Professional Documents
Culture Documents
I. Generasi anak bangsa ini mesti menjauhkan diri dari perilaku yang dimarahi Allah.
Berperangai bebas tanpa arah akan mengundang musibah dalam kehidupan.
Mengerjakan yang diwajibkan dan meninggalkan yang dilarang berarti berupaya
menjauhkan diri dari kemaksiatan.
Mengatasi problematika sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ; a).
Melakukan tazkiyah nafs dengan teratur dalam manhaj suffiyah, b). Memantapkan iman,
tauhid uluhiyah, c). Melaksanakan Ibadah yang teratur, sebagai perwujudan tauhid rububiyah,
d). Melakukan Wirid yang berkesinambungan, e). Shalat berjamaah, dan ibadah sunat yang
teratur, seperti qiyamullail, shaum, dan lainnya, f). Melakukan interaksi intensif (silaturahim
yang terjaga) ditengah masyarakat. Semua pengupayaan ini akan menjadi kekuatan untuk
mengantisipasi berkembangnya maksiat.
Tantangan Zaman di Sumatera Barat diantaranya ;
1. Gaya hidup globalisasi adalah Masalah besar hari ini. Gaya hidup tersebut mengarah
kepada ; a. Budaya pengagungan materi (materialistik), b. Menghindari supremasi
agama (sekularistik), c. Mengejar kesenangan indera, ittiba’ hawahu, kenikmatan
badani (hedonistik), d. Penyimpangan dari budaya luhur (ABS-SBK), e. Interaksi
kebudayaan melalui media informasi yang vulgar, f. Meluasnya Kriminalitas, Sadisme,
Krisis moral.
2. Sekularisasi dan Liberalisasi . Dunia pendidikan digoncangkan fenomena vandalistik
marak terjadi ; a. Tawuran pelajar, b. Kebiasaan a-susila dikalangan remaja, c.
Kecabulan, pornografi, pornoaksi meluas.
3. Tantangan Kontemporer lainnya ; a. Minat kuat ke kehidupan non-science, Asyik
mencari kekuatan gaib, Belajar sihir, paranormal, kekuatan jin, Bertapa ketempat
angker, Menyelami black-magic, percaya mistik, hipnotisme dan sebagainya.
Mengatasinya dengan mengambil Keutamaan Ajaran Agama Islam membangun
masyarakat kuat saling bekerjasama, mempunyai sikap kasih mengasihi dengan ;
H. Masoed Abidin, Hills Hotel, Bukittinggi.
1
April 14, 2011 [UPAYA MENYIASATI KEMAKSIATAN]
Pelecehan Nilai nilai luhur kehidupan selalu terjadi, ketika agama kurang di amalkan sehingga
kekuatan ummat menjadi lemah. Peran dan eksistensi manusia diciptakan adalah untuk
mengabdi dengan berbuat kebajikan kebajikan.
ُ مَنِ اكْتَسَبَ ِفيْهَا مَاالً مِنْ حِلِّه و أَنْفَقَهُ فِى حَقِّهِ أَثَابَهُ ا،ٌالدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَة
هلل
ِعَلَيْهِ و أَوْرَدَهُ جَنَّتَهُ وَ مَنْ اكْتَسَبَ ِفيْهَا مَاالً مِنْ غَيْرِ حِلِّهِ وَ أَنْفَقَهُ فِى غَيْرِ حَقِّه
َهلل وَ رَسُوْلِهِ لَهُ النَّارَ يَوْم
ِ وَ رُبَّ مُتَخَوِّضٍ فِى مَالِ ا3 ِأَحَلَّهُ اهللُ دَارَ الهَوَان
) (رواه البيهقي عن ابن عمر.ِالقِيَامَة
“Dunia itu manis dan hijau. Siapa yang berusaha memperoleh harta di dunia di jalan yang
halal dan membelanjakannya menurut patutnya, niscaya orang itu diberi pahala oleh Allah
dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Siapa yang mengusahakan harta di dunia tidak di
jalan yang halal dan dinafkahkannya tiada menurut patutnya, niscaya Allah akan
menempatkan orang itu di kampung kehinaan. Tidak sedikit orang yang menyelewengkan
harta Allah dan Rasul-Nya memperoleh neraka di hari kiamat.” (HR. Baihaqy dari Ibn Umar).
