You are on page 1of 5

PERILAKU ORGANISASI

A. Perilaku:

Merupakan suatu fungsi dari hubungan timbal balik antara seorang individu dengan
individu yang lain atau antara individu dengan lingkungannya. Perbedaan perilaku manusia
dapat disebabkan oleh kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan
perilaku, pengalaman dan reaksi yang berbeda satu sama lain.

B. Pengertian perilaku organisasi:

Adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara perilaku sumber daya
manusia didalam suatu organisasi yang dapat mempengaruhi suatu kinerja organisasi, baik
kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi.

C. Berdasarkan pengertian perilaku organisasi di atas, perilaku organisasi terdapat


unsur-unsur sebagai berikut:
 Aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau tingkah laku
manusia dalam organisasi tertentu.
 Aspek yang timbul sebagai akibat pengaruh organisasi terhadap manusia yang
bekerja di dalamnya, dan sebaliknya aspek yang ditimbulkan dari pengaruh
manusia terhadap organisasi dimana mereka bekerja.
 Aspek yang memperlancar pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari
konflik yang timbul didalam organisasi.

D. Tantangan dan peluang untuk perilaku organisasi:

Salah satu tantangan organisasi ke depan adalah untuk menciptakan keunggulan


bersaingdan mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan
produktivitas kerja menjadi suatu keharusan. Salah satu car untuk meningkatkan
produktivitas kerja adalah melalui perubahan perilaku berpikir, perilaku memecahkan
masalah, perilaku bekerja, perilaku berinteraksi dengan sesama individu, dan perilaku
berinteraksi dengan kelompok dan perilaku berorganisasi
E. Individu:

Bila seorang karyawan yang bekerja dalam organisasi diperlakukan secara adil
dengan terpenuhi kebutuhan dan karakteristik individunya, maka dia akan berperilaku positif.
Akan tetapi sebaliknya, jika karyawan diperlakukan tidak adil, maka mereka tidak akan
melakukan yang terbaik untuk organisasi.

F. Persepsi:

Merupakan suatu proses pemberian arti yang diberikan oleh seorang individu terhadap
sesuatu hal atau masalah yang dihadapi. Persepsi secara umum diartikan sebagai cara
pandang seseorang terhadap sesuatu hal. Misalnya pada perusahaan H terdapat jumlah
pesanan pembelian terhadap produk yang meningkat secara signifikan, sehingga ada
sekelompok karyawan yang mengartikan bahwa mereka harus bekerja lembur lagi dan tidak
dapat pulang dengan cepat, sedangkan pada sisi lain, sekelompok karyawan merasa senang
dengan jumlah pesanan yang banyak karena mereka melihat dengan jumlah pesanan yang
banyak, perusahaan akan menaikkan gaji dan kesejahteraan mereka.

G. Kelompok:

Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berinteraksi dan saling
bergantungan dan yang mempunyai satu tujuan tertentu yang diatur dengan seperangkat
standar hubungan serta seperangkat norma yang mengatur fungsi dari masing-masing
individu.

Mengklasifikasikan kelompok:

 Kelompok formal: kelompok kerja yaang disusun dalam struktur organisasi


yang terdiri dari kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok
komando terdiri dari seorang atasan dan bawahan langsungnya. Kelompok
tugas terdiri dari karyawan yang bekerja sama untuk suatu tugas pekerjaan.
 Kelompok informal: Kelompok yang dibentuk secara tidak formal atau secara
tidak sengaja, tetapi kelompok informal ini muncul sebagai tanggapan
terhadap suatu kebutuhan.
H. Komunikasi:

Proses penyampaian pesan dari pengirim (sender) kepada penerima


(receiver/audience).

Elemen-elemen komunikasi terdiri dari:

 Manusia (people), pengirim (sender), dan penerima (receiver/audience)


 Pesan-pesan (messages)
 Saluran-saluran (channels) baik saluran formal yang terstruktur, terjadwal dan
diatur maupun saluran informal (yang tidak disengaja)
 Gangguan (noise/barriers)
 Umpan balik (feedback)

Suatu komunikasi dengan pengiriman sebuah pesan oleh pengirim (sender) yaitu
dengan melakukan encode (pengkodean) yang dilakukan melalui saluran formal maupun
saluran tidak formal baik secara internal maupun secara eksternal, yang kemudian oleh si
penerima membuka kode pesanan (decode). Jadi, seorang individu tidak dapat
mengkomunikasikan apa yang tidak diketahui, dan seandainya pengetahuan seseorang terlalu
luas, mungkin penerima tidak akan dapat memahami pesan dari pengirim. Dalam komunikasi
terdapat gangguan yang dapat disebabkan karena ruangan komunikasi yang tidak efektif dan
pengirim pesan (sender) yang belum dikenal oleh penerima (receiver/audience).

