You are on page 1of 3

haris

Kromatografi Ion : Cara Praktis Deteksi Anion dan Kation


Contributed by Administrator
Friday, 04 January 2008

Kromatografi Ion : Cara Praktis Deteksi Anion dan Kation (Bagian II)Oleh Muhammad Amin
Artikel sebelumnya telah membahas prinsip kerja kromatografi ion dalam mendeteksi sejumlah anion dan kation dalam
sampel. Ulasan kali ini akan melanjutkan pembahasan tersebut walaupun tetap akan membahas secara sekilas cara
kerja ini.

Teknik "peak parking" sebagai alternatif

Banyak kromatografer "berlomba-lomba" mendesain teknik pemisahan anion dan kation yang baru dan berharap
menjadi rujukan banyak orang. Sehingga dari hari ke hari teknik ini mengalami pengembangan. Walaupun, teknik-teknik
yang berkembang saat ini, diakui tidak lebih sebagai alternatif dalam mendeteksi ion. Dan termasuk di dalamnya teknik
yang akan dijelaskan ini sebagai salah satu alternatif .

Sebagaimana telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya tentang kromatografi ion yang dimuat di portal beritaiptek.com
ini. Penjelasan berikut ini akan lebih memperjelas dan fokus pada sistem deteksi secara simultan antara anion dan
kation pada sebuah sampel. Salah satu teknik pemisahan ion yang baru dikembangkan dikenal sebagai teknik ¡¨peak
parking¡¨. Apa dan bagaimana teknik ini bekerja efektif, akan diulas dalam artikel ini.

Apa itu "peak parking"?

"Peak parking" berasal dari paduan dua kosa kata dari bahasa Inggris. "Peak" berarti puncak dan "parking" berarti parkir.
Walaupun diakui bahwa ini hanya sebuah istilah yang dipakai untuk lebih mudah menjelaskan secara baik teknik ini.
Peak parking adalah kumpulan analyt (anion atau kation) yang ada dalam sampel yang ter-parkir sementara di dalam
satu kolom pemisah untuk membiarkan analyt tertentu (kation atau anion) terdeteksi lebih awal, kemudian analyt yang
ter-parkir tadi dideteksi. Teknik ini menggunakan dua buah kolom pemisah, pemisah anion dan pemisah kation. Dan
untuk selanjutnya istilah peak parking ini akan digunakan dalam pembahasan lebih lanjut.

Menjadi problem utama yang biasa muncul dalam pemisahan antara ion yang berbeda muatan (- dan +) adalah
seringnya terjadi tumpang tindih (overlap) antara ion-ion tersebut. Baik yang menggunakan satu atau dua kolom
pemisah. Karena bisa saja waktu retensi munculnya peak antara anion (ion bermuatan negatif) dan kation (ion
bermuatan positif) bersamaan. Tapi dengan penggunaan teknik baru ini, kekhawatiran itu bisa dihindari. Walaupun
sebagai konsekuensiny adalah perlunya penambahan alat yang dinamakan katup pertukaran (switching valve). Katup
inilah yang berfungsi mengontrol kedua kolom tersebut sehingga bisa memberikan pemisahan target ion sesuai dengan
yang diinginkan.

Gambar 1 mengilustrasikan rangkaian alat teknik peak parking. Secara basik, sistem kromatografi ion terdiri dari: eluen,
pompa, injektor sampel, kolom pemisah, detektor serta komputer perekam, dan sebagai tambahan alat yaitu dua buah
switching valve untuk memudahkan pengontrolan tadi.

Mekanisme kerja peak parking

Pada prinsipnya, yang membedakan dengan metode lain hanyalah karena metode ini menggunakan dua katub valve:
valve A dan B serta dua buah kolom pemisah: pemisah anion dan pemisah kation. Kedua kolom ini dihubungkan secara
seri dengan satu katub valve. Kolom pemisah kation dihubungkan dengan katub A dan kolom pemisah anion
dihubungkan dengan katub B.Gambar 1. Diagram dari alat yang digunakan serta posisi kedua switching valve (katub)
untuk mengatur penggunaan kolom pemisah.

Mekanisme kerja metode ini, sebagai berikut:

Posisi I: Pada posisi ini, memungkinkan eluen mengaliri kolom sampai mencapai baseline kromatogram yang lurus/rata.
Kemudian diinjekkan 20 uL sampel ke dalam sistem. Sampel akan melewati kolom pemisah kation dan kation-kation
akan dijerat (trapped) di dalam kolom tersebut sementara anion-anion akan melewati kolom pemisah kation tanpa dijerat
sampai mencapai kolom pemisah anion.

