You are on page 1of 7

BAB II

PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP PROSES KARSINOGENESIS


DITINJAU DARI KEDOKTERAN

2.1 Mekanisme Radikal Bebas


Sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya, salah satu
faktor yang menyebabkan timbulnya proses radikal bebas adalah dengan
terjadinya stres oksidatif pada sel tubuh manusia. Proses ini dianggap sebagai
penyebab utama dari mekanisme terjadinya penyakit pada manusia. Ditemukan
bahwa proses tersebut menyebabkan inflamasi dan iskemik atau hipoperfusi
pada beberapa sistem organ. Lebih lanjut, terdapat beberapa mekanisme radikal
bebas yang bersifat “unik” yang mampu menyerang sistem saraf pusat
( McCord J,. 2000 ).
Peningkatan aktifitas stres oksidatif ternyata memiliki keterikatan
dalam insiden beberapa penyakit kronis ( Basu. A, dan Imrhan. V,. 2006 ). Hal
ini dikarenakan proses radikal bebas yang telah merusak makromolekul-
makromolekul yang bersifat reaktif ( contoh : DNA ). Makromolekul-
makromolekul tersebut bersifat reaktif karena memiliki ikatan yang mudah
terionisasi atau bersifat tidak stabil. Makromolekul terebut dapat mengalami
proses radikal bebas apabila berinteraksi dengan zat-zat seperti hidrogen
peroksida atau radikal hidrosil yang disebut juga “spesies oksidasi”. Selain itu,
terdapat jenis radikal bebas lain seperti kemikal xenobiotik atau yang dikenal
dengan radikal bebas yang disebabkan oleh oksigen. Radikal bebas yang
disebabkan oleh oksigen ini menjadi penyebab terjadinya proses karsinogenesis
lingkungan ( carcinogenesis environmental ) ( Weitzman S dan Gordon L,.
1990 ).
Menurut Hussain. P ( 2003 ), penyakit yang disebabkan infeksi
maupun non-infeksi akan menyebabkan trauma yang bersifat kronis dan
menimbulkan iritasi yang memicu terjadinya inflamasi. Peristiwa ini
menghasilkan “sinyal” yang mirip dengan peptida bioaktif yang berasal dari
neuron ( sel saraf ), sitokin atau molekul reseptor yang mampu mendeteksi
kehadiran dari suatu mikroba memicu aktivitas dari sel mast dan leukosit untuk

1
aktif menuju daerah yang mengalami trauma atau kerusakan. Dalam waktu
singkat terajdi suatu keadaan yang disebut dengan respiratory brust di mana
terjadi peningkatan uptake oksigen yang mendorong dilepaskannya atau
diaktifasikannya proses radikal bebas dari leukosit disertai aktifasi dari
makrofag. Proses ini dapat memicu terjadinya proses karsinogenesis dengan
cara mengacaukan metabolisme sel target dan jalur hemostasisnya yang sangat
berbahaya bagi sel dan jaringan normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
infeksi penyakit yang beersifat kronis dan inflamasi menjadi salah satu
kontributor salah satu dari empat kejadian kanker di seluruh dunia ( Hussain P,
Hofseth L, dan Harris, C., 2003; Christen S, Hangen T, Shigenaga, M dan
Ames B,. 1999; Ames B, Gold L, dan WillettW,. 1995 ).
Target dari radikal bebas dalam proses inflamasi antara lain DNA,
protein, RNA dan lemak ( Gambar 2.1 ). Mutasi pada proses karsinogenesis
berhubungan dengan gen atau modifikasi post translasi dari protein oleh
nitration, nitrosation, fosforilasi, asetilasi atau poliADP-ribosilasi, kemudian
oleh radikal bebas atau lipid peroksidase yang berasal dari metabolisme seperti
gugus aldehid yang reaktif yaitu malondialdehid dan 4-hidroksinonenal
merupakan kunci terjadinya peningkatan kejadian kanker. Radikal bebas dalam
beberapa kasus dapat pula memicu sel-sel pertumbuhan ( growth cell ) dan
perkembangan sel tumor dengan mengaktifasi jalur sinyal transduksi yang
hasilnya berupa induksi transkripsi dari protoonkogen termasuk c-FOS, c-JUN
dan c-MYC yang terlibat dalam stimulasi pertumbuhan sel kanker ( Hussain P,
Hofseth L, dan Harris, C., 2003 ).
Penelitian menunjukan bahwa protein fosforilasi dan polyADP-
ribosilasi dari kromosom protein telah terlibat dalam induksi transkripsi
transkripsi dari c-FOS oleh peristiwa oksidasi dan pro-oksidasi yang
menyebabkan pertumbuhan yang bersifat neoplastik ( Hussain P, Hofseth L,
dan Harris, C., 2003; Cerutti P,. 1985 ).

