi, layanan, dan fasilitas fisik secara
simultan terhadap loyalitas pada konsumen Mayang Collection.
C. Hipotesis Penelitian
Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010:17)
disebutkan ”hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya”. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum
didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi secara
singkat hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jabaran teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian.
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah hipotesis kerja atau hipotesis
alternatif yang disimbolkan Ha karena menyatakan adanya pengaruh 2 variabel.
Berdasarkan pada permasalahan yang telah disebut di atas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
5
D. Kegunaan Penelitian
Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010 :
17) disebutkan ”uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas
masalah yang diteliti”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
E. Asumsi Penelitian
Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010:17)
menyebutkan “Asumsi penelitian adalah anggapan–anggapan yang dijadikan pijakan
berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian”. Anggapan dasar adalah suatu hal
yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas
(Arikunto,2006:65). Dalam penelitian ini peneliti mempunyai asumsi sebagai berikut :
F. Definisi Operasional
1. Pengaruh merupakan hubungan fungsional antara dua variabel, yaitu variabel bauran
pemasaran ritel (variabel bebas) (X), dan variabel loyalitas konsumen (variabel terikat)
(Y), dimana bauran pemasaran akan mempengaruhi loyalitas pada konsumen Mayang
7