Professional Documents
Culture Documents
3. Lemak
Keistimewaan lemak dlm ASI dibandingkan ASS:
Bentuk emulsi lbh sempurna.
Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih besar
dari ASS.
Asam lemak rantai panjang yg
Berperan dlm perkembangan otak.
Kolesterol yg diperlukan utk mielinisasi sususnan saraf pusat
dan diperkirakan juga berfungsi dlm pembentukan enzim.
4. Mineral
ASI mengandung mineral lengkap.
Total mineral slm masa laktsi adl konstan.
Fe dan Ca paling stabil, tdk dipengaruhi diit ibu.
Garam organic yg terdapat dlm ASI terutama kalsium,
kalium dan natrium dr asam klorida dan fosfat.
5. Air
Kira-kira 88% ASI terdiri dr air, yang berguna untuk melarutkan zat-
zat yang terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat
meredakan rangsangan haus dari bayi.
6. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan C
cukup. Sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam
pantothenik adalah kurang.
G. KEGAGALAN MENYUSUI
Sebelum dibahas kegagalan menyusui, terlebih dahulu akan dibahas
tanda-tanda bayi yang mendapat cukup ASI, yaitu :
Tanyakan pada ibunya berapa kali
mengganti popok setiap harinya. Bayi yang cukup ASi akan
kencing 6-8 kali dalam sehari.
Terdapat kenaikan berat badan rata-
rata 500 gram, perbulan.
Bayi menyusu sering, tiap 2-3 jam
atau 8-12 kali dalam sehari.
Bayi tampak sehat, warna kulit dan
turgor baik, anak cukup aktif.
Beberapa ibu merasa bahwa dia tidak cukup ASI, padahal
sesungguhnya tidak ada masalah sama sekali dengan ASI –nya.
Mereka khawatir kan gejala-gejala yang tidak ada hubungannya
dengan ASI atau mereka tidak biasa dengan variasi normal yang
terdapat pada bayi yang minum ASI. Apabila bayi tumbuh baik dan
kencingnya cukup, tidak perlu ibu khawatir kalau :
Bayi menyusu sering, 8-12 kali
perhari.
Bayi tampak lapar.
Pemahaman yang dapat diberikan pada ibu tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayinya:
ASI dicerna lebih cepat darpada
susu formula dan lebih sesuai untuk usus bayi yang masih belum
matur. Sehingga bayi yang minum ASI perlu menyusu lebih sering.
Kebiasaan menyusu bayi anda,
Kenaikan berat badannya, dan pola tidurnya jangan dibandingkan
dengan bayi lain, karena tiap bayi adalah individu yang unik dan
terdapat variasi yang luas, asalkan masih dalam batas-batas yang
normal.
Bayi tiba-tiba meningkat frekuensi
dan lamanya menyusu. Bayi yang tidur saja pada minggu-minggu
pertama, sering secara tiba-tiba seolah-olah terbangun dari
tidurnya dan menyusu lebih sering. Demikian pula pada bayi yang
dalam masa pertumbuhan, pada masa ini mereka menyusu lebih
sering dari biasa untuk mendapatkan lebih banyak ASI untuk
memenuhi kebutuhannya.
Bayi tiba-tiba menurun lamanya
menysuu, kurang 5-10 menit tiap payudara. Mungkin karena dia
lebih berpengalaman menyusu, sehingga mendapat ASI yang
diperlukan lebih cepat.
Bayi tiba-tiba tidak mau menyusu.
Kemungkinan Karena hidung tersumbat karena pilek, atau karena
tumbuh gigi.
Bayi tampak gelisah. Bisa karena
lapar atau keadaan lingkungan yang tidak nyaman, missal bayi
kepanasan karena selimut tebal. Dari payudara ibu hanya
sedikit/sama sekali tidak ada ASI yang menetes kalau lama tidak
disusukan. ASI yang menetes tersebut tidak ada hubungannya
dengan jumlah ASI yang dipoduksi.
Payudara ibu tiba-tiba tampak
lembek. Hal ini mungkin karena anak menyusu lebih kuat dan lebih
sering sehingga payudara tidak penuh.
Refleks let down terasa tidak kuat.
Kadang-kadang beberapa ibu tidak merasa adanya refleks let
down, yaitu ASI yang keluar dengan deras pada saat bayi
menyusu.
Apabila produksi ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, harus dicari
sebab-sebabnya mengapa produksi ASI tersebut menurun, yaitu :
1. Makanan Suplemen
Bayi yang mendapat suplemen makanan lain selain ASI, misalnya
susu formula, air buah atau makanan tambahan lainnya,
menyebabkan bayi akan kenyang dan harus menunggu lebih lama
menyusu berikutnya. Sehingga frekuensi menyusu akan menurun dan
produksi ASI akan menurun juga.
Pemberian suplemen dengan menggunakan botol dot pada saat bayi
masih sedang belajar menyusu, juga dapat menyebabkan bayi
bingung antara menyusu pada putting ibu dan dot (nipple confuse),
karena mekanisme menghisap yang berbeda.
Berikut ini adalah tanda-tanda bayi bingung putting :
Bayi menghisap putting seperti menghisap dot.
Waktu menyusu, cara menghisapnya terputus-putus/sebentar-
sebentar.
Bayi menolak menyusu pada ibu.
Untuk menghindari bingung putting tersebut, maka :
Ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu pada ibu
terutama pada saat bayi masih belajar menyusu yaitu pada bulan
pertama setelah lahir.
