You are on page 1of 14

FERTILITAS

TUGAS MATA KULIAH DEMOGRAFI DAN KESEHATAN

Dosen Pembimbing : Bahrun Indawan Khasim,S.Km, M.si

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Nama : Elvia Ferlina 04071003001


Margaretta Ineke Melinda 04071003002
Neza Purnamasari 04071003003
Anggi kusuma 04071003004
Regina Natalia 04071003005
Pratiwi Puji L 04071003006
Eti Meliani 04071003007
Yuvita Febranty 04071003008
Shelly Juliska 04071003009
Anni Hanifah 04071003011
Mutia Nadra M 04071003056
Sucitra Teresia 04071003057

Fakultas Kedokteran
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Sriwijaya
2007

KATA PENGANTAR

Puju syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah spenulis dapat menyelesaikan tugas makalah filsafat ini dengan tepat
waktu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah ikut
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Tugas mkalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mataa kuliah filsafat dan juga
untuk mengetahui falsafah kerokan untuk mengobati masuk angin. Penulis menyadari
bahwa penulis hanyalah orang biasa yang mungkin saja bisa berbuat kesalahan. Karena
itulah,penulis meminta maaf apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang kurang
berkenan di hati para pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Indralaya, Januari 2008

Rizkika Ramadhani

2
DAFTAR ISI

Halaman judul........................................................................................ 1
Kata Pengantar........................................................................................ 2
Daftar isi.................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................ 4
1.2 Tujuan............................................................................. 5
1.3 Rumusan masalah............................................................ 5
BAB II Pembahasan
2.1 Nilai Ontologis Kerokan dan Masuk Angin.................... 6
2.2 Epistemologis kerokan untuk........................................... 8
mengobati masuk angin
2.3 Nilai aksiologis kerokan.................................................... 10
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................ 13
BAB 1V Daftar Pustaka............................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengobatan alternatif saat ini sudah semakin populer dan menarik banyak
peminat. Salah satu pengobatan alternatif yang sampai saat ini masih banyak digunakan
adalah pengobatan masuk angin dengan cara kerokan. Pengobatan masuk angin dengan
cara kerokan telah dikenal oleh masyarakat luas sejak Indonesia belum merdeka. Hingga
saat ini,pengobatan dengan cara kerokan masih terus dilestarikan sebagai bagian dari
budaya.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, tentunya juga tiap suku
bangsa tersebut memiliki latar belakang budaya yang berbed-beda. Tidak dapat
dipungkiri bahwa tiap suku bangsa yang berbeda tersebut memiliki keunikan-keunikan
tersendiri dalam mengobati suatu penyakit dengan cara tradisional. Tapi diantara berbagai
macam cara pengobatan yang berbeda-beda tersebut, ada satu macam cara yang di setiap
suku bangsa manapun di Indonesia mempercayai metode penyembuhan ini. Metode
penyembuhan ini biasa disebut dengan nama kerokan. Metode ini dipercaya efektif untuk
mengobati masuk angin.
Meskipun ada banyak masyarakat yang lebih memilih cara pengobatan yang lebih
modern dalam menyembuhkan masuk angin,yaitu dengan membeli obat-obatan yang
tersedia di apotek-apotek,tidak sedikit pula masyarakat yang menggunakan tehnik
sederhana kerokan guna menyembuhkan masuk angin.
Pertanyaan mengenai apakah pengobatan masuk angin dengan cara kerokan ini
benar mempunyai efek klinik sesuai dengan kriteria biomedik merupakan suatu masalah
yang sedang dilakukan penelitian maupun diperdebatkan. Hal yang membuat jenis
pengobatan dengan cara kerokan ini semakin populer adalah berhubungan dengan
kekuatan pengobatan alternatif ini kepada asumsi yang mendasar mengenai konsep yang
bernuansa positif. Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa metode kerokan

4
sudah ketinggalan zaman, faktanya masih banyak masyarakat yang menggunakan metode
kerokan dalam upaya penyembuhan masuk angin.

Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan makalah tentang falsafah kerokan


dan masuk angin ini.

