Professional Documents
Culture Documents
© 2007
Yayasan Indonesia Forum
Pengantar
Ketua Umum Yayasan Indonesia Forum
Chairul Tanjung
1
Daftar Isi
Pendahuluan 1
Visi Indonesia 2030 2
Misi untuk Mewujudkan Visi 9
Imperatif bagi Perwujudan Visi dan Misi 18
Pencapaian Visi 21
Penutup 22
2
Pendahuluan
Visi Indonesia 2030 dibangun dengan optimisme yang rasional. Rasa optimis
lahir dari cara memandang masa depan bangsa yang lebih baik, yang
merupakan modal memacu semangat. Dasar rasional dibentuk melalui proses
yang terarah yang didasarkan pada kajian yang komprehensif, mendalam dan
bertanggung jawab secara ilmiah. Kesemuanya diciptakan melalui sinergi tiga
komponen: pengusaha, birokrasi dan akademisi.
Menjadi negara maju hanya bisa dicapai dengan kerja keras dalam kerangka
dan rencana yang baik. Untuk itu diperlukan visi yang jelas, yang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan kondisi saat ini dengan kondisi masa
depan yang lebih baik.
3
Visi Indonesia 2030
♦
Masuknya Indonesia dalam 5 besar kekuatan ekonomi dunia,
dengan pendapatan perkapita sekitar US$ 18 ribu dan
jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa
♦
Terwujudnya pemanfaatan kekayaan alam yang berkelanjutan, antara lain
masuk dalam 10 besar tujuan pariwisata dunia dan tercapainya kemandirian
dalam pemenuhan energi domestik
♦
Terwujudnya kualitas hidup moderen yang merata (shared growth), antara lain
ditandai oleh masuknya Indonesia dalam 30 besar indeks pembangunan manusia
(HDI) terbaik di dunia
♦
Masuknya paling sedikit 30 perusahaan Indonesia
dalam daftar Fortune 500 Companies
5 Besar Kekuatan
Ekonomi Dunia dengan Pemanfaatan Kekayaan
Pendapatan Per Kapita Alam yang
Berkelanjutan a.l 10
USD18,000 Besar Tujuan Wisata
Visi 2030:
4
Kata-kata kunci visi tersebut ialah negara maju dan unggul dalam pengelolaan
kekayaan alam. Keduanya akan diuraikan di bawah ini.
Negara Maju
Indonesia akan mencapai pendapatan per kapita sekitar US$ 18 ribu. Dengan
jumlah penduduk mencapai 285 juta jiwa, Indonesia masuk dalam lima besar
perekonomian dunia dengan PDB sebesar US$ 5,1 triliun. Hal ini diikuti dengan
representasi kelompok usaha Indonesia yang terkemuka di tingkat dunia.
16000
14000
12,449
12000
10000
8000
7,231
6000
4000 3,923
2,359
1,660
2000
0
1990 1995 2000 2006 2010 2015 2020 2025 2030
5
Transformasi menuju negara maju akan melalui 3 (tiga) tahapan (Gambar 2).
Pada tahap Pembenahan (pembenahan sistem dan pola pembangunan)
perekonomian berada dalam tahapan persiapan dengan fokus utama penguatan
fondasi. Pada tahap ini pertumbuhan ekonomi masih belum terlalu tinggi, yaitu
berkisar antara 5–7 persen per tahun. Tahap ini merupakan tahapan belajar
dengan sementara waktu mengadopsi teknologi dari luar negeri sembari
mengembangkan teknologi di dalam negeri.
Dengan PDB per kapita mencapai US$ 18.000 pada tahun 2030 (lihat
lampiran)dan jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa, PDB Indonesia akan
mencapai US $ 5,1 triliun. Pencapaian tersebut akan membawa Indonesia
menjadi lima besar perekonomian dunia (Gambar 3). Prestasi tersebut dapat
dicapai apabila pertumbuhan riil pada periode 2006-2030 mencapai rata-rata
8,5 persen per tahun. Ekspektasi inflasi rata-rata sebesar 3 persen per tahun
seperti layaknya negara maju saat ini (misalnya AS) dan pertumbuhan penduduk
penduduk rata-rata 1,12 persen per tahun.
6
Triliun US$
30 28.2
26.1
2005 2030
20.7
20 17.0
10
5.1
0
Cina USA EU India Indonesia
Gambar 3. PDB Harga Berlaku 5 Negara Terbesar Dunia, 2005 dan 2030
Sumber: Proyeksi YIF
Perekonomian nasional akan dimotori oleh sektor jasa (gambar 4). Walaupun
awalnya sektor jasa tergantung kepada gerak sektor lainnya, pada akhirnya
sektor jasa akan memperoleh momentum untuk tumbuh lebih cepat. Sektor
jasa diperkirakan mulai tumbuh lebih cepat dari sektor industri pada tahun
2020, dan kontribusinya dalam PDB akan mengungguli kontribusi sektor industri
mulai tahun 2025.
Kontribusi sektor industri terhadap PDB relatif stabil namun terjadi pergeseran
struktur industri ke arah sektor-sektor yang menghasilkan nilai tambah yang
tinggi dan peningkatan produktifitas SDM. Sumber peningkatan nilai tambah
tersebut berasal dari inovasi teknologi, perbaikan kualitas input, dan perbaikan
sistem distribusi dan pemasaran. Kedekatan dengan pasar input dan output
menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat mencapai efisiensi
produksi yang tinggi.
7
Jasa
Industri 2030
Pertanian
Peningkatan nilai
tambah sektoral
2005
Di setiap sektor industri dengan potensi daya saing global, pemerintah perlu
secara berkesinambungan melakukan perbaikan dalam empat pilar lingkungan
usaha: kondisi sumber daya (factor conditions), konteks strategi dan persaingan
usaha (context for firm strategy and rivalry), kondisi permintaan (demand
conditions), dan industri-industri pendukung (related and supporting
industries).
8
Unggul dalam Pengelolaan Kekayaan Alam
Pengelolaan kekayaan alam Indonesia secara optimal dilakukan melalui
interaksi sumber daya manusia dan teknologi dengan mengikuti prinsip
keberlanjutan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang merata dalam
rangka mewujudkan kualitas hidup moderen.
Posisi geografis
Indonesia harus mampu memanfaatkan keunggulan posisi geografisnya yang
terletak di jantung kawasan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia mencakup
Asia Timur, Asia Selatan, dan Australia-Selandia Baru (Gambar 5). Bentang
daratan dan lautan yang luas di daerah tropis, fluktuasi musim yang rendah,
serta kesuburan tanah dan keragaman hayati yang dimiliki, merupakan potensi
kekayaan alam yang besar.
9
Sumber daya alam (SDA) sebagai faktor produksi
Pemanfaatan sumber daya alam sebagai faktor produksi harus dilakukan secara
optimal dan berkesinambungan, terkait dengan menipisnya cadangan SDA yang
tak-terbarukan. Pengelolaan SDA yang terbarukan dilakukan untuk menciptakan
nilai tambah yang berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dinikmati merata oleh setiap golongan
pendapatan dan daerah (shared growth). Dua hal penting yang harus mendapat
perhatian adalah dimensi kesenjangan dan kemiskinan. Dalam jangka panjang,
ukuran ketimpangan antargolongan pendapatan (Rasio Gini) dan antardaerah
(Indeks Williamson) harus semakin mengecil. Pertumbuhan ekonomi harus
mampu mengurangi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan,
kurang dari 4 persen dari total penduduk seperti layaknya sebuah negara maju.
10
Pertumbuhan ekonomi juga harus ditandai oleh perbaikan kualitas hidup,
dengan tersedianya listrik, air minum, dan perumahan yang layak bagi seluruh
rumah tangga, serta akses yang merata terhadap infrastruktur pendidikan dan
kesehatan. Menurut data Bank Dunia tahun 2006, Human Development Index
(HDI) Indonesia saat ini berada pada peringkat 108 dunia. Sebagai negara maju
di tahun 2030, Indonesia harus mampu memperbaiki peringkat HDI, dan masuk
dalam 30 besar HDI terbaik di dunia.
11
Misi untuk Mewujudkan Visi
♦
Modal Manusia
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas
dan bebas dari kemiskinan
♦
Modal Alam dan Fisik
Memanfaatkan kekayaan alam secara optimal dan berkelanjutan
♦
Modal Sosial
Mewujudkan sinergi kelompok wirausaha, birokrasi dan pekerja
menuju daya saing yang global
12
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan
bebas dari kemiskinan
Penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai jumlah 285 juta jiwa pada tahun
2030. Jumlah penduduk yang besar ini merupakan sumber tenaga kerja dan
sekaligus juga pasar yang potensial.
Laju pertumbuhan penduduk menurun terus, dari 1,3 persen di dekade 2000-
2010, menjadi 1,1 persen di dekade 2010-2020, dan 0,9 persen di dekade 2020-
2030. Sampai dengan tahun 2018, Indonesia masih akan menikmati Bonus
Demografi I yang dipicu oleh penurunan angka kelahiran yang mengurangi
beban keluarga. Sebagai akibatnya, terjadi penurunan proporsi konsumsi dalam
pendapatan, dan selanjutnya meningkatkan potensi tabungan masyarakat
(Gambar 7).
