Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High
Preformance = Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi
dan Modern = moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan
dalam keduanya instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya
sehingga sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat
instrumentasi dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat
ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu
keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.
2
BAB II
ISI
3
• Cara basah
(Conners.A.K. ”Pharmaceutical Analysis” Solvent Extraction. Kisman .Dr.
Sastro, ddk .1994.)
2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 Pengklasifikasian Kromatografi Berdasarkan Macam Fasa Gerak
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik
kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat.
Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya ,yaitu
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"
Komponen-komponen penting dari KCKT
4
• Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau fasa gerak adalah
salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang
sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat
umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tidak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang
karena prosedur pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal
biayanya. Dari semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang
sangat penting. Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama
untuk KCKT yang menggunakan pompa bolak balik (reciprocating pump)
sangat diperlukan terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100 psi.
Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang
besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan
(the data may be useless). Menghilangkan gas (degassing) juga sangat baik bila
menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh : kolom
berikatan dengan NH2).
• Keuntungan KCKT
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan
kromatografi cair klasik, antara lain:
5
Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikan sekitar 15-30 menit.Untuk analisis yang tidak rumit
(uncomplicated), waktu analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.
Resolusi : Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan zat padat;
pemisahan terutama dicapai hanya dengan fasa diam. Kemampuan zat padat
berinteraksi secara selektif dengan fasa diam dan fasa gerak pada KCKT
memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam
KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat
mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga digunakan
dalam KCKT
Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi
klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis
yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yang
diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untuk
menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan penukar ion ideal
sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT
tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang
diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah
sikumpulkan setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan dengan
menguapkan ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur
khusus.
6
2. Kromatografi Gas
Sistem kromatografi gas memerlukan sistem tertutup sempurna kecuali
pada tempat keluarnya gas. penyusun utama kromatograf. Gas pembawa dari
tangki bertekanan, mengalir melalui pengatur tekanan yang mengatur kecepatan
aliran gas dalam alat itu. Cuplikan dimasukkan ke dalam suatu kamar pemanas
melalui sekat karet silicon dengan syringe jika cuplikan berupa cairan atau jika
cuplikan berupa gas digunakan katup khusus untuk cuplikan itu. Dari sini gas
pembawa membawa cuplikan melalui kolom dimana mereka dipisahkan dan
kemudian melalui detektor yang mengirim isyarat ke pencatat. Kolom perlu
dipanasi pada suhu tertentu, demekian juga tempat injeksi dan detektor.
Gugus OH bersifat asam dan agak polar, dan cenderung bereaksi dengan
senyawa polar, terutama dengan gugus fungsi basa. Aktifitas permukaan dapat
dikurangi dan beberapa pengotor dihilangkan dengan dicuci dengan asam atau
basa. Untuk pemisahan amina, lebih disenangi melapisi dengan lapisan natrium
hidroksida pada permukaan. Perlakuan efektif dengan silanisasi permukaan
dengan heksametil disizalan (HMDS):
7
OH OH Me
Si O Si + (Me3Si2)NH Me Si Me
Si O Si
Me Si Me
Me
Dalam hal ini gugus OH yang polar diganti dengan gugus trimetisilil
yang relative inert. Mempercepat penguapan cuplikan cair dan dibuat
sedemikian rupa sehingga gas pembawa membawa cuplikan langsung ke dalam
kolom. Jika hal ini terjadi, cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan.
Pada beberapa kromatograf, cuplikan diinjeksikan langsung kedalam kolom
pada masukan. Cara ini lebih cocok untuk cuplikan yang mudah menguap.
8
Pada umunya untuk cuplikan cair diperlukan 0,1 sampai 10 ul dan untuk
cuplikan gas antara 1 sampai 10 ml. kolom kapiler memerlukan cuplikan lebih
kecil 10-3 sampai 10-2 ul.
- Fasa Diam
a. Padatan pendukung
b. Fasa cair
1. Tidak mudah menguap (tekanan uap kurang dari 0,1 torr) pada suhu
pemisahan.
2. Tahan panas
9
4. Dapat digunakan ulang
5. Inert tehadap senyawa yang dipisahkan atau jika bereaksi harus cepat
dan bolak-balik
Beberapa fasa cair yang biasa digunakan diberikan dalam Tabel berikut
10
glikol
N = nonpolar, I = agak polar, P= polar
• Fasa Gerak
• Detektor
11
dapat muncul setelah satu jam pemisahan dan akan muncul sebagai suatu pita
lebar di atas garis dasar. Karena itu detektor harus tidak memberikan tanggapan
terhadap cuplikan yang terdapat dalam jumlah kecil.
4. kalibrasi sederhana
7. bisingan rendah
Macam-macam Detektor.
12
Gambar 2.3 Respon diferensial dan integral dari kromotograf yang sama
13
mengijinkan pendeteksian nya di aliran gas. Resistan elektrik adalah secara
normal diukur oleh Wheatstone brigde circuit.
Dimana :
S= sensitivitas
K= konstanta cell bergantung pada geometri
I= arus filemen
R= resistan filamen
?c= konduktivitas termal gas pembawa
?s= konduktivitas termal gas sampel
Tf = temperatur filamen
Tb = temperatur blok detektor
14
Batas lebih rendah yang layak ialah 10-7 hingga 10-8 g. Hal ini
mengasumsikan laju aliran kecil, dan puncak lebih awal dan tajam. Ini
sensitivitas menengah karena ionization detectors akan jauh lebih sensitif.
Bahkan dengan ukuran sampel besar, 10 hingga 25 μl kita biasa membicarakan”
paling baik pada MDQ 50-100 ppm “.
2. Kisaran Linier
Detektor TCD memiliki linear range sekitar 10-4. Ini merupakan range terbatas,
tetapi sangat berguna pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
FID.
3. Selektivitas
4. Persyaratan
• Detektor Ionisasi
15
menurun sebagai hasil dari analit yang menyerap elektron dari gas yang
terionisasi.
2. Kisaran Linier
16
atau beberapa obat-obatan. Ini merupakan fungsi dari zat pencemar sampel,
adsorpsi kolom seperti halnya karakteristik detektor.
3. Selektivitas
FID akan memberi respon hanya terhadap senyawa organik, tidak pada
udara atau air atau gas ringan yang telah ditetapkan. Pada senyawa-senyawa
organik, selektivitas sangat kecil.
4. Persyaratan Operasional
FID memerlukan tiga persediaan gas bersih, hidrogen, udara dan gas
pembawa. Harus ada elektrometer untuk menguatkan sinyal yang sangat kecil
yang dihasilkan dari pembakaran. Harus dipanaskan untuk menghindari
kondensasi air atau fase cair dari kolom
17
melalui detektor dan terionisasi oleh sumber elektron biasanya tritum yang
teradsorbsi pada Titanium atau Scandium (TiH3, ScH3) atau Nickel 63 (Ni63).
Nitrogen terionisasi akan membentuk arus antar elektroda-elektroda.
R- X + e → R- X –
Pada saat ini terjadi, arus akan berkurang sebagai respon negatif.
Detektor akan sangat sensitif terhadap molekul yang mengandung atom-atom
elektronegatif. ( N. O, S, F, Cl)
18
Electron capture detector sangat sensitif terhadap molekul tertentu,
yaitu : Alkil halide,Conjugated carboxyl,Nitrit,Nitrat dan Organometals. Tetapi
tidak sensitif terhadap : Hydrocarbons,Alcohols dan Ketones
Sebagai akibat dari sensitivitasnya terhadap alkil halida, ECD ini telah
digunakan secara ekstensif dalam analisa pestisida dan obat-obatan dimana alkil
halida telah diderivatisasi. Pestisida tertentu telah terdeteksi pada sub picogram
level. Karena tingginya sensitivitas, ECD ini telah digunakan secara ekstensif
pada kolom kapiler.
1. Sensitivitas
2. Selektivitas
3. Persyaratan
19
pembawa yang sangat bersih sangat dibutuhkan dan dalam model plat paralel
gas pembawa khusus dan pulsed power supply sangat dianjurkan. Kalibrasi
yang ekstensif dan kontinyu (terus-menerus) perlu dilakukan untuk
mendapatkan hasil kuantitatif
20
Thermionic Spesific Detector digunakan secara ekstensif dalam analisa obat-
obatan dan pestisida.
