Professional Documents
Culture Documents
RETURN ON ASSET
DAN
TERHADAP
TESIS
Kepemilikan manajerial, kebijakan dividen dan kebijakan hutang telahmemperoleh perhatian para
peneliti, sehingga terdapat beberapa penelitian yangmelakukan kajian mengenai hubungan maupun
pengaruh dari kepemilikanmanajerial, kebijakan dividen dan kebijakan hutang satu sama lain. Di
Indonesia,penelitian mengenai hal tersebut terutama yang menggunakan kebijakan dividensebagai
variabel terikat telah dilakukan oleh Syukriy Abdullah (2001), P.A.Mahadwartha dan Jogiyanto Hartono
(2002), Wahidahwati (2002), dan FitriIsmiyanti dan M. Hanafi (2003).Syukriy Abdullah (2001) melakukan
kajian mengenai pengaruh darikepemilikan manajerial, kebijakan hutang, laba dan pertumbuhan
perusahaanterhadap
dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di BursaEfek Jakarta selama periode 1994-1996 yang dipilih
secara
purposive
. Hasilpenelitian Syukriy Abdullah (2001) adalah bahwa kepemilikan manajerial dantingkat pertumbuhan
perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap
dari perusahaan-perusahaansektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada periode 1990-
2000.Hasil penelitian P.A. Mahadwartha dan Jogiyanto Hartono (2002) adalah bahwakebijakan hutang,
.Wahidahwati (2002) melakukan penelitian yang salah satunya mengkajitentang variabel-variabel yang
mempengaruhi
adalah positif.Fitri Ismiyanti dan M. Hanafi (2003) melakukan penelitian yang mengkajipengaruh
kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, kepemilikan institusi,ROA dan aset tetap terhadap
kebijakan dividen yang diukur dari
dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di BursaEfek Jakarta antara tahun
1998-2001. Hasil penelitian Fitri Ismiyanti dan M.Hanafi (2003) adalah bahwa risiko dan aset tetap
memiliki pengaruh negatif terhadap
.Penelitian-penelitian yang telah dilakukan di Indonesia tersebut secaraumum masih memiliki hasil yang
relatif berbeda satu sama lain, hal ini dapatterjadi karena penelitian-penelitian tersebut secara
keseluruhan tidak melakukan ujinormalitas data. Lebih lanjut penelitian-penelitian tersebut secara
khusus hanyamelakukan kajian pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur saja.
Kedua hal ini menimbulkan adanya kesenjangan penelitian (
research gap
)dari sisi hasil yang berbeda akibat tidak dilakukannya uji normalitas data dansampel yang digunakan
sehingga perlu dilakukan penelitian yang melakukan ujinormalitas dan tidak hanya mengambil sampel
dari satu sektor saja, namun berasaldari semua sektor yang ada di Bursa Efek Jakarta dan mampu
mewakiliperusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.Oleh sebab itu penelitian ini akan
melakukan kajian mengenai pengaruhdari kepemilikan manajerial,
return on
debt
to equity ratiomasuk dalam perhitungan Indeks LQ45 memiliki kapitalisasi pasar yang sangatbesar yaitu
75% dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Jakarta (Agus Sartono dan SriZulaihati, 1998). Lebih lanjut
saham yang masuk dalam indeks LQ45 merupakansaham yang aktif, memiliki fundamental yang baik
dan masuk dalam kategori
bluechips
yang diminati oleh investor dalam melakukan investasi saham di Bursa Efek Jakarta.
Adanya
research gap
yang berupa perbedaan temuan penelitian mengenaivariabel yang mempengaruhi kebijakan dividen
yang diukur dari
(DPR) yang diakibatkan oleh tidak dilakukannya uji normalitas data dansampel yang hanya diambil dari
satu sektor saja yaitu sektor manufaktur membutuhkan penelitian yang melibatkan sampel yang berasal
dari semua sektor yang ada di Bursa Efek Jakarta dan mampu mewakili perusahaan-perusahaan
yangtercatat di Bursa Efek Jakarta.Sehingga penelitian ini akan melakukan kajian dengan
menggunakansampel perusahaan-perusahaan yang sahamnya masuk dalam perhitungan IndeksLQ45,
karena saham-saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45 memilikikapitalisasi pasar yang sangat
besar yaitu 75% dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Jakarta sehingga dapat mewakili perusahaan-
perusahaan yang tercatat di BursaEfek Jakarta. Variabel yang diteliti pengaruhnya terhadap kebijakan
dividen(
(IOS),
return on
debt
to equity ratio
research question
?2.
Bagaimanakah pengaruh
(IOS) terhadap
?3.
Bagaimanakah pengaruh
return on asset
(ROA) terhadap
?4.
Bagaimanakah pengaruh
debt
to equity ratio
(DER) terhadap
.5.
(IOS),
return on
debt
to equity ratio
(IOS) terhadap
.3.
return on asset
(ROA) terhadap
debt
to equity ratio
(DER) terhadap
.5.
investment opportunityset
(IOS),
return on
asset (ROA) dan
debt
to equity ratio
Bagi perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta, diharapkanpenelitian ini dapat memberikan
masukan terhadap kebijakan dividennya.2.
Bagi investor saham di Bursa Efek Jakarta, diharapkan penelitian ini dapatmenjadi referensi dalam
melakukan investasi saham di Bursa Efek Jakartaterutama bagi investor yang memiliki tujuan investasi
untuk memperolehdividen.3.
Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian di bidang yang sama,diharapkan penelitian ini dapat
menjadi landasan teoritis dan empiris bagipenelitian selanjutnya.
Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) dalam Adhi A.W. (2002) mengemukakan teorikeagenan menjelaskan bahwa
kepentingan manajemen dan kepentingan pemegangsaham seringkali bertentangan, sehingga bisa
terjadi konflik di antara keduanya.Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha
mengutamakankepentingan pribadi. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadimanajer,
karena hal tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga akanmenurunkan keuntungan
yang diterima. Konflik kepentingan antara manajer danpemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu mekanisme pengawasan yangdapat mensejajarkan kepentingan–kepentingan yang terkait
tersebut. Namundengan munculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut
agency cost
Agency cost
monitoring
sekaligus
bonding
bagimanajemen (Putu A.M. dan Jogiyanto Hartono, 2002). Pembagian dividen ini akanmembuat
pemegang saham mempunyai tambahan
return
selain dari
capital gain
.Dividen ini juga membuat pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan danmengurangi
karena tindakan
perquisites
misalnya biayaperjalanan dinas dan akomodasi kelas satu yang dilakukan oleh manajementerhadap
cash flow
monitoring
karena pemegang saham yakin bahwa kebijakan manajemen akan menguntungkandirinya (Crutchley
dan Hansen, 1989). Selain itu perusahaan yang
go public
berartitelah menjalankan proses penyaringan yang ketat melalui auditor dan BadanPengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) serta investor publik dari luar perusahaanakan membantu mengawasi manajer demi
kepentingan pemilik saham di luar manajemen.Berdasarkan teori keagenan, diketahui bahwa
kepentingan manajer selakupengelola perusahaan akan dapat berbeda dengan kepentingan pemegang
saham(Elloumi dan Gueyie, 2001). Manajer dapat mengambil tindakan yang diperlukanuntuk
meningkatkan kesejahteraan pribadinya, berlawanan dengan upaya untuk memaksimalkan nilai pasar.
Konflik kepentingan yang sangat potensial inimenyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang
diterapkan guna melindungikepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Elloumi
danGueyie, 2001).Tingkat asimetri informasi akan cenderung relatif tinggi pada perusahaandengan
tingkat kesempatan investasi yang besar. Manajer memiliki informasiprivat tentang nilai proyek di masa
mendatang dan tindakan mereka tidaklah dapatdiawasi dengan detail oleh pemegang saham. Sehingga
biaya agensi antara manajer dengan pemegang saham akan makin meningkat pada perusahaan
dengankesempatan investasi yang tinggi. Pemegang saham perusahaan tersebut akansangat mungkin
bergantung kepada insentif buna memotivasi manajer untuk melakukan kepentingannya, hal ini tentu
akan berdampak pada pembagian devidenperusahaan. Sehingga seringkali pembahasan mengenai
dividen haruslah mengacupada kerangka teori keagenan.
Jensen
et al
insider ownership
, dan kebijakandividen terhadap kebijakan hutang (rasio) hutang pada perusahaan publik dariberbagai
sektor di Amerika Serikat. Penelitian Jensen
et al
insider ownership
, dividen, resikobisnis, profitabilitas, riset dan pengembangan dan aset tetap. Teknik analisis
adalahteknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungannegatif antara
insider ownership
insider ownership
agency cost
.Penelitian Jensen
et al.
insider ownership
menyebabkan penurunan
.Chen dan Steiner (1999) melakukan pengujian secara simultan non linier antara kepemilikan manajerial,
kebijakan hutang, kebijakan dividen dan
risk taking
dari berbagai sektor. Hasil yang diperolehadalah bahwa kepemilikan manajerial berhubungan dengan
risiko secara non linier,di mana pada saat risiko rendah, peningkatan risikonya menyebabkan manajer
meningkatkan kepemilikan sahamnya, tetapi pada saat risiko pada tingkat tertentu,maka manajer
mempunyai sifat
risk averse
risk taking
debtholder
dan
shareholder
monitoring agent
yang dapatmengurangi
agency cost
6Kedua penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat ini secara umummemperoleh hasil yang konsisten
di mana kepemilikan manajerial berhubungannegatif dengan dividen. Konsistensi ini dapat terjadi
karena kedua penelitianmenggunakan sampel yang tersebar di berbagai sektor. Namun tidak
diketahuiapakah penelitian-penelitian tersebut melakukan uji normalitas atau tidak.Sedangkan
penelitian terdahulu yang telah dilakukan di Indonesia dibahas sebagaiberikut ini.Syukriy Abdullah
(2001) melakukan kajian mengenai pengaruh darikepemilikan manajerial, kebijakan hutang, laba dan
pertumbuhan perusahaanterhadap
purposive
tanpa melihat bahwa sahamperusahaan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta atau tidak. Teknik
analisisdata dilakukan dengan menggunakan 3SLS. Hasil penelitian Syukriy Abdullah(2001) adalah bahwa
kepemilikan manajerial dan tingkat pertumbuhan perusahaanmemiliki pengaruh negatif terhadap
. Sampel padapenelitian P.A. Mahadwartha dan Jogiyanto Hartono (2002) adalah perusahaan-
perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada periode1990-2000. Teknik
analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresiberganda dengan mengabaikan
normalitas data. Hasil penelitian P.A. Mahadwarthadan Jogiyanto Hartono (2002) adalah bahwa
kebijakan hutang,
.Wahidahwati (2002) melakukan penelitian yang salah satunya mengkajitentang variabel-variabel yang
mempengaruhi
. Variabelbebas yang diteliti adalah kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, risiko, ukuranperusahaan,
pengeluaran modal, ROA dan tingkat pertumbuhan. Sampel dalampenelitian Wahidahwati (2002) adalah
perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada periode 1993-1996.