Posisi II: Pada posisi ini, anion akan tersimpan di dalam kolom pemisah anion sampai semua kation terdeteksi. Inilah arti
peak parking dalam metode ini. Karena anion tersebut di-parkir di dalam kolom pemisah anion.

Posisi III: Pada posisi ini, setelah seluruh kation terdeteksi dengan sempurna, kemudian anion yang terparkir di dalam
kolom pemisah anion kemudian dilepas dan dibiarkan terdeteksi.
Gambar 2 memperlihatkan kromatogram kedua hasil pemisahan anion dan kation yang dideteksi secara terpisah yang
http://haris-elins.web.ugm.ac.id Powered by Joomla! Generated: 4 May, 2010, 23:54
haris

didapatkan dengan menggunakan larutan asam lemah tartarik (tartaric acid) sebagai eluen.

Gambar 2. Kromatogram A menunjukkan pemisahan kation dan kromatogram B menunjukkan pemisahan anion. Kondisi
analisis; Eluen: 5 mM asam tartarik. Kolom: Super IC-cation dan IC Anion-SW (belum termodifikasi). Kecepatan alir
eluen: 1 mL/min. Detektor: Conductivity. Ion (konsentrasi, mM): 1=Na+ (0.3), 2=NH4+ (0.3), 3=K+ (0.3), 4=Mg2+ (0.3),
5=Ca2+ (0.3), 6=Cl- (0.3), and 7=NO3- (0.6).

Kemudian pada Gambar 3, diperlihatkan pendeteksian secara simultan antara anion dan kation dalam satu
kromatogram. Terlihat perbedaan nyata keefektifan metode peak parking dibanding dengan kedua kromatogram di atas
yang didapatkan dengan menggunakan metode terpisah.Gambar 3. Kromatogram pendeteksian secara simultan antara
anion dan kation menggunakan teknik peak parking. Kondisi analisis: sebagaimana pada Gambar 2.

Sebagaimana dijelaskan pada tulisan sebelumnya bahwa kation dan anion yang paling banyak dikandung sampel air
alam, seperti air sumur, air kolam, air sungai, dll, adalah Na+, NH4+, K+, Mg2+, dan Ca2+ (sebagai kation) dan Cl-, NO3-
, dan SO42- (sebagai anion). Namun dalam kromatogram pada Gambar 3, kolom pemisah anion yang digunakan untuk
mendeteksi anion tidak memungkinkan terjadi. Padahal, ion sulfate, SO42- merupakan salah satu ion yang cukup
penting dideteksi keberadaannya di dalam sampel air alam. Walaupun pemisahan kation pada metode ini tidaklah
mengalami hambatan.

Kemampuan kolom pemisah

Karena kemampuan yang terbatas yang dimiliki pemisah anion ini, maka salah satu jalan untuk meng-improve
kemampuannya adalah dengan memodifikasi kolom pemisah tersebut. Sebenarnya fungsi pemodifikasian suatu kolom
adalah di antaranya untuk mereduksi total waktu analisis, mempertinggi kemampuan sentitifitas dan selektiviti,
memperbaiki resolusi ion yang terdeteksi serta mengharapkan bentuk puncak yang lebih baik.

Masih sangat sedikit saintis yang telah melakukan penelitian dengan maksud memperkaya/mempertinggi "nilai" suatu
kolom pemisah. Anggap saja, kebanyakan di antaranya hanya menggunakan kolom yang sudah tersedia secara
komersil. Ternyata diakui bahwa proses ini sedikit merepotkan (mendokusai), dan juga kolom yang sudah termodifikasi,
akan mempunyai ketahanan dalam penggunaan yang tidak lama.

Kolom yang digunakan dalam studi ini adalah berisi material organik silika (silica-based) dimana diikatkan secara kimia
dengan gugus amonium kuarter. Dan dari literatur yang tersedia, didapatkan beberapa polisakarida yang bisa dipakai
sebagai pemodifikasi (modifier), di antaranya: chondroitin sulfate A, B dan C, heparin dan dextran sulfate. Hasil
pengamatan yang dilakukan mengungkapkan bahwa hanya chondroitin sulfate C saja yang efektif untuk memenuhi
tujuan di atas.Gambar 4 memperlihatkan penggunaan kolom pemisah anion yang sudah termodifikasi oleh chondroitin
sulfate C. Gambar 4. Kromatogram dari pendeteksian secara simultan antara anion dan kation menggunakan teknik
peak parking. Kondisi analisis: Eluen: 5 mM asam tartarik. Kolom: Super IC-cation dan IC Anion-SW (sudah
termodifikasi). Kecepatan alir eluen: 1 mL/min. Detektor: Conductivity. Ion (konsentrasi, mM): 1=Na+ (0.3), 2=NH4+
(0.3), 3=K+ (0.3), 4=Mg2+ (0.3), 5=Ca2+ (0.3), 6=Cl- (0.3), 7=NO3- (0.6), and 8= SO42- (0.6).