II. Limbah budaya Westernisasi mulai membalut remaja dengan perilaku nan lamak di
salero . Pola hidup hedonistic atau premanisme, Gaya konsumeristis, boros, cinta mode,
Sex bebas, menurutkan syahawat, Sikap individualistik, Jauh dari kawalan agama dan
adat luhur.
Menghadapi problematika sosial tersebut diperlukan usaha kuat mengekang keinginan
hawa nafsu. Mesti dilakukan dengan kesadaran tinggi, secara perorangan, lembaga masyarakat
serta badan pemerintahan.
“ Dan aku tidaklah akan mampu membersihkan diriku dari kesalahan – selama
memperturutkan hawa nafsu --, karena sesungguhnya nafsu sangat menyuruh kepada
kejahatan.” Menjadi budak nafsu sama dengan menjadi musyrik.
Solusi Mengatasi Problematika Sosial akan berhasil dengan tindakan nyata. Tekad yang
teguh Menuju Redha Allah (ibadah). Tazkiyah an Nafs dan Tauhid Uluhiyah. Menampilkan
Program Umatisasi. Menguatkan kesaudaraan masyarakat.
Menjadi kewajiban semua pihak membentuk Generasi berbudi luhur – akhlakul
karimah -- dalam berperilaku. Memiliki Iman taqwa kepada Allah. Menjaga silaturahim
(interaksi) dalam tatanan masyarakat yang madani (mudun = maju serta beradab). Tugas utama
adalah mencetak generasi unggul dengan iman dan taqwa, berpengetahuan luas, menguasai
teknologi, berjiwa wiraswasta, beradat dan berakhlak, melaksanakan adat bersendi syarak,
syarak bersendi Kitabullah.
Membentuk kaderisasi generasi yang akan mengemban amanah risalah da’wah Islam
dalam tatakrama Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah, melalui cara sebagai berikut ;
1. Membentuk watak generasi yang lasak (dinamik),
2. Mendidik generasi memiliki wawasan Agama,
3. Menanamkan rasa memiliki tanggung jawab kemanusiaan (wazhifah insaniah).
4. Membina kesadaran komunikatif,
5. Menggerak potensi berbasis religi.
Pembentukan akhlak umat tak boleh diabaikan.
III. Tazkiyah an Nafs (pembersihan jiwa) memunculkan himmah (minat dan cita) yang
kuat;
a. Saling mengingatkan (tafahum),
b. Bantu-membantu (ta’awun),
c. Tidak berdampingan dengan kejahatan.
Menjaga kesuburan Nafs dengan; a. Ibadah shalat teratur, b. Amalan baik sepanjang
masa, c. Zikrullah setiap waktu, d. Membaca al-Qur’an, shalatul-lail, e. Senang berpuasa sunat.
Sabda Rasulullah ;
Kalbu atau hati = ُ ال َق ْلب-- adalah Jiwa yang memerintah manusia yang disebut الرُّ ْو ُح االَمْ ِري
. Firman Allah mengingatkan peran kalbu itu amat berpengaruh.
3
َِفإ َِّنهَا آل تَعْمَى اآلَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُور
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta itu, adalah hati yang
ada di dalam dada. (Al-Hajj:22:46).
Beberapa upaya antara lain ; a). Menyucikan jiwa dengan zikrullah, b). Melaksanakan
Wirid yang tertib (ار ُد االِ ْن ِت َبا ِه
ِ ) َوhapus ghaflah, c). Menjaga Hati senantiasa bersih (yaqazah)
menjauhi maksiat, d). Selalu bertaubat menghapus kesalahan dari perilaku maksiat, e).
Memelihara kethaatan membentuk jiwa jauhari (الج ْو َه ِري َ )النفس, bijak berhikmah, sadar
berkesaudaraan.
Kehidupan di Dunia sebagai tempat beramal mesti diisi dengan kebaikan kebaikan
mengerjakan yang diperintahkan, serta menghindari apapun yang dilarang. Kekayaan
sesungguhnya ada pada kepatuhan.
ْأَدِّ مَا افْتَرَضَ اهللُ عَلَيْكَ تَكُنْ مِنْ أَعْبَدِ النَّاسِ وَ اجْتَنِبِ مَا حَرَّمَ اهللُ عَلَيْكَ تَكُن
أَوْرَعَ النَّاسِ وَ ارْضَ ِبمَا َقسَمَ اهللُ لَكَ تَكُنْ مِنْ أَغْنَى النَّاس ) رواه ابن عدى عن ابن
(مسعود
“ Tunaikanlah apa yang diwajibkan Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang
paling banyak ibadat. Jauhilah apa yang dilarang Allah kepada kamu mengerjakannya,
niscaya kamu menjadi orang yang paling cermat. Relalah menerima apa yang dibagikan
Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling kaya.” (HR.Ibnu ‘Adi dari Ibnu
Mas’ud).