Teknik analisisdilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda denganmengabaikan
normalitas data. Hasil penelitian Wahidahwati (2002) adalah bahwahanya variabel pengeluaran modal
dan ROA yang mempengaruhi
adalah positif.Fitri Ismiyanti dan M. Hanafi (2003) melakukan penelitian yang mengkajipengaruh
kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, kepemilikan institusi,ROA dan aset tetap terhadap
kebijakan dividen yang diukur dari
. Sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di Bursa Efek
Jakarta antara tahun 1998-2001. Teknik analisis yangdigunakan adalah teknik analisis regresi berganda
dengan mengabaikan normalitasdata. Hasil penelitian Fitri Ismiyanti dan M. Hanafi (2003) adalah bahwa
risiko dan
(IOS), ROAdan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang sudah tercatatdi Bursa Efek Jakarta hingga
periode tahun 2003. Jumlah populasi adalah 332perusahaan (Bursa Efek Jakarta, 2003 dan Bapepam,
2003). Tidak semua anggotapopulasi ini akan menjadi obyek penelitian sehingga perlu dilakukan
pengambilansampel.Sampel diambil dengan metode
purposive sampling
Purposive sampling
adalah pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yangtelah ditetapkan
(Sekaran, 1992). Sampel ini ditentukan berdasarkan syarat yangditentukan sebagai berikut:1.
Merupakan saham yang aktif diperdagangkan selama tahun 2003, dan masuk ke dalam perhitungan
Indeks LQ45 selama dua kali berturut-turut. Hal inidilandasi pemikiran karena Indeks LQ45 di
review
oleh otoritas bursa sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu bulan Januari dan bulan Juli. Terdapat sebanyak
39perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut.2.
Tersedia data yang lengkap pada periode penelitian. Semua sampel yangmampu memenuhi kriteria
pertama yaitu sebanyak 39 perusahaan memilikidata yang lengkap. Sehingga 39 perusahaan tersebut
menjadi sampel padapenelitian ini
Tabel 3.1.Sampel Penelitian
1AALIP.T. Astra Agro Lestari 21ISATP.T. Indosat2ANTMP.T. Aneka Tambang 22JIHDP.T. Jakarta
International Hotel3APEXP.T. Apexindo 23KAEFP.T. Kimia Farma4ASGR P.T. Astra Graphia 24KLBFP.T.
Kalbe Farma5ASIIP.T. Astra International 25LMASP.T. Limas Stockhomindo6AUTOP.T. Astra Otopart
26MEDCP.T. Medco Energy7BBCAP.T. Bank Central Asia 27MLPLP.T. Multipolar 8BBNIP.T. Bank Negera
Indonesia 28MPPAP.T. Matahari Putra Prima9BMTR P.T. Bimantara Citra 29PNBNP.T. Panin Bank
10DNKSP.T. Dankos 30RALSP.T. Ramayana Lestari11DYNAP.T. Dynaplas 31RMBAP.T. Bentoel d/h Rimba
Niaga12GGRMP.T. Gudang Garam 32SCMAP.T. Surya Citra Media13GJTLP.T. Gajah Tunggal 33SMCBP.T.
Semen Cibinong14HMSPP.T. H.M. Sampoerna 34SMGR P.T. Semen Gresik 15IDSR P.T. Indosiar
35TINSP.T. Tambang Timah16INAFP.T. Indo Farma 36TLKMP.T. Telkom17INDFP.T. Indofood Sukses
Makmur 37TSPCP.T. Tempo Scan Pacific18INDR P.T. Indo Rama 38UNTR P.T. United Tractor 19INKPP.T.
Indah Kiat pulp and Paper 39UNVR P.T. Unilever Indonesia20INTPP.T.Indocement Tunggal Perkasa
Pada bagian ini akan dijelaskan definisi operasional variabel yangdigunakan dalam penelitian ini.
Variabel yang digunakan dalam penelitian iniadalah kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi (
investment opportunityset
Kepemilikan manajerial, diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamyang dimiliki oleh manajerial
(Tarjo dan Jogiyanto Hartono, 2003).Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham yang berasal dari
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan(Direktur dan
Komisaris).2.
