You are on page 1of 111

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Oleh
Kelompok 5

1
Anggota :
1. Shobah Nurmaningsih 0418011068
2. Adi S. Pasaribu 0718011039
3. Annisa Indriani 0718011007
4. Bangkit Hasrulsah 0718011048
5. Fadli Rahmat
0718011056
6. Lestari Puji Ayu 0718011065
7. Untari Eka Marta 0718011089
2
PENDAHULUAN
• Dalam menghadapi seorang penderita ginekologik, sangat
diperlukan pengertian, kesabaran dan sikap yang
menimbulkan kepercayaan dari sang dokter.
• Sebaiknya anamnesis diambil tanpa hadirnya orang lain
supaya penderita tidak malu, kecuali pada gadis muda belia
dan anak kecil, perlu didampingi oleh ibu atau keluarga
terdekatnya.
• Sewaktu pemeriksaan, dokter harus didampingi oleh seorang
perawat wanita.
• Simptomatologi penyakit ginekologik terbesar berkisar
antara 3 gejala pokok, yaitu perdarahan, rasa nyeri dan
pembengkakan.
3
ANAMNESIS
Secara rutin ditanyakan :
• Umur penderita
• Menikah/ Belum Menikah
• Paritas
• Siklus haid
• Penyakit yang pernah diderita (terutama
kelainan ginekologik dan pengobatannya)
• Operasi yang pernah dialami
4
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit umum
• Riwayat obstetrik
• Riwayat ginekologik
• Riwayat haid
• Keluhan sekarang

5
ANAMNESIS
• Keluhan sekarang
• Perdarahan
Perdarahan yang didahului oleh haid yang terlambat
biasanya disebabkan oleh abortus, kehamilan mola,
atau kehamilan ektopik.
Gadis muda belia kadang mengalami perdarahan
tidak normal, sedikit atau banyak, ada kalanya terus
menerus, disertai atau tidak disertai hipolasia uteri
atau uterus infantilis. Hal ini lazim disebut
metropathia haemorrhagica des juveniles.

6
ANAMNESIS
• Perdarahan
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus merupakan
gejala dini karsinoma servisis uteri, atau dapat
disebabkan oleh erosio porsionis uteri, polipus servisis
uteri, dan vulnus traumatikum postkoitum.
Perdarahan dalam menopause perlu mendapat
perhatian khusus karena mempunyai arti klinik penting,
yaitu adanya tumor ganas, baik yang berasal dari
vagina, serviks uteri, korpus uteri, maupun ovarium.

7
ANAMNESIS
• Fluor albus (leukorea)
Fluor albus (keputihan) cukup mengganggu
penderita (fisik dan mental). Sifat dan banyaknya
keputihan dapat memberi petunjuk ke arah
etiologinya.
Fluor albus yang selalu disertai rasa gatal biasanya
karena trikomoniasis, kandidiasis maupun DM.
Sedangkan yang disertai rasa nyeri oleh karena
vaginitis senilis. Adanya radang pelvis menahun dan
infeksi virus dapat juga menimbulkan keputihan.
8
ANAMNESIS
• Rasa nyeri
Rasa nyeri di perut, panggul, pinggang atau
alat kelamin luar dapat merupakan gejala dari
beberapa kelainan ginekologik.
Dismenorea dapat dirasakan di perut bawah
atau di pinggang, seperti mulas, ngilu, seperti
ditusuk-tusuk. Rasa nyeri bisa timbul menjelang
haid, sewaktu dan setelah haid. Endometriosis
hampir selalu disertai dismenorea.
9
ANAMNESIS
• Rasa nyeri
Dispareunia, rasa nyeri waktu bersenggama,
disebabkan oleh kelainan organik atau oleh
faktor psikologik.
Nyeri perut sering menyertai kelainan
ginekologik, yang disebabkan oleh kelainan
letak uterus, neoplasma, peradangan. Perlu
ditanyakan lamanya, terus menesrus atau
berkala, sifatnya, hebatnya dan lokalisasinya.
10
ANAMNESIS
• Rasa nyeri
Nyeri pinggang bagian bawah diderita wanita
yang pernah mengalami parametritis sebelumnya
dengan akibat fibrosis di ligamentum kardinale
dan ligamentum sakrouterinum. Persalinan
dengan forseps dalam letak litotomia dan
persalinan lama dalam kala dua sering
menyebabkan nyeri pinggang yang disebabkan
keletihan otot-otot iliosakral dan lumbosakral.

11
ANAMNESIS
• Miksi
Keluhan dari saluran kencing sering menyertai kelainan
ginekologik, karena itu, perlu ditanyakan rasa nyeri waktu
kencing, seringnya kencing, retensio urine, kencing tidak
lancar, atau tidak tertahan.

• Defekasi
Beberapa penyakit yang berasal dari rektum dan kolon
sigmoid sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis
penyakit ginekologik. Oleh karana itu, penderita selalu harus
ditanya tentang buang air besarnya, apakah ada kesulitan
defekasi (mungkin tumor menekan rektum), rasa nyeri, dll.
12
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Pemeriksaan umum
Dari pemeriksaan umum sering didapati keterangan
yang menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat
diagnosis.
Bentuk konstitusi tubuh mempunyai korelasi dengan
keadaan jiwa penderita. Perlu diperhatikan apakah
penderita obesitas atau cachexia (terlampau kurus).
Perlu diperiksa nadi, suhu tubuh, tekanan darah,
pernapasan, mata (anemia, ikterus, eksoftalmus),
kelenjar gondok, payudara, kelenjar ketiak, jantung,
paru-paru, dan perut.
13
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Pemeriksaan payudara
Pemeriksaan payudara (mamma)
mempunyai arti yang penting bagi penderita
wanita, terutama dalam hubungan dengan
diagnostik kelainan endokrin, kehamilan, dan
karsinoma mamma.

14
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Pemeriksaan perut
Pemeriksaan perut sangat penting pada setiap penderita
ginekologik, tidak boleh diabaikan dan harus lengkap, apapun
keluhan penderita. Penderita harus tidur telentang secara
santai.

• Inspeksi
Perhatikan bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan
pernapasan, kondisi kulit, parut operasi, dll.
Masing-masing kelainan memberi petunjuk ke arah mana
pikiran kita harus ditujukan, misalnya, pembesaran perut ke
depan menunjuk ke arah kehamilan atau tumor (mioma uteri
atau kistoma ovarii). 15
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Inspeksi
Sedang pembesaran ke samping (perut katak)
merupakan gejala dari cairan bebas dalam rongga
perut.

16
• Inspeksi

17
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Palpasi
Sebelum pemeriksaan dilakukan, dipastikan bahwa
kandung kencing dan rektum kosong, karena kandung
kencing penuh teraba seperti kista, rektum penuh
menyulitkan pemeriksaan. Penderita diberitahu bahwa
perutnya akan diperiksa supaya ia tidak menegangkan
perutnya dan bernapas biasa.
Perabaan perut dilakukan perlahan-lahan dengan
seluruh telapak tangan dan jari-jari. Mula-mula perut
diraba saja seluruhnya, lalu diperiksa dengan tekanan
ringan, dan kemudian dilakukan palpasi lebih dalam.
18
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Palpasi
Palpasi dilakukan dari bagian yang tampaknya normal,
yaitu dari yang tidak dirasakan nyeri dan yang tidak
menonjol/membesar. Palpasi dalam tidak boleh
menimbulkan perasaan nyeri yang berlebihan karena
wanita sangat menderita, dan secara refleks menegangkan
perutnya.
Pada pemeriksaan tumor dapat ditentukan lebih jelas
bentuknya, besarnya, konsistensinya, batas-batasnya, dan
gerakannya. Konsistensi tumor biasanya tidak sulit untuk
ditentukan, yaitu padat kenyal, padat lunak, padat keras,
atau kistik.
19
• Palpasi

20
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Perkusi
Dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran disebabkan oleh tumor (mioma uteri dan
kistoma ovarii), atau oleh cairan bebas dalam perut.
Pada tumor, perkusi pekak terdapat di bagian yang
paling menonjol ke depan apabila penderita tidur
telentang. Daerah pekak tidak akan berpindah tempat
apabila penderita dibaringkan di sisi kanan atau kiri.
Apabila tumor tidak terlampau besar, maka terdengar
suara timpani di sisi perut, kanan dan kiri karena usus
terdorong ke samping.
21
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Perkusi
Pada cairan bebas, cairan mengumpul di bagian yang
paling rendah (dasar dan samping), sedangkan usus-usus
mengambang diatasnya. Apabila penderita berbaring
telentang, maka suara timpani di bagian atas perut
melengkung ke ventral, dan sisi kanan dan kiri pekak
(pekak sisi). Keadaan berubah apabila penderita disuruh
berbaring miring.
Tumor yang disertai cairan bebas menunjuk ke arah
keganasan. Pada tuberkulosis peritonei dapat ditemukan
daerah-daerah timpani dan pekak yang berdampingan,
sebagai akibat perlekatan usus-usus dan omentum. 22
PEMERIKSAAN UMUM, PAYUDARA, DAN
PERUT
• Auskultasi
Auskultasi sangat penting pada tumor perut yang
besar untuk menyingkirkan kehamilan. Detak jantung
dan gerakan janin terdengar pada kehamilan yang
cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada
uterus gravidus dan pada mioma uteri yang besar.
Pemeriksaan bising usus penting dalam diagnostik
peritonitis dan ileus. Kembalinya akivitas usus ke batas-
batas normal sangat penting dalam masa pasacoperasi
dan merupakan petunjuk yang baik.