Peringatan Nabi menganjurkan untuk selalu Ikhlas dan setia dalam pembimbingan zikrullah.
رواه أحمد ) ُ أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَ تَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاه:ُإِنَّ اهللَ تَعَالىَ يَقُوْل
(عن أبي هريرة
Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Aku bersama (menolong) hamba-Ku, selama dia
menyebut (mengingat) Aku dan masih bergerak bibirnya menyebut nama-Ku. (HR. Ahmad
dari Abu Hurairah).
،ٌ وَ صَلِّ بِالَّلْيلِ وَ النَّاسُ نِيَام،َ وَ صِلِ األَرْحَام،َ وَ أَفْشِ السَّالَم،َأَطِبِ الكَالَم
رواه ابن حبان عن أبي هريرة-- ٍثُمَّ ادْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَالَم
Ucapkanlah perkataan dengan baik, kembangkanlah ucapan memberi salam,
perhubungkanlah silaturahmi dan sembahyanglah di waktu malam ketika orang banyak
sedang tidur, sesudah itu masuklah ke dalam surga dengan selamat. (HR. Ibnu Hibban dari
Abu Hurairah).
َإِذَا أَرَادَ اهللُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا َفتَحَ لَهُ ُقفْلَ َقلْبِهِ وَ جَعَلَ ِفيْهِ الْيَقِيْنَ وَ الصِّدْقَ وَ جَعَل
ََقلْبَهُ وَاعِيًا لِمَا سَلَكَ ِفيْهِ وَ جَعَلَ قَلْبَهُ سَلِيْمًا وَلِسَانَهُ صَادِقًا وَ خَلِيْقَتَهُ مُسْتَقِيْمَةً و
(جَعَلَ أُذُنَهُ سَمِيْعَةً وَ عَيْنَهُ بَصِيْرَة ً) رواه الشيخ عن أبي ذر
Apabila Allah hendak mendatangkan kebaikan kepada hambaNya dibukakan kunci hatinya
dan dimasukkan ke dalamnya keyakinan dan kebenaran dan dijadikan hatinya menyimpan
apa yang masuk ke dalamnya dan dijadikan hatinya bersih, lidahnya berkata benar,
budinya lurus, telinganya sanggup mendengar dan matanya melihat dengan terangan. (HR.
Syekh dari Abu Zar).
V. Kekuatan Umat ada pada jati dirinya. Shabar dan syukur adalah bukti nyata dari jiwa
yang sadar beragama dan beriman tauhid. Disinilah letak kekuatan umat itu. Sabda
Rasulullah SAW tentang sibghah orang Muslim itu diantaranya ;
َ أَصَابَهُ خَيْرٌ حَمِد3 عَجِبْتُ لِلْمُسْلِمِ إِذَا أَصَابَتْهُ مُصِيْبَةٌ احْتَسَبَ وَ صَبَرَ وَ إِذَا
(رواه.ِ إِنَّ اْلمُسْلِمَ يُؤْجَرُ فيِ ُكلِّ شَيْءٍ حَتَّى فيِ الُّلقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلىَ فِيْه،َاهللَ وَ شَكَر
(البهقي عن سعيد
Aku kagum kepada orang Islam, apabila ditimpa cobaan, dia ikhlas dan sabar, sebaliknya
apabila memperoleh kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur. Sesungguhnya orang Islam
itu diberi pahala dalam segala hal, bahkan berkenaan dengan suap yang diangkatnya ke
mulutnya. (HR. Baihaqi dari Sa’id).
Amaliyah
Jiwa
Sadar Interaksi
Ad a t
Is t i a d a t Iman
14/4/2011 H. Mas'oed Abidin 5
Pengikut hawa nafsu, adalah kelompok manusia yang tidak mempunyai jiwa yang sadar.
Karena itu mereka akan Suka melanggar hukum, Bersifat ghaflah = lalai, dan selalu berbuat
Maksiat.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاإلِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ ال يَفْقَهُونَ بِهَا
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah).