Investment Opportunity Set
(IOS), dalam penelitian ini diproksikan denganrasio MVE/BVE. Berdasarkan penelitian Kallapur dan
Trombley (1999),variabel tersebut merupakan proksi yang paling valid digunakan selain ituvariabel
tersebut merupakan proksi yang paling banyak digunakan oleh penelitidi bidang keuangan (Gaver dan
Gaver, 1993 dan Fitri Ismiyanti dan M. Hanafi,2003). Rumus MVE/BVE ini adalah sebagai berikut
:MVE/BVE =
TE MC
MC : Kapitalisasi pasar (lembar saham beredar dikalikan dengan harga)TE : Total ekuitas3.
ROA, rasio ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalammenghasilkan keuntungan
dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Rasio ROA diperoleh langsung dari
.4.
(DER), DER menggambarkan perbandingan antara totalhutang dengan total ekuitas perusahaan yang
digunakan sebagai sumber perdanaan usaha, DER diperoleh langsung dari
.5.
diukur sebagai dividenyang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang sahamumum.
DPR diperoleh langsung dari
Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran tentangsuatu keadaan. Data yang
diperoleh perlu diolah untuk dapat menjawab persoalanpenelitian yang dirumuskan. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :1.
Daftar saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ 45 selama periodepenelitian (tahun 2003). Data
ini diperoleh dari Bursa Efek Jakarta.2.
Data komposisi kepemilikan saham periode tahun 2003 yang akandipergunakan untuk menghitung
prosentase kepemilikan manajerial. Data ini
10diperoleh dari
.3.
Data kapitalisasi pasar dan total ekuitas periode tahun 2003 yang dipergunakanuntuk menghitung rasio
MVE/BVE sebagai proksi set kesempatan investasi.Data ini diperoleh dari
.4.
Data ROA, DER, DPR periode tahun 2003, data ini diperoleh dari
.Berdasarkan cara memperolehnya, jenis data yang dipakai di dalam penelitian iniadalah data sekunder.
Menurut klasifikasi pengumpulannya data yang digunakanadalah data
cross section
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metodedokumentasi. Pengumpulan data dimulai
dengan tahap penelitian pendahuluanyaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-
buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini
sepertijurnal-jurnal yang terkait dengan bidang yang dikaji dan bahan simposiumterutama dari
Simposium Nasional Akuntansi. Pada tahap ini juga dilakukanpengkajian data yang dibutuhkan, yaitu
mengenai jenis data yang dibutuhkan,ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara
pengolahan data.Secara umum data yang dibutuhkan tersedia pada situs resmi Bursa Efek
Jakarta,Bapepam dan
Directory yang diterbitkan oleh ECFIN.Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan
untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalanpenelitian dan
memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yangdiperoleh.
Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakanteknik analisis regresi berganda
untuk mengolah dan membahas data yang telahdiperoleh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Model regresi yangdigunakan adalah sebagai berikut:
Y=
X1 -
X2 +
X3 +
X4 + eDimana :Y :
(DPR)
: Konstanta
,
β
Residual
11Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebasyang digunakan dalam
penelitian ini secara parsial, sementara uji F dilakukanuntuk menguji pengaruh semua variabel bebas
terhadap variabel terikat secarabersama-sama / simultan. Pada penelitian ini hipotesis 1 sampai dengan
hipotesis4 diuji dengan menggunakan uji t. Pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkandengan nilai t
tabel, apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka Haditerima dan Ho ditolak, demikian pula
sebaliknya. Nilai t hitung dihitung denganrumus :t hitung =
bb
b = Deviasi standar koefisien variabel independen Sementara itu pengujian hipotesis 5 akan dilakukan
dengan uji F. Uji Fdilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, apabila nilaiF
hitung lebih besar daripada F tabel maka Ha akan diterima dan Ho akan ditolak,demikian pula
sebaliknya. Nilai F hitung dihitung dengan rumus :F hitung =)/()1( )1/(
22
k nRk R
−−−
=)1/()1/(
−−
k RSS k ESS
Dimana :R
Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased
estimator (Gujarati, 1997). Di samping itu suatu modeldikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk
memprediksi apabila sudah lolosdari serangkaian uji asumsi ekonometrik yang melandasinya.Uji asumsi
klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang
paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji Kolmogorov Smirnov untuk
menguji normalitasdata secara statistik, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser danuji
multikolinearitas dengan menggunakan
12
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusisecara normal atau tidak. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan ujiKolmogorov Smirnov. Hipotesis yang menyatakan
bahwa data terdistribusi tidak normal akan diuji dengan nilai Z. Hair
et al
(1998) mengemukakan bahwanormalitas data dapat dilihat dengan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila
nilai Zstatistiknya tidak signifikan maka suatu data disimpulkan terdistribusi secaranormal. Hal yang
sama juga ditegaskan oleh Imam Ghozali (2001) yangmenyatakan bahwa apabila nilai Z hitung > Z tabel,
maka distribusi tidak normal.Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan menggunakan tingkat
kepercayaan1%. Bahkan agar lebih sederhana, pengujian ini dapat dilakukan dengan melihattingkat
probabilitas dari Kolmogorov Smirnov Z statistik. Pada Tabel 4.1. berikutini akan disajikan hasil uji
Kolmogorov Smirnov.