Teknik menyusui harus benar.
Menyusu lebih sering tanpa dijadwal.
Perlu kesabaran dan ketelatenan dari ibu.
I. IBU BEKERJA
Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya. Dianjurkan
untuk mengikuti cara-cara dibawah ini untuk mencegah penurunan
produksi ASI dan penyapihan yang terlalu didini.
Sebelum ibu berangkat bekerja bayi
harus disusui. Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk
diberikan pada bayi selama ibu bekerja. Di samping susu formula
kalau masih diperlukan.
Bila mungkin, ibu pulang untuk menyusui
pada tengah hari.
Bayi disusui lebih sering setelah ibu
pulang kerja dan pada malam hari.
Tidak menggunakan susu formula pada
hari libur.
Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah
melahirkan, tunggu 1-2 bulan untuk menyakinkan lancarnya
produksi ASI dan masalah pada awal menyusui telah teratasi.
Kalau ibu ingin memberikan susu formula dengan menggunakan
botol, maka dapat dicoba setelah ibu yakin bahwa bayinya telah
mampu menyusu pada ibu dengan baik, untuk menghindari bayi
bingung putting.
Penyebab umum gagal tumbuh yang bias terjadi pada bayi yang
minum ASI maupun non-ASI, adalah :
Infeksi.
Penyakit jantung bawaan.
Kelainan pada susunan saraf pusat.
Penyakit-penyakit ginjal.
Kelainan/penyakit pada saluran pencernaan, misalnya
malabsopsi.
Kelainan anatomis : sumbing palatum, atresia koananl,dsb.
Endokrin/penyakit-penyakit metabolic.
Sedangkan penyebab khusus gagal tumbuh pada bayi yang minum
ASI atau penyebab produksi ASI yang tidak memadai, adalah :
1. DARI PIHAK BAYI :
a. Kelainan anatomic :
• Sumbing pada bibir/palatum.
• Deformitas fasial lainnya.
• Kelainan gastrointestinal.
b. Kelainan fisiologik :
• Frekuensi menyusui yang kurang sering.
c. Masalah organic :
• Kebutuhan kalori yang meningkat : infeksi.
• Prematuritas.
• Kelainan organic lainnya : kelainan SSP (Susunan Syaraf
Pusat), gangguan metabolic, malabsopsi.
d. Faktor Psikologis :
• Bayi yang “stress”, bayi yang “ sulit “.
M. BAYI KEMBAR
Dengan meningkatnya rangsangan untuk produksi ASI yang
dating dari 2 bayi. Maka ASI selalu cukup untuk kedua bayi kembar
tersebut. Tetapi kita harus memperhatikan diit ibu harus mengandung
kalori lebih tinggi, ekstra minum, cukup protein dan vitamin, agar
produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi dan status gizi ibu terpelihara.
Bayi dapat disusui keduanya secara bersamaan pada kedua
payudara ibu. Dengan kedua posisi secara bergantian tergantung
posisi mana yang dianggap nyaman oleh ibu.
Tiga posisi tersebut, yang dapat dilakukan pada kedua bayi
secara bersamaan adalah :
1. Tiap bayi menyusu dengan posisi Foot ball.
2. Tiap bayi menyusu dengan posisi sejajar dengan tubuh ibu.
3. Kedua bayi menyusu saling menyilang di depan tubuh ibu.
Bagi ibu yang terpaksa menyusui bayinya secara bergantian, mulailah
lebih dahulu dengan menyusui bayi yang lebih kecil.
Bayi kembar sering tumbuh pada tingkatan yang berbeda, yang satu
lebih gemuk dari yang lain, tergantung frekuensi menyusui oleh asing-
masing bayi.
Contoh :
1. Bayi yang sumbing pada langit-langit lunak (palatum molle)
bayi dapat menyusu tanpa kesulitan apabila bayi disusukan dalam
posisi tegak, agar ASI tidak masuk ke dalam hidung. Karena ada
kecenderungan ASI keluar melalui hidung pada bayi tersebut,
maka ibu dianjurkan untuk sering-sering menghentikan menyusui
untuk memberikan kesempatan bayi bernafas. Kesukaran terberat
adalah pada minggu-minggu pertama, tetapi itu tidak berarti tidak
mungkin menyusui pada bayi dengan sumbing langit-langit.
2. Sumbing hanya pada bibir atas saja. Maka bayi dapat
menyusu sambil ibu menutup sumbing tersebut dengan jarinya
agar bayi dapat menghisap dengan sempurna. Kadang-kadang
terdengar bunyi pada saat bayi sedang menyusu. Proses menyusui
pada anak dengan sumbing ini memungkinkan, karena mekanisme
menyusu tidak terganggu, asalkan dilakukan dengan teknik
menyusui dengan baik dan benar.
3. Yang sulit bilamana terjadi sumbing ganda, yaitu sumbing
pada langit-langit keras/lunak dan bibir, sehingga bayi sulit
menghisap putting susu dengan sempurna. Untuk bayi yang
demikian, ibu dapat mengeluarkan ASI dengan tangan/pompa
kemudian diberikan dengan sendok/pipet/dot khusus. Atau dapat
pula dikonsultasikan pada Ahli Bedah Mulut untuk sementara
dipasang sustu alat yang memudahkan proses menyusui, sambil
menunggu saatnya dioperasi. Sementara setelah bayi menjalani
operasi, ASI dapat diperas dengan tangan/pompa dan diberikan
pada bayi melalui pipet/sendok.