JADWAL KEGIATAN,
PELATIHAN PELATIHAN PENGUATAN KAPASITAS PENDIDIKAN DAN,
PENYADARAN LINGKUNGAN PESISIR DAN KEPULAUAN,
BIAK-PAPUA 26 ~ 29 AGUSTUS 2003
Kerjasama COREMAP dan AusAID
Sekretariat : Kantor COREMAP Biak JL Majapahit No.1 Tip. (0981) 26525, 26524
ee
ee :
Senin, 25 Agustus 2003
16000000 ‘Kedataryan Peserla/ Registrast Panta Saba
Selasa, 25 Agustus 2005
(0700.07.50 Makan pagi Paitin Saba
(07:30-08.30 Pembukaan Panta Saba
(08:20:10.0 | ~ Kebijakan Umum Coremap Kab Bik | Tnstruktur | Marthen Isir | Saba
Numfor
ADT Rehat Panitia Soba
T1.00-3.00) Bkosistem Terumbu Karang Tnstrukiur | Jonas Lorwena | Saba
15,00:14.00 ‘Makan sian antia Saba
1400.16.00 ‘Manfaat Terumbu Karang Tnstruktur | Jonas Lorwens [Saha
15.00.1630) Rehat Panitia Saba
16.30417.20 | “Penyebab Kerusakan Terambu Karang | Instruktue | Jonas Lorwens [Saba
Rabu, 27 Agustis 2003
oe Makan pagi Paaitia Saba
0730.09.30 | Keandlcaragam Hayati dan Porsahabalan | Instrukiur Frais Saba
Borhagai Ekosistem yang ada di pantal Patumahuny
dan laut
~09.30:1000 Rehat Panitia Saba
10.00412.0 | Pengenalan EXosistem Padang Lamun | Instvuktar | Frits, P Saba
12.00-13.00) ‘Makan Siang Panitia Saba
13.00:15.00 Tan dan Non lkan Tnstrukiar | Jonas daa Frits | Saba
15.00-15.30, ‘Rehat Panitia Saha
15.0:17.20 anjutan Ikan dan Non Ikan Tnstruktur | Jonasdan Frits | Saba
‘amis, 28 Agustus 2003
7007 Makan pagi Pata Saba
(07:5008.30 Lamun Tnstruktur Fas Saba
(030-10.00 Rehat Paitia Saba
10.00-12.00 | Pengenalan dan Pengelolaan Bkesisiem | Instraktur Frits Saba
Mangrove
12.0043.00 ‘Makan Sian Paaitia Saba
13.00-15.00 | _ Penegakan Hukum Terumba Karang | _Instruktur | Markus M Saba
15.00.15.20 Rehat Panitia Saba
15.30417.20 Tanjutan Ponogakan Hakim Trstruktur | Markus M1 Saba__|
Jumat 29 Agustus 2008
700720 Makan pagi Panilia Saba
07:3009.20 Praktek Permainan Anak Tnstruktur | Salomi Mdan | Saba
ean
307000 Rehat 7 Panitia Saba
10,012.00 Tarjan Prakiek Pormainan Anak | Instruktur | Saloni: Mdan | Saba
Tea
12007300 ‘Makan slang anita Saba
geo >OK RS.
ER,
‘ele A si “
Pengenalan Ekosistem Padang Lamun ! Q_é s)
Oleh
Frits S. Pulumahuny *
Pendahuluan
Lamun atau seagrass, mangrove dan terumbu karang adalah tiga ekosistem
penting yang memegang peranan menentukan bagi kelestarian berbagai jenis sumber
daya alam di laut seperti ikan, udang, moluska dan berbagai biota laut lainnya. Diantara
ketiga ekosistem ini, ekosistem mangrove dan terumbu karang telah mendapat perhatian,
sedangkan untuk ekosistem lamun di Indonesia kurang mendapat perhatian atau sudah
cukup lama terabaikan bahkan kajian maupun penelitian ekosistem ini sangat kurang,
demikian pula informasi kegunaan, fungsi, peranan ekosistem ini sama sekali belum
banyak diketahui masyarakat umumnya, seperti masyarakat nelayan yang hidupnya
sangat bergantung pada sumber daya laut,
Pada hal kehadiran padang lamun di perairan laut dangkal sangat penting, karena
peranannya sebagai produsen primer, pendaur zat hara, tempat berpijah, mencari makan
berbagai jenis biota laut, stabilisator dasar, perangkap sedimen, dan penahan abrasi
‘Menginggat pentingnya pemahaman informasi akan pentingnya ekosistem padang,
Jamun, maka dalam pelatihan ini disajikan sekilas pengenalan ekosistem padang lamun
yang dimulai dengan memberikan pengertian, ciri-ciri, pemahaman fungsi, manfaat dan
peranan utamanya bagi sumber daya alam di laut dan konservasi ekosistem ini
diungkapkan pula.