Linear Range
6. Pengaruh Suhu
21
2.2.2 Pengklasifikasian Berdasarkan Pasangan Fasa Gerak dan Fasa Diam
1. Kromatografi Cairan Padat
Metode kromatografi ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan
organik. Teknik pelaksanaanya dilakukan dengan kolom kaca,dimana fasa diam dapat
dipilih silica gel atau alumina
2. Kromatografi Cairan-Cairan
Kromatogafi cairan-cairan (KCC) adalah kromatografi dengan fasa
gerak berupa cairan dan fasa diam juga berupa cairan yang merupakan lapisan
tipis pada padatan pendukung. KCC lebih efisien daripada penyarian berulang
kali. Hal ini disebabkan oleh permukaan luas antara fasa gerak dan fasa
diam,dengan cepat dicapai distribusikeseimbangan senyawa terlarut antara dua
fasa tersebut. KCC dapat digunakan terhadap jenis cuplikan yang luas,polar
dan non polar. Dasar dari penggunaan yang luas ini adalah variasi yang luas dari
fasa gerak dan fasa diam yang digunakan. Keuntungan utama dari KCC adalah
kemampuan membuat kolom yang dapat reprodusibel. Cuplikan jarang berubah
selama pemisahan karena padatan pendukung relative inert dan pada umumnya
pemisahan dilakukan pada suhu kamar.
Ada 2 macam penggunaan KCC. Pertama padatan pendukung dipenuhi dengan
fasa diam polar dan sebagai fasa gerak digunakan pelarut relative nonpolar.
System ini digunakan pemisahan senyawa polar karena senyawa itu lebih
tertahan oleh fasa diam polar. Untuk senyawa non polar digunakan fasa diam
yang kurang polar,sistem ini dinamakan kromatografi cairan-cairan fasa
terbalik.Dalam KCC digunakan padatan pendukung yang relative inert. Bahan
itu mempunyai luas permukaan rendah dan mengandung pori-pori relative besar
yang akan mengurangi penyerapan pendukung.Walaupun KCC dengan fasa
diam cair memberikan mekanisme pemisahan yang unik dan reprodusibel,suatu
yang sukar adalah menjaga supaya kondisi tetap dalam waktu yang lama. Waktu
yang hidup yang pendek dan harga kolom dapat merupakan kendala dari system
KCC. Kolom dapat digunakan untuk pemisahan berkali-kali jika beberapa
22
kesulitan pokok dapat diantisipasi dan dikontrol.Kolom dengan fasa terikat
dapat digunakan terus menerus selama beberapa bulan tanpa terjadi perubahan
pada karakternya. Bahan fas terikat ini digunakan dengan beberapa macam
gugus fungsi dan digunakan untuk pemisahan berbagai macam senyawa. Fasa
diam dengan polimer silicon terikat secara kimia dapat digunakan dengan
perubahan besar pada fase gerak tanpa takut terurai.
Ada 4 teknik untuk melapisi cairan pada padatan pendukung KCC dan masing-
masing mempunyai keuntungan untuk penggunaan tertentu. Kebanyakan teknik
untuk fasa diam terikat secara mekanik pada pendukung adalah cara penguapan
pelarut. Pada teknik ini fasa diam yang tidak mudah menguap dilapiskan pada
pendukung dengan bantuan pelarut yang mudah menguap. Kolom KCC yangb
efisien dapat juga dibuat dengan cara pelapisan in situ. Pelapisan pendukung in
situ dapat dilakukan dengan suatu teknik,misalnya jika fasa dia mempunyai
kekentalan cukup rendah dapat dilapiskan langsung pada struktur berpori dari
pendukung yang telah dimasukkan dalam kolom. Teknik ini efektif pada
pembuatan kolom dengan system tiga cairan terdiri dari etanol dan 2,2,4-
trimetilpentana. Dua cara yang telah digunakan untuk melapiskan cairan fasa
diampada pendukung. Pada cara pertama,fasa gerak dijenuhi dengan fasa diam
yang dipompakan melalui kolom yang baru saja dibuat untuk menghilangkan
udara. Diikuti fasa diam diinjeksikan ke dalam kolom,maka struktur berpori
dari pendukung diisi dengan fasa diam. Pada cara kedua,fasa diam dipompakan
melalui kolom kering. Kolom itu kemudian dialiri fasa gerak yang setara
denagn fasa diam, yamg kan menghilangkan kelebihan cairan fasa diam pada
celah antar partikel. Dua teknis ini efektif untuk cairan fasa diam yang tidak
kental.
Untuk cairan fasa diam yang kental,fasa diam dilarutkan dalam pelarut yang
cocok kemudian dipompakan ke dalam kolom yang baru saja dibuat. Dengan
fasa diam kental,kadang-kadang perlu mengalirkan fasa gerak melalui kolom
yang dilapisi secara in situ selam beberapa jam untuk menghilangkan kelebihan
23
fasa diam yang terdapat diantara partikel pendukung. Menaikkan kekentalan
fasa gerak akan membantu proses ini. Keuntungan praktis yang nyata dari
system pelapisan in situbahwa kolom dapat dilapisi ulang beberapa kali sebelum
diganti.suatu kolom yang sudah tidak dapat digunakan,fasa diamnya dapat
dihilangkan dari pendukung dengan mengalirkan pelarut yang cocok misalnya
diklorometana,dan kemudian pendukung dilapisi lagi dengan fasa diam secara
in situ.
Ada beberapa hal dari fasa gerak yang harus dipertimbangkan jika menyusun
system KCC. Pertama,fasa gerak harus tidak bercampur dengan fasa diam.
Terutama fase gerak sebaiknya mempunyai kekentalan serendah mungkin untuk
mendapatkan efisiensi kolom yang tinggi. Detector dapat juga membatasi fasa
gerak yang digunakan. Misalnya pelarut yang mnyerap kuat dalam ultraviolet
sebaiknya dihindari jika digunakan detector fotometri ultraviolet.
Harga,toksisitas,kemurnian dan stabilitas dari suatu pelarut dapat juga sebagai
bahan pertimbangan. Yang paling penting adlah selektivitas system cairan-
cairan untuk cuplikan tertentu.
3. Kromatografi Gas Padat
Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik
ini tidak berkembang karena keterbatasannya yang sama seperti halnya
kromatografi cairan-padat,tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fasa
padat baru memperluas penggunaan teknik ini.
4. Kromatografi Gas Cair
Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik ini
telah menyebabkan revolusi dalam kimia organic,sejak dikenalkan pertama kali
oleh James dan Martin pada 1052. Hambatan yang paling utama adalah bahan
cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa torr pada suhu
kolom. System ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode pilihan
dalam kromatografi karena dapat memisahkan dengan cepat dan peka.
24
2.2.3 Pengklasifikasian Berdasarkan Mekanisme Pemisahan
1. Kromatografi Adsorpsi
Adsorpsi adalah senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh
daya serap adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia tidak
sama.Menggunakan fasa diam berupa zat padat dan fasa gerak berupa zat cair
atau gas.Dalam cara ini zat terlarut diadsorpsi pada permukaan partikel padat.
Contoh kromatografi adsorpsi ini yaitu berupa kromatografi lapis tipis(KLT).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida –
lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT
juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis
fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara
kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk
pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan
lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan
pereaksi – pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat.
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis
silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau
plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam
untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana
dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut
atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan
warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan
dan isolasi pigment tanaman yang berwarna hijau dan kuning. Pelaksanaan
kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna yang merupakan
sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.
25
Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran,
pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-
senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh
oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.
c. Mengidentifikasi senyawa-senyawa
26
a.Fase diam-jel silica
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun,
pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH. Jadi, pada
permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini
menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya,
sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol. Fase diam
lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom
aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan
tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
b. Fasa gerak
Pada proses serapan, yang terjadi jika menggunakan jel silica, alumina
dan fasa diamnya, pemilihan pelarut mengikuti aturan kromatografi kolom
27
serapan. Sistem tak berair paling banyak digunakan dan contoh pelarut organic
dalam seri pelarut miksotrop diberikan dalam table yang meliputi (sifat hidrofob
menaik) methanol, asam asetat, etanol, aseton, etil asestat, eter, klorofrom (perlu
diperhatikan pada klorofrom yang distabilkan dengan etanol) benzene,
silokheksana, an eter petroleum. Kelompom seri pertama untuk pemisahan
senyawa hidrofil, sedangkan kelompok pelarut seri kedua untuk pemisahan
senyawa lipofil.
Air n- Amil
alkohol
Formamida
Etil asetat
Metanol
Eter
Asam asetat
n-Butil asetat
Etanol
Kloroform
Isopropanol
Benzena
Aseton
Toulena
n-propanol
28
tert-butanol Sikloheksana
Fenol Eter
petroleum
n-Butanol
Petroleum
Minyak
parafin
29
Penyerapan pada kromatografi lapis tipis bersifat tidak permanen,
terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada
permukaan jel silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut. Dengan jelas
senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu terlarut
dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu
proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti
bahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke
atas lempengan.
2. Kromatografi Partisi
Partisi adalah kelarutan tiap-tiap komponen kimia dalam cairan
pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan eluen disebabkan oleh gaya
sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang
berbeda-beda yang menyebabkan terjadi pemisahan.
