You are on page 1of 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu

antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Remaja tidak

mempunyai tempat yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak

tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa.

Pubertas pada perempuan umumnya terjadi di usia 9-12 tahun,

sedangkan pubertas pada laki-laki terjadi di usia yang lebih tua yaitu 9-14

tahun. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun,

sedangkan menurut Departemen Kesehatan yaitu yang berusia 10 sampai 19

tahun dan belum menikah. Pubertas pada perempuan dapat ditandai dengan

datangnya menstruasi untuk pertama kalinya (menarche).

Menarche merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri

sebagai pertanda siklus masa subur sudah dimulai. Datangnya menarche justru

membuat sebagian remaja, takut dan gelisah karena beranggapan bahwa darah

haid merupakan suatu penyakit (Rosidah, 2006) dalam

http://etd:eprints.ums.ac.id/4473/, diperoleh tanggal 24 Januari 2010, pukul

14.00WIB.

1
2

Rosidah (2006) menyebut bahwa cepat lambatnya menarche

tergantung pada faktor gizi, genetik dan psikologis dari remaja tersebut.

Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa dari 52 responden berdasarkan

pengetahuan tentang menarche diperoleh responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 15 siswi, pengetahuan cukup sebanyak 14 siswi dan dengan

pengetahuan kurang sebanyak 23 siswi.

Meningkatkan minat baca yang berhubungan dengan menarche dan

meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan, sekolah adalah

tempat yang paling tepat karena sekolah merupakan perpanjangan tangan dari

keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya,

sehingga sekolah sangat berperan dalam proses penyampaian informasi

kesehatan kepada remaja.

Sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya meningkatkan

kesehatan masyarakat karena sekolah merupakan lembaga yang sengaja

didirikan untuk membina dan meningkatkan sumber daya manusia baik fisik,

mental, moral maupun intelektual. Pendidikan kesehatan melalui sekolah

paling efektif diantara usaha kesehatan masyarakat yang lain, karena usia 6-18

tahun mempunyai prosentase paling tinggi dibandingkan dengan kelompok

umur yang lain. (Notoatmodjo, 2007) dalam http://etd:eprints.ums.ac.id/4473/,

diperoleh tanggal 24 Januari 2010, pukul 14.00WIB.

Gambaran–gambaran yang menakutkan mengenai menstruasi itu mulai

timbul pada masa remaja. Gambaran tersebut merupakan interpretasi yang

keliru terhadap informasi-informasi yang tidak riil yaitu informasi dari orang
3

tua, atau kenalan lain yang menakutkan mengenai pendarahan disaat

menstruasi.

Menurut Burns (2000) dalam http://etd:eprints.ums.ac.id/4473/,

diperoleh tanggal 24 Januari 2010 pukul 14.00WIB, bila remaja perempuan

sudah diberitahu tentang menstruasi sebelum ia benar-benar mengalaminya

mungkin ia akan gembira ketika menstruasi tiba, karena dengan demikian ia

menapak ke arah kedewasaan. Mereka yang tidak mendapat keterangan

tentang menstruasi bisa ketakutan ketika melihat darah mulai keluar dari

vagina.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di dua SD, yang

pertama di SD Negeri Legok I Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu

dari 10 siswi yang di wawancara peneliti sebanyak 3 siswi mengetahui tentang

menstruasi, sedangkan 7 siswi lainnya sama sekali belum mengetahui tentang

menstruasi setalah di tanyakan penyebabnya banyak dikarenakan kurangnya

pengetahuan yang diberikan oleh orangtua mereka maupun pengetahuan dari

pihak sekolah, mereka mengira menarche akan terjadi ketika SLTP, timbul

kecemasan karena kurangnya pengetahuan tentang menstruasi. Yang kedua di

SD Negeri Legok 3 Keacamatan Lohbener Kabupaten Indramayu dari 10

siswi yang yang di wawancara peneliti sebanyak 7 siswi mengerti tentang apa

itu menstruasi.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti lebih tertarik untuk melakukan

penelitian di SD Negari Legok 1 dengan judul “Gambaran pengetahuan siswi


4

kelas VI (enam) SD tentang menstruasi di SD Negeri Legok I Kecamatan

Lohbener Kabupaten Indramayu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana gambaran

pengetahuan siswi kelas VI (enam) SD tentang menstruasi di SD Negeri

Legok I Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu 2010”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

siswi kelas VI (enam) SD tentang menstruasi di SD Negeri Legok I

Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswi tentang pengertian

menstruasi.

