Professional Documents
Culture Documents
Vietnam (Bahasa Vietnam: Việt Nam), bernama resmi Republik Sosialis Vietnam
(Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung
Indochina di Asia Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah
utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah timur
terbentang Laut China Selatan. Dengan populasi sekitar 84 juta jiwa, Vietnam adalah negara
terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam termasuk di dalam grup ekonomi "Next Eleven";
menurut pemerintah, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006, negara dengan
pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir tahun
2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam diperkirakan mencapai
rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 8.44%.
Manufaktur, teknologi informasi dan industri teknologi canggih membentuk bagian besar dan
tumbuh dengan cepat daripada ekonomi nasional. Vietnam secara relatif adalah pemain baru
dalam bisnis perminyakan, tetapi sekarang Vietnam adalah produser minyak terbesar ketiga
di Asia Tenggara dengan nilai produksi 400.000 barel per hari. Vietnam adalah salah satu
negara Asia yang memiliki kebijakan ekonomi paling terbuka; neraca perdagangan mencapai
sekitar 160% GDP, lebih dari dua kali rasio yang dimiliki Cina dan lebih dari empat kali rasio
India.[1]
Vietnam secara umum masih tergolong negara miskin dengan GDP US$280,2 miliar
(estimasi 2006). Ini menandakan kemampuan daya beli sebesar ~US$3.300 per kapita (atau
US$726 per kapita berdasarkan market exchange rate). Tingkat inflasi diperkirakan 7.5% per
tahun pada 2006. Daya beli publik meningkat dengan pesat.
vKemiskinan, berdasarkan jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1 per
hari, telah menurun secara drastis dan sekarang lebih sedikit daripada di Cina, India dan
Filipina.[2]
Sebagai hasil dari langkah-langkah reformasi tanah (land reform), Vietnam sekarang adalah
produsen kacang cashew terbesar dengan pangsa 1/3 dari kebutuhan dunia dan eksportir beras
kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Vietnam memiliki persentasi tertinggi atas
penggunaan lahan untuk kepentingan cocok tanam permanen, 6,93%, daripada negara-negara
lain di Sub-wilayah Mekong Raya (Greater Mekong Subregion). Selain beras, kunci ekspor
adalah kopi, teh, karet dan produk-produk perikanan. Tetapi, peranan pertanian terhadap
pemasukan ekonomi telah berkurang, jatuh berdasarkan sumbangan terhadap GDP dari 42%
pada tahun 1989 menjadi 20% pada tahun 2006, akibat dari meningkatnya produksi sektor-
sektor ekonomi lainnya. Pengangguran diperkotaan meningkat terus menerus dalam beberapa
tahun terakhir karena tingginya tingkat migrasi dari desa ke kota-kota, sedangkan
pengangguran di pedesaan sudah mencapai level kritis. Diantara langkah-langkah lain yang
diambil dalam proses transisi ke ekonomi pasar, Vietnam, pada Juli 2006 meng-update
peraturan properti intelektualnya untuk mematuhi TRIPS. Vietnam diterima sebagai anggota
WTO pada 7 November 2006. Partner-partner perdagangan utama Vietnam termasuk Jepang,
Australia, negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat.
Populasi
Sensus tahun 1999 memperkirakan populasi Vietnam sekitar 76.3 juta dan perkiraan terkini
memperkirakan melebihi 86 juta. Orang-orang Vietnam membentuk kelompok etnis terbesar,
dan juga disebut Viet atau Kinh. Populasi mereka terkonsentrasi pada delta-delta endapan dan
dataran rendah di tepi pantai. Kelompok sosial yang homogen, orang Kinh mempengaruhi
kehidupan nasional melalui kontrol mereka dalam urusan-urusan politik dan ekonomi dan
peran mereka sebagai purveyor (orang yang menyediakan) kebudayaan yang dominan.
Kontrasnya, kebanyakan etnis minoritas seperti orang Muong, etnis yang paling dekat
hubungannya dengan orang Kinh, kebanyakan ditemukan di dataran tinggi yang meliputi dua
pertiga luas keseluruhan negera. Orang Hoa (etnis Tionghoa) dan Khmer Krom kebanyakan
tinggal di dataran rendah.
Bahasa
Menurut angka resmi, 86.2% populasi berbahasa Vietnam sebagai bahasa ibu. Pada sejarah
awal, Orang Vietnam menulis dengan karakter Tionghoa. Pada abad ke 13, orang Vietnam
mengembangkan karakter mereka sendiri yaitu Chu Nom. Epik yang selalu dirayakan Doan
Truong Tan Thanh (Truyen Kieu atau The Tale of Kieu) oleh Nguyen Du ditulis dalam Chu
Nom. Pada periