Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang belum sesuai dengan harapan pasien, diharapkan
menjadi suatu masukan bagi organisasi layanan kesehatan agar berupaya
memenuhinya. Jika kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu
fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu
datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu
mencari pelayanan kesehatan di fasilitas yang kinerja pelayanan kesehatannya
dapat memenuhi harapan atau tidak mengecewakan pasien (Pohan, 2002).
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang
Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Oleh karena itu, pada awal
pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini
menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Miskin (JPKMM) yang
populer dengan nama Askeskin (Lubis, 2008).
Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan
masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu
melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka
kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat
miskin umumnya (KEPMENKES RI, 2008)
Pada awal tahun 2005 sasaran program berjumlah 36,1 juta jiwa penduduk
miskin di seluruh Indonesia. Sejalan dengan usulan Pemerintah Daerah dan
bersamaan dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
2
Minyak (PKPS-BBM), mulai pertengahan tahun 2005 sampai tahun 2006 sasaran
disesuiakan dengan jumlah rumah tangga (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa.
Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan secara berjenjang mulai
dari rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, sampai rujukan rawat spesifikasi
dan rawat inap di kelas tiga rumah sakit (Lubis, 2008).
Pada tahun 2008 program Askeskin ini diubah namanya menjadi Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tidak mengubah jumlah sasaran.
Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin berjumlah 76.4 juta
jiwa. Jumlah kuota masyarakat miskin yang ditanggung di provinsi Kalimantan
Timur sebanyak 910.925 jiwa serta khusus untuk Kota Samarinda sebanyak
121.420 jiwa (KEPMENKES RI, 2008).
Puskesmas sebagai wadah pelayanan kesehatan harus mempunyai fungsi
utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan
puskesmas adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar
belakang sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang mengharapkan
akan menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung pelaksanaan program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang lebih
dikenal dengan Jamkesmas, puskesmas memiliki peranan yang sangat penting.
Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Miskin.
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkannya Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RAKERKESNAS) I di
Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan
kesehatan Tanah Air, dimana pada saat itu pelayanan kesehatan tingkat pertama
pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan
seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yaitu “Bagaimana gambaran sistem pelayanan kesehatan
peserta program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Miskin di
Puskesmas Pasundan Samarinda?”
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada program magang ini adalah:
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap dan
penghayatan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan dan
melatih kemampuan bekerja sama serta keterampilan di bidang ilmu
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi standar operasional prosedur pelayanan kesehatan
peserta program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Miskin di
Puskesmas Pasundan Samarinda.
b. Mengidentifikasi alur pelayanan kesehatan bagi peserta program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Miskin di Puskesmas Pasundan
Samarinda
c. Mengidentifikasi masalah teknis pelayanan kesehatan dan prioritas
masalah serta alternatif pemecahan masalah bagi peserta program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Miskin di Puskesmas
Pasundan Samarinda.
5
D. Manfaat
Manfaat program magang ini yaitu:
1. Bagi mahasiswa
a. Melatih mahasiswa dalam berfikir, bersikap dan bertanggung jawab.
b. Menambah pengalaman/ wawasan dalam dunia kerja secara langsung
berdasarkan disiplin ilmu kesehatan masyarakat.
c. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas mahasiswa.
2. Bagi Instansi
a. Mengetahui permasalahan di dalam instansi khususnya di Puskesmas
Pasundan Samarinda.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengambilan kebijakan dan
penentuan keputusan di bidang kesehatan masyarakat.
3. Bagi Fakultas
a. Sebagai bahan evaluasi penyempurnaan kurikulum di masa mendatang.
b. Menjembatani antara instansi dengan pihak Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman dalam hal kerjasama dalam bidang
kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
alur (flow chart) dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang
akan mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini
perlu didokumetasikan dalam bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya
memastikan bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-
prosedur kerja yang telah terstandarisasi. Prosedur kerja merupakan salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur
memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang
lebih baik mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut
dilakukan; mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya
tambahan; dan membuat koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian
yang berlainan (Atmoko, 2009).
C. Puskesmas
Menurut Azwar, Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah
suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana
fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 1996).
Menurut Depkes RI (1991) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Effendi, 1998).
Dari berbagai referensi definisi Puskesmas maka dapat diambil sebuah
makna yang lebih mendalam, yang menunjukkan bahwa Puskesmas mempunyai
wewenang dan tangguang jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin. Dengan demikian Puskesmas harus lebih aktif
terjun kemasyarakat karena Puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan
tindakan pencegahan (preventif) dibandingkan tindakan pengobatan (kuratif).
Puskesmas mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan
posyandu di wilayahnya masing-masing (Notoatmodjo, 2005).
Adapun struktur organisasi puskesmas, sebagai berikut:
12
h. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan
dan rawat inap.
i. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian.
Kepala
Puskesmas
Tata Usaha
1 2 3 4 5
I II III IV V VI VII
Puskesmas Pembantu
Lebih lanjut dalam Effendy (1998), ada 3 fungsi pokok puskesmas yaitu:
1. Sebagian pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
D. Jamkesmas
Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan
merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses dan
mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga
tidak ada lagi Maskin (Masyarakiat Miskin) yang kesulitan memperoleh
pelayanan kesehatan karena alasan biaya (Lubis, 2008).
Tujuan dari Jamkesmas yaitu:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
secara efektif dan efisien.
22
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat
pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit.
b) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
c) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh
Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai
jaminan kesehatan lainnya.
Adapun kebijakan operasional Jamkesmas yaitu:
1. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
2. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/ Kota berkewajiban
memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.
3. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada
prinsip-prinsip:
a. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata
peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.
b. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang
“cost effective” dan rasional.
c. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan Portabilitas dan ekuitas.
d. Transparan dan akuntabel (Mukti dan Moertjahjo, 2008).
23
DEPKES
PT. ASKES Tim Pengelola: TIM KOORD PUSAT
Pengarah
PUSAT Ketua
REGIONAL Sekretaris
CABANG Pelaksana
AAM
Verifikator
Puskesmas Independen
Rumah Sakit
PPATRS
24
Langkah-langkah:
a. Penyebab utama paling dekat dengan kepala ikan
b. Penyebab merupakan sumber daya (6M+1T)
c. Panah-panah kecil merupakan penyebab dari (6M+1T)
(Subirman, 2008)
2. Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode CARL
Dalam menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan metode
CARL. Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan.
Metode CARL juga di dasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi
skor 1-5. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
C : Capability
Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Accesibility
Kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/ teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti juklak/ peraturan.
R : Readiness
Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti
keahlian/ kemampuan dan motivasi.
L : Leverage
Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya, bila ada beberapa
pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan
hasil perkalian: C x A x R x L (Subirman, 2008).
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Apabila prioritas masalah telah ditetapkan, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar.
28
A. Tempat
Program magang akan dilaksanakan di Puskesmas Pasundan, Kelurahan
Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.
B. Waktu
Waktu pelaksanaan program magang akan dilaksanakan selama 1 bulan,
tepatnya mulai tanggal 2 Maret 2011 – 2 April 2011.
C. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
Waktu
No. Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
I II III IV
1. Pengenalan lingkungan
2. Identifikasi masalah
3. Pengumpulan dan
Penyusunan data
4. Prioritas masalah
30
BAB IV
HASIL KEGIATAN
d. Strategi Utama
1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
dan mandiri
2) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
4) Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
5) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mewujudkan keluarga
sadar mandiri.
j. UKS
k. PHN
l. Usila
m. Laboratorium
n. Apotik
o. Puskesmas Pembantu
Pasien
Puskesmas
Registrasi
Pelayanan
obat
Pasien pulang
4) Hasil Kegiatan
Penyebab masalah yang telah diidentifikasi melalui 6M + 1 T
yaitu man, money, machine, material, method, market dan time dapat
diketahui sebagai berikut:
a) Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara pemanfaatan
program Jamkesmas Miskin
Masalah
Masalah
Masalah
Time Method Machine Man
48
4) Hasil Kegiatan
Tabel 8. Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode CARL
Kriteria Penilaian Total
No. Permasalahan Prioritas
C A R L Skor
1. Kurangnya 4 5 4 3 240 I
pengetahuan
masyarakat
mengenai cara
pemanfaatan
program
Jamkesmas Miskin
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi dan observasi pada saat pelaksanaan kegiatan
magang yang berlokasi di Puskesmas Pasundan, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota
Samarinda Tahun 2011, dapat disimpulkan:
1. Puskesmas Pasundan menerapkan SOP untuk pelayanan program Jamkesmas
Miskin sebagai upaya untuk meningkatkan serta menjaga mutu layanan yang
diberikan kepada peserta program Jamkesmas Miskin.
2. Alur pelayanan peserta program Jamkesmas Miskin di Puskesmas Pasundan
telah sesuai dengan alur pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Namun ada beberapa kendala dalam hal alur pelayanan kesehatan Jamkesmas
miskin ini, dimana mayoritas peserta yang akan mendapatkan pelayanan
kesehatan belum mengetahui alur pelayanan.
3. Pada kegiatan identifikasi masalah yang bertujuan untuk mengetahui masalah
yang berkaitan dengan teknis pelayanan bagi peserta program Jamkesmas
Miskin yang berkaitan pula dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas Pasundan kepada pasiennya. Didapatkan sejumlah masalah
kemudian diidentifikasi penyebab masalahnya yang menggunakan metode fish
bone serta diprioritaskan menggunakan metode CARL. Masalah pada prioritas
pertama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara pemanfaatan
program Jamkesmas Miskin.
4. Beberapa rekomendasi sebagai alternatif pemecahan masalah yang berkaitan
dengan teknis pelayanan bagi peserta program Jamkesmas Miskin. Pada
masalah kurangnya pengetahuan masyarakat diberikan rekomendasi untuk
memindahkan papan alur pelayanan kesehatan yang ada di dalam gedung dan
sosialisasi tentang pemanfaatan Jamkesmas Miskin. Pada masalah kurangnya
tenaga kesehatan diberikan rekomendasi untuk mengadakan suatu pertemuan
curah pendapat (brainstorming) serta pembahasan ulang mengenai tupoksi
60
B. Saran
Setelah kegiatan magang yang berlokasi di Puskesmas Pasundan maka
saran yang dapat diberikan sebagai rekomendasi dalam rangka meningkatkan
kinerja dan mutu pada sistem pelayanan kesehatan peserta program Jamkesmas
Miskin, adalah sebagai berikut:
1. Pemindahan papan alur pelayanan kesehatan yang ada di dalam gedung
sehingga pasien yang sedang menunggu nomor antrian dapat melihat alur
pelayanan serta sosialisasi tentang pemanfaatan Jamkesmas Miskin melalui
penyuluhan, leaflet dan poster.
2. Mengadakan suatu pertemuan curah pendapat (brainstorming) serta
pembahasan ulang mengenai tupoksi masing-masing unit serta jabatan
sehingga job description tiap petugas menjadi terarah sesuai kompetensinya.
3. Perbaikan sistem registrasi serta pembenahan di rak kartu pengobatan juga
perlu dilakukan, dimana kartu pengobatan seharusnya diurutkan sesuai nomor
registrasi. Penerapan sistem terkomputerisasi yang terintegrasi dengan jaringan
internet dapat direncananakan untuk perbaikan sistem informasi puskesmas
kedepannya serta perbaikan bagi beberapa komputer yang rusak.