23
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Status Ginekologikus • Alat-alat dan Perlengkapan


• Letak Penderita • Macam-macam Pemeriksaan
– Letak Litotomi - Pemeriksaan Genitalia
Eksterna
– Letak Miring
- Pemeriksaan dengan
– Letak Sims Spekulum
- Pemeriksaan Bimanual

24
PENGERTIAN STATUS GINEKOLOGIKUS

Catatan-catatan dari hasil pemeriksaan yang


diperoleh dengan cara khusus
(pemeriksaan ginekologikus)

25
LETAK PENDERITA

26
LETAK PENDERITA
• Letak Litotomi
– Memerlukan meja ginekologik dengan penyangga bagi
kedua tungkai, bisa juga dengan tidak menggunakan meja
melainkan di tempat tidur biasa
– Caranya (dengan meja ginekologik) :
1. Penderita berbaring sambil lipat lututnya diletakkan
pada penyangga dan tungkai fleksi (posisi
mengangkang)
2. Dengan penerangan yang memadai (lampu sorot) vulva,
anus, perineum terlihat jelas dan dapat dilakukan
pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan spekulum
dengan baik 27
LETAK PENDERITA
• Letak Litotomi
– Caranya (tanpa meja ginekologik)
1. Penderita berbaring telentang di tempat tidur
biasa, kedua tungkai di lipat lutut dan agak
mengangkang
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita,
sambil dua jari tangan dimasukkan ke dalam
vagina, tangan kiri diletakkan di perut
penderita

28
LETAK PENDERITA
• Letak Miring
– Caranya:
1. Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur
miring ke sebelah kiri, paha dan lututnya
ditekuk dan kedua tungkai sejajar

Catatan : Posisi ini hanya baik untuk pemeriksaan in


spekulo

29
LETAK PENDERITA

• Letak Sims
– Caranya:
1. Mirip dengan letak miring, namun tungkai kiri
hampir lurus, tungkai kanan ditekuk ke arah perut,
lutut diletakkan pada alas tempat tidur, panggul
(garis bitrokanter) membuat sudut miring dengan
alas, lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar
dengan alas (berbaring setengah tengkurap)

30
ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Sarung tangan
2. Spekulum sims atau cocor bebek
3. Cunam kapas (membersihkan vagina dan porsio uteri)
4. Kateter nelaton dan kateter logam
5. Kapas sublimat atau kapas lisol
6. Kaca benda (Px. Gonorea dan sitologi vaginal)

31
ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN

7. Spatel ayre dan etil alkohol 95% (sitologi vaginal)


8. Kapas lidi (Gonorea, Trikomoniasis, Kandidiasis)
9. Botol kecil berisi larutan garam fisiologik (sediaan segar
Trikomoniasis, Kandidiasis)
10. Cunam porsio (tenaculum, kogeltang)
11. Sonde uterus
12. Cunam biopsi
13. Mikrokuret

32
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Pemeriksaan Genitalia Eksterna


– Yang perlu diperhatikan adalah
1. Bentuk, warna, pembengkakan dari genitalia eksterna,
perineum, dan anus
2. Darah atau flour albus (banyak, warna, kental,bau)
3. Keadaan himen (utuh/tidak) dan klitoris
4. Pertumbuhan rambut pubis
5. Peradangan, iritasi kulit, eksema, dan tumor
6. Orifisium uretra eksternum (merah/nanah)
7. Karankula atau polip
33
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Pemeriksaan Genitalia Eksterna


– Yang perlu diperhatikan adalah
8. Benda menonjol dari introitus vagina
9. Sistokel dan rektokel
10. Glandula Bartholini membengkak
11. Introitus vagina sempit/lebar
12. parut di perineum
13. kondiloma akuminata atau kondilomata
lata 34
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Pemeriksaan dengan Spekulum


– Sebelum dilakukan pemeriksaan sitologi, Gonorea,
Kandidiasis
– Caranya:
1. Memasang spekulum sims ke dalam vagina bagian
belakang
2. Memasukkan ujung spekulum dengan agak miring ke
dalam introitus vagina, mendorong ke dalam sedikit
dan meletakkannya melintang dalam vagina, lalu
mendorong spekulum lebih dalam lagi sehingga ujung
spekulum menyentuh puncak vagina di fornik
posterior 35
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
• Pemeriksaan dengan Spekulum
– Caranya:
3. Setelah spekulum pertama terpasang kemudian
memasang spekulum sims kedua (depan yang
lebih kecil dari yang pertama) dan
menempatkannya di fornik anterior dan
menekannya sedikit ke depan
4. Memasang spekulum cocor bebek dengan cara
memasukkan spekulum cocor bebek dalam
keadaan tertutup ke dalam introitus vagina 36
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
• Pemeriksaan dengan Spekulum
– Caranya:
5. Memutar kembali spekulum cocor bebek menjadi
melintang dalam vagina dan mendorong masuk
lebih dalam ke arah forniks posterior sampai di
puncak vagina
6. Membuka spekulum cocor bebek melalui mekanik
pada tangkainya
7. Dinding vagina depan terpisah dari yang belakang
dan porsio tampak jelas kemudian membersihkan
37
vagina dari lendir atau getah vagina
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
• Pemeriksaan dengan Spekulum
– Yang dilihat pada pemeriksaan spekulum ini adalah:
1. Dinding vagina (rugae vaginalis, karsinoma, fluor
albus)
2. Porsio vaginalis serviks uteri (bulat, terbelah,
melintang, mudah berdarah, erosi, peradangan,
polip, tumor, ulkus)
3. Pemeriksaan pelengkap (usap vagina dan usap
serviks) contoh getah kanalis servikalis untuk
Gonore, getah dari forniks posterior untuk
Trikomoniasis dan Kandidiasis
4. Lainnya (polip kecil bertangkai, AKDR) 38
PEMERIKSAAN DENGAN SPEKULUM

