Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Penyesuaian pada Perusahaan Jasa
Mencatat Jurnal Penyesuaian
Berikut ini adalah contoh data penyesuaian dan jurnalnya.
1. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka adalah jika perusahaan menerima pendapatan atas suatu
barang/jasa yang belum diserahkan.
Contoh:
Pada tanggal 3 Agustus 2008, Charity membayar sewa kios selama 1 tahun sebesar
Rp6.000.000,00
Jurnal tanggal 3 Agustus 2008 adalah.
Kas Rp6.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000
(Dicatat oleh pemilik kios)
Pada waktu tutup buku tanggal 31 Desember 2008, jurnal penyesuaiannya adalah
sebagai berikut.
Pendapatan diterima di muka Rp2.500.000
Pendapatan sewa Rp2.500.000
Penjelasan :
Pada tanggal 3 Agustus 2008 pemilik kios menerima uang sebesar Rp6.000.000,00,
tetapi bekum sepenuhnya menjadi hak pemilik kios, karena sewa tersebut untuk satu
tahun, buka satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, bekiau
mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000 (K).
Jika kita memakai dasar akrual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam
contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008 yang
menjadi hak pemilik kioshanya 5 bulan, yaitu Rp2.500.000 (5/12 x Rp6.000.000=
Rp2.500.000).
2. Piutang pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima dan belum dicatat, tetapi
sebagian sudah seharusnya diterima pada periode yang bersangkutan.
Contoh:
Tanggal 1 September 2008 PT X menyimpan uang di bank Pasifik Rp1.000.000, suku
bunganya 18% / tahun dan bunga diterima oleh PT X setiap 6 bulan sekali. (tiap 1 Maret
dan 1 September ). Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan diterima tanggal 1
Maret 2009, sehingga sampai akhir periode akuntansi terdapat bunga yang diterima
penendaannya selama 4 bulan. ( 1 September – 31 Desember) yaitu : 4/12 x 18% x
Rp1.000.000,00 = Rp60.000
Penjelasan :
Pada tanggal 31 Desember 2008 asuransi yang sudah terpakai (biaya asuransi) saebesar
Rp2.000.000 yaitu selama 8 bulan, dari bulan Mei sampai dengan bulan Desember.
Perhitungannya adalah 8/12 x Rp3.000.000= Rp2.000.000
4. Utang biaya
Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat.
Contoh:
Perusahaan membayar upah buruh setiap tiga hari sekali. Tarif upah Rp50.000 per
hari. Para buruh dibayar tiap hari Senin. Ternyata tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada
hari Minggu. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat upah yang belum
dibayar selama tiga hari = 3 x Rp50.000 = Rp150.000
Jurnal penyesuaian yang dicatat perusahaan adalah.
Beban gaji Rp150.000
Utang gaji Rp150.000
5. Kerugian Piutang
Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang
tak tertagih.
Contoh:
PT XYZ merelakan piutang Tuan B sebesar Rp200.000,00 karena usahanya bangkrut.
6. Penyusutan
Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam
beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu.
Contoh :
Di daftar saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah Rp2.000.000,00,
diputuskan manajemen bahwa penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap
tahun = 10% x Rp2.000.000 = Rp200.000
Contoh Penyesuaian Pada Perusahaan Dagang For Idiot
Sebenarnya tulisan ini saya buat untuk sarana latihan saya sendiri, tapi berhubung
mungkin ada orang yang mengalami kesulitan
membuat penyesuaian, jurnal penutup dan, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan perakunan perusahaan dagang seperti saya, saya berpikir
untuk mempublikasikannya.
Firma MINMAN
Daftar Saldo, 31 Desember 2001
(dalam Rupiah)
Kas 8.300.000
Kendaraan 10.000.000
Penjualan 62.550.000
Pembelian 48.300.000
Total 219.230.000
1. Setelah dihitung secara fisik, diperoleh data bahwa kos seluruh sediaaan
rempah-rempah dan hasil bumi yang masih ada di gudang adalah Rp
16.750.000
2. Cadangan Rugi Piutang Macet ditetapkan sebesar 4% dari
piutang dagang akhir tahun.
3. Pendapatan dividen(pendapatan lain-lain) yang masih harus diterima Rp
60.000.
4. Didalam jumlah Rupiah Pendapatan lain-lain termasuk pendapatan bunga
wesel diterima dimuka sebesar Rp 30.000.