b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswi tentang proses

terjadinya menstruasi.

c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswi tentang gangguan

menstruasi.

d. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswi tentang pentingnya

menjaga kebersihan saat menstruasi.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai media bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman

nyata dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah

dalam melakukan penelitian dasar.

2. Bagi Siswi

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang menstruasi sehingga

ada persiapan ketika menstruasi datang tiba-tiba.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan evaluasi pendidikan dalam rangka melakukan penelitian

dan sebagai referensi.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi

bagi masyarakat.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005 : 121).

Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo (2003 : 12)

pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban, baik

lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari

suatu stimulus yang dapat berupa pertanyaan lisan maupun tulisan.

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Suparlan, 2004 : 45).

Berdasarkan pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan

bahwa pengetahuan adalah hasil tahu terhadap suatu objek yang diperoleh

melalui pengindraan, khususnya mata dan telinga.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003 : 122) mempunyai enam

tingkatan, yakni :

6
7

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

d. Analisis (analysis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih kaitannya satu sama lain.


8

e. Sintesis (synthesis)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu

kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Tingkat Umur

Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan karena

kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan

menyusun diri pada situasi-situasi baru, seperti mengingat hal-hal

yang dulu yang pernah dipelajari, penalaran analogi dan berfikir

kreatif dan bisa mencapai puncaknya (Notoatmodjo, 2003 : 62).

b. Pendidikan

Secara umum pendidikan merupakan pengalaman yang

terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan, baik lingkungan

fisik maupun sosial secara efektif dan efisien. Tingkat pendidikan

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang terhadap

informasi dan pengetahuan (Tirtaraharja, 2002 : 114).


9

c. Sosial ekonomi

Yaitu kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Sosial ekonomi mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

perilaku seseorang sehubungan dengan kesempatan untuk

memperoleh informasi karena adanya fasilitas atau media informasi.

d. Pekerjaan

Pekerjaan mempengaruhi pengetahuan. Pekerjaan yang

memungkinkan seseorang mempunyai waktu luang lebih banyak dan

digunakan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dilingkungan

sekitar atau pendidikan non formal akan dapat meningkatkan

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 : 55).

e. Pengalaman

Pengalaman yang berulang menyebabkan pengetahuan lebih

meningkat.

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003 : 125).

Pertanyaan (test) yang dapat digunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

pertanyaan subjektif dan pertanyaan objektif. Disebut pertanyaan subjektif

karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari

penilai. Sedangkan pertanyaan objektif yaitu pertanyaan yang mempunyai


10

jawaban yang dapat dinilai secara pasti oleh penilai tanpa melibatkan

faktor subjektifitas, seperti pertanyaan pilihan ganda (multiple choise) dan

pertanyaan menjodohkan (Notoatmodjo, 2005 : 132).

Penilain angket tersebut berdasarkan kriteria :

a. Baik : dengan skor 76 % – 100%

b. Cukup : dengan skor 56 % – 75 %

c. Kurang : dengan skor 0 % – 55 %

B. Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi (haid) merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita,

dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai

persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja adalah masa peralihan dari

anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai dengan pertumbuhan yang terus

berlanjut menuju kondisi somatik, sexual dan psikologi yang lebih matur.

Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui

proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche).

Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang. Gejalanya

terasa sakit pada daerah mamae, bagian abdomen dan pinggang dan ada

sebagian remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada saat haid

pertamanya.

(http:www.ilmucomputer2.blogspot.com/2009/10/menstruasi_haid_25htm

l, diperoleh tanggal 28 januari 2010, pukul 19.40WIB).