39
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Pemeriksaan Bimanual
– Bimanual (kedua tangan), dua/satu jari dimasukkan ke
dalam vagina/ satu jari ke dalam rektum, tangan lain
(empat jari) diletakkan di dinding perut
– Caranya:
1. Penderita dalam keadaan litotomi
2. Penderita diinformed consent dan tidak
menegangkan perut
3. Pemeriksa memakai sarung tangan berada di
depan vulva 40
MACAM-MACAM
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Pemeriksaan Bimanual
– Caranya:
4. Sebelum tangan pemeriksa masuk, vulva dibersihkan
dengan kapas detol atau sublimat
5. Waktu tangan kanan akan dimasukkan ke vagina, jari
telunjuk dan jari tengan diluruskan ke depan, ibu jari lurus
ke atas, dua jari lainnya fleksi, vulva dibuka dengan dua jari
tangan kiri
6. Untuk menghindari rasa nyeri, mula-mula jari tengah
dimasukkan ke dalam introitus vagina, lalu kommisura
posterior ditekan ke belakang supaya introitus menjadi lebih
41
lebar, baru jari telunjuk dimasukkan
PERABAAN VULVA DAN PERINEUM

Dimulai dengan perabaan glandula Bartholini dengan jari


dari luar diteruskan dengan perabaan antara dua jari di
dalam vagina dan ibu jari luar. Dalam keadaan normal
kelenjar Bartholin tidak dapat diraba.

42
PERABAAN VAGINA DAN DASAR PANGGUL

• Himen yang masih utuh merupakan kontraindikasi


bagi pemeriksaan dalam pervaginam.
• Dua jari dimasukkan dalam vagina, periksa
sempit/luasnya introitus vagina, dinding vagina,
teraba polip/tumor/benda asing lainnya.
• Lakukan perabaan kavum Douglasi dengan
menempatkan ujung jari di forniks posterior.

43
Penonjolan forniks posterior dapat disebabkan
oleh :
• Terkumpulnya feses/skibala di dalam rektosigmoid
• Korpus uterus dalam retrofleksio
• Abses di kavum douglasi
• Hematokel retrouterina pada kehamilan ektopik
terganggu
• Kutup bawah tumor ovarium atau mioma uteri
• Tumor rektosigmoid

44
Perabaan Serviks
Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan secara
sistematis dalam perabaan serviks :
 Kemana menghadapnya;
 Bentuk
 Besar dan konsistensi
 Apakah letaknya agak turun
 Apakah kanalis servikalis dapat dilalui jari terutama
ostium uteri internum

45
Perabaan Korpus Uteri

Mula-mula jari-jari dimasukkan sedalam-dalamnya.


Pada uterus anteversiofleksio ujung jari ditempatkan di
forniks anterior dan mendorong lekukan uterus ke atas
belakang. Lalu, tangan luar ditempatkan di perut
bawah, tidak langsung ke atas simpisis melainkan lebih
jauh ke atas. Dipegang fundus uteri dan permukaan
belakang korpus, korpus dicekap antara kedua tangan
dengan tangan luar mendorong korpus ke bawah dan
dari belakang ke depan.

46
47
48
Faktor-faktor yang mempersulit pemeriksaan
bimanual :
- Penderita gemuk yang menegangkan perutnya
(tidak tenang)
- Pada nullipara apabila hanya satu jari
dimasukkan dalam vagina pada perut
mendadak akibat rangsangan peritoneum
- Tumor yang sangat besar dan tegang dengan
atau tanpa cairan bebas dalam rongga perut.
- Kandung kencing yang penuh

49
50
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perabaan
bimanual korpus uteri :
a. Letak
b. Bentuk
c. Besar dan konsistensinya
d. Permukaannya
e. Gerakannya

51
Gambar Berbagai Letak Uterus

52
a. Letak
Tentukan letak uterus , anteversiofleksi,
retroversiofleksi, anteversio, retroversio, atau lurus.
Uterus normal letaknya di tengah-tengah pelvis
minor.

b. Bentuk
Bentuk uterus normalnya ialah bulat agak lonjong
dengan fundus uteri lebih besar dari bagian bawah
(buah pir/alpukat/jambu biji). Kelainan bawaan dapat
menyebabkan perubahan bentuk pada uterus.

53
c. Besar dan konsistensi
Uterus wanita dewasa sebesar elur ayam dan
kenyal. Uterus lebih kecil pada anak-anak dan gadis
muda belia juga pada hipofungsi ovarium.
Pembesaran uterus disebabkan kehamilan,
neoplasma, mioma dan sebagainya.

D. Permukaan
permukaan uterus biasanya rata termasuk pada
uterus gravidus dan uterus dengan karsinoma
korporis uteri. Permukaan yang berbenjol-benjol
menunjuk ke arah mioma uteri.
54
e. Gerakan
Uterus normal dapat dgerakkan ke segala arah.
Gerakan mengalami gangguan apabila terdapat
karsinoma serviks uteri stadium lanjut, jaringan
parut di parametrium, perlekatan dengan usus atau
omentum akibat salpingo-ooforitis, endometriosis
eksterna dengan perlekatan, uterus yang besar dan
terjepit di dalam pelvis minor.