5. Pemakaian bahan habis pakai selama tahun 2001 adalah sebesar Rp
240.000
6. Biaya Asuransi setelah diperhitungkan adalah Rp240.000
7. Depresiasi Kendaraan ditentukan sebesar 10% per tahun.
8. Depresiasi Perlengkapan kantor sebesar 5% per tahun.
9. Gaji pegawai bulan desember 2001 yang belum dibayar adalah Rp 900.000
10.Biaya Sewa ruang dan gudang untuk 2001 adalah Rp 960.000.
11.Bunga Utang bank adalah 12% per tahun dibayar dibelakang tiap tanggal 1
Mei dan 1 November
12.Pajak Persekutuan ditaksir sebesar 20% dari laba bersih
Data tambahan:
Laba di bagi dengan ketentuan sebagai berikut.
masing masing firman (sekutu) mula mula mendapatkan bagian sebesar 9% dari
modal awal
sisa laba(atau) rugi dibagi dengan ketentuan Aman 70% dan Amin 30%
1. Langkah pertama yang kita lakukan adalah melihat dulu yang mana yang
debit dan yang kredit.
Yang kredit adalah:
o yang mengurangi aset(cadangan penghapusan piutang, depresiasi
akumulasian)
o yang bersifat pendapatan, utang, potongan pembelian
Firma MINMAN
Daftar Saldo, 31 Desember 2001
(dalam Rupiah)
Kas 8.300.000
Kendaraan 10.000.000
Penjualan 62.550.000
Pembelian 48.300.000
Ingat selalu cek jumlahnya, kalau tidak seimbang berarti ada kesalahan dalam
penentuan debit atau kreditnya.
2. Membuat Jurnal Penyesuaian
INGAT! Kalau tidak ada perintah tidak boleh membuat akun baru anda
diperkenankan untuk membuat akun baru. Dalam penambahan akun baru harus
relevan dengan akun pasangannya. Coba lihat dulu dengan teliti akun yang mau
dibuat agar tidak double akun.
Sebenarnya tidak ada sediaan akhir ataupun awal hanya mempermudah saja.
6. Biaya asuransi untuk tahun 2001 hanyalah 240.000, maka sisa dari
persekot asuransi harus dikembalikan.
12.Untuk mengetahui besar kita harus tahu berapa besar laba bersih
melalui laporan laba rugi. Anggap kita sudah tahu sebesar 700.000.
3. Membuat Kertas Kerja.
Caranya mudah hanya memindahkan data dari jurnal penyesuaian,
kemudian di kolom daftar saldo sesuaian tinggal mennyesuaikan data
sebelumnya debit+debit, kredit-kredit, debit-kredit, tidak ada nilai negatif
isi di kolom yang bernilai.
Karena kertas kerjanya tidak muat disini anda dapat mendownloadnya di
sini.
4. Membuat laporan laba rugi.
Dalam membuat laporan laba rugi perusahaan dagang agak sedikit
berbeda dengan jasa karena pendapatan perusahaan jasa berasal dari
penjalan-pembelian. Kira-kira proses sederhananya adalah mencari
pejualan bersih, mencari kos barang terjual yang dicari dari selisih sediaan
awal + pembelian(setelah dikurangi/di+i perabotannya) – sediaan akhir,
dan mengurangkannya.
lengkapnya:
Firma MINMAN
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun berakhir,31 Desember 2001
(dalam Rupiah)
Penjulan 62.550.000
Kembaliaan Penjualan 1.350.000
Penjualan Bersih 61.200.000
Sediaan Barang Dagang Awal 6.700.000
Pembelian 48.300.000
Potongan Pembelian 1.200.000
Pembelian Bersih 47.100.000
Kos Pengangkutan Pembelian 4.600.000
Kos Barang Terbeli 51.700.000
Kos Barang Tersedia U Dijual 58.400.000
Sediaan Barang DagangAkhir 16.750.000
14.650.000
Laba Kotor 19.550.000
Biaya Operasi
Gaji Pegawai 8.100.000
Biaya Listrik dan Air 1.050.000
Biaya Advertensi 900.000
Biaya Sewa 960.000
Biaya Asuransi 240.000
Pemakaian Bahan Habis Pakai 425.000
Depresiasi Kendaraan 1.000.000
Depresiasi Perl. Kantor 125.000
Rugi Piutang Macet 205.000
Biaya Macam-macam 1.515.000
14.520.000
Pendapatan Lain-lain 270.000
Biaya Bunga 1.800.000
(-)1.530.000
Laba bersih sebelum pajak 3.500.000
Pajak penghasilan taksiran 700.000
Laba setelah pajak 2.800.000
BAB II
PEMBAHASAN
Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-unsur atau
komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan
internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari mahkamah internasional,
mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan spesial pidana internasional.
Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan, proses
penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh pengadilan dan lembaga
penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan pengembangan terhadap sistem hukum
menekankan pada beberapa hal, yaitu: bertambah meningkatnya diferensiasi internal dari
keempat unsur dasar system hukum tersebut, menyangkut perangkat peraturan, penerapan
peraturan, pengadilan dan penegakan hukum serta pengaruh diferensiasi lembaga dalam
masyarakat terhadap unsur-unsur dasar tersebut.
Sebagai salah satu sub-sistem dalam masyarakat, hukum tidak terlepas dari
perubahan-perubahan yang terjadi masyarakat. Hukum disamping mempunyai
kepentingan sendiri untuk mewujudkan nilai-nilai tertentu di dalam masyarakat terikat
pada bahan-bahan yang disediakan oleh masyarakatnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hukum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di sekelilingnya.
2.2 Mahkamah Internasional
MI adalah organ utama lembaga kehakiman PBB, yang kedudukan di Den Haag,
Belanda. Mahakamah ini mulai berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti MIP.
Fungsi utama MI adalah untuk menjelaskan kasus-kasus persengkataan intersional yang
subjeknya adalah negara. Statuta adalah hukum-hukum yang terkandung.
Yurisdiksi adalah kewenangan yang dimiliki oleh MI yang bersumber pada hukum
internasional untuk menentukan dan menegakan sebuah aturan hukum, meliputi:
memutuskan perkara-perkara pertikaian dan memberikan opini-opini yang bersifat
nasihat. Beberapa kemungkinan cara penerimaan tersebut:
1. perjanjian khusus
2. Penundukkan diri dalam perjanjian Internasional.
3. Pernyataan penundukan diri negara peserta statuta MI
4. Keputusan MI mengenai Yurisdiksinya
5. Penafsiran putusan
6. Perbaikan putusan
Jenis kejahatan berat pada pasal 5-8 statuta yaitu sebagai berikut:
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan
3. Kejahatan perang
4. Kejahatan agresi
Panel khusus pidana internasional (PKPI) dan Panel spesial pidana internasional
(PSPI) adalah lembaga peradilan internasional yangberwenang mengadili para tersangka
kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen. Artinya selesai mengadili,
peradilan ini dibubarkan.
Perbedaan antara PKPI dan PSPI terletak pada komposisi penuntut dan hakim ad hoc-
nya. Pada PSPI komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya merupakan gabungan antara
peradilan nasional dan internasional. Sedangkan pada PKPI komposisi sepenuhnya
ditentukan berdasarkan ketentuan peradilan internasional.
Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat
merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu “due process of law”yang dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau layak.
Secara keliru arti dari proses hukum yang adil dan layak ini seringkali hanya
dikaitkan dengan penerapan aturan-aturan hukum acara pidana suatu Negara pada seorang
tersangka atau terdakwa. Padahal arti dari due process of law ini lebih luas dari sekedar
penerapan hukum atau perundang-undangan secara formil.
Pemahaman tentang proses hukum yang adil dan layak mengandung pula sikap batin
penghormatan terhadap hak-hak yang dipunyai warga masyarakat meskipun ia menjadi
pelaku kejahatan. Namun kedudukannya sebagai manusia memungkinkan dia untuk
mendapatkan hak-haknya tanpa diskriminasi. Paling tidak hak-hak untuk didengar
pandangannya tentang peristiwa yang terjadi, hak didampingi penasehat hukum dalam
setiap tahap pemeriksaan, hak memajukan pembelaan dan hak untuk disidang dimuka
pengadilan yang bebas dan dengan hakim yang tidak memihak.
Konsekuensi logis dari dianutnya proses hukum yang adil dan layak tersebut ialah
sistem peradilan pidana selain harus melaksanakan penerapan hukum acara pidana sesuai
dengan asas-asasnya, juga harus didukung oleh sikap batin penegak hukum yang
menghormati hak-hak warga masyarakat.
Dengan keberadaan UU No.8 Tahun 1981, kehidupan hukum Indonesiatelah meniti
suatu era baru, yaitu kebangkitan hukum nasional yang mengutamakan perlindungan hak
asasi manusia dalam sebuah mekanisme sistem peradilan pidana.
Perlindungan hak-hak tersebut, diharapkan sejak awal sudah dapat diberikan dan
ditegakkan. Selain itu diharapkan pula penegakan hukum berdasarkan undang-undang
tersebut memberikan kekuasaan kehakiman yang bebas dan bertanggung jawab.
Namun semua itu hanya terwujud apabila orientasi penegakan hukum dilandaskan
pada pendekatan sistem, yaitu mempergunakan segenap unsur yang terlibat didalamnya
sebagai suatu kesatuan dan saling interrelasi dan saling mempengaruhi satu sama lain.