11

Seiring dengan perkembangan biologis pada umumnya, maka pada

usia tertentu, seseorang mencapai tahap kematangan organ-organ seks,

yang ditandai dengan menstruasi pertama (menarche). Dalam masa kanak-

kanak ovaria dikatakan masih dalam keadaan istirahat, belum menunaikan

faalnya dengan baik. Setelah usia pubertas (akil baliq) maka terjadi

perubahan-perubahan besar dalam seluruh tubuh wanita.

2. Proses terjadinya menstruasi

Saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung

ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi, tetapi ketika menginjak usia

pubertas maka ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi proses yang disebut

siklus menstruasi.

Dalam satu siklus (sekitar satu bulan) terjadi perubahan pada

dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh ovarium,

yaitu makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Maka

ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi

oleh sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan

maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar

hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai

perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.

Waktu terjadinya menstruasi pada seorang anak perempuan

bervariasi. Umur anak antara 9 tahun sampai 15 tahun. Hal ini berbeda

karena proses pertumbuhan setiap orang berbeda dan banyak faktor lain

seperti nutrisi, stres, pergaulan dll. Menstruasi biasanya terjadi setelah


12

terjadi perubahan pada fisik pada masa pubertas yang ditandai dengan

buah dada mulai membesar, rambut tumbuh di seputar alat vital dan di

ketiak, dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.

Lama waktu terjadinya menstruasi berbeda-beda biasanya ada yang

4 sampai 5 hari, tetapi ada yang 3 hari bahkan satu minggu. Menstruasi ini

merupakan siklus yang berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan.

Perubahan terjadi karena sel telur menjadi matang, dan karena tidak

dibuahi, dilepaskan oleh indung telur (disebut juga ovulasi). Perubahan

juga mencakup penebalan dinding rahim (uterus), kemudian menipis dan

rontok, keluar melalui saluran rahim. Pelepasan telur oleh indung telur ini

terjadi secara periodik.

Menstruasi akan berulang atau disebut siklus haid berkisar antara

28 sampai 29 hari. Ada beberapa perempuan yang masa siklusnya

berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.

Menstruasi biasanya akan teratur setelah satu tahun sejak

menstruasi pertama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional

atau oleh perubahan kebiasaan. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh

beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya

mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa

hari karena hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa

biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa

maju atau mundur karena faktor stress atau kelelahan.


13

(http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/231_menstruasi.html,

diperoleh tanggal 28 Januari 2010, pukul 19.55WIB))

3. Gangguan Menstruasi

a. PMS (pre menstruasi syndrome)

Kumpulan gejala yang muncul antara 1 hingga 14 hari sebelum

masa menstruasi dan biasanya berhenti saat menstruasi mulai.

(http://theeazayoe.blogspot.com/2008/08/mengatasi-pms-nyeri-

menstruasi.html, diperoleh tanggal 16 Februari 2010, pukul

12.10WIB).

Gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum menstruasi

sseperti:

1) Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta

mudah merasa lelah.

2) Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang

rasanya asam.

3) Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-

uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.

4) Mengalami kram perut (dismenorrea).

5) Kepala nyeri.

6) Pingsan.

7) Berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam

jumlah yang banyak.

8) Pinggang terasa pegal.


14

Jika kita mengalami PMS, kita bisa melakukan hal-hal seperti

di bawah ini:

1) Mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang

goreng, kacang-kacangan dan makanan berbumbu, untuk

mengurangi penahanan air berlebih.

2) Kurangi makanan yang berupa tepung, gula, kafein, dan

coklat.

3) Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan

vitamin C, seminggu sebelum menstruasi.

4) Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air

putih.

5) Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah,

perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat

besi agar terhindar dari anemia.

(http://artikel-kesehatan.online.blogspot.com/2008/05/macam-

macam-gangguan-menstruasi.html, diperoleh tanggal 16 Februari

2010, pukul 11.30WIB)

b. Nyeri menstruasi (dismenorrea)

Pada saat menstruasi, perempuan kadang mengalami nyeri.

Sifat dan tingkat rasa nyeri ini bervariasi , mulai dari yang ringan

sampai yang berat. Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrea.

Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

(Aulia, 2009 : 89)


15

Gejala dismenorrea biasanya berupa nyeri pada perut bagian

bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.

Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul. Biasanya nyeri

mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai

puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.