55
PERABAAN PARAMETRIUM DAN ADNEKSUM

 Pemeriksaan daerah di samping uterus baru dapat


dilakukan jika posisi uterus sudah diketahui.
 Jari dimasukkan sedalam-dalamnya, kalau perlu
ditambah dengan pendorongan perineum.
Pemeriksaan dimulai dari sisi yang tidak nyeri atau
tidak ada tumornya.
 Ujung jari ditempatkan di forniks lateral dan
didorong ke arah belakang dan atas. Tangan luar
ditempatkan di perut sesuai dengan letak jari.

56
 Waktu ekspirasi dinding perut lebih lemas.
 Parametrium dan tuba normal tidak teraba, jika
teraba artinya patologis.
 Ovarium normal hanya teraba pada wanita kurus
dengan dinding perut lunak, besarnya seperti ujung
jari/ibu jari dengan konsistensi kenyal.
 Apabila teraba tahanan atau tumor di sekitar uterus,
harus selalu ditentukan apakah ada hubungan
dengan uterus dan bagaimana sifat hubungannya :
lebar, erat, melalui tangkai, atau uterus menjadi satu
dengan massa tumor.

57
 Sering kali diperlukan tenaga yang lebih kuat untuk
menempatkan ujung jari sedalam-dalamnya dengan
menggunakan tekanan pada perineum.
 Agar tidak mengurangi kepekaan (daya raba) tangan
dan jari-jari yang berada dalam vagina, maka siku
pemeriksa disokong oleh badan dan ditekan ke arah
penderita sampai tungkai pemeriksa ditekuk dan kaki
ditempatkan lebih tinggi pada anak tangga meja
ginekologi.
 Kelainan disekitar uterus terutama disebabkan oleh
peradangan dan neoplasma.

58
59
60
61
PARAMETRIUM

 Penebalan parametrium sampai ke tulang panggul


yang disertai rasa nyeri merupakan gejala
parametritis.
 Pada Ca cervix uteri penebalan parametrium tidak
disertai rasa nyeri.
 Pada stadium II penebalan tidak sampai ke tulang
panggul.
 Pada stadium III penebalan sampai ke tulang panggul.
 Letaknya kista ovarium di antara kedua lapisan
ligamentum (intraligamentar), sukar ditentukan
sebelum perut dibuka. 62
TUBA DAN OVARIUM (ADNEKSUM)

 Tuba dan ovarium letaknya berdekatan, dengan


perabaan tidak dapat dibedakan apakah suatu proses
berasal dari tuba atau ovarium, sehingga sering
disebut adneksum.
 Apabila telah jelas suatu proses peradangan maka
disebut adneksitis (akut atau kronik).
 Pembesaran ovarium dapat disebabkan oleh
peradangan, retensi dan neoplasma.

63
TUBA DAN OVARIUM (ADNEKSUM)

 Pada pelvioperitonitis, daerah sekitar uterus teraba


sebagai tahanan lunak tanpa batas-batas yang jelas
dan sangat nyeri, gerakan porsio juga nyeri.
 Pada abses cavum douglas dan hematom
retrouterina, teraba tahanan lunak di cavum douglas
dengan batas yang lebih jelas. Untuk DD perlu
diperhatikan gejala lain. Diagnosa pasti dengan
kuldosintesis atau pungsi cavum douglas.

64
TUBA DAN OVARIUM (ADNEKSUM)

Dalam semua hal, baik peradangan maupun


neoplasma, baik proses yang kecil maupun besar,
disertai atau tidak disertai perlekatan dan cairan bebas,
kelainan genitalia interna di samping uterus baru dapat
dinyatakan dengan pasti apabila uterus dapat diraba
sendiri, dan ada hubungan dengan tumor yang teraba
disekitarnya agak jauh diatasnya.

65
PEMERIKSAAN REKTAL

 Pemeriksaan rektoabdominal dilakukan pada virgo


atau wanita yang mengaku belum pernah
bersetubuh, pada kelainan bawaan, seperti atresia
himenalis atau atresia vaginalis, pada himen rigidus,
dan pada vaginismus.

66
Pemeriksaan Rektoabdominal
Dengan sarung tangan dan bahan pelumas, biasanya minyak,
jari telunjuk dimasukkan ke dalam rektum

67
Pemeriksaan Rektovaginal
Jari telunjuk di dalam rektum dan ibu jari di dalam vagina

68
Pemeriksaan Rektovagino-abdominal
Jari tengah dalam rektum, jari telunjuk dalam vagina, dan
dibantu oleh tangan luar

69
PEMERIKSAAN REKTAL

 Walaupun perabaan dengan satu jari tidak seberapa


peka dibandingkan dengan dua jari, namun ovarium,
penebalan parametrium (parametritis, metastasis Ca
servix), dan penebalan ligamentum sakrouterina
(endometriosis) lebih mudah diraba.
 Pada abses Douglas, hematokel rektouterina, atau
apakah tumor genital ganas sudah meluas ke rektum,
pemeriksaan perlu dilengkapi dengan perabaan
rektoabdominal, sering memberi hasil yang lebih
jelas.
70
PEMERIKSAAN REKTAL

 Penebalan dinding vagina dan septum rektovaginal,


kista dinding vagina, dan infiltrasi Ca recti lebih
mudah ditentukan dengan pemeriksaan rektovaginal.
 Tumor pelvis, yang sulit dikenal dengan pemeriksaan
bimanual biasa, lebih mudah diraba dengan cara
rekto-vaginoabdominal, terutama untuk
membedakan apakah tumor berasal dari ovarium
atau dari rektosigmoid.