Gambar 4 di atas memperlihatkan, sedikitnya ada 3 keuntungan dari pemodifikasian kolom ini, antara lain: waktu retensi
dari kedua ion Cl- dan NO3- lebih pendek, bentuk kedua ion tersebut lebih baik, serta yang lebih penting lagi adalah ion
SO42- juga bisa terelusi dengan menggunakan eluen asam tartarik .

Ada poin menarik dari metode ini yaitu penggunaan dua buah kolom; kolom pemisah ion bermuatan negatif dan kolom
pemisah ion bermuatan positif, di mana hanya menggunakan satu jenis eluen. Umumnya, berbeda jenis kolom (seperti
perbedaan paking material, resin, dll), maka berbeda pula jenis eluen yang cocok untuk kolom tersebut.

Hal poin yang lain adalah bahwa dalam penggunaan satu jenis eluen dengan dua kolom, berarti eluen tersebut harus
memperhatikan karakteristik dari kedua kolom yang berbeda itu. Misalnya pada pemisahan kation; semakin tinggi
konsentrasi eluen, maka waktu retensinya lebih cepat, sebaliknya pada pemisahan anion; semakin tinggi konsentrasi
eluen, maka waktu retensinya lebih lama. Gambar 5 menjelaskan fenomena di atas.

Gambar 5. Efek variasi konsentrasi asam tartarik pada (A) kation dan (B) Anion. Garis: 1=Na+; 2=NH4+; 3=K+; 4=Mg2+;
5=Ca2+; 6=Cl-; 7=NO3-; 8=SO42-.

Validasi metode dan aplikasinya ke sampel air alam


http://haris-elins.web.ugm.ac.id Powered by Joomla! Generated: 4 May, 2010, 23:54
haris

Validasi metode ini juga memperlihatkan hasil yang baik, misalnya kurva kalibrasinya menunjukkan r2 >0.99. Deteksi
limit yang dimiliki metode ini terhadap anion dan kation juga memuaskan. Kation bisa dideteksi sampai level ppb
sementara anion sampai level ppm. Sehingga bisa disimpulkan bahwa metode ini bisa diterapkan ke seluruh sampel air
alam.Gambar 6 memperlihatkan aplikasi metode ini terhadap dua sampel air alam yang diambil dari sekitar lokasi
kampus Universitas Gifu, Japan. Gambar 6. Kromatogram dari ion yang terdeteksi terhadap dua buah contoh air alam
dengan menggunakan metode ini. Kiri: sampel air sungai. Kanan: sampel air kolam. Kondisi analisis: sebagaimana pada
Gambar 4.Kedua kromatogram pada Gambar 6 memperlihatkan kelima kation dan ketiga anion dapat terdeteksi dengan
baik. Walaupun peak ion amonium (peak ke-2 kation) kelihatan rendah, namun ini dikarenakan jumlahnya yang terlalu
sedikit dalam sampel.

Pada Tabel di bawah, digambarkan hasil deteksi yang didapat dengan membandingkan dua metode; peak parking dan
metode konvensional (pemisahan terpisah). Terlihat perbedaan nyata bahwa teknik peak parking lebih efektif dan efisien
dalam pendeteksian secara simultan anion dan kation.

Bahan bacaan :

[1] J. Weiss, Ion chromatography, 2nd ed., VCH, Weinheim (1995).


[2] J. S. Fritz, D. T. Gjerde, Ion chromatography, 3rd ed., VCH, Weinheim (1999).
[3] R. Saari-Nordhaus, J. M. Anderson, Jr., J. Chromatogr. 549 (1991) 257.
[4] T. Takeuchi, Safni, T. Miwa, Y. Hashimoto, H. Moriyama, J. Chromatogr. A 804 (1998) 79.
[5] Safni, N. Ito, T. Takeuchi, T. Miwa, J. Chromatogr. A 864 (1999) 25.
[6] K. J. B. A. Karim, J.-Y. Jin, T. Takeuchi, J. Chromatogr. A 995 (2003) 153.
[7] M Amin, L. W. Lim, T. Takeuchi, Anal. Bioanal. Chem., 381 (2005) 1426.
[8] M. Amin, L. W. Lim, T. Takeuchi, Anal. Bioanal. Chem., 384 (2006) 839.

Muhammad Amin, Peneliti ISTECS-Japan. Kandidat Doktor di Department of Chemistry, Faculty of Engineering, Gifu
University, Gifu, Japan. E-mail: me[at]m-amin.com

http://haris-elins.web.ugm.ac.id Powered by Joomla! Generated: 4 May, 2010, 23:54

You might also like