Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
DIMAS WICHAKSONO
1006782053
VOKASI PARIWISATA 2010
UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
perekonomian nasional terhadap kesejahteraan sosial yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………….......................................................... i
KATA PENGANTAR ……………………………….............................................. ii
DAFTAR ISI ………………………………............................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi
Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996.
Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-
10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran
berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.
Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan
cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama
Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik
untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan
memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International
Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi
yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa
kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional
dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih
belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden
Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan Agustus 1998,
Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J
Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999
kemudian memperpanjang program tersebut.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kedatangan Obama ke Indonesia membuka harapan baru akan meningkatnya
investasi dan perdagangan Amerika di Indonesia. Sebelum Obama datang ke
Indonesia, Pemerintah Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengeluarkan
dana stimulus dengan membeli kembali obligasi Pemerintah Amerika Serikat
sebesar US$ 600 miliar. Stimulus ini diharapkan dapat meningkatkan dana yang
beredar di pasar, mendorong perekonomian Amerika Serikat, membuka lapangan
pekerjaan dan menyerap pengangguran yang saat ini masih berkisar di 10 persen.
Pertanyaan untuk kita semua adalah :
1. Bagaimana strategi perekonomian Amerika Serikat ini mempengaruhi
perekonomian Indonesia?
1. Bagaimana perekonomian Indonesia mempengaruhi kesejahteraan rakyat?
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian perekonomian nasional
1. Faktor - faktor yang mempengaruhi perekonomian nasional
1. Mendeskripsikan pengertian kesejahteraan sosial
1. Paradigma kesejahteraan sosial
1. Penjelasan strategi Amerika Serikat dalam mempengaruhi perekonomian
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Kemiskinan.
Angka kemiskinan yang tinggi dapat mengganggu kemajuan suatu Negara,
karena kemiskinan cukup berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat
yang bergantung kepada biaya/standar hidup dari Negara yang bersangkutan.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi kemiskinan
yaitu,
setiap tahun pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan jumlah dan
presentase penduduk miskin dengan berbagai cara, salah satunya pemerintah
mengurangi subsidi BBM. Sebagai gantinya pemerintah memberikan langsung
bantuan tunai kepada masyarakat miskin.
Potensi lainnya yang dapat kita prediksi akan terjadi beberapa minggu ke depan
adalah masuknya arus dana dari institusi keuangan Amerika Serikat ke dalam pasar
saham, pasar uang dan komoditas negara-negara berkembang, terutama di
Indonesia. Laporan analis keuangan dunia memberikan rekomendasi yang positif
bagi pasar saham di beberapa negara berkembang, seperti CIVETS (Colombia,
Indonesia, Vietnam, Egypt, Turkey, South Africa).
Para analis memberikan rekomendasi bagi Indonesia sebagai tempat yang menarik
untuk investasi, karena tingkat pertumbuhannya yang tinggi, yaitu sekitar 6,2
persen sampai 6,4 persen pada tahun 2011. Jumlah penduduk sebagai pasar yang
sangat besar, yaitu 230 juta orang. Stabilitas politik dan sumber daya alam yang
sangat beragam. Khusus untuk sumber daya alam seperti minyak, gas, batu bara,
tembaga, nikel, perak dan emas merupakan komoditas yang menarik dan
mengalami rally beberapa hari setelah keputusan stimulus Amerika Serikat
dikeluarkan pada awal Nopember 2010. Selain itu SBI dan SUN kita tetap menjadi
pilihan investor asing karena tingginya yield yang ditawarkan dibandingkan
negara-negara lain.
Tantangan lain yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana mendorong dana
asing ini masuk ke dalam berbagai proyek infrastruktur dan energi yang
dibutuhkan untuk mendorong akselerasi perekonomian Indonesia. Pembangunan
berbagai jalan tol, jembatan, pelabuhan, pembangkit listrik membutuhkan biaya
yang sangat besar, sehingga tidak dapat sepenuhnya dibiayai dalam APBN. Di sisi
lain, dengan masuknya dana asing ke dalam SBI dan SUN serta pasar saham,
maka sebenarnya ada potensi dana yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan
berbagai proyek tersebut.