71
PEMERIKSAAN DALAM NARKOSIS
Pemeriksaan vaginoabdominal dan pemeriksaan in
spekulum perlu/harus dilakukan dalam narkosis :
a. Pada anak kecil;
b. Pada virgo dengan introitus vagina yang sempit atau
pada himen rigidus;
c. Vaginismus;
d. Apabila penegangan perut oleh penderita tidak bisa
dihilangkan;
e. Apabila pada pemeriksaan biasa tanpa narkosis
tidak peroleh keterangan yang cukup jelas
(adipositas, tumor besar, cairan bebas, dsb.
72
PEMERIKSAAN DALAM NARKOSIS

 Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan indikasi


tepat.
 Karena perasaan nyeri hilang, maka pecahnya kista,
kehamilan ektopik yang belum terganggu,
hidro-/hemato-/pio-salping , atau terlepasnya
perlekatan peritoneal (omentum, usus) sebagai
perlindungan, tidak dirasa oleh penderita dan tidak
segera diketahui oleh pemeriksa.

73
PEMERIKSAAN DALAM NARKOSIS

 Indikasi pemeriksaan dalam narkosis bagi anak kecil


dan virgo ialah perdarahan yang tidak normal, fluor
albus, kelainan endokrin, dan persangkaan
interseksualitas.
 Pada anak kecil pemeriksaan vaginal tidak dapat
dilakukan tanpa narkosis, disebabkan oleh ketakutan,
ketidak-tenangan, dan rasa nyeri.
 Digunakan spekulum yang sangat kecil khusus untuk
anak-anak.

74
PEMERIKSAAN DALAM NARKOSIS

 Kadang pemasukan jari dan spekulum tidak mungkin


sama sekali.
 Jika terjadi demikian, hanya dilakukan pemeriksaan
dengan memasukkan kateter gelas atau logam untuk
mengenal benda asing di dalam vagina dan untuk
pengambilan sekret vagina untuk pemeriksaan.
 Benda asing yang menyebabkan fluor albus sekaligus
dikeluarkan.

75
PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan Labolatorium Biasa


Kadar Hb diperiksa pada wanitayang tampak
pucat mengalami pendarahan
Batas terendah normal untuk wanita tidak
hamil ialah 11,5%
Kadar Hb dapat menjadi sangat rendah,
bahkan dapat mencapai nilai 3-4 g%

76
• Jumlah leukosit dan laju endap darah perlu
diperiksa pada proses peradangan. Ini penting
pula untuk membedakan apakah suatu proses
dalam pelvis disebabkan oleh peradangan
atau oleh neoplasma/retensi, dan apakah
peradangan sifatnya mendadak (akut) atau
sudah menahun (kronik)
• Hal terakhir membawa konsekuensi
terapeutik, yang akut diobati dengan
antibiotika, dan yang kronik biasanya dengan
diatermi.

77
• Reaksi Wassermann atau VDRL dilakukan pada
wanita hamil dan pada persangkaan lues
• Air kencing diperiksa pada persangkaan
kelainan saluran kencing (sedimen)
• Pemeriksaan tes kehamilan dengan hCG
(Human Chorionic Gonadotrophin) dilakukan
pada persangkaan kehamilan muda, yang
belum dapat dipastikan dengan pemeriksaan
ginekologik, dan pada persangkaan mola
hidatidosa atau kariokarsinoma (titrasi)
• Pemeriksaan gula darah, fungsi ginjal, fungsi
hati, dan sebagainya hanya dilakukan apabila
ada indikasi. 78
PEMERIKSAAN GETAH VULVA DAN VAGINA

• Pemeriksaan getah urethra/serviks dan getah vagina


dilakukan pada keluhan leukorea
• Getah urethra diambil dari orifisium urethrae
eksternum, dan getah serviks dari ostium uteri
eksternum dengan kapas lidi atau ose untuk
pemeriksaan gonokokus. Dengan pewarnaan biru
methilen atau Giemsa gonokokus dapat dikenal di
bawah mikroskop. Kadang-kadang tampak pula
trikomonas vaginalis, kandida albikans, atau
spermatozoa.
79
• Getah vagina diambil dengan kapas lidi dari
forniks posterior, lalu dimasukkan ke dalam
botol kecil yang telah diisi dengan larutan
garam fisiologik.
• Sediaan segar diperiksa di laboratorium untuk
mencari trikomonas vaginalis dan benang-
benang (miselia) kandida albikans.
• Larutan yang mengandung getah vagina di
centrifuge dan setetes di tempatkan di kaca
benda, ditutup dengan kaca penutup, lalu
diperiksa di bawah mikroskop.