68
AK muda
60 55
46 47
45
40
20
AK tua
0
1950 1961 1971 1980 1990 2000 2010 2020 2030
Pendidikan
Perbaikan status pendidikan diwujudkan melalui pemerataan pendidikan,
perluasan akses ke pendidikan tinggi dan peningkatan mutu pendidikan untuk
menciptakan sumber daya manusia produktif menuju ekonomi berbasis
pengetahuan (knowledge-based economy).
14
memadai, seperti bantuan beasiswa bagi penduduk miskin dengan tetap
memperhatikan aspek kualitas sumber daya manusianya.
Kesehatan
Perbaikan status kesehatan tetap berfokus kepada ibu dan anak, dengan tidak
melupakan perbaikan status kesehatan lanjut usia untuk mewujudkan kelompok
lansia yang sehat dan produktif.
Pada tahun 2030, seluruh penduduk Indonesia akan memiliki status kesehatan
yang menciptakan kehidupan yang berkualitas secara sosial dan produktif
secara ekonomi (socially and economically productive life). Status kesehatan
berkualitas tersebut dapat diakses secara merata baik dari sisi pelayanan dasar
maupun pembiayaan. Pelayanan dasar mencakup penanganan masalah
kesehatan dan penyakit, promosi tentang nutrisi berkualitas, sanitasi yang
layak dan moderen, pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit,
penyediaan obat-obatan secara luas terutama bagi ibu, anak dan lansia.
Pelayanan dasar yang merata dan berkualitas harus didukung oleh perlindungan
sosial yang memadai.
Indonesia terletak di salah satu jalur perdagangan paling padat di dunia, yaitu
Selat Malaka. Kedekatan dengan raksasa ekonomi dunia baru, yaitu Cina dan
India, akan mewarnai peranan Indonesia dalam globalisasi. Berada di jalur
khatulistiwa, Indonesia menikmati sinar matahari sepanjang tahun dengan iklim
tropis dan tanah yang subur.
Satu dimensi pemanfaatan sumber daya alam sebagai faktor produksi dalam
jangka panjang adalah FEW: food, energy dan water. Istilah “few” (sedikit)
digunakan untuk mengingatkan Indonesia agar mengantisipasi semakin
berkurangnya sumber makanan, energi dan air.
Food (Pangan)
Pangan memiliki peran yang penting untuk mencapai Indonesia yang maju,
moderen, dan kompetitif pada tahun 2030, karena memiliki dua dimensi
penting: pangan sebagai konsumsi dan pangan sebagai input produksi.
Pangan harus tersedia secara mencukupi dan merata bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dan produktif. Hal itu
harus diwujudkan melalui penciptaan ketahanan pangan yang memerlukan
tindakan nyata dari sisi produksi maupun konsumsi. Pada sisi konsumsi, perlu
dilakukan terus upaya diversifikasi. Diversifikasi akan terjadi jika pendapatan
masyarakat meningkat dan produk pangan dihargai sesuai dengan nilai
ekonominya.
16
Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, maka akan semakin turun
permintaan terhadap bahan pangan primer dan semakin tinggi permintaan
terhadap kandungan jasa dan bahan penolong yang terdapat dalam pangan.
Energi
Seiring dengan tersebarnya kegiatan ekonomi dan tersedianya infrastruktur
yang lebih merata, pada tahun 2030, masyarakat Indonesia akan memiliki akses
yang lebih luas terhadap energi. Hal ini akan menciptakan peluang inovasi serta
kondisi ekonomi yang kuat dan fleksibel.
• Cadangan minyak bumi saat ini sebesar 9 miliar barel. Dengan produksi
rata-rata 500 juta barel per tahun, maka cadangan tersebut akan habis
dalam waktu 18 tahun.
• Cadangan gas alam saat ini sebesar 182 triliun kaki kubik. Dengan
produksi rata-rata 3 triliun kaki kubik per tahun, maka cadangan
tersebut akan habis dalam waktu 61 tahun.
• Cadangan serta sumberdaya terukur batubara saat ini sebesar 19,4
miliar ton. Dengan produksi rata-rata 150 juta ton per tahun, maka
cadangan tersebut akan habis dalam waktu sekitar 130-an tahun.
Hasil dari sektor energi dan pertambangan juga merupakan bahan baku yang
mendukung industri manufaktur dan sektor perekonomian lainnya. Kontinuitas
pasokan, kuantitas yang cukup, serta kualitas yang prima dari sektor ini
diperlukan untuk menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan
kesejahteraan masyarakat. Kehandalan dalam sistem penyediaan energi dan
hasil tambang dalam negeri menjadi hal yang sangat penting bagi pertumbuhan
ekonomi serta peningkatan daya beli dan kemakmuran masyarakat.