Tantangan bagi kita untuk dapat membuat suatu penawaran yang menarik bagi
investor, sehingga dana ini dapat masuk ke dalam proyek jangka panjang, salah
satu alternatif yang dapat menjadi pilihan adalah dengan obligasi infrastruktur,
atau seperti yang sekarang sedang dilakukan oleh pemerintah dengan mendorong
berbagai perusahaan untuk IPO dan menjaring dana dari publik untuk pembiayaan
ekspansi perusahaannya.
Terbukti bahwa berbagai upaya dan program ini banyak yang tidak berhasil
terutama karena dilaksanakan dalam kerangka sistem ekonomi pasar bebas yang
kapitalistik liberal, yang tidak peduli pada nasib rakyat kecil dan membiarkan
terjadinya persaingan liberal antara konglomerat dan ekonomi rakyat. Inilah
masalah besar sistem perekonomian yang kini berjalan di Indonesia. Kita patut
terus-menerus berusaha untuk mewujudkan sistem ekonomi Pancasila yaitu sistem
ekonomi pasar yang mengacu pada sila-sila Pancasila, yang benar-benar
menjanjikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Geliat perekonomian Amerika Serikat dengan stimulusnya akan mempengaruhi
perekonomian Indonesia. Pengaruh paling cepat sudah dialami oleh pasar saham
beberapa hari setelah keputusan ini dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat,
selanjutnya dalam beberapa minggu ke depan kita perlu mempersiapakan
bagaimana arus dana asing ini dapat menjadi lebih produktif dan mendorong
perekonomiann Indonesia. Hal yang dilakukan oleh Amerika Serikat adalah upaya
untuk mendorong perekonomian riilnya dan memberikan kontribusi positif bagi
penciptaan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Meskipun di Indonesia semua orang menyadari krisis yang kita hadapi sejak 1997
adalah krisis multidimensi (politik, ekonomi, budaya), namun orang cenderung
dengan mudah menyebutnya sebagai krisis ekonomi. Konotasi ekonomi rupanya
dianggap jauh lebih “menyeluruh” atau dianggap jauh lebih penting ketimbang
aspek-aspek kehidupan politik, sosial, budaya, bahkan moral. Adapun alasan
utama anggapan lebih pentingnya ekonomi ketimbang faktor-faktor lain adalah
karena sejak pembangunan ber-Repelita (1969), pembangunan ekonomi berupa
pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun selama 30 tahun (210% secara
akumulatif), telah mengubah Indonesia secara “luar biasa” dari sebuah negara
miskin menjadi megara yang tidak miskin lagi.
Salah satu kesalahan serius, sekali lagi, adalah kepercayaan kita yang terlalu besar
bahwa pemulihan ekonomi melalui kebijakan-kebijakan ekonomi konvensional
adalah satu-satunya jalan. Dan di antara cara-cara konvensional itu adalah
menganggap bahwa kebijakan moneter khususnya melalui peranan perbankan
modern adalah segala-galanya. Sektor perbankan dianggap conditio sine qua non
termasuk kini pasar uang dan pasar modal, sehingga pemerintah bersedia
membiayai berapapun untuk “menyelamatkan" sektor perbankan melalui program
rekapitalisasi perbankan.
Jika kini kita bertanya kepada pakar-pakar ekonomi bagaimana peranan “Ekonomi
Nasional dalam upaya mensejahterakan Masyarakat“, maka mayoritas ekonom
tidak akan sanggup menjawabnya, kecuali mereka yang tidak lagi percaya pada
teori-teori ekonomi Neoklasik Ortodok Barat yang dikuasainya.
DAFTAR PUSTAKA
www.metrotvnews.com
http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/pengertian-kesejahteraan-
sosial/
http://www.scribd.com/doc/12439918/MAKALAH-Perekonomian-Nasional
http://www.indonesiaindonesia.com/f/8767-paradigma-kesejahteraan-rakyat-
ekonomi-pancasila/