Dismenorrea juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau

diare dan sering berkemih.

(http://www.blogspot.net/2007/03/09/dismenorrea-nyeri-haid.html,

diperoleh tanggal 16 Februari 2010, pukul 11.45WIB)

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi

gangguan menstruasi ketika mengalami nyeri pada saat menstruasi,

antara lain:

1) Kompres dengan botol hangat tepat pada bagian yang terasa

kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang). Bisa dengan

cara diletakkan saja atau dengan cara diusap.

2) Mandi air hangat.

3) Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.

4) Mengosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.

5) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

6) Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan

pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit)

yang banyak dijual di toko obat, asalkan dosisnya tidak lebih dari 3

kali sehari. (Aulia, 2009 : 93 – 94).


16

c. Menoragia

Ada sebagian perempuan yang saat periode menstruasinya

datang sampai kehilangan banyak darah dan tidak dapat melakukan

aktivitas. Istilah medis untuk periode seperti ini menstruasi yang

berlebihan atau berkepanjangan disebut menoragia.

Tanda-tanda dan gejala menoragia dapat mencakup:

1) Menstruasi yang membasahi melalui satu atau

lebih pembalut setiap jam selama beberapa hari berturut-turut.

2) Kebutuhan untuk menggunakan pembalut ganda

untuk mengontrol aliran menstruasi.

3) Menstruasi berlangsung lebih lama dari tujuh hari.

4) Aliran menstruasi yang mencakup pembekuan

darah besar.

5) Menstruasi berat yang mengganggu aktivitas.

6) Kelelahan atau sesak napas (gejala anemia).

Menoragia dapat menyebabkan anemia, jadi pastikan

mengkonsumsi cukup banyak zat besi. Daging yang tidak berlemak,

sayuran hijau, sereal, oatmeal, kacang kedelai rebus dan kacang-

kacangan lain, merupakan sumber zat besi yang baik.

(http://helth.detik.com/read/2010/01/06/menoragia.html, diperoleh

tanggal 16 Februari 2010, pukul 11.55WIB).


17

4. Menjaga kebersihan saat menstruasi

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (2001) upaya-

upaya yang dilakukan selama menstruasi dengan mengganti pembalut

minimal dua kali sehari, karena penggantian pembalut dapat mengurangi

perkembangbiakan bakteri. Disamping itu juga disarankan untuk menjaga

kebersiahan vagina, karena kuman mudah sekali masuk dan dapat

menimbulkan penyakit dan saluran reproduksi.

Untuk menampung darah yang keluar kita dapat menggunakan

pembalut. Di pasaran bisa kita temui berbagai macam pembalut dengan

berbagai kelebihan yang ditawarkan. Terserah kita, mau pilih yang mana

yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Tetapi, yang penting

adalah bahwa pembalut itu harus berbahan yang lembut, menyerap dengan

baik, tidak mengandung bahan yang bikin alergi (misalnya parfum atau

gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut itu perlu

diganti sekitar tiga sampai empat kali dalam sehari untuk menghindari

pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut tersebut, dan

menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.

(http://www.gizi.net/merawat-organ-reproduksi-cewek.html, diperoleh

tanggal 16 Februari 2010, pukul 13.05WIB).


18

Beberapa cara menjaga kebersihan saat menstruasi, yaitu :

a. Cara membersihkan organ vital yang benar adalah dari arah depan

ke belakang, jangan sekali-kali menyiram dari belakang ke depan atau

dengan tangan yang telah menyentuh lubang anus karena banyak

mengandung kuman.

b. Ganti pembalut minimal tiga kali sehari atau sesuai kebutuhan,

jangan memakai pembalut yang sama dalam waktu yang lama.