2004 dan www.jsx.co.id, diolah.Keterangan : Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan tingkat
signifikansi 1%Kesimpulan : Semua variabel terdistribusi normal Dari Tabel 4.1. tersebut di atas dapat
dilihat bahwa semua variabel yangdigunakan dalam penelitian memiliki nilai Z dengan tingkat
probabilitas yang lebihbesar dari 1% yang artinya bahwa nilai Z tidak signifikan pada tingkat
signifikansi1%. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan data tidak normalditolak dan
menerima hipotesis bahwa data terdistribusi secara normal.
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan ujiGlejser. Uji Glejser dilakukan
dengan meregresi variabel-variabel bebas dalampersamaan regresi dengan nilai residual sebagai
variabel terikatnya. Apabilahasilnya signifikan maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas
(GunawanSumodiningrat, 1996). Hasil uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini
13
absolute error
Sumber :
dan www.jsx.co.id, diolah. Dari uji Glejser seperti yang terlihat pada Tabel 4.2. diketahui bahwasemua
variabel bebas yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadapvariabel terikat yaitu
absolute error
ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi darimasing-masing variabel bebas yang diteliti, di mana tingkat
signifikansi darimasing-masing variabel bebas tersebut lebih besar dari 5%. Sehingga dapatdisimpulkan
bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam persamaan regresi.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar variabel-variabel bebas yang akan
digunakan dalam persamaan regresi Apabila sebagianatau seluruh variabel bebas berkorelasi kuat
berarti terjadi multikolinearitas.Metode lain yang dapat dilakukan untuk menguji adanya
multikolinieritas ini dapatdilihat pada
tolerance value
atau
. Batas
tolerancevalue
adalah 10 (Hair
et al
tolerance value
di atas 10 maka terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi multikolinieritasini dapat pula dilihat dari
condition index
. Nilai teoritis
condition index
adalahsebesar 20, jika lebih besar dari nilai tersebut maka diindikasikan terdapatmultikolinieritas. Hasil
uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikutini.
Variabel
Tolerance VIF
KEPEMILIKANIOSROSDER
Condition Index
: 11,922
0,9470,7530,7750,9441,0561,3291,2901,059Sumber :
tolerance value
di bawah 10 sertakoefisien
condition index
berada di bawah nilai 20, sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam
persamaan regresi berganda.
4.1.4. Uji Otokorelasi
Untuk mendiagnosis adanya otokorelasi dalam suatu model regresi dilakukanmelalui pengujian Durbin
Watson dengan ketentuan sebagai berikut:Kurang dari 1,11,1 hingga 1,541,55 hingga 2,462,46 hingga
2,9Lebih dari 2,9Ada otokorelasiTanpa kesimpulanTidak ada otokorelasiTanpa kesimpulanAda
otokorelasi
dan www.jsx.co.id, diolah. Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai
DurbinWatson persamaan regresi pada penelitian ini adalah berada pada kisaran tidak adaotokorelasi,
oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat otokorelasipada persamaan regresi dalam
penelitian ini.
Untuk menjawab masalah, mencapai tujuan dan pembuktian hipotesis serta untuk mengetahui apakah
variabel eksplanatori secara parsial berpengaruh secarasignifikan (nyata) terhadap variabel terikat, maka
perlu dilakukan uji t. Hasilanalisis regresi berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
sebagaiberikut:
KonstantaKEPEMILIKANIOSROADER 0,227-0,09040,053850,04860-0,03711,417-0,4152,092**0,128-
1,2730,1660,6810,0440,8990,212Nilai F : 2,154* R : 0,202Keterangan :Variabel terikat adalah DPR *
signifikan pada tingkat signifikansi 10%** signifikan pada tingkat signifikansi 5%Sumber : Indonesian
Capital Market Directory 2004 dan www.jsx.co.id, diolah.
15 Berdasarkan Tabel 4.5. tersebut, maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dengan bantuanprogram statistik SPSS versi
11. diketahui bahwa variabel bebas KepemilikanManajerial (KEPEMILIKAN) memiliki koefisien regresi
bertanda negatif sebesar 0,09604. Koefisien regresi ini memiliki nilai t hitung sebesar 0,415 yang
lebihkecil apabila dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat bebas 38 padatingkat signifikansi
10% sebesar 1,645. berdasarkan hal tersebut maka hipotesis 1yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap
tidak dapat diterima.Temuan ini cukup mengejutkan karena secara umum, temuan penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan baik di luar negeri maupun diIndonesia seperti penelitian Jensen
et al
. (1992), Chen dan Steiner (1999), SyukriyAbdullah (2001) dan P.A. Mahadwatha dan Jogiyanto Hartono
(2002) yangmenemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikanterhadap
.Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut dapatterjadi karena sampel yang
digunakan dalam penelitian-penelitian tersebutterutama yang dilakukan di Indonesia adalah penelitian
tersebut tidak menggunakan sampel yang dapat mewakili seluruh emiten yang ada di Bursa Efek Jakarta
(misal penelitian Syukriy Abdullah (2001) yang menggunakan emitentanpa melihat bahwa saham
perusahaan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakartaatau tidak, sementara itu sampel penelitian P.A.