* Makulah disajiken pada Pelatihan Pengelolnan Terumbu Karang dan Bkosistem Pantai sebagai Muatan
Lokal untuk Gura-gura Sekolah Dasar se-Distrik Bink Timur dan Padsido, Kabupaten Biake Numfor
, diselenggarakan pada tanggal 26 ~ 29 Agustus 2003,
* Loka Konservesi Biota Laut - LIPI Biak Papuai
B. Defenisi dan Ci
Siri Lamun
Lamun atau Seagrass adalah tumbuhan berbuniga (Kelas Angiospermae) yang
tumbuh dan berkembang baik di lingkungan perairan pesisir mulai dari daerah pasang
surut sampai kedalaman 40 meter (M.C.Roy, 1980), ‘Tumbuhan ini memiliki pembuluh,
batang (rhizoma), daun, tangkai dan struktur reproduksi (buah dan bunga). Lamun
(seagrass) Secara structural dan fungsional memiliki kesamaan dengan tumbuhan
(rumput) daratan, Karena sebagian maupun sefuruh siklus hidupnya di bawah permukaan
air (submerged), maka sebagian besar Jamun melakukan penyerbukan di dalam ait
(Suwelo dan Yuliadi, 2002).
Di seluruh dunia tercatat sekitar 58 jenis lamun dat di Asia Tenggara (Indonesia,
Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina) di jumpai 20 jenis lamun (Kuo dan
M.C.Comb, 1989). dan di Indonesia tercatat ada. 12 jenis, yaitu Cymodocea rontudata
(lamun berujung bulat), Cymodocea serrutata (lamun bergigi), Enhallus acroides (lamun
tropika), Hafodule pinifolia (lamun serabut), Holodule uninervis {Jamun serabut),
Halophila decipiens (lamun sendok tak berurat), Halophila minor (lamun sendok keci!),
Halophita ovatis (lamun sendok), Halophila spinulosa (lamun sendok dasar keriting),
Spyringodium isoetifolium (lamun alat suntik), Thalassia hemprichii (lamun duyung) dan
Thalassodendron ciliatum (lamun kayu), Di antara 12 jenis tersebut Thalassodendron
ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan /falophila spimulosa tercatat ada
di daerah Riau, Anyer, Baluran, Papua, Belitung, dan Lombok (Suwelo dan Yuliadi,
2002)
Selanjutnya dikatakan, bahwa lamun bersama-sama dengan mangrove dan
terumbu karang merupakan satu pusat kekayaan plasma nutfah dan keanekaragaman
hayati di Indonesia dan Pasifik Barat. dan ada kurang lebih 20 negara yang perairan
pantainya ditambuhi famun. Dari jumlah itu 15 negara (lermasuk Indonesia) terletak di
wilayah yang memiliki jumtah jenis lamun terbesar dari semua negara Asian,
C. Fungsi dan Peranan Ekosistem Padang Laman.
Beberapa Fungsi dan Peran Padang Lamun (Allem, 1984, Randal, 1965; Suwelo dan
Yuliadi, 200:‘cmpat Hidup Satwa Langkah
Beberapa spesies tertentu satwa langka reptilia dan mamalia diketahui hidup pada
ckosistem padang Jamun. Enam jenis penyu dilaporkan oleh IUCN tahun 1985 ada
dikawasan lamun. Diantara enam spesies tersebut adalah pettyu hijau (Chelonia mydas),
venvu lenekane (Lepidocheivs olvacea). venvu tempavan/karet (Carelia caretfakdan
penvu vipih (Nafator depressa), juga ular kutil (Acrochordus granulatus) acapkali
ditemukan. Sedangkan mamatia air vane hidupnya terzantung pada ckosistem famun
adalah duvung (cwor davon}. satwa laneka dan terancam punah yang oleh dunia
Konservasi dijadikan simboi konservasi iaut.
b. Peran Ekosistem Lamun
1. Sebagai Produsen Pi
ebagai tumbuhan berhijau daun, lamun berperan dalam fotosintesa sama hainva
mer
dengan tumbuhan di darat, Lamun memfiksasi sejumlah karbon organic dan
sebagaian besar memasuki rantai makanan di laut, baik melalui pemangsaan langsung
oleh herbivor (penyu dan duyung) maupun proses dekomposisi sebagai serasah.