1.2 Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan pembuatan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah ilmu filsafat


2. Agar kita dapat berfikir kritis terhadap pengobatan-pengobatan yang biasa
dilakukan di masyarakat
3. Mengetahui pandangan masyarakat terhadap metode kerokan dalam upaya
menyembuhkan masuk angin
4. Dengan filsafat ilmu,kita dapat mengetahui apakah metode kerokan ini benar-
benar efektif untuk menyembuhkan masuk angin

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:

1. Benarkah kerokan merupakan cara yang efektif untuk menyembuhkan masuk


angin?
2. Mengapa sampai saat ini masyarakat masih percaya bahwa kerokan dapat
menyembuhkan masuk angin?
3. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai kerokan?
4. Apa alasan masyarakat menggunakan metode kerokan untuk menyembuhkan
masuk angin?
5. Apakah kerokan itu memiliki dampak positif atau negatif bagi kesehatan
seseorang?

5
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam menghadapi beberapa masalah yang biasa terjadi di dalam


kehidupan, ada baiknya kita berfikir kritis dalam masalah tersebut. Jika msalah tersebut
berhubungan dengan dunia kesehatan. Maka seorang tenaga kesehatan diharapkan dapat
berfikir berdasarkan filsafat ilmu. Sesuai dengan ciri khas manusia, yaitu rasa ingin tahu
yang tinggi mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa
(aksiologi).

2.1 Ontologis kerokan dan masuk angin

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang falsafah mengenai kerokan dan masuk
angin, ada baiknya kita mengetahui pengertian sebenarnya dari kerokan dan juga masuk
angin itu sendiri.
Apa sebenarnya msuk angin itu? Masuk angin adalah penyakit yang terkadang
dianggap sepele, biasanya merupakan gejala awal infeksi virus. Tiupan angin
menyebabkan suhu tubuh menurun. Lalu, muncul gejala seperti pusing, meriang, pegal-
pegal, perut kembung, batuk-pilek dan demam. Di dalam dunia kedokteran, istilah masuk
angin adalah bagian dari gejala. Masuk angin adalah bagian dari gejala flu, khususnya
yang sering terjadi pada pergantian musim (pancaroba).
Proses terjadinya masuk angin,berbeda dengan pengaruh hawa dingin yang
mengenai seluruh tubuh, baik bagian belakang maupun depan. Hal ini disebabkan karena,
saat suhu udara turun, temperatur tubuh ikut turun. Sementara ,paparan angin umumnya
yang hanya mengenai salah satu sisi badan, sehingga bagian itu saja yang turun suhunya.
Masuk angin akut lebih mudah dikenali, karena biasanya berujung pada gejala flu
seperti bersin-bersin dan pilek. Apabila masuk angin berlangsung terus menerus, bisa
menimbulkan rasa sakit kronis. Paling sering adalah nyeri leher dan pundak. Masuk angin
juga bisa menyebabkan perut kembung, karena di bagian belakang tubuh terdapat titik-
titik saraf yang berhubungan dengan organ dalam. Jika titik-titik itu terkena, maka organ
dalam juga akan ikut terkena.

6
Apakah kerokan itu? Kerokan yang telah dikenal sebagai obat tolak angin khas
tradisional merupakan suatu jenis pengobatan alternatif yang dikenal sejak ratusan tahun
lalu di negara-negara Asia. Istilah kerokan sebenarnya hanya terdapat di Indonesia. Di
negara-negara Asia lainnya. Kerokan disebut dengan berbagai bahasa, masyarakat
Vietnam menyebut pengobatan ini dengan Cao Gio, di Kamboja dikenal sebagai Goh
Kyol ( Rubbing The Wind), dan di China biasa dijuluki dengan Gua Sua ( menggunakan
media batu jade sebagai pengerok). Kerokan adalah menggosokan koin ke tubuh, sesuai
dengan titik-titik akupuntur, dalam upaya untuk meningkatkan temperatur dan energi
pada daerah yang dikerok
2.2 BAGAIMANA (EPISTEMOLOGI)

Bagaimana disini mencakup bagaimana pendapat masyarakat mengenai kerokan,


bagaimana kerokan dapat efektif dalam mengatasi masuk angin,dan bagaimana mitos-
mitos tentang kerokan dan masuk angin yang ada di masyarakat.