Mahadwatha dan JogiyantoHartono (2002) hanya terfokus pada perusahaan sektor manufaktur saja.
Danbeberapa dari penelitian tersebut mengabaikan normalitas data.Meskipun demikian, tanda pada
koefisien regresi variabel kepemilikanmanajerial yang ditemukan dalam penelitian ini sama seperti yang
diharapkan dansecara umum konsisten dengan penelitian sebelumnya. Tidak signifikannyavariabel
kepemilikan terhadap
dalam penelitian inidisebabkan karena sebagian besar perusahaan yang digunakan sebagai
sampelmerupakan perusahaan yang sebagian besar sahamnya (lebih dari 50%) dikuasaioleh pemegang
saham pengendali. Nilai rata-rata kepemilikan manajerialperusahaan-perusahaan sampel dalam
penelitian ini adalah sebesar 67,75%.
Koefisien regresi variabel IOS adalah bertanda positif sebesar 0,05385dengan nilai t hitung sebesar
2,092. Nilai t hitung variabel IOS ini lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat
bebas 38 pada tingkatsignifikansi 5% sebesar 1,96. Namun tanda pada koefisien regresi IOS ini tidak
seperti yang diharapkan meskipun memiliki pengaruh yang signifikan sehingga
tidak dapat diterima.Dalam penelitian ini IOS ditemukan memiliki pengaruh positif yangsignifikan
terhadap DPR pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini konsisten dengantemuan penelitian P.A. Mahadwatha
dan Jogiyanto Hartono (2002). P.A.Mahadwatha dan Jogiyanto Hartono (2002) berargumentasi bahwa
berpengaruhpositif dan signifikannya IOS terhadap DPR menunjukkan bahwa
hypothesis
signalling hypothesis
berargumentasi bahwa
growth
yang semakin tinggi akanmenyebabkan perusahaan membayarkan deviden yang rendah karena
sebagianbesar
retained earning
digunakan untuk investasi. Pengukuran deviden yang hanyamenggunakan proporsi deviden dari pihak
pemegang saham
outsider
managerial ownership
maka
mampu menjelaskan fenomena kebijakan deviden.Alasan lain ditemukannya pengaruh IOS terhadap
DPR yang positif dansignifikan dalam penelitian ini adalah bahwa sebagian besar perusahaan
sampeldalam penelitian ini merupakan perusahaan yang telah cukup lama beroperasi danmenjalankan
bisnisnya, umur rata-rata perusahaan sampel dalam penelitian iniadalah 34,7 tahun. Secara umum
perusahaan pada umur tersebut sudah dapatdikategorikan sebagai perusahaan yang mapan dan berada
dalam tahap dewasa(
maturity
managerial shareholder
).
Koefisien regresi ROA memiliki tanda positif sebesar 0,0486 dengan nilai thitung sebesar 0,128. Nilai t
hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengannilai t tabel dengan derajat bebas 38 pada tingkat
signifikansi 10% sebesar 1,645.Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis 3 yang menyatakan bahwa
ROAberpengaruh positif terhadap
tidak dapat diterima.Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian Wahidahwati (2002) yangmenemukan
bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap
.Meskipun demikian tanda pada koefisien regresi ROA adalah positif sebagaimanayang diharapkan dan
konsisten dengan penelitian Wahidahwati (2002). ROA tidak signifikan mempengaruhi
karena ternyata makin meningkatROA belum tentu akan menyebabkan makin tingginya
DPR.Sebagaimana telah diulas sebelumnya bahwa secara umum perusahaansampel dalam penelitian ini
telah beroperasi dalam kurun waktu yang lama danberada tahap
maturity
. Perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak cadanganlaba yang dapat digunakan baik untuk
diinvestasikan kembali maupun dibagikandalam bentuk deviden tanpa harus merubah proporsi deviden
bagi pemegangsaham yang sebagian besar juga merupakan pemegang saham pengendali
17(
managerial shareholder
Koefisien regresi DER adalah bertanda negatif sebesar 0,0371 dengan nilait hitung sebesar 1,273. Nilai t
hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengannilai t tabel dengan nilai t tabel dengan derajat bebas
38 pada tingkat signifikansi10% sebesar 1,645. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis 4 yang
menyatakanbahwa
tidak dapat diterima.Dalam penelitian ini ditemukan bahwa DER tidak memiliki pengaruh yangsignifikan
terhadap DPR, namun tanda pada koefisien regresi DER terhadap DPR adalah negatif. Hal ini dapat
terjadi karena sebagian besar sampel dalam penelitianini ternyata memiliki nilai DER yang rendah dan
cenderung memiliki DPR yangtinggi. Perusahaan sampel dalam penelitian ini tidak menitik beratkan
kegiatanusahanya dengan menggunakan pendanaan melalui hutang, ini dapat dilihat darirata-rata rasio
DER yang rendah bahkan kurang dari 1.Temuan penelitian ini tidak mendukung pernyataan Emery dan
Finerty(1997) dalam Fitri Ismiyanti dan Mamduh M. Hanafi (2003) yang menyatakanbahwa pengaruh
kebijakan utang terhadap kebijakan deviden adalah positif, dimana perusahaan yang membagikan
deviden dalam jumlah besar akan membiayaiinvestasinya dengan tambahan dana melalui hutang.Dalam
penelitian ini hal yang ditemukan justru sebaliknya di mana tanda padakoefisien regresi DER terhadap
DPR adalah negatif yang memberikan indikasibahwa makin tinggi DER maka makin rendah DPR. Makin
besar hutang akanmenyebabkan bunga yang ditanggung perusahaan makin tinggi dan hal ini tentuakan
mengurangi tingkat keuntungan perusahaan yang dibagikan kepadapemegang sahamnya.