C. Kerangka konsep

Menurut Notoatmojo (2003 : 112) untuk memudahkan alur penelitian

maka harus dibuat kerangka konsep penelitian. Adapun skema kerangka

konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan tentang :
a. Baik : 76% - 100%
Pengertian menstruasi
Siswi kelas VI Proses terjadinya menstruasi
Gangguan menstruasi b. Cukup : 56% - 75%
(enam) SD Menjaga kebersihan saat
menstruasi c. Kurang : 0% - 55%

Keterangan :
19

: Variabel yang diteliti

Berdasarkan gambar 2.1 kerangka konsep penelitian diatas bahwa

variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan siswi

kelas VI (enam) SD tentang menstruasi dengan sub variabel meliputi :

Pengertian, proses terjadinya, gangguan dan menjaga kebersihan saat

menstruasi. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI (enam) SD tentang menstruasi

dari masing-masing sub variabel di ukur dengan menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner.

D. Definisi operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai suatu variabel

yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel tersebut yang diamati dan

benar-benar dilakukan oleh peneliti sesuai variabel yang dilibatkan dalam

penelitian (Badriah, 2006 : 42).


20
21

Tabel 2.1
Definisi Operasional

Sub Variabel Indikator Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skor


Variabel
Ukur

Pengetahuan siswi Pengertian Pengetahuan siswi tentang pengertian • Baik : 76 – 100%


kelas VI (enam) menstruasi menstruasi adalah ciri khas kedewasaan Kuesioner Test • Cukup : 60 – 75 % Ordinal
SD tentang seorang wanita. • Kurang : 0 - 60%
menstruasi Proses terjadinya Pengetahuan siswi tentang proses • Baik : 76 – 100%
menstruasi terjadinya menstruasi adalah peristiwa Kuesioner Test • Cukup : 60 – 75 % Ordinal
meluruhnya sel telur yang tidak dibuahi. • Kurang : 0 - 60%
Gangguan Pengetahuan siswi tentang gangguan • Baik : 76 – 100%
menstruasi menstruasi meliputi PMS (pre • Cukup : 60 – 75 %
Kuesioner Test Ordinal
menstruasi syndrome), nyeri menstruasi • Kurang : 0 - 60%
(dismenorrea) dan menorragia.
Menjaga Pengetahuan siswi tentang menjaga • Baik : 76 – 100%
kebersihan saat kebersihan saat menstruasi meliputi cara • Cukup : 60 – 75 %
menstruasi membersihkan organ vital yang benar dan Kuesioner Test • Kurang : 0 - 60% Ordinal
mengganti pembalut minimal 2 kali
sehari.
22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif,

yaitu suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sejumlah objek

dalam jangka waktu tertentu dan bertujuan untuk membuat penilaian terhadap

suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian

hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut

(Notoatmodjo, 2002 : 130).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2005 : 79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswi kelas VI (enam) di SD Negeri Legok 1 Kecamatan Lohbener Kabupaten

Indramayu yaitu berjumlah 30 orang siswi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005 : 40).

Pada penelitian ini tekniknya menggunakan total sampling yaitu meneliti

seluruh responden yang berjumlah 30 siswi.

21
23

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Legok 1 kelas VI (enam)

Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, rencananya akan dilaksanakan

pada bulan Maret 2010.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto. 2005 : 121). Instrumen

yang akan digunakan dalam penelitian ini angket tes secara tertutup yang

berjumlah 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar salah meliputi

pengertian, proses terjadinya, gangguan dan menjaga kebersihan saat

menstruasi yang ditujukan pada siswi kelas VI (enam) dengan pertanyaan-

pertanyaan tertutup, artinya semua jawaban telah disediakan oleh peneliti.

E. Cara Pengambilan Data

Pengumpulan data dalam hal ini menggunakan data primer yaitu

dilakukan dengan cara memberikan test kepada responden. Metode ini

digunakan untuk mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan

sehingga dengan metode ini tidak akan ditemukan adanya kesulitan.


24

1. Sumber data

Sumber data adalah diperoleh dari hasil test yang diitujukkan

kepada siswi kelas VI (enam) SD yang akan diteliti.

2. Jenis data

Jenis data ada 2 ( dua ) yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari data

pengumpulan responden (siswi kelas VI SD) yang berupa test.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi

pendidikan terkait Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten

Indramayu. Cara pengumpulannya adalah dengan cara langsung dari

siswi kelas VI (enam) SD setelah mengisi test yang pertanyaannya

telah disesuaikan.