I. Karakteristik komunikasi:

Karakteristik dari sebuah komunikasi adalah sebagai berikut:

 Komunikasi adalah sebuah proses yang dinamis yang berarti semua elemen
dari komunikasi secara konstan berinteraksi dan mempengaruhi semsamanya.
 Komunikasi bersifat tidak dapat diulang (unrepeatable) dan tidak dapat dibalik
(irreversible), artinya segala sesuatu yang diucapkan haruslah dapat
dipertanggungjawabkan. Sesuatu hal yang buruk atau tidak etis dan kesalahan
yang sudah terlanjur diucapkan sudah diterima oleh komunikan. Sekalipun
komunikator berusaha untuk memperbaiki dan meminta maaf, maka hal
tersebut tidak akan sebaik dan seefektif seperti hal-hal yang langsung
diucapkan dengan baik dan etis.

Saluran komunikasi informal timbul karena:

 Adanya ketidakpuasan anggota dalam organisasi.


 Adanya kemacetan dalam komunikasi formal.
 Saluran komunikasi formal sengaja dimacetkan.

J. Konflik:

Adalah semua yang berhubungan dengan ketidaksepakatan, perselisihan dan


pertentangan.

Konflik nyaris tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Konflik dapat terjadi antar
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Pada sebuah
organisasi, gejala-gejala konflik dapat berupa:

 Kemerosotan kinerja.
 Perselisihan.
 Penghindaran kontak sosial.
 Suasana tegang.
 Semakin seringnya digunakan kata-kata “mereka” dan “kita”.
 Sikap terlalu sopan atau terlalu formal.
 Tidak sabar menanti saat pekerjaan usai.
 Merosotnya moral.

Setiap manajer harus dapat mendiagnosis penyebab-penyebab timbulnya konflik, oleh

karena itu seorang manajer harus:

 Bersikap ingin tahu dan peduli.


 Mempunyai wawasan yang terbuka dan luas dan jangan berprasangka.
 Mencermati gejala-gejala konflik.
 Berbicara dan berdiskusi dengan banyak orang.
 Tidak membuat janji yang tidak dapat dipenuhi.
 Harus obyektif.

Fungsi komunikasi untuk organisasi adalah sebagai alat memberikan instruksi kepada
bawahannya, melakukan kerjasama diskusi dengan sesama tingkat dalam organisasi,
memberikan motivasi kepada bawahan, memberikan usulan kepada atasan dan lain-lain.

K. Faktor yang mendukung keberhasilan perilaku dalam organisasi:

Faktor-faktor penentu keberhasilan yang saling terkait satu dengan yang lainnya
sebagai berikut:

 Adanya komitmen dari manajemen puncak. Manajemen harus memberikan


teladan dan kemauan yang kuat untuk membangun suatu budaya yang kuat
dalam organisasi yang dipimpinnya.
 Membangun lingkungan organisasi yang kondusif. Rendahnya kepedulian dan
rendahnya moral akan menyuburkan praktik yang tidak sehat yang pada
akhirnya akan merusak bahkan dapat menghancurkan organisasi.
 Pemberian pendidikan dan pelatihan yang terus menerus. Program pendidikan
harus disusun untuk kepentingan organisasi dan relevan dengan keinginan
karyawan. Pelatihan sebaiknya dibuat spesifik bagi pegawai sesuai dengan
masing-masing tingkatan dalam organisasi.
 Menciptakan saluran komunikasi yang efektif. Manajemen membutuhkan
informasi mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban pekerjaan apakah
sudah sesuai dengan kode etik atau tidak dari masing-masing karyawan.
Masing-masing karyawan harus dapat menginformasikan tentang pelaksanaan
kode etik tersebut mulai dari posisi tertinggi sampai dengan posisi yang
terendah.
 Penegakan kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan kunci penting keberhasilan
dalam menerapkan dan memelihara kode etik dalam suatu organisasi.
Tindakan disiplin akan dapat mengurangi praktek yang tidak sehat.

You might also like