A. Bagaaimana Mitos Tentang Keerokan dan Masuk Angin yang Ada di


Masyarakat

Ada beberapa mitos kesehatan di sekitar kita yang diyakini kebenaranya oleh
masyarakat umum. Diantaranya adalah mitos masuk angin dan juga kerokan. Masuk
angin sering diasosiasikan dengan kehujanan, begadang (kurang tidur), tugas malam,
ataupun perubahan musin (cuaca). Kerokan identik dengan usaha untuk ”mengeluarkan
angin” dari dalam tubuh.
Mitos masuk angin memang ada benarnya, namun ada pula salahnya. Misalnya,
banyak orang yang beranggapan bahwa kehujanan bisa menyebabkan masuk angin,
demam, batuk, pilek, dan badan linu-linu. Padahal itu semua adalah gejala khas dari
infeksi influenza. Apakah ada hubunganya air hujan dengan virus influenza? Apakah di
balik baju yang basah terdapat segerombolan virus yang siap menyerang? Tentu saja
tidak. Lalu ketika kita kehujanan sering beberapa diantara kita merasakan perut kembung,
kemudian melilit dan akhirnya mengalami diare. Apakah air hujan juga membawa bakteri
perut? Apakah baju basah membuat bakteri jahat merembes menembus kulit dan otot?

7
Tentu saja tidak. Mengapa banyak orang yang sakit setelah kehujanan? Apakah kita
pernah berfikir bahwa para atlet renang yang hampir 8 jam sehari berada di kolam renang
sering masuk angin? Padahal pada saat kita sendiri berekreasi ke pantai atau berenang di
kolam renang tetap segar bugar.
Sebenarnya itu semua tergantung dengan prasangka kita. Prasangka adalah
dugaan atau persepsi kita. Bila Allah saja wujud dan keberadaan-Nya tergantung kepada
cara kita memahami dan memaknainya, apalagi sebuah fenomena dalam kehidupan.
Persepsi kita adalah bentuk lain dari doa. Saat tubuh kita kehujanan,lalu kita merasa
sengsara dan menganggap akan sakit, maka kemungkinan besar kita akan sakit.
Dari informasi yang dicangkokan ke dalam benak kita, yang datang dari
pengetahuan yang kita terima sebagai sebuah budaya, budaya tersebut kemudian akan
diwariskan secara turun-temurun. Lalu kita kemudian meyakininya sebagai kebenaran.
Keyakinan bahwa kehujanan akan membuat sakit diterima dan menciptakan teror
kecemasan di otak ketika kita mengalaminya. Saat cemas itulah terjadi peningkatan kadar
hormonkortisol, sehingga sistem pertahanan tubuh menjadi lemah. Kondisi ini
memudahkan kuman atau virus yang tidak diundang masuk dan mengganggu sistem
tubuh kita. Tanpa disadari, ketakutan dan kecemasan kita telah mengundang virus-virus
tersebut untuk ”berpesta”. Kuman-kuman penyebab bibit penyakit tersebut bisa datang
dari lingkungan sekitar, dari orang lain yang kita jumpai, atau bahkan dari antrian virus di
sekitar lubang hidung kita yang menunggu giliran untuk masuk.
Dan sampai saat ini, masyarakat masih percaya bahwa kerokan efektif untuk
mengobati masuk angin. Menggosokkan koin pada badan (umumnya di leher atau di
punggung ) yang sudah dilumuri balsem, diyakini dapat menghilangkan masuk angin di
badan. Banyak orang yang merasa harus kerokan bila badanya terasa tidak enak,meriang,
pegal-pegal atau mau terjangkit flu.
Kerokan telah menjadi tradisi sosial di masyarakat, bahkan sudah merupakan
suatu budaya. Berbagai mitos sering kita dengar mengenai kerokan. Kebanyakan orang
beranggapan angin yang ada di dalam tubuh dapat dikeluarkan dari dalam tubuh,antara
lain dengan kerokan. Kendati demikian,banyak orang yang tidak mengenal cara kerjanya.
Apakah kerokan memang benar-benar bermanfaat mengobati masuk angin.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Didik Tamtomo, dosen FK UNS yang

8
menjadikan kerokan sebagai bahan penelitian gelar doktor di FK Unair, secara alamiah,
praktik pengobatan ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma
dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga). Kerokan adalah upaya untuk
meningkatkan temperatur dan energi pada daerah yang dikerok. Efek kerokan, seperti
kata Dr. Handrawan Nadesul,seorang akupunturis klinik, adalah mengembangnya
pembuluh darah kulit yang semula menguncup akibat terpapar dingin atau kurang gerak,
sehingga darah kembali mengalir deras. Dengan kata lain, kerokan bukan untuk
mengeluarkan angin, seperti anggapan orang-orang selama ini namun untuk memanaskan
urat saraf dan saluran darahnya. Karena angin yang membebalkan tubuh, rangsangan
panas bertindak menetralkan efek angin tersebut. Kerokan bermanfaat untuk merusak
jaringan tubuh di bawah kulit. Kerusakan tersebut menaikkan imunitas, karena ada
kerusakan jaringan tubuh. Tetapi mekanisasi imunisasi yang ditinggalkan itu mungkin
saja membantu mekanisasi imunitas terhadap virus atau bakteria. Kerokan membuat
tubuh melepaskan rasa sakit.

