Professional Documents
Culture Documents
Liberalism adalah salah satu tradisi, pandangan, dan ideologi yang cukup berpengaruh
atau dominan dalam studi hubungan internasional (HI). Liberalism memusatkan perhatiannya
pada kebebasan individu. Kaum liberal memandang pembentukan negara sebagai antisipasi
untuk melindungi kebebasan individu baik dari ancaman individu lain, maupun dari negara
itu sendiri. Selain itu liberalism juga dicirikan dengan pembatasan kekuasaan, penegakan
hukum, sistem pemerintahan yang transparan dimana hak-hak kaum minoritas dijamin,
pertukaran gagasan yang bebas, serta perekonomian pasar yang mendukung private
enterprise secara bebas. Liberalism berbicara mengenai pemerintahan dalam negara, antara
negara dengan negara maupun dengan manusia atau individu.
Kaum liberal percaya bahwa manusia adalah makhluk yang rasional. Artinya manusia
mampu mengartikulasi dan mencapai kepentingannya serta mampu memahami
prinsip moral dan aturan hukum yang berlaku.
Pada awalnya, kaum liberal memandang bahwa telah terjadi pengurangan tatanan alamiah
yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin negara yang tidak demokratis dan
banyaknya kebijakan-kebijakan kuno seperti balance of power
Kaum liberal percaya bahwa hubungan internasional dapat bersifat kooperatif daripada
konfliktual
Liberal internasionalisme
Dua pemikir yang muncul dari liberal internasionalisme adalah Immanuel Kant dan
Jeremy Bentham. Pemikiran liberal mereka tentu saja tidak jauh dari kacamata
mereka memandang situasi politik pada masa hidupnya yakni pada era
Enlightenment. Kant melihat dunia internasional seolah carut marut karena tidak
adanya suatu hukum dan norma yang legitimate mengatur perilaku aktor-aktor
politiknya. Menurut Kant, perdamaian bisa dicapai apabila terdapat hukum
internasional dan kontrak federal antarnegara untuk meninggalkan perang. Bentham
menambahkan pemikiran liberal Kant dengan menyebut contoh nyata yang terjadi
pada Germany Diet, American Confederation, dan Liga Swiss yang terbukti mampu
memfasilitasi konflik yang terjadi akibat persaingan individu melalui pemerintahan
bersama (federasi). Inti dari pemikiran liberal internasionalisme adalah siginifikasi
hukum international. Menurut Bentham, hukum international tersebut dapat terbentuk
tanpa melalui pemerintahan dunia. Menurut liberal internasionalisme masyarakat
internasional berdasar hukum bisa terjadi secara natural sebagaimana Adam Smith
menjelaskan mekanisme pasar dengan invisible hands. Ketika suatu negara mengikuti
self interest masing-masing, individu secara tidak sadar mendorong terwujudnya
kebaikan bersama.
Idealisme
Era idealisme dimulai sejak awal 1900 hingga akhir 1930 yang dimotivasi oleh
keinginan kuat untuk menghindari perang. Salah satu pencetus idelalisme terkenal
adalah Woodrow wilson yang tertuang dalam empat belas point Wilson. Kelahiran
idealisme ditandai oleh pasca perang dunia I sebagai kritikan terhadap paham liberal
internasionalisme yang menyatakan bahwa perdamaian bersifat natural dan bisa
terjadi dengan sendirinya. Menurut Wilson, perdamaian tidak terjadi secara natural
tapi mesti dikontruksi. Lebih lanjut Wilson mengatakan bahwa perdamaian itu bisa
dikontruksi dengan membentuk institusi. Konsep utama dalam pemikiran idealisme
adalah keamanan bersama, collective security. Dikarenakan jika keamanan suatu
negara terganggu akan berimbas pada stabilitias keamanan di negara kawasan
2 Tim Dunne. 2001. “Liberalism”., dalam Steve Smith dan John Baylis, ed. 2001 The Globalization of World
Politics. Oxford: Oxford Press University.
disebabkan interconnectedness, oleh karena itu keamanan menjadi konsep bersama
keamanan suatu negara juga menjadi tanggung jawab negara lain.