Persamaan regresi memiliki nilai F hitung sebesar 2,154 yang lebih besar daripadaF tabel dengan derajat
bebas (4 : 34) pada tingkat signifikansi 10% sebesar 2,118.Artinya adalah persamaan regresi ini signifikan
pada tingkat signifikansi 10%.Berdasarkan hal tersebut H5 yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial,
Investment Opportunity Set
(IOS), ROA,
, diterima. Inimenunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian inimerupakan
penjelas nyata pada variabel terikat.Sementara itu kemampuan persamaan regresi ini untuk
menjelaskan besarnyavariasi yang terjadi dalam variabel terikat dapat dilihat dari nilai
koefisiendeterminasinya (R
). Nilai koefisien determinasi persamaan regresi dalampenelitian ini adalah sebesar 0,202 yang memiliki
arti bahwa kemampuanpersamaan regresi untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dalam
variabelterikat adalah sebesar 20,2%, sementara 79,8% dijelaskan oleh variabel lain yangtidak
dipergunakan dalam persamaan regresi ini.
18
1.
. Meskipun demikian, tanda negatif padakoefisien regresi variabel kepemilikan manajerial yang
ditemukan dalampenelitian ini sama seperti yang diharapkan dan secara umum konsisten
denganpenelitian sebelumnya.2.
Variabel
.3.
adalah positif sebagai mana yang diharapkandan secara umum konsisten dengan penelitian
sebelumnya.4.
Variabel
Debt to Equity
Ratio
. Lebih lanjut ditemukan bahwa tanda koefisien regresipada variabel DER ini adalah negatif yang tidak
sesuai dengan yangdiharapkan. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar sampel dalam penelitianini
ternyata memiliki nilai DER yang rendah dan cenderung memiliki DPR yang tinggi. Perusahaan sampel
dalam penelitian ini tidak menitik beratkankegiatan usahanya dengan menggunakan pendanaan melalui
hutang, ini dapatdilihat dari rata-rata rasio DER yang rendah bahkan kurang dari 1.5.
(IOS), ROA,
. Lebih lanjut ditemukan bahwa nilai koefisiendeterminasi persamaan regresi dalam penelitian ini adalah
sebesar 0,202 yangmemiliki arti bahwa kemampuan persamaan regresi untuk menjelaskanbesarnya
variasi yang terjadi dalam variabel terikat adalah sebesar 20,2%,sementara 79,8% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dipergunakan dalampersamaan regresi ini.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalahsebagai berikut:1.
(IOS) yang diukur dariMVE/BVE karena mampu mempengaruhi besarnya DPR. Sementara ituperusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tidak perlu memperhatikanvariabel-variabel yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap DPR sepertikepemilikan manajerial, ROA dan DER.2.
Investor dalam melakukan investasi di Bursa Efek Jakarta dengan tujuanmemperoleh deviden harus
memperhatikan
(IOS) yang diukur dari MVE/BVE. Investor dapatmelakukan investasi pada saham-saham perusahaan
yang memiliki nilaiMVE/BVE tinggi karena akan membagikan deviden yang lebih besar dari laba
19yang diperolehnya. Investor tidak perlu mempertimbangkan kepemilikanmanajerial, ROA dan DER
karena tidak memiliki pengaruh yang signifikanterhadap DPR.3.
Peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian di bidang yang sama disarankanuntuk menggunakan
proksi IOS yang lebih luas lagi, meskipun proksi IOSdalam penelitian ini merupakan proksi yang telah
diterima secara luas olehpeneliti. Penelitian mendatang juga dipandang perlu menggunakan umur
perusahaan sebagai
moderating variabel
karena temuan dalam penelitian inimengindikasikan bahwa umur perusahaan dapat membedakan
besaran DPR dan IOS.4.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dari sisi sampel yang diambil di manasampel yang diambil masih
termasuk perusahaan yang memiliki nilai DPR sebesar 0 karena tidak membagikan dividen oleh sebab itu
penelitianmendatang tidak perlu menggunakan perusahaan yang tidak membagi dividensebagai sampel
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adaoglu, Cahit (2000), “Instability in the Dividend Policy of the Istanbul Stock Exchange
(ISE)Corporations: Evidence from an Emerging Market,”
, Vol. 1.Adhi A.W. (2002), “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Publik, Ukuran
Perusahaan,EBIT/Sales, Total Hutang/Total Aset Terhadap Nilai Perusahaan Yang Telah Go Publicdan
Tercatat di Bursa Efek Jakarta,”
Tesis
Makalah Seminar
, Simposium Nasional Akuntansi V, IkatanAkuntansi Indonesia, p. 878-906.Agus Sartono dan Sri Zulaihati
(1998), “Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham danPenentuan Portofolio Optimal dengan
Indeks Tunggal Di BEJ,”
Kelola
, No 17, Juli.Ali Sani Uyara dan Askam Tuasikal (2002), “Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap
HubunganRasio Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan Earnings ResponseCoefficient”,
Makalah Seminar
, BPFE, Yogyakarta.Brav, Alon, John R. Graham, Campbell R. Harvey dan Roni Michaely (2003), “Payout
Policy in the21
st
Century,”
Working Paper
, National Bureau of Economic Research, Cambridge, USA.Chen, R. Carl dan T. Steiner (1999),
“Managerial Ownership and Agency Conflict : a Nonlinier Simultaneous Equation Analysis of Managerial
Ownership, Risk Taking Debt Policy, andDividend Policy”,
Financial Review
, Vol. 34, p. 119-137.Clara E.S. (2001), “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Go Public di Bursa
Efek Jakarta :Studi Kasus Industri Tekstil dan Garment”,
Tesis
Financial Management
,Winter.Eddy Suranta dan Mas’ud Machfoedz (2003), “Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai
Perusahaan,Investasi dan Ukuran Dewan Direksi”,
Makalah Seminar
, Simposium Nasional AkuntansiVI, Ikatan Akuntansi Indonesia, p. 214-226.Elloumi, Fathi dan Jena-Pierre
Gueyie (2001), “CEO Compensation, IOS and the Role of CorporateGovernance,”
Corporate Governance
, Vol. 1 No. 2, p. 23-33.Emory, C. William (1996), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Erlangga Jakarta
20
Fitri Ismiyanti dan Mamduh Hanafi (2003), ”Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional,Risiko,
Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisa Persamaan Simultan”,
MakalahSeminar
,
Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, 260-276.Gaver, J.J, dan Kenneth M. Gaver
(1993),”Additional Evidence on The Association Between TheInvestment Opportunity Set and Corporate
Financing, Dividend, and CompensationPolicies”,
Econometric Analysis
Basic Econometric
Ekonometrika Pengantar
, BPFE UGM, Yogyakarta.Hair, Joseph F, Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, dan William C. Black
(1998),
MultivariateData Analysis
, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc.Heaton, J.B. (2002), “Managerial Optimism and Corporate
Finance”,
Financial Management
, Badan PenerbitanUniversitas Diponegoro, Semarang.Imam Subekti dan I.W. Kusuma (2000), ”Asosiasi
antara Set Kesempatan Investasi DenganKebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta
Implikasinya pada Perubahan HargaSaham”,
Makalah Seminar
Makalah Seminar
,
SimposiumNasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia, p. 192-212.Jensen, G.R., D.P. Solberg dan
T.S. Sorn (1992), “Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt, and Dividend Policies”,
, BPFE UGM: Yogyakarta.Jogiyanto Hartono (1999), “An Agency Cost Explanation for Dividend
Payments”,
working Paper
,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.Kallapur, Sanjay dan M.A. Trombley (1999), “The Association
Between Investment OpportuniySet Proxies and Realized Growth”,
, Vol. 26,April/Amy, p. 505-519.Miller, M. dan K. Rock (1985), “Dividend Policy Policy Under Asymetric
Information”,
Journal of Finance
, p. 1031-1052.P.A. Mahadwartha dan Jogiyanto Hartono (2002), ”Uji Teori Keagenan Dalam
HubunganInterdependensi Antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen”,
Makalah Seminar
,Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia, p. 635-647.Putu A.M. dan Jogiyanto
Hartono (2002), “Uji Teori Keagenan Dalam Hubungan InterdependensiAntara Kebijakan Hutang Dengan
Kebijakan Dividen,”
Makalah Seminar
, Mediasoft Indonesia. Jakarta.Rozeff, M.S. (1982), “Growth, Beta dan Agency Cost as Determinants of
Dividend Payout Ratios”,
, Vol. 13, p. 187-221.Syahib Natarsyah. (2000), “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematik terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Publik di Pasar
ModalIndonesia”,
, Vol. 15, No. 3, 294 – 312.Tarjo dan Jogiyanto Hartono (2003), ”Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan
ManajerialTerhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Publik di Indonesia”,
Makalah Seminar
, Vol. 5, p. 1-16.
21
Wahidahwati (2002), “Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflict : Analisis Persamaan SimultanNon
Linier Dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Resiko (Risk Taking), KebijakanUtang dan Kebijakan
Dividen”,
Makalah Seminar
Usahawan