You are on page 1of 14

ELEKTROPLATING (PENYEPUHAN)

BAB I

PENDAHULUAN

Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia.

Sesuai dengan namanya, Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan

pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang

berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistem

elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi

elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya

reaksi spontan di dalamnya di sebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia di

mana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis. Peralatan

dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda-umumnya konduktor logam-

yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan

maupun cairan) dan sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks,

pereaksi utama yang berperan dalam metode ini adalah elektron yang di pasok

dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda

dalam suatu sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni

elektroda di mana reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung dan anoda di

mana reaksi oksidasi (reaksi anodik) berlangsung.

a. Pengertian Elektroplating

Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan

logam yang lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh

diperlakukan sebagai katoda, dan logam penyepuh diperlakukan sebagai anoda.


Dalam penyepuhan kedua elektroda dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu

larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat

didefinisikan sebagai pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan

bantuan arus listrik.

Menurut Dr. Ir. Latifah dalam bukunya Kimia Dasar 1 mengatakan

bahwa elektroplating didefinisikan sebagai proses pelapisan pada substrat

(bahan yang dilapisi) dengan proses elektrolisis.

Elektroplating atau lapis listrik atau penyepuhan merupakan salah satu

proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik

melalui suatu larutan elektrolit. Larutan yang digunakan harus sesuai dengan

bahan yang digunakan untuk menyepuh yang dipasang sebagai anoda. Jika

akan menyepuh benda dengan khrom, maka anoda yang digunakan adalah

khrom dan larutan elektrolit adalah asam khromat (H 2CrO4). Nah, jika

elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak

nitrat.

b. Tujuan Elektroplating

Industri yang bergerak dalam bidang electroplating menerima

penyepuhan peralatan teknik maupun perbaikan lapisan logam. Dalam

produksi benda-benda logam, suatu benda yang terbuat dari logam atau aliase

logam seringkali disalut dengan suatu lapisan tipis logam lain. Penyepuhan

(electroplating) dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau

untuk memperbaiki penampilan.


Seperti pendapat Soeprapto (1994:50-51), Elektroplating adalah cara

yang digunakan untuk melapis permukaan logam besi dengan logam yang

tahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil elektroplating sangat keras

dan tahan terhadap goresan atau tumbukan. Oleh karena itu pelapisan jenis ini

sering digunakan pada pelek roda kendaraan bermotor, starter, kursi besi ,

perkakas rumah tangga, peralatan untuk membuat roti, peralatan teknik dan

lain sebagainya. Selain itu lapisan krom atau nikel pada logam Fe atau baja

dapat mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah penampilan

benda kerja.

Di industri pembuat sepeda motor alat elektroplating ini digunakan

untuk melapis logam nikel/crom pada kanalpot, pelek roda, kick starter, stir,

reflector lampu, pedal porseling (persenalan), pedal rem dan lain sebagainya.

Penggunaan yang lebih luas adalah untuk melapis alat-alat seperti kunci pas,

kunci sok, kunci ring, kunci busi, kunci inggris, dan lain-lain.

Dari pemaparan diatas, maka pada umumnya tujuan dari elektroplating

ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dekoratif

untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik dari benda asalnya. Biasanya

pelapisan untuk mendapatkan tampilan yang lebih bagus ini menggunakan

khrom. Selain itu dengan tujuan khusus juga dapat menggunakan emas,

perak, kuningan, perunggu, nikel, tembaga, dan rhodium.


2. Tujuan protektif

Pelapisan dengan tujuan ini adalah untuk mendapatkan benda yang terlapis

dengan bahan keras sehingga menjadi tahan aus, dan terhindar dari korosi

(anti karat). Biasanya pelapisan ini dilakukan pada mesin.

3. untuk memberikan sifat khas permukaan dan sifat teknis/mekanis tertentu.


BAB II

PEMBAHASAN

a. Prinsip Kerja Metode elektroplating

Prinsip kerja dasar elektroplating adalah penempatan ion-ion logam

pelapis diatas substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni

menguraikan senyawa kimia dalam larutan elektrolit dengan mengalirkan arus

searah. Arus listrik yang mengalir

dalam larutan menyebabkan

terjadinya reaksi kimia, yaitu reaksi

peruraian ion-ion dalam larutan. Ion-

ion positif akan bergerak ke katoda

dan ion-ion negatif akan bergerak

menuju anoda sehingga terjadi pelapisan pada substrat. Anoda merupakan

elektroda yang menghasilkan elektron sedangkan katoda adalah elektroda yang

menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan saat proses

elektroplating.