Mengaplikasi peringatan ini, maka peranan Pendidikan Surau menjadi sangat signifikan
membangun dan mendidik generasi bersih, beriman dan dinamik. Hal tersebut dapat dicapai
dengan silabus pendidikan dan pemahaman agama yang benar. melalui pendidikan surau
(halaqah), diharapkan terbinanya peribadi muslim yang kaffah (sempurna). Masyarakat keliling
(lingkungan) akan memahami, meyakini, dan menerapkan aqidah iman yang istiqamah,
konsisten menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
VI. Keberhasilan Pendidikan Surau pada menetapi ibadah Islam dalam kehidupan
seharian dan berakhlak yang beradat serta terjauh dari perbuatan maksiat.
Pembelajaran Sistim Halaqah di Surau meliputi silabus Aqidah, Akhlaq, Fiqh dan
Kewaspadaan Umat. Semua bimbingan Kitabullah menekankan adab pergaulan antar manusia
yang di ikat hubungan kasih dengan khalik Maha Pencipta, ujudnya dengan ibadah dan sikap
hidup tawakkal dan bertaqwa.
Program Ke Surau
Landasan
Syarak
Wawasan
Ideologis
Bina Surau
&
Taklim Pemikiran
Strategis
Tindakan
taktis
َ وَ أَنْ يُعَلِّمَهُ الْكِتَابَةَ وَ السِّبَاحَة،ُ أَنْ يُحْسِنَ اسْمَهُ وَ أَدَبَه3 ِحَقُّ الوَلَدِ عَلىَ وَالِدِه
( (رواه الحكيم.َ أَدْرَك3 وَ أَنْ يُزَوِّجَهُ إِذَا، وَ أَنْ الَ يَرْزُقَهُ إِالَّ طَيِّبًا،َالرمَايَةِّ َو
Kewajiban ayah kepada anaknya, supaya memberinya nama yang baik dan pendidikan
budi pekerti yang baik, mengajarnya tulis baca, berenang dan memanah (keterampilan dan
kemampuan membela diri dan bela wathani), memberinya makanan yang baik dan
mengawinkannya apabila telah dewasa. (HR. Hakim).
Pemuda! Jagalah (perintah) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah (perintah) Allah,
nanti engkau akan mendapati penjagaan-Nya di hadapan engkau. Apabila engkau
menanya, tanyalah kepada Allah dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah
pertolongan hanya kepada Allah ‘Azza Wajalla. (HR. Tirmidzi).
Materi Pembelajaran penguatan Aqidah, meliputi Arkanul Iman, Iman kepada Allah, Iman
kepada Rasul, Malaikat, Kitabullah, Hari Akhirat dan Takrif kebenaran, Hakikat Dinul Islam,
Ikhtiar dan Taqdir. Mencakup berbagai pengetahuan terapan masyarakat pengguna sistim
surau dimaksud. (1). Aqidah ; Melahirkan sikap mahabbah, cinta kasih yang mendalam kepada
Allah. Menumbuhkan sikap redha, ikhlas, ihsan dan disiplin dengan arkanul iman. Menyuburkan
sikap setia, syukur, sabar dan disiplin, yang melahirkan sikap tidak putus asa, istiqamah dengan
ketentuan Allah. (2). Fiqh Sirah dan Tarikh Islam ; Urgensi dari sirah nabawiyah serta
Perkembangan Ilmu Pengetahuan tentang Islam di Nusantara. (3). Prospek dan Tujuan
Pendidikan Surau Sistim Halaqah ; Memahami landasan masyarakat ABS-SBK, Kaderisasi
risalah da’wah Islamiyah di Minangkabau. Menghidupkan prinsip ta'awun, bersama.
Pembaruan masyarakat Minangkabau. Pendidikan kemampuan (kompetensi) adat, bahasa
tutur dan tulisan Arab Melayu. Membina, memahami, meyakini sistem keluarga Islam dalam
kehidupan. Membentuk generasi berbudaya dan berakhlaq mulia di ranah Minangkabau
(Sumatera Barat).
VII. Pandangan Adat Minangkabau tentang Kemaksiatan. Sepuluh perangai tercela yang
dapat berakibat kebawah tak berurat keatas tak berpucuk dan ditengah digiriak
kumbang, yaitu ; tuak, arak, sabuang, judi, rampok, rampeh, dago, dagi, candu,
madat. (Rampok rampeh adalah pelacuran dan perampas kebahagiaan rumah tangga,
sedangkan Dago dagi adalah perbuatan mengundang bencana, fitnah dan
perkelahian).