3. Prosedur pengumpulan data

a. Tahap persiapan

Penelitian melakukan kegiatan sebagai berikut : mengajukan

judul ke pembimbing, melakukan studi pendahuluan, mencari sumber

buku referensi, menyusun proposal dan bimbingan proposal.

b. Tahap pelaksanaan

Penulis menyusun ijin penelitian, melakukan penelitian,

pengumpulan data, pengolahan data, tabulasi data dan penyajian data.

c. Tahap akhir

Menyusun hasil laporan.


25

F. Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah yang sebelumnya dilakukan

proses : Editing, Coding, Entry data dan Tabulating.

1. Editing

Adalah kegiatan yang dilakukan dengan meneliti tiap daftar

pertanyaan yang telah terisi atau tahapan untuk memeriksa data yang telah

terkumpul cara pengisian kuesioner, pertanyaan yang telah dijawab dan

konsisten dari setiap jawaban yang terdapat pada kuesioner.

2. Coding

Adalah daftar pertanyaan yang telah dilengkapi dengan jawaban

selanjutnya dipindahkan isinya dalam kartu-kartu kode (Cording Cards)

atau memberikan kode pada data yang telah dikumpulkan untuk

mempermudah pengolahan data setelah melalui proses editing dan coding

data diolah secara menyeluruh, kode 1 = benar, 0 = salah.

3. Entry data

Entry data dilakukan dengan memindahkan data dari kuesioner ke

dalam tabel.

4. Tabulating

Adalah menyajikan data dalam tabel, sehingga akan lebih mudah

dibaca dan dianalisis, pengumpulan dan dilakukan secara manual.


26

G. Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan untuk mengetahui gambaran

menstruasi pada anak usia sekolah kelas VI (enam) Sekolah Dasar Negeri

Legok 1 Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu. Menggunakan rumus

sebagai berikut (Arikunto, 2005) :

Keterangan :

P : Prosentase

X : Jumlah skor yang didapat

N : Jumlah skor yang seharusnya

Jika jawaban benar diberi nilai 1 sedangkan jika jawaban salah diberi

nilai 0.

Setelah diperoleh hasil prosentase, lalu diinterpretasikan dengan

menggunakan standar kriteria kualitatif :

Baik : 76 – 100 %

Cukup : 60 – 75 %

Kurang : < 60 %

Data yang didapat selanjutnya dikumpulkan, dikelola dan

ditabulasikan yang kemudian dijadikan dalam bentuk tabel, setelah itu


27

dilakukan pembahasan dan dibuat suatu kesimpulan dari penelitian tersebut

(Arikunto, 2002 : 215).

Di bawah ini adalah cara untuk melihat penelitian lapangan (cara

untuk membaca prosentasi) :

0% = tidakseorangpun

1%-5% = hampir tidak ada

6 % - 24 % = sebagian kecil

25 % - 49 % = kurang dari setengahnya

50 % = setengahnya

51 % - 74 % = lebih dari setengahnya

75 % - 94 % = sebagian besar

95 % - 99 % = hampir seluruhnya

100 % = seluruhnya

Data yang didapat selanjutnya dikumpulkan, dikelola dan

ditabulasikan yang kemudian dijadikan dalam bentuk tabel, setelah itu

dilakukan pembahasan dan dibuat suatu kesimpulan dari penelitian tersebut

(Arikunto, 2002 : 215)

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukam permohonan ijin

kepada Kepala Sekolah SD Negeri Legok 1 Kecamatan Lohbener Kabupaten

Indramayu untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian angket penelitian


28

dikirimkan kepada responden yang diteliti dengan menekankan pada masalah

etika yang meliputi :

1. Informed Concent

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden.

Tujuannya adalah responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian

serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden

bersedia diteliti, maka harus manandatangani lembar persetujuan, jika

responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor

kode tertentu.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti.
29

I. Rencana Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1
Rencana Penelitian

Waktu Kegiatan Penelitian


No Uraian Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Outline
2 Pengajuan
Outline
3 ACC Outline
4 Penyusunan
Proposal
5 Uji Proposal
6 Perbaikan
Proposal
7 Penelitian
8 Pengolahan Data
9 Sidang KTI
10 Perbaikan KTI

You might also like