Metode elektroplating dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah

elektroda yaitu anoda dan katoda, larutan elektrolit dan sumber arus. Sebagai

anoda digunakan platina karena bersifat inert sedangkan katodanya merupakan

substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis. Prinsip dasar pembuatan

lapisan tipis adalah menempatkan ion- ion positif bahan pelapis ditambah

dengan elektron yang berasal dari larutan elektrolit logam yang dilapisi.
Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan katode, sedangkan

logam penyepuhnya sebagai anode. Kedua elektroda ini dicelupkan dalam

larutan garam dari logam penyepuh dan dihubungkan dengan sumber arus

searah.

Perhatikan pada gambar dibawah kita mempunyai logam yang siap

disepuh. Logam penyepuhnya kita menggunakan nikel, sehingga larutan

elektrolit yang kita gunakan adalah garam NiCl2. Garam NiCl2 terionisasi

dalam air menjadi ion Ni++ dan dua ion Cl- . Sel terdiri dari dua sel yang

elektrodenya dihubungkan dengan kawat beraliran listrik searah. Logam yang

akan disepuh dihubungkan dengan kabel pada kutub negative baterai

sedangkan logam nikel dihubungkan dengan kutub positif baterai.

Objek yang disepuh menjadi bermuatan negative dan menarik ion positif

Ni++ menuju objek, kemudian electron mengalir dari anoda ke katoda. Ion Ni++

tertarik ke katoda dan direduksi menjadi Ni(p). Jadi, logam nikel (anoda)

melarut sebagai Ni++ dalam larutan, menyediakan pengganti nikel utuk logam

yang akan disepuh, dan mempertahankan larutan nikel klorida dalam sel.

Untuk setiap ion Ni++ , 2 elektron digunakan untuk menetralisasi muatan

positif dan mereduksi atom dari logam Ni ++. Jumlah perubahan kimia yang

dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati sel

elektrolisis. Selama energi baterai tetap ada, nikel terus melarut dari anode dan

menyalut katoda.
Gambar 2: Proses elektroplating

Reduksi : Ni2+ (aq) + 2e Ni (p)

Oksidasi : Ni(p) Ni2+ (aq) + 2e

Total : Ni(p) (anoda) Ni(p) (katoda)

Hasil pelapisan dengan metode elektrodeposisi dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya: arus, pengadukan, kandungan larutan elektrolit,

tegangan, PH larutan elektrolit, waktu pelapisan dan suhu larutan. Susunan

atom yang menempel pada substrat dipengaruhi oleh sifat alami substrat dan

temperatur selama proses deposisi.

Dalam proses elektroplating larutan sangat penting, menurut Irfan

Ansori (1985), bahwa fungsi dari media larutan elektrolit pada proses pelapisan

elektroplating adalah sebagai pembawa elektron atau ion-ion dari anoda (bahan

pelapis) menuju kepermukaan katoda (benda kerja). Kecepatan pelapisan

tergantung dari besarnya arus listrik DC yang dipergunakan dan lama

pelapisan. Besar arus listrik dalam satuan ampere dan lama proses pelapisan

dalam satuan detik atau menit.


Selain larutan, pengaturan besar arus juga penting, menurut Syahrir

Moehtar (1981), besar arus yang digunakan pada elektroplating berpengaruh

pada tebal lapisan. Semakin luas permukaan benda kerja, energi listrik yang

dibutuhkan juga semakin besar dengan kata lain arus yang diperlukan semakin

besar. Semakin lama waktu yang digunakan untuk pelapisan, maka pelapisan

pada benda kerja semakin tebal dan merata keseluruh permukaan.

Yang termasuk elektrolit adalah asam, garam, dan basa. Perak nitrat

termasuk garam, sehingga dinamakan garam perak. Berarti perak nitrat

termasuk larutan elektrolit. Dalam larutan, garam, asam, atau basa akan pecah

menjadi ion-ion positif dan negatif. Perak nitrat dalam larutan pecah menjadi:

+
AgNO 3 → Ag +NO −
3

Untuk logam-logam berikut ini, larutan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

 Kromium : asam kromium dengan asam belerang

 Nikel : nikel sulfat dengan asam boric dan nikel klorida

 Cadmium : cadmium sianida dengan natrium sianida dan natrium

hidroksida cadmium sianida dalam larutan alkalis

 Seng : seng sulfat dengan asam boric, seng sianida dengan natrium sianida

seng sianida dalam larutan alkali, seng klorida dalam asam hidroklorida

 Tembaga : tembaga sulfat asam belerang, tembaga sulfat dengan natrium,

sianida dalam larutan alkali, tembaga sianida dengan sodium sianida dalam

larutan alkali
 Perak : perak sianida dalam larutan alkali, perak sianida dengan kalium

dalam larutan alkali.