2. Habitat Biota
Padang Lamun memberikan perlindungan dan tempat hidup berbagai hewan dan
turhbuhan. Daunnya mendukung seiumlah besar orvanisme enifitik dengan substrat
varig cocok untuk penempelan. Berbagai jenis ikan serta hewan avertebrata faut di
ketahui hidup dan berkembane biak di tata linekunsan lamun, Penvu hilau (Cheloma
mydas) yang merupakan herbivor makanannya adalah beberapa ienis tumbuhan
lamun, juga jenis lainnya vane bersifat omnivora. Salah satu hewan langkah yang
hhidup sahwat tereantune pada lamun yaitu duyung (dugon dugon) serine di iumpai
dikawasan padang lamun. Ditemukan duyung berarti disekitar tempat tersebut
ditumbuhi lamun karena makanan utama duyung adalah lamun atau sebaliknya
manakala ada hamparan lamun, patut diduga disitu hidup poputasi duyune3. Penangkaran Sedimen
Vegetasi lamun yang lebat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan
gelombang. schingga menyebabakan perairan di sekitarnya tenang, Dengan demikian
ekosistem lamun bertindak sebagai pencegah erosi pesisisr pantai dan sebagai
perangkap sedimen,
4. Pendaur Zat Hara
Lamun memevang peranan yan berarti dalam pendauran berbagai zat hara Akar
berbavai ienis lamun seperti Zas/era yp dapat mengambit fosfat dari celah-cetahy
sedimen, akibatnya proses pembusukan, Beberapa ienis algae biru-hijau vana enifitik
pada thalassia memfiksasi nitrozen dan menyebabkan nitrat terlarut
Disamping peranan pada ckosistem Taut. Jamun sebagai komuditi sudah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. baik secara tradisional lamun telah dimanfaatkan
untuk:
- dianyan jadi kerangiang
- dibakar untuk garam, soda atau penghangat
~ mengisi kasur
- ata rumah
- pupuk dan kompos
- isolator suara dan suhu
- cerutu dan mainan anak-anak.
Diiaman moderen lamun dimanfaatkan sebagai
- Pengering limbah
= Stabilisator pantai
+ Bahan pembuat kertas
- Bahan kimia
= Puplik dan folder (pakan ternak)
- Makanan dan obat-obatan.
- Bahan kosmetikD. Konservasi Ekesistem Lamun
Ekosistem lamun seperti halnya terumbu karang dan hutan mangrove merupakan
satu kesattian ekosistem kawasan pesisir yang memiliki peranan yang menentukan bagi
Kelestarian sumber daya alam laut, Belakangan ini nampaknya ckosistem mulai
terganzen kelestariannya, hal ini disebabkan ketidak tahuan dan berbagai aktivitas
penangkapan yang tidak rama lingkungan, Senerti penanekapan ikan atau biota laut
dengan mengeunakan bom, potassium sianida dll yany dilakuken masyarakat tanpa
memperhatikan efek negatif dari aktivitas yang dilakukan akibatnya ekosistem padang
Jamun dapat menjadi rusak yang sclaniutnya akan berdampak negatif pada berbapai jenis
biota laut yang hidupava sangat tergantuns pada ekosistem ini
Untuk itu, maka dalam raneka perlindungan, pemanfaatan dan pengelolaan
Ekosistem Jamun sangat dibutuhkan adanya keterlibatan langsuay masyarakat dalam
mengetola artinya, masyarakat diberi tanggung jawab untuk ikut bersama memikirkan,
memformulasikan, merencanakan, memonitor dan mengevaluasi sumberdaya ekosistem
padang Jamun dan memanfaatkan sumberdaya tersebut secara berkelanjutan dengan
memperhatikan kelestarian ekosistem tersebut.
Daftar Pustaka
Allem, A.A. 1984. Distribution and Ecology of Seagrass Communities in the Western
Indian Ocean, In Marine Science of the North-West Indian Ocean and Adjacent
Waters M.V. Angel (ed).
Kuo dan M.C.Comb, 1989. Seagrass Taxonomy Structure and Development. tn:
Bioglogy of Seagrasses: A. Treatise on the Biology of Seagrasses with Speciea!
Reference to Australian Region A.W.D. Larkum: A.i.Me Comb & Sheperd
(ed), Esevier
Randal, 1B. 1965. Grazing Bffect on Seagras
Indies. Ecology.
iy Herbivorous Reef Fishes in the West.
‘Suwelo Ismun.S, dan Yuliadi, 2002. Konservasi Exosistem Lamun di Indonesia. Warta
Isoi Nomor 13 Media Komunikasi Anggota Isoi Bekerjasama dengan Yayasan
Nasional Bina Samudeca (YNBS), Januari-Maret 2002