B. Bagaimana Pendapat Masyarakat Mengenai Kerokan

Sekarang ini, banyak orang yang mengatakan bahwa pengobatan penyakit masuk
angin dengan cara kerokan sudah kuno atau ketinggalan zaman. Tetapi tidak sedikit pula
orang-orang yang masih mempercayai menggunakan metode kerokan guna
menyembuhkan masuk angin. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pola
pikir mereka tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dari sudut pandang orang awam yang kurang
mengetahui dunia pengobatan, bukan suatu hal yang penting untuk mengetahui dasar
ilmiah dari pengobatan.
2. Kedokteran modern menjadi identik dengan
unpersonal dan highcost medicine yang terkadang hanya terjangkau oleh sebagian
kelompok masyarakat saja. Obat-obat yang diproduksi oleh kedokteran modern
tersebut, juga tidak selalu efektif dalam menyembuhkan setiap penyakit masuk angin
yang diderita oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap obat-obatan modern

9
3. Pengobatan dengan cara kerokan masih banyak
digunakan oleh sebagian besar masyarakat, bukan hanya karena kurangnya fasilitas
kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor
sosial budaya dari masyarakat tersebut. Seperti kita ketahui, bahwa budaya kerokan
merupakan peninggalan dari nenek moyang terdahulu.
4. Adanya dikotomi penyakit ke dalam dua jenis, yaitu
penyakit yang hanya dapat disembuhkan oleh dokter dan penyakit yang dapat
disembuhkan dengan cara pengobatan tradisional (misalnya kerokan)
5. Adanya beberapa manfaat umum dari pengobatan
dengan cara kerokan, baik secara psikologis maupun sosial yang tidak terpengaruh
dengan keberadaan pengobatan modern.
Meskipun kerokan adalah metode yang murah dan mudah dilakukan,golongan
masyarakat tertentu dan juga dokter ada yang menentang cara pengobatan tradisional ini
dengan alasan akan timbul nyeri dan kerusakan permukaan kulit. Selain itu, jika terjadi
kerusakan jaringan tubuh akibat kerokan, dikhawatirkan dapat menambah beban tubuh
sehingga penyakit menjadi lebih parah.
Padahal,secara teknis, kerokan yang dilakukan dengan benar tidakakan
menyebabkan rasa sakit. Alat bantu kerokan (uang logam,koin atau alat bantu khusus
kerokan) wajib tumpul agar tidak melukai kulit. Ada baiknya dibantu dengan minyak
ataupun balsem yang fungsinya selain menghangatkan juga untuk melicinkan kulit
sehingga kulit tidak lecet.

C. Bagaimana Cara Kerja Kerokan Sehingga dapat Efektif Mengobati Masuk


Angin

Menurut penelitian yang telah dilakukan, ternyata kerokan memang benar-benar


efektif dalam mengobati masuk angin. Para ahli akupuntur sangat mendukung manfaat
dari kerokan. Apabila kerokan melewati titik akupuntur, maka urat syaraf motorik akan
terangsang, sehingga pada akhirnya memperlancar sirkulasi darah.
Pada proses kerokan, terjadi reaksi peradangan. Akibatnya terjadi pelebaran
pembuluh darah menjadi lancar hingga lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia

10
untuk jaringan otot, zat-zat penyebab rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk
dibuang ataupun dinetralkan. Juga terjadi rangsangan pada sel kulit dan pembuluh darah
yang memicu munculnya propiomelanokortin. Sejenis protein yang dipecah salah satunya
menjadi hormon yang efeknya sangat luar biasa. Alhasil nyeri otot berkurang, bahkan
terasa segar dan nyaman.
Pada kerokan juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan
paling dalam pembuluh darah yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin
(POMC). POMC merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir
salah satunya adalah Beta endorfin. Dari penilitian yang telah dilakukan oleh Didik
Tamtomo, Dosen Fakultas Kedokteran UNS,pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1
beta,Clq, dan Beta endorfin. Sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Hasil ini
menyebabkan berkurangnya nyeri otot, timbulnya rasa segar, nyaman dan eforia.
Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi
kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, antara 0,5-
20o Celcius. Peradangan yang ditimbulkan selain menekan nyeri otot juga memicu reaksi
kardiovaskuler. Tandanya, peningkatan suhu tubuh secara ringan, antara 0,5-10 C.
Karena itulah, setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat.
Namun bagaimana dengan orang-orang yang merasakan ketidakefektifan dalam metode
kerokan tersebut. Mungkin saja pada saat melakukan metode kerokan, mereka dalam
kondisi yang tidak boleh dikerok, misalnya dalam kondisi kulit yang tidak sehat, seperti
eksim,kulit terbakar,jerawat,infeksi bakteri atau jamur. Kerokan pada daerah tersebut
justru akan memperparah infeksi dan peradangan. Orang yang menderita diabetes melitus
juga sebaiknya menghindari kerokan. Alasanya, bila terjadi luka atau lecet,luka tersebut
bisa menjadi sulit disembuhkan. Pasien yang mengkonsumsi obat pengencer darah atau
punya gangguan pembekuan darah sebaiknyatidak dikerok. Pengerokan yang terlalu
dalam juga dapat menyebabkan pendarahan di bawah kulit. Kerokan juga sebaiknya tidak
dilakukan pada anak kecil, karena kulitnya masih tipis dan lunak serta pembuluh
darahnya kecil. Yang pasti, kerokan akan efektif untuk menyembuhkan penyakit masuk
angin apabila dilakukan dengan cara yang benar
Sebenarnya, kerokan termasuk sebuah metode terapi yang telah teruji secara
ilmiah. Kerokan dapat digambarkan sebagai upaya untuk merangsang sistem pertahanan

11
tubuh melalui induksi radang lokal. Dengan adanya faktor peradangan, maka pembuluh
darah akan melebar sesaat sehingga faktor-faktor pertahanan tubuh seperti interferon dan
tumor nekrosis aktif kembali. Kondisi ini diharapkan akan membangkitkan ghirah sistem
pertahanan tubuh untuk mengontrol keberadaan virus. Bahkan bila virus tersebut
dianggap membahayakan, maka sistem pertahanan tubuh yang telah terstimulasi tersebut
dapat mengeliminasi dan mendaur –ulang virus tersebut menjadi material biologis yang
kebih bermanfaat.

2.3 UNTUK APA (AKSIOLOGI)

Manfaat (untuk apa) berfikir filsafat dalam mencari tahu mitos tentang kerokan
dan masuk angin adalah:
 Agar dapat mengetahui kebenaran mengenai mitos-mitos tentang kerokan dan
masuk angin yang biasa terjadi di masyarakat
 Agar kita sebagai tenaga kesehatan dapat berfikir secara kritis mengenai cara
pengobatan masuk angin dengan kerokan
 Agar kita dapat memastikan aapakah kerokan memang benar-benar efektif untuk
mengobati masuk angin
 Untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai kerokan
 Melalui penyelidikan dengan filasafat ilmu, dapat membuka wawasan dan daya
fikir kita untuk menentukan cara pengobatan yang efektif untuk suatu penyakit

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Filsafat ilmu merupakan cara berfikir rasional untuk menguji kebenaran


tentang suatu metode pengobatan
 Filsafat ilmu dapat diterapkan dalam berbagai bidang termasuk bidang
pengobatan.
 Dalam memberikan upaya pengobatan terhadap masuk angin, kita
sebaiknya mengetahui cara keja kerokan.
 Dengan menggunakan filsafat ilmu, kita dapat meyakinkan diri kita
tentang suatu metode penyembuhan penyakit (misalnya:kerokan).
 Kerokan merupakan cara yang efektif dalam mengobati masuk angin,
asalkan saja dilakukan dengan cara yang tepat.

13
DAFTAR PUSTAKA

- www.mediaholistik.com
- www.litbang.com
- Sarajar,H.M.dkk.1994.Pengobatan Tradisional.Jakarta; Departemen Pendidikan dan
Kesehatan
- www.depkes.go.id
- www.bkkbn.go.id

14

You might also like