2.2 Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Proses Karsinogenesis


Apabila terjadi suatu proses karsinogenesis, dalam tubuh secara alami
telah memiliki suatu mekanisme pertahanan. Salah satu mekanisme tersebut
adalah dengan dibentuknya suatu gen supresor tumor ( gen p53 ) yang

2
memegang peranan dalam merespon kerusakan DNA ( Ambs S, Hussain P, dan
Harris C,. 1997 ). Homeostasis jaringan normal dapat terjaga dengan adanya
regulasi sel yang terdiri dari proliferasi dan kematian sel. Dengan adanya sinyal
internal dan eksternal ( dari dalam sel ), maka akan timbul mekanisme inisiasi
atau inhibisi sel dalam proliferasi dan apoptosis. Dalam suatu proses
karsinogenesis, faktor genetik dan epigenetik turut berperan dalam
pembentukan sel displasia dan neoplasia yang kemudian memicu
ketidakseimbangan regulasi sel antara pertumbuhan dan kematian sel
( Graeber T et al,. 1996 ).

2.3 Mekanisme Pencegahan


Radikal bebas telah diketahui dapat menyebabkan beberapa penyakit
pada manusia antara lain artritis, syok hemoragik, arterosklerosis, iskemia,
trauma reperfusi pada banyak organ, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson,
disfungsi gastrointestinal, tumor dan karsinogenesis. Zat yang bersifat
antioksidan secara poten diakui sebagai scavengers dari proses radikal bebas
dan mampu berkerja sebagai inhibitor dari proses neoplastik. Zat antioksidan
tersebut secara hubungan struktur aktifitasnya, bioavabilitas dan efek terapinya
terbukti sangat efektif menghambat proses radikal bebas ( Bagchi. D, Bagchi.
M, Stohs. S. et al, 2000 ).
Menurut Basu dan Imrhan ( 2006 ), pola makan yang banyak
mengkonsumsi sayuran seperti tomat atau produk-produk lain yang
mengandung tomat mengandung zat lycopene. Zat tersebut berfungsi
menurunkan resiko penyakit seperti kaker dan penyakit kardiovaskular,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kohlmeier et al pada tahun 1997.
Zat lycopene mampu mencegah penyakit tersebut karena bersifat
kardioprotektif dan antikarsinogenik, selain itu di dalam tomat juga terdiri dari
beberapa mikronutrient dan pitokemikal antara lain karoten, polipenol,
potasium, folat, asam askorbat ( vitamin C ), dan tokoperol ( vitamin E ).
Mikronutrient tersebut memiliki kemampuan untuk melawan proses dari stres
oksidatif yang di akibatkan oleh radikal bebas.
Lycopene juga disebut sebagai salah satu zat yang bersifat
antioksidan sehingga mampu mencegah proses karsinogenesis dan arterogenesis

3
dengan melindungi biomolekul yang penting seperti DNA, protein, lipid
dan low density lipoproteins ( LDLs ) ( Pool-Zobel et al., 1997; Basu. A,
Imrhan. V., 2006 ).
Di negara Amerika, para penduduknya yang tidak merokok, pola
makan yang kaya sayuran dan sering melakukan olah raga adalah salah satu
cara untuk mencegah resiko terkena kanker. Hasil penelitian menunjukan
bahwa di Amerika sepertiga dari 500.000 kematian akibat kanker disebabkan
oleh pola makan dan kebiasan hidup yang jelek seperti merokok. Kebiasan
hidup seperti merokok, pola makan yang rendah serat, dan tingkat aktifitas
dengan stressor berat yang tinggi menjadi salah satu faktor resiko yang
menyebabkan proses karsinogenesis. Selain itu terdapat peran serta genetik
yang juga dapat mempengaruhi insiden kanker, di mana kanker dapat
berkembang oleh karena adanya mutasi pada sel. Sehingga variasi kejadian
kaker pada setiap populasi dan pada setiap individu dapat berbeda-beda
tergantung faktor apa yang mempengaruhinya. ( Byers T, et al, 2002 ). Pada
tabel 2.1 diterangkan apa saja yang harus dilakukan dalam usaha mencegah
terjadinya proses karsinogenesis yang disebabkan oleh proses radikal bebas.

