You are on page 1of 2

Induksi persalinan dengan oiksitosin

Oksitosin adalah suatu obat yang paling sering digunakan di amerika serikat. Oksitosin adalah hormone
polipeptida yang pertama kali di sintesis. Hampir semua wania mendapta oksitosin setelah melahirkan
dan banyak yang juga mendapatkannya untuk induksi atau augmentasi persalinan. Menurut national
center for health statistics, pada tahun 1995 lebih dari 1.3 juta amerika diberi oksitosin untuk
merangsang persalinan (Ventura.,dkk.1997)/

Pada banyak kasus hanya terdapatperbedaan semantic antara induksi dan augmentasi persalinan.
Induksi persalinan mengisyaratkan stimulasi kontraksi sebelum awitan spontan persalinan, dengan atau
tanpa pecahnya ketuban. Augmentasi merujuk pada stimulasi kontraksi spontan yang dianggap kurang
memadai kareana tidak terjadinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan janin. Bebrapa dokter
mengangga augmentasi mencakup stimulasi kontraksi setelah pecah ketuban spontan tanpa persalinan.
Sementara sebagian dokter menggunakan regimen infus oksitosin yang berbeda-beda untuk masing –
masing hal diatas.

Teknik pemberian Oksitosin intra vena

Berbagai metode unutk merangsang kontraksi uterus dengan oksitosin telah diterapkan. Wanita yang
bersangkutan harus mendapat pengawasan langsung oleh perawat setelah mendapat infus oksitosin.
Tujuan tindakan ini adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang memadai untuk
menimbulkanpembukaan serviks dan penurunan janin sekaligus menghindarai stimulasi berlebihan
terhadap uterus dan/atau timbulnya status janin yang tidak meyakinkan. Kontraksi harus di evaluasi
secara terus menerus dan oksitosin di hentikan apabila kontraksi tetap lebih dari 5 kali dalam periode 10
menit atau 7 kali dalam periode 15 menit ; apabila kontraksi berlangsung labih lama dari 60-90 detik;
atau apabila pola frakuensi denyut jantung janin menjadi mengkhatirkan. Pada hiperstimulasi
penghentian segera oksitosin hampir selalu menurunkan frakuensi kontraksi dengan cepat. Apabila
pemberiannya di hentikan, konsentrasi oksitosin dalam plasma dengan cepat turun karena rerata waktu-
paruhnya adalah sekitar 5 menit

Seitchik dkk.(1984) mempelajari farmakokinetika oksitosin yang diinfiskan intravena dan mendapatkan
bahwareaspon uterus terjadi dalam 3-5 menit setelah infuse di mulai dan bahwa kadar mantap dalam
plsma tercapai dalam 40 menit. Redpon bergantung pada aktifitas uterus yang sudah ada, sensitifitas
uterus, dan status serviks, yang berkaitan dengan lama kehamilan dan biologis perorangan. Caldeyro-
barsia dan poseiro (1960) melaporkan bahwa respon uterusterhadap oksitosin meningkat dari minggu
ke 20 – 30, tetapi tidak berubah dari minggu ke 34-aterm, ketika sensitifitasnya meningkat dengan
pesat. Satin dkk (1992) mempelajari factor-faktor yang memperngaruhi dosis ooksitosin yang
dibutuhkan untuk mengstimulasi persalinan secara adekuat pada 1773 kehamilan.prediktor penting
untuk dosis oksitosin adalah permbukaan serviks ,paritas, dan usa gestasi.

Oksitosin sintetik biasanya di encerkan dalam 1000 ml larutan garam fisiologis yang diberikan melalui
pompa infuse. Pemberian melalui rute lain tidak di anjurkan untuk stimulasi persalinan. Untuk
menghindari pemberian bolus, infuse harus dimasukan dalam selang intravena utama dekat dengan
tempat fungsi vena, infusat oksitosin yang lazim terdiri dari 10-20 unit-ekivalen dengan 10.000-20.000
mU-yang daicampurkan kedalam 1000 ml larutan ringer laktat, sehingga dihasilakn kontrsaksi oksitosin
masing-masing 10 atau 20 mU / ml

Oksitosin umumnya dihindari pada kasus-kasus kalainan persentasi janin dan over distensi uterus yang
mencolok, misalnya karena hidramnion patologis, janin yang terlallu besar atau janin multiple. Wanita
dengan varitas tinggi (6 atau lebih) umumnya tidak diberi oksitosin karena mereka mudah merubah
ruktur uteri

DOSIS OKSITOSIN

Menurut American collage of obstetricians and Gynecologists (1999), regimen oksitosin yang manapun
dapat digunakan untuk menginduksi persalinan. Beberapa regimen disajikan disajikan pada table di
bawah ini. Pada athun 1984, O’Driscoll dkk menjelaskan suatu protocol untuk penatalaksanaan aktif
persalianan yang memerlukan oksitosin dengan dosis awal 6 mU permenit dan ditingkatkan 6 mU
permenit setelah protocol ini di publikasikan selama tahun 1990an diadakan uji klinis yang
membandingkan regimen dosis tinggi ( 4-6 mU/menit) Versus dosis rendah konvensiolnal (0.5-1.5 mU /
menit) baik untuk induksi maupun augmentasi.

Di parkland hospital, satin.dkk(1992) meneliti suatu regimen oksitosin sebesar 1 mU/mnt yang
dibandingkan dengan dosis 6 mU/mnt.

Regimen Dosis awal Peningkatan Interval dosis Dosis maksimum


(mU/mnt) bertahan (mnt) (mU/mnt)
(mU/mnt)
Dosis rendah 0.5-1 1 30-40 20
1-2 2 15 40
Dosis tinggi 6 6,3,1 15-40 42

You might also like