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang
tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai rasa diam dan
yang lainnya sebagai fasa gerak. Pada keadaan awal dari kromatografi cair
(LSC), rasa diamnya dibuat dengan cara yang sama seperti pendukung pada
kromatografi gas (GC). Fasa diam (polar atau nonpolar) dilapisi pada suatu
pendukung inert dan dipak kedalam sebuah kolom. Kemudian rasa gerak
dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi
cair cair (LLC). Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat
lebih tahan lama, telah dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan
secara kimia dengan pendukung inert. Bentuk kromatografi partisi ini disebut
kromatografi fase terikat (BPC = Bonded Phase Chromatography). BPC dengan
cepat menjadi salah satu bentuk yang paling populer dari KCKT. Kromatografi
partisi (LLC dan BPC), disebut "fase normal" bila fase diam lebih polar dari
fase gerak dan "fase terbalik" bila fase gerak lebih polar dari pada fase
diam.Didasarkan pada partisi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak
30
bercampur yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dan fasa gerak berupa zat
cair atau gas. Contoh kromatografi partisi yaitu berupa kromatografi kertas
(KKt).
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Adsorben (penyerap) dalam
kromatografi kertas adalah kertas saring yaitu selulosa. Cairan fase bergerak
yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir
membawa noda cuplikan yang ditotolkan pada kertas dengan kecepatan
berbeda. Fase gerak (pelarut) dapat beragam, misal: air, etanol, asam asetat,
dll. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun
kuantitatif. Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat
polar, misalnya: asam-asam amino, gula, atau pigmen-pigmen.
31
agar noda cuplikan (totolan cuplikan) pada saat dilakukan elusi, setelah
pengeringan tidak menyatu antara noda satu dengan noda yang lain, sehingga
dapat memisah. Setelah noda (totolan cuplikan) kering masukkan atau gantung
kertas dalam bejana tertutup (lemari kromatografi) yang tercelup dalam
pelarut atau eluen yang dipilih sebagai fasa bergerak. Jangan sampai noda
tercelup dalam eluen (pelarut) karena dapat mengakibatkan senyawa yang
dipisahkan akan terlarut dari kertas.
Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen (pita
Gambar 2.8
32
Teknik
33
Jika senyawa yang dipisahkan berwarna maka akan nampak sebagai noda-
noda yang terpisah. Tetapi jika komponen zat tidak berwarna (umumnya
senyawa organik), maka dapat dideteksi dengan cara fisika atau kimia.
34
adlah agar bercak noda terlihat dan terbentuk warna sehingga dapat
mengetahui keberadaan asam amino.
4. Kromatografi Gel
Teknik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari
zat padat. Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan berlubang-lubang
sangat kecil (porous) yang inert. Molekul-rnolekul kecil dapat masuk dalarn
jaringan dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang (stagnat mobile
phase). Molekul- molekul yang lebih besar, tidak dapat masuk kedalam jaringan
dan lewat melalui kolom tanpa ditahan. Kromatografi eksklusi rnernpunyai
banyak nama, yang paling umum disebut permeasi gel (GPC) dan filtrasi gel.
Apapun namanya, mekanismenya tetap sama. Dalam bidang biologi, Sephadex,
suatu Cross-linked dextran gel, telah digunakan secara luas, hanya pengepak
keras dan semi keras (polistiren, silika, glass) yang digunakan dalam KCKT.
Dextran gel lunak tidak dapat menahan kinerja diatas 1 atau 2 atmosfer. Tenik
ini dikembangkan untuk analisis polimer-polimer dan bahan-bahan biologi,
terutama digunakan untuk rnolekul-molekul kecil.
35
BAB III
KESIMPULAN
36
Berdasarkan pasangan fasa gerak dan fasa diam terdiri dari kromatografi cairan
padat,kromatografi cairan-cairan,kromatografi gas padat dan kromatografi gas
cair.
Berdasarkan mekanisme pemisahan terdiri dari kromatografi adsorpsi,
kromatografi partisi, kromatografi penukar ion, kromatografi eksklusi/gel
DAFTAR PUSTAKA
37
J. B. Harbone. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
K. Hostettmann, M. Hostettmann, A. Marston. 1995. Cara Kromatografi
Preparatif. Penerbit ITB. Bandung.
Ibnu Gholib Gandjar. Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Conners.A.K. ”Pharmaceutical Analysis” Solvent Extraction. Kisman .Dr.
Sastro, ddk .1994. Analisis Farmasi Cet. 2 , Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Penerbit buku kedokteran EG
C. Jakarta. Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat.
Erlangga. Jakarta.
Done dkk, 1974; Snyder dan Kirkland, 1979; Hamilton dan Sewell, 1982;
Johnson dan Stevenson, 1978.
http://wawan-junaidi.blogspot/kromatografi-kertas
http://Annisanfushie`sWeblog/KROMATOGRAFI.KERTAS
38