18
Mewujudkan sinergi wirausaha, birokrasi dan pekerja
menuju daya saing yang global
Visi Bangsa Indonesia 2030 dapat diwujudkan dengan sinergi tiga kelompok
besar, yaitu kelompok wirausaha, birokrasi dan pekerja. Sinergi ini mengarah
kepada peningkatan daya saing global perekonomian Indonesia.
Pem
Pemerintah
erintah Pem
Pemerintah
erintah
Ja
si
Be
si
Pe
mi
la
ek
lu a b u h
rtu
gu
na
ot
Ta
Re
m
Pr
ng
n
n g W ar
Ke
n
Du
i
ha
as
g u ga
rja
tu
st
ku
ng
pa
ve
ng
In
Ke
Ja
an
wa
b
Pekerjaan Fleksibilitas
W
Wirausaha
irausaha Pekerja
Pekerja W
Wirausaha
irausaha Pekerja
Pekerja
yang ada dan menunjukkan jati diri bangsa Indonesia sehingga akan tercipta
hubungan yang harmonis antara birokrasi, wiraswasta, dan pekerja untuk
mendukung bergeraknya perekonomian menuju negara maju.
19
Kontrak sosial baru juga akan sangat dipengaruhi oleh tatanan hukum yang
secara spesifik diartikan sebagai tingkat kepastian hukum. Dalam hal
penegakan kontrak, Indonesia saat ini masih sangat jauh dibandingkan negara
lain. Pada tahun 2030, Indonesia harus menjadi salah satu negara dengan
kepastian hukum dan kepastian usaha yang paling tinggi. Untuk itu
pemberantasan korupsi dan pembenahan sistem dan aparat penegak hukum
perlu terus dilanjutkan.
20
Imperatif bagi Perwujudan Visi dan Misi
♦
Ekonomi berbasis keseimbangan pasar terbuka
dengan dukungan birokrasi yang efektif
♦
Pembangunan berbasis sumber daya alam, manusia, modal dan teknologi yang
berkualitas dan berkelanjutan
♦
Perekonomian yang terintegrasi
dengan kawasan sekitar dan global
21
Namun demikian, banyak hal yang dapat menjadi ancaman bagi terwujudnya
visi tersebut. Beberapa yang dapat disebutkan antara lain: ketidakstabilan
politik, konflik horisontal, serta euphoria demokrasi dan desentralisasi. Di luar
hal-hal tersebut, kewaspadaan juga selalu diperlukan mengantisipasi ancaman
eksternal yang dapat berupa fluktuasi keuangan global, gejolak harga komoditi,
konflik regional terbatas, kejahatan transnasional, dominasi berlebihan dari
perusahaan multinasional, maupun dalam bentuk lain seperti bencana alam.
Visi, misi, strategi dan imperatif di atas akan dikaji lebih jauh dalam berbagai
dimensi kebijakan dan dimensi sektoral. Untuk itu Yayasan Indonesia Forum
akan bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menguraikan
lebih lanjut visi bangsa tersebut.
• Reformasi birokrasi
• Peningkatan kepastian dan penegakan hukum
• Reformasi sistem penerimaan dan pembiayaan negara
• Reformasi sistem pertanahan dan tata ruang
• Koordinasi kebijakan moneter, fiskal, dan riil
• Good governance dalam perbaikan manajemen pengeluaran negara
• Penguatan desentralisasi dan pembangunan ekonomi daerah
• Perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial, perbaikan pemerataan,
dan penanggulangan kemiskinan
• Reformasi pasar tenaga kerja dan peningkatan produktivitas
• Peningkatan mutu sumber daya manusia lewat perbaikan pendidikan
dan kesehatan
• Perbaikan manajemen teknologi, penelitian, pengembangan, dan inovasi
• Perbaikan insentif untuk kewirausahaan dan akses bagi usaha menengah,
kecil, dan mikro
• Kemitraan sektor publik dan sektor swasta
• Perbaikan sistem politik, keamanan, dan hukum tata negara
• Perbaikan tatanan sosial budaya
22
Sedangkan untuk dimensi sektoral, akan diuraikan topik-topik sebagai berikut:
• Pertanian
• Industri manufaktur
• Energi dan pertambangan
• Perbankan, jasa keuangan, dan pasar modal
• Konstruksi dan properti
• Perdagangan besar, eceran, dan persaingan usaha
• Perdagangan internasional
• Pariwisata
• Infrastruktur dan jasa transportasi
• Teknologi informasi dan telekomunikasi
23
Pencapaian Visi Indonesia 2030
Kepemilikan yang kolektif dan inklusif. Visi 2030 ini hanya akan dapat
terwujud jika semua komponen bangsa merasa memiliki dan dengan penuh
kebersamaan berupaya mewujudkannya untuk kepentingan bersama.
Kepemimpinan yang baik. Para pemimpin yang diperlukan adalah yang punya
visi, cakap dan jujur serta punya komitmen yang kuat terhadap bangsa bukan
pada kepentingan partai maupun kepentingan pribadi.
24
Penutup
Perwujudan Visi Indonesia 2030 ini memerlukan kerja keras dan kerjasama dari
seluruh komponen bangsa. Kontrak sosial yang diuraikan sebelumnya
diharapkan dapat menghasilkan modal sosial (social capital) bagi pembangunan
ke depan.
Hal penting lainnya untuk perwujudan Visi Indonesia 2030 adalah adanya rasa
kebangsaan yang kuat. Kesadaran bahwa kita adalah satu bangsa menjadi dasar
penting dari modal sosial yang dibangun di atas dasar rasa percaya (trust) dan
kebersamaan tersebut.
Dengan tekad dan semangat yang kuat, Indonesia akan mampu mewujudkan
Visi Indonesia 2030.
Yayasan
Yayasan Indonesia
Indonesia Forum
Forum Mitra
Mitra Kerja
Kerja
Panitia Pengarah
Nara Sumber Lembaga-lembaga Penelitian,
Perguruan Tinggi, Individu
25
LAMPIRAN
Metode Perhitungan Angka Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, berdasarkan pendekatan kesetaraan daya beli (purchasing power parity
- PPP), dalam jangka panjang persentase perubahan nilai tukar (EXR) akan sama dengan
selisih antara inflasi domestik (PINA) dengan inflasi luar negeri, yang dalam hal ini
digunakan inflasi Amerika Serikat (PUS). Maka dapat dituliskan (semua variabel dalam
persentase perubahan):
Apabila PPP berlaku dalam jangka panjang, dengan melakukan substitusi (2) ke (1),
maka pertumbuhan PDB nominal per kapita menjadi:
Dengan target PDB nominal per kapita sebesar US$18.000 dan PDB nominal per kapita
pada tahun 2006 sebesar US$1.500, maka dibutuhkan pertumbuhan tahunan PDB
perkapita sebesar 10,38 persen. Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk 1,12 persen
maka diperlukan pertumbuhan PDB nominal sebesar 11,62 persen. Dengan ekspektasi
inflasi dalam US$ sebesar 3 persen (sekitar 4,5 persen pada periode Pembenahan, 3
persen pada Akselerasi, dan 2,5 persen pada Keberlanjutan), maka dibutuhkan
pertumbuhan PDB riil sebesar rata-rata 8,5 persen per tahun.
26
Sekilas Tentang
Yayasan Indonesia Forum
Yayasan Indonesia Forum didirikan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
bersama sejumlah tokoh dunia usaha pada tanggal 17 Juli 1991 di Jakarta oleh
Ketua Umum PP-ISEI J.B. Sumarlin. Nama Indonesia Forum sendiri diambil dari
nama sebuah simposium internasional yang dilaksanakan oleh ISEI di Jakarta.
27
Susunan Pengurus
Yayasan Indonesia Forum
Pembina
1. Burhanuddin Abdullah
2. Boediono
3. Sri Mulyani Indrawati
4. Marie Elka Pangestu
5. Fahmi Idris
6. Hatta Rajasa
7. Purnomo Yusgiantoro
8. Soegiharto
9. Kusmayanto Kadiman
10. Anwar Nasution
11. Arifin Siregar
12. J.B. Sumarlin
13. Marzuki Usman
14. Emil Salim
15. Abdulgani
16. H.M. Aksa Mahmud
17. M.S. Hidayat
18. Djunaedi Hadisumarto
Pengawas
1. Salahuddin N. Kaoy
2. Rudjito
3. Muliaman D. Hadad
4. Arwin Rasyid
5. Mas Achmad Daniri
6. Akhmad Syakhroza
28
Susunan Pengurus
Yayasan Indonesia Forum
Pengurus Inti
29
Komite Lintas Sektor
30
Visi Indonesia 2030
Panitia Pengarah
Penyusun
1. Arianto A. Patunru
2. Kiki Verico
3. I Kadek Dian Sutrisna Artha
Editor
1. Paulus Nurwadono
2. Suahasil Nazara
Bidang Penelitian dan Mitra Kerja