80
• Apabila hasil pemeriksaan gonokokus,
trikomonas, dan kandida beberapa kali tetap
negatif, sedang kecurigaan akan penyakit
bersangkutan masih ada, maka dapat
dilakukan pemeriksaan biakan.

81
PEMERIKSAAN SITOLOGI VAGINA
• Bahan diambil dari dinding vagina atau dari servic
(endiserviks atau ektoserviks) dengan spatel Ayre
(dari kayu atau dari plastik)
• Diagnosis dini tumor ganas, pemeriksaan sitologi
vagina dapat dilakukan juga untuk secara tidak
langsung mengetahui fungsi hormonal karena dipakai
juga untuk secara tidak langsung mengetahui fungsi
hormonal karena pengaruh esterogen dan
progesteron menyebabkan perubahan-perubahan
khas pada sel-sel selaput lendir vagina.
82
Dalam diagnostik tumor ganas dari laboratorium
diperoleh hasi menurut klasifikasi Papanicolaou :
• Kelas I berarti negatif (tidak ditemukan sel-sel
ganas);
• Kelas II ada sel-sel atipik, akan tetapi tidak
mencurigakan;
• Kelas III berarti ada sel-sel atipik, dicurigai
keganasan;
• Kelas IV ada kemungkinan tumor ganas;
• Kelas V berarti jelas tumor ganas.

83
PERCOBAAN SCHILLER
• Percobaan Schiller merupakan cara pemeriksaan
yang sederhana berdasarkan kenyataan bahwa sel-
sel epitel berlapis gepeng dari parsio yang normal
mengandung glikogen, sedang sel-sel abnormal tidak.
• Apabila permukaan parsio dicat/dipulas dengan
larutan Lugol (gram’s iodine solution), maka epitel
porsio yang normal berwarna kurang coklat dan
tampak pucat.

84
KOLPOSKOPI
• Penggunaan kolposkopi untuk pertama kali
diperkenalkan oleh Hinselmann dalam tahun 1925,
terdiri dari dua alat pembesaran optik (loupe)yang
didapatkan pada penyangga (standar) yang terbuat
dari besi
• Keuntungan alat ini ialah bahwa pemeriksa dapat
melihat binokular lebih jelas, dapat mempelajari
porsio dan epitelnya lebih baik dan serta lebih
terperinci, sehingga displasia dan karsinoma, baik
yang insitu maupun yang invasif, dapat dikenal.

85
EKSISI PERCOBAAN DAN KONISASI
• Eksisi percobaan atau biopsi (punch biopsy)
merupakan cara pemeriksaan yang dilakukan pada
setiap parsio yang tidak utuh, didahului atau tidak
oleh pemeriksaan sitologi vagina atau kolposkopi.
• Konisasi merupakan tindakan yang paling dapat
dipercaya pada persangkaan karsinoma karena dapat
dibuat banyak sediaan dari seluruh porsio untuk
pemeriksaan mikroskopi. Jadi kemungkinan luput
diagnosi tidak ada.

86
BIOPSI ENDOMETRIUM
• Biopsi endometrium dengan mikrokuret
dilakukan untuk menentukan ada atau tidak
adanya ovulusi. Endometrium dikerok
dibeberapa tempat, lalu dimasukkan ke dalam
botol berisi formalin dan dikirim ke
laboratorium P.A.

87
PEMERIKSAAN KHUSUS LAIN
• Pemeriksaan ginekologi biasanya masih perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan-pemeriksaan
khusus lain, seperti analisis-sperma, pertubasi,
percobaan pakis (varentes, fern test,
arborization test), percobaan pasca-koitus
Sims-Hunter, percobaan Miller-Kur-Zrok,
pengukuran suhu basal, histero-salpingografi,
laparoskopi, kuldoskopi.

88
• Pemeriksaan endokrin dilakukan dalam
laboratorium khusus, misalnya untuk
penentuan fungsi hipofisis (FSH, prolaktin, LH,
ACTH), ovarium (estrogen dan progesteron),
kelenjar gondok, kelenjar adrenal.
• Dalam menghadapi interseksualitas dilakuka
pemeriksaan kromatin : seks kromatin dan
penghitungan kromosom.

89
Pemeriksaan dengan sinar Roentgen, selain
untuk keperluan diagnostik infertilitas,
diperlukan pula dalam mencari kelainan
bawaan pada genitalia interna (uterus didelfis,
uterus bikornis, uterus septus/subseptus,
uterus arkuartus, dan divertikel)

90
Untuk diteksi massa tumor, perkapuran
(klasifikasi mioma), kista dermoid yang
mengandung tulang/gigi; lesi pada tulang
panggul dan tulang panggul sebagai akibat
metastasis tumor ganas; juga untuk mencari
kelainan pada alat saluran kencing, seperti batu
buli-buli, batu ureter, batu ginjal, dan untuk
mengetahui fungsi ginjal, serta deteksi
hidronefrosis/hidroureter.
91
• Sistoskopi diperlukan untuk visualisasi batu
dan polip dan polip di dalam kandung kencing
dan untuk mencari metastasis karsinoma
servisis uteri di kandung kencing.
• Hodroskopi untuk visualisasi keadaan dan
kelainan di rongga uterus
• Pada wasir dan persangkaan karsinoma rekti
perlu dilakukan rektoskopi.