2.3.1 Keuntungan latihan Fisik Dalam Mencegah Proses


Radikal Bebas
Berdasarkan penelitian oleh Byers T ( 2002 ) diketahui bahwa
aktivitas fisik seperti olah raga dapat menekan proes karsinogenesis pada
beberapa penyakit kanker, di antaranya kanker payudara, dan kanker usus
besar ( colon ). Aktifitas fisik juga diketahui memiliki peranan penting dalam
menjaga kesehatan. Aktifitas fisik yang bervariasi juga mampu menekan
perkembangan dari proses karsinogenesis. Hal ini terjadi karena dengan
aktifitas fisik tersebut menyebabkan intake kalori yang telah kita konsumsi
menjadi seimbang, tidak berlebihan, sehingga mampu mencegah proses
karsinogenesis. Lebih lanjut, dengan aktifitas fisik yang kita lakukan ternyata
dapat menyebabkan metabolisme sel-sel kanker mengalami hambatan.
Sirkulasi darah dan nutrisi yang disalurkan ke sel-sel kanker juga mengalami
hambatan, sehingga sel kanker tersebut akan mengalami hambatan dalam
perkembangannya ( Byers T et al,. 2002 ).

4
Selain mampu menekan perkembangan sel kanker, aktifitas fisik
juga mampu mencegah berkembanganya penyakit-penyakit krosis seperti
penyakikt jantung, diabetes, osteoporosis, dan hipertensi ( Byers T et al,.
2002; Mc Tiernan A, Ulrich C, dan Slate S,. 1998 ). Pada tabel 2.2 akan
dijelaskan penggolaongan aktifitas fisik yang dapat dialkukan dalam
mencegah proses karsinogenesis.

Tabel 2.1 Tabel Pnaduan Nutrisi dan Aktifitas Fisik untuk Mencegah Kanker
Rekomendasi American Cancer Society ( ACS ).
1. Makan makanan yang bervariasi, sehat dan bergizi

• Makanlah sayuran dan buah-buahan yang beraneka ragam lima kali atau
lebih dalam sehari
• Pilihlah makanan yang kaya akan serat untuk memudahkan proses
pencernaan
• Kurangi konsumsi daging merah, terutama yang banyak mengandung
lemak
• Pilihlah makanan yang dapat menjada berat badan dalam batas normal
2. Lakukan aktifitas fisik

• Dewasa : lakukan aktifitas fisik yang sedangan selama 30 menit atau


lebih dalam lima hari atau seminggu
• Anak-anak dan remaja : meakukan paling sedikit 60 menit perhari
aktifitas fisik sedang selam limahari atau seminggu.
3. Menjaga berat badan ideal

5
• Menjaga keseimbangan intake kalori dengan latihan fisik ( olah raga )
• Kurangi berat badan jika mengalami overweight atau obesitas

4. Kurangi konsumsi alkohol, makanan cepat saji ( junk food )


Sumber : Byers T et al,. 2002

Tabel 2.2 Tabel Penggolongan Aktifitas Fisik dalam Mencegah proses


Karsinogenesis.
Aktifitas Moderat Aktifitas Berat
Latihan Berjalan, dansa, bersepeda Joginng atau lari, bersepeda
santai, ice skating, spatu roda, dengan cepat, erobik, martial
mengendarai kuda, yoga. arts lompat tinggi.
Olah raga Bola voli, gaolf, bola tangan, Sepak bola, hockey, basket,
kasti, badminton, tenis, maraton
bersepeda gunung
Aktivitas rumah Membersikan halaman, Menggali, menggergaji kayu,
berkebun, bercocok tanam. berburu, dll.
Aktivitas sehari- Berjalan biasa dan mengangkat Pekerjaan berat yang
hari barang dll dilakukan secara manual
Sumber : Byers T et al,. 2002

6
7

You might also like