gambar 3 : Elektroplating
tembaga pada kunci

Faktor yang mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh salutan yang

tebalnya seragam dan melekat kuat pada logam dasarnya adalah:

 Bersihnya permukaan yang akan disalut

 Voltase

 Kemurnian larutan

 Temperature

 Konsentrasi ion yang akan disepuhkan

 Konsentrasi total ion-ion dalam larutan itu.

b. Metode kerja Elektroplating

Sebenarnya ada banyak, pelapisan bahan logam dengan menggunakan

metode elektroplating ini, namun dalam makalah ini, kami hanya akan

menyajikan satu contoh saja, yakni pelapisan dengan menggunakan Anoda

dengan bahan penyepuh (Ag) untuk melapisi sebuah cincin.

Antara lempeng perak dan cincin diberi beda potensial dengan cara

dihubungkan dengan batere. Lempeng perak dihubungkan dengan kutub positif

batere, sedangkan cincin dihubungkan dengan kutub negatif batere Dengan


demikian maka potensial perak lebih tinggi daripada potensial cincin.

+
Akibatnya ion-ion positif ( Ag ) akan bergerak menuju cincin (potensial

NO −
rendah), sedangkan ion-ion negatif ( 3 ) bergerak menuju lempeng perak

+
(potensial tinggi). Setelah sampai pada cincin Ag menerima sebuah

elektron, sehingga menjadi netral dan menempel pada cincin. Sementara itu,

+ +
lempeng perak melepaskan ion Ag menggantikan ion Ag yang telah

netral dan melekat di cincin. Proses ini berlangsung terus menerus sampai

lempeng perak habis larut dalam larutan.

Langkah-langkah elektroplating:

(1) masukan larutan perak nitrat ke dalam bejana

(2) masukkan lempeng perak dan cincin ke dalam larutan pada sisi yang

bersebarangan

(3) Hubungkan lempeng perak dengan kutub positif batere

(4) Hubungkan benda yang akan disepuh (cincin) dengan kutub negatif batere.

(5) Setelah beberapa menit, amati warna cincin. Jika cincin sudah seperti

perak arus listrik dapat diputus.

Ag

AgNO3

Gambar . Skema penyepuhan


BAB III

KESIMPULAN

Hal-hal yang dapat disimpulkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam

yang lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh

diperlakukan sebagai katoda, dan logam penyepuh diperlakukan sebagai

anoda.

2. Tujuan dari elektroplating ini adalah untuk memperindah tampilan logam,

dan membuatnya tahan dari korosi (anti karat).

3. Metode elektroplating dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah

elektroda yaitu anoda dan katoda, larutan elektrolit dan sumber arus.

logam yang akan disepuh dijadikan katode, sedangkan logam

penyepuhnya sebagai anode. Kedua elektroda ini dicelupkan dalam larutan

garam (elektrolit) tadi yang harus mengandung logam penyepuh dan

dihubungkan dengan sumber arus searah. Kemudian ditunggu sampai

logam yang disepuh berubah warnanya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Electroplating. http://en.wikipedia.org/wiki/Electroplating.

Aryani, Pangesti. 2010. Electroplating (penyepuhan).


http://www.elektroplating.org/?. Diakses tanggal 29 Maret 2011.

Irfan Ansory, (1985). Penuntun Pelajaran kimia berdasarkan Kurikulum 1984.


Ganesa Exact Bandung.

Istiyono, Edi, dkk. 2008. Pengelolaan limbah industri penyepuhan logam perak
(elektroplating) dilingkungan pengrajin perak, di kecamatan
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Putra, Sinly Evan. 2008. Elektrosintesis, Metode Elektrokimia untuk


Memproduksi Senyawa Kimia. http://www.chem-is-try.org/?
sect=fokus&ext=18.

Syahrir Moehtar, (1981). Pengantar Finishing Logam. Bandung:Balai Besar


Pengembangan Industri Logam dan Mesin.
Sembada, Ridwan, 2010. Pembuatan Dies dengan Metode Elektroplating tembaga
nikel dan khrom dengan variasi waktu pada polimer. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Tugas Makalah

FISIKA MATERIAL

ELEKTROPLATING (PENYEPUHAN) PADA LOGAM

OLEH
KELOMPOK II

ARIONO A1 C3 07 049
SANDY PUTRA M. A1 C3 07 038
LA ASRI A1 C3 07 050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

You might also like