92
• Ultrasonografi mempunyai tempat penting
dalam obstetri untuk diagnosis mola
hidatidosa, kematian hasil konsepsi, dan
kehamilan kembar; untuk mencari detik janin
dan lokalisasi plasenta.
• dalam ginekologi cara pemeriksaan ini dapat
pula digunakan untuk deteksi massa tumor,
lebih-lebih dalam menghadapi diagnosis
diferensial antara uterus gravidus, mioma, dan
kista ovarium.

93
• Kuldosentesis atau pungsi Douglas diperlukan
untuk memastikan terkumpulnya darah dalam
rongga peritoneum (hematokel retrouterina)
dan sekaligus untuk membedakannya dari
abses Douglas.
• Cara kuldosentesis ialah sebagai berikut.
Penderitaan dalam letak litotomi ; spekulum
Sims dipasang dan disesuaikan, sehingga
porsio tampak jelas.

94
SONOGRAFI TRANSVAGINAL

Dipergunakan untuk :
1) Memantau pertumbuhan folikel serta
pengambilan ovum pengambilan ovum pada
pasien infertilitas dan merupakan pelengkap
bagi sonografi abdominal
2) Alat diagnostik patologik pelvik.
3) Menilai bentuk , ukuran dan letak organ.

95
Persiapan Pemeriksaan
• Pasien dibaringkan dengan posisi
Trendelenburg di atas meja ginekologi.
• Tranduser dipasangi kondom/sarung tangan
yang dilumuri gel.
• Tranduser dimasukkan ke dalam vagina.

96
Bidang Pemeriksaan
- Trans-pelvic plane & AP-pelvic plane

Indikasi
- Pasien Obesitas
- Myoma uteri ukuran kecil
- AKDR yang meragukan
- Uterus Duplex
- Kematian mudigah
- Patologis pada kehamilan muda
- Kelainan ginekologi lainny
97
SONOGRAM
PADA KEMATIAN MUDIGHAH

98
SONOGRAM PADA AKDR

99
SONOGRAM
PADA MOLA HIDATIDOSA

100
HISTERESKOPI

Endoskopi untuk memeriksa rongga uterus, seperti


kanalis servikalis, serta ostium tuba kiri dan kanan.

Histeroskopi yg paling sering: H.panoramik

Media yg byk digunakan:


Gas CO2
Cairan (dekstran BM tinggi )
(dekstrsa 5 % dalam air, glycine, & sorbitol)
101
Media Distensi Kavum Uteri
A. Dekstran dengan berat molekul tinggi
Dekstran dg BM tinggi 32 %, dekstran 70 dalam dekstrosa.

B. Dekstrosa 5% dalam air


Kantong plastik yang berisikan 500 ml dekstrosa 5%, diberi
tekanan luar antara 80-120 mmHg.

C. Insuflasi gas CO2


Aliran 40-60 ml gas CO2 per menit dengan tekanan maksimum
100 mmHg dalam kavum uteri.
102
Indikasi Pemeriksaan
1. Perdarahan abnormal dari uterus
2. Pemeriksaan infertilitas
3. Konfirmasi mioma atau polip endometrium
4. Menentukan lokasi AKDR yang tertanam di kavum uteri
5. Perlekatan dan kelainan kavum uteri
6. Pemeriksaan parut uterus setelah tindakan
pembedahan, seksio sesarea, histerektomi, dan
miomektomi
7. Melakukan biopsi intrauterin dan lesi endoserviks.
103
Kontra Indikasi Pemeriksaan

1. Perforasi uterus yang baru terjadi


2. Kehamilan intrauterin
3. Peradangan pelvis aktif
4. Perdarahan uterus yang masih aktif
5. Stenosis serviks yang berat dan luas
6. Hiperetroflexi uterus fiksata

104
Peran Diagnostik

Dalam menegakkan diagnostik


1. Ginekologi umum : terutama pada kasus-
kasus perdarahan abnormal
2. Ginekologi onkologi
3. Ginekologi reproduksi : u/ evaluasi infertilitas

105
HISTERESKOPI PADA RAHIM

106
HISTERESKOPI PADA TUBA UTERINA

107
HISTERESKOPI PADA
POLIP ENDOMETRIUM

108
HISTERESKOPI PADA
MYOMA SUBMULEOSUM

109
HISTERESKOPI PADA PROSES KEGANASAN
(ADENOKARSINOMA)

110
Peran Operatif
• Memungkinkan pemeriksa melakukan
tindakan intrauterin secara pengamatan
langsung

• Prosedur operatif yg biasa dilakukan:


- Biopsi endometrium
- Ekstiparsi polip
- Pelepasan sinekhia intrauterin
- Pengangkatan AKDR yang hilang tapi masih
tertanam di endometrium kavum uteri.
111

You might also like