Liberal institusionalisme
Pandangan liberal institusionalisme muncul sebagai jawaban atas kritik realisme
merespon peristiwa terjadinya perang dunia dua dan gagalnya Liga Bangsa-bangsa.
Ini menjadikan sifat liberal institusionalisme menjadi cenderung realist dan
mengurangi normativeness (Dunne, 2001). Liberal institusionalime menolak
pandangan aktor bersifat state-centric. Meskipun negara merupakan satu-satunya
aktor tunggal hubungan internasional, mereka menilai organisasi internasional,
perusahaan multinasional merupakan aktor subordinate dalam sistem. Kehadiran aktor
subordinate menjalankan beberapa peran yang tidak dapat dilakukan oleh negara.
Fenomena globalisasi tidak membuat paham liberal menjadi outdated, sebaliknya
liberal terus melakukan penyesuaian dengan konsep kini supaya terus relevan
memberikan penjelasan terhadap kejadian dalam konteks global.
Tokoh-tokoh Liberalisme3:
Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan salah satu filsuf Jerman yang menulis esai tentang masalah
perdamaian dunia pada tahun 1975 berjudul Perpetual Peace (Perdamaian Abadi). Pemikiran
Kantian sangat berpengaruh dalam perkembangan dari hal yang sekarang kita sebut sebagai
teori liberal. Berawal dari premis bahwa sistem internasional merupakan sesuatu yang
berhubungan erat dengan suatu ‘state of nature’ internasional (kondisi kemanusiaan tanpa
atau sebelum pemerintahan), Kant berpendapat bahwa cara satu-satunya agar situasi ini bisa
diatasi adalah menemukan sebuah ‘perdamaian negara’. Kant tidak membayangkan
pembentukan pemerintahan dunia atau bahkan menyatukan kedaulatan, tetapi lebih kepada
sebuah federasi yang lebih ‘longgar’ terdiri dari negara-negara bebas yang diperintah oleh
aturan hukum.
Francis Fukuyama
Francis Fukuyama membuahkan karya yang paling populer pada akhir Perang Dingin,
yaitu The End of History and The Last Man. Fukuyama berpendapat bahwa sejarah manusia
telah digerakkan oleh konflik dan perjuangan terhadap sistem nilai dan berbagai usaha untuk
mengatur masyarakat. Kekuatan penggerak di balik Perang Dingin merupakan perjuangan
ideologi antara Timur dan Barat, komunisme dan kapitalisme. Menurut Fukuyama, akhir dari
Perang Dingin telah memperlihatkan hasil akhir dari kapitalisme Barat dan demokrasi liberal
Adam Smith
Adam Smith terkenal dengan ‘invisible hand’-nya, yaitu pasar dilihat sebagai alat yang paling
efisien untuk mengatur produksi dan pertukaran yang dilakukan manusia, yang bekerja
hampir seperti ‘invisible hand’ yang mengarahkan dan mengoordinasi aktivitas
perekonomian. Adam Smith juga menerima dengan baik bahwa pasar tidak perlu sepenuhnya
memenuhi begitu banyak kebutuhan ‘barang-barang kebutuhan publik’ dan bahwa
pemerintah perlu menyediakan barang-barang tersebut. Negara juga diperlukan karena
mereka memberikan kerangka peraturan untuk, misalnya menegakkan hukum terhadap
korupsi dan melindungi persaingan tidak sehat
Kebijakan luar negeri suatu negara, yang juga disebut kebijakan hubungan internasional,
adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan
negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer; serta dalam tingkatan yang
lebih rendah juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-
negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk memaksimalkan
berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama multilateral internasional. Kebijakan
luar negeri dirancang untuk membantu melindungi kepentingan nasional, keamanan
nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran ekonomi suatu negara.
Dalam memahami kebijakan luar negeri, paham liberalisme memiliki kontribusi sendiri
dimana paham liberalisme menyoroti individu (HAM, kebebasan, dan demokrasi), gerakan
sosial (kapitalisme, pasar), dan institusi politik dapat memberikan efek langsung pada
hubungan antarnegara. Dengan kontribusi seperti itu, paham liberalisme menghasilkan
prediksi yang lebih baik tentang kebijakan luar negeri.