Pembentukan karakter atau watak berawal dari penguatan unsur unsur perasaan, hati
(qalbin Salim) yang menghiasi nurani manusia dengan nilai-nilai luhur tumbuh mekar dengan
kesadaran kearifan yang tumbuh dengan kecerdasan budaya memperhalus kecerdasan
emosional serta dipertajam oleh kemampuan periksa evaluasi positif dan negatif atau
kecerdasan rasional intelektual yang dilindungi oleh kesadaran yang melekat pada keyakinan
(kecerdasan spiritual) yakni hidayah Islam. Watak yang sempurna dengan nilai nilai luhur
(akhlaqul karimah) ini akan melahirkan tindakan terpuji, yang tumbuh dengan motivasi
(nawaitu) yang bersih (ikhlas).
Pranata sosial budaya adalah batasan-batasan perilaku manusia atas dasar kesepakatan
bersama yang menjadi ”kesadaran kolektif” di dalam pergaulan masyarakat berupa
seperangkat aturan main dalam menata kehidupan bersama. Pranata sosial Masyarakat
Beragama yang Madani untuk Sumatera Barat, semestinya berpedoman (bersandikan) kepada
Syarak dan Kitabullah. Dalam keniscayaan ini, maka kekerabatan yang erat menjadi benteng
yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Kekerabatan tidak akan wujud dengan
meniadakan hak-hak individu orang banyak.
VIII. Khulasah
1. Masyarakat Sumatera Barat dengan Penduduk terbesar memiliki ciri khas adat
Minangkabau berfilososi ABSSBK) adalah Masyarakat Beradat Dan Beradab. Kegiatan
hidup bermasyarakat dalam kawasan ini selalu dipengaruhi oleh berbagai lingkungan
tatanan (”system”) pada berbagai tataran (”structural levels”). Yang paling mendasar
tatanan nilai dan norma dasar sosial budaya yang akan membentuk Pandangan Hidup
dan Panduan Dunia (perspektif), yang akan (a). memengaruhi seluruh aspek kehidupan
berupa sikap umum dan perilaku serta tata-cara pergaulan dari masyarakat itu. (b).
H. Masoed Abidin, Hills Hotel, Bukittinggi.
10
April 14, 2011 [UPAYA MENYIASATI KEMAKSIATAN]
2. Agama Islam yang dianut masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat diyakini dapat
menjadi penggerak pembangunan dan telah terbukti dalam sejarah yang panjang
menjadi kekuatan mendinamisir masyarakat adat Minangkabau menampilkan jati diri
dalam adat mereka, serta memiliki kekuatan untuk mengantisipasi berlakunya
kemaksiatan secara terang terangan.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku selama ini hidup dalam rukun dan
damai. Antara lain disebabkan karena kebetulan mayoritas mutlaknya terdiri dari umat yang
berakhlaq agama, terutama Islam. Akhlak ialah terpeliharanya hubungan baik dengan Allah dan
baiknya hubungan dengan manusia. Umat Muslimin di mana-mana melakukan segala
amaliahnya bertujuan mempertebal iman dan taqwa kepada Allah semata. Pergeseran budaya
yang terjadi adalah ketika mengabaikan nilai-nilai agama. Pengabaian nilai-nilai agama,
menumbuhkan penyakit social yang kronis, seperti menjauh dari aqidah tauhid , perilaku tidak
mencerminkan akhlak Islami, suka melalaikan ibadah dan suka berbuat maksiat. Kondisi ini
memudahkan berjangkitnya penyakit masyarakat.
Maka pendidikan yang diawali dengan pengenalan Ajaran agama dan adat istiadat akan
membawa generasi anak bangsa meyakini kekuasaan Tuhan YME serta mampu mengamalkan
akhlak mulia ..
Disinilah kita merasakan perlunya sentuhan langsung aplikasi dari Syari’at Islam kedalam
Adat Minangkabau lebih intensif. Pekerjaan ini termasuk tugas Risalah.
ُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَه3
ُيَاأَيُّهَا الرَّسُول
َ آل يَهْدِي الْقَوْمَ ا ْلكَافِرِين3
َوَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّه
“Wahai Rasul Allah, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu), berarti kamu tidak menyampaikan
amanahnya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang yang kafir”. (QS.Al Maidah, 5:6)
Firman Allah mendialogkan tentang sifat orang yang tidak memiliki Iman dan
menuhankan hawa nafsunya.
(43 :) الفرقان ًأَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيال
“ Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?.. “