Professional Documents
Culture Documents
Turbin Gas
(Proses Fisis, Komponen, Kinerja, Efisiensi dan Rekomendasi)
Disusun oleh:
Ardhila Chadarisman NRP. 2408100050
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi
untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga
meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Pada ruang
pembakaran, terjadi proses pembakaran merupakan kombinasi kimia dari tiga elemen yaitu
udara bahan bakar dan api. Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas adalah
hidrokarbon. Udara yang bertekanan tinggi dari kompresor memasuki ruang pembakaran,
saat itu juga bahan bakar di semprotkan oleh fuel injector sehingga terjadi pembakaran yang
menghasilkan udara yang bertekanan dan berkecepatan tinggi. Inilah yang dimanfaatkan
oleh turbin untuk menghasilkan daya. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang
berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh
turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban
lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust)
Gambar1. Turbin Gas
1.2.1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.
Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang
terbawa bersama udara masuk.
Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet
house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki
ruang kompresor.
Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara
yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
1.2.2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow
compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air
section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output
turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang
berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan
aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara
yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan
sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
Gambar 5. Turbin
1.2.5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust
section terdiri dari beberapa bagian yaitu :(1) Exhaust Frame Assembly, dan
(2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke
atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut
diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga
untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah
untuk temperatur trip.
Gambar. Siklus Brayton, Diagram P-V dan diagram T-S (siklus Ideal)
Keterangan:
Proses 1-2: kompresi isentropis pada kompresor
Proses 2-3 : pembakaran pada tekanan konstan dalam ruang bakar.
Proses 3-4 : proses ekspansi isentropic pada turbin
Dengan demikian pada proses steady state untukmasing masing proses di atas diperoleh:
Proses 1-2 : kerja kompresor
Wkomp = Cp (T2a – T1)
= h2a – h1 (kJ/Kg)
Proses 2-3: pemasukan panas (combussion)
QRB = Cp (T3 – T2a)
= h3 – h2a (kJ/kg)
Proses 3-4: kerja Turbin
WTa = Cp (T3 – T4)
= h3 – h4 (kJ/kg)
Kerja netto siklus (Wnet)
Wnet = WTa – Wka
= Cp (T3 – T2a) - Cp (T2a – T1)
= [(h3 – h4) – (h2a – h1)]
5. REKOMENDASI
Untuk penerapan system turbin gas di dunia industri, terdapat beberapa rekomendasi yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energy dalam turbin, yaitu:
Mengoptimalkan Suhu dan tekanan gas: Jika kondisi suhu dan tekanan gas pada
saluran masuk ke turbingas bervariasi dari kondisi optimum rancangannya, turbin
mungkin tidak akan mampu beroperasi pada efisiensi maksimum.
Mengoptimalkan operasi beban sebagian dan nyala & mati: Efisiensi unit
pembangkit pada beban sebagian dapat dicapai mendekati nilai rancangan dengan
memberikan perhatian terhadap seluruh komponen. Walau demikian, keputusan
pasar unuk mengoperasikan unit pembangkit pada beban tertentu akan memiliki
pengaruh besar pada efisiensi termis rata-rata. Hal serupa, keputusan pasar pada
kapan pabrik akan on atau off-line juga memiliki sik ap pada efisiensi thermis rata-
rata sebab kehilangan energi sewaktu sistim menyala atau berhenti.
Mengoptimalkan Suhu gas panas yang meninggalkan pembakar. Meningkatnya
suhu biasanya mengakibatkan kenaikan output energi;
Mengoptimalkan suhu gas buang. Penurunan suhu biasanya mengakibatkan
kenaikan keluaran energi;
Mengoptimalkan aliran massa melalui turbin gas. Umumnya, aliran massa yang
lebih tinggi menghasilkan keluaran energi yang lebih tinggi pula;
Mengoptimalkan penurunan tekanan yang melintas silencer gas buang, saluran dan
cerobong. Penurunan kehilangan tekanan meningkatkan keluaran energi;
Meningkatkan tekanan udara yang masuk atau meninggalkan kompresor.
Peningkatan tekanan akan meningkatkan keluaran energi.
Selain terdapat komponen utama perlu juga ditambahkan komponen pendukung agar turbin
ini dapat berfungsi secara maksimal, yaitu:
1. Starting Equipment. Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-
jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya
adalah :
1. Diesel Engine, (PG –9001A/B)
2. Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
3. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
2. Coupling dan Accessory Gear. Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari
poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang
digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin
rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin
rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
3. Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan
sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka
sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-
cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4. Lube Oil System. Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu
pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
7. Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube
oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
5. Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Swich
Selain alat alat tersebut,juga dibutuhkan maintenance, Kerusakan yang timbul biasanya
terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga
akibat langkah pengoperasian yang salah.
Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor perasional dengan kondisi
yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi
daerah operasional
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
1. Preventive Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara
rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi:
a. Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit
produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis,
atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance. Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan
yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah
peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
a. Corrective Maintenance. Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki
perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen-
komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
b. Break Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti
biasanya.
c. Modification Maintenance. Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu
peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau
menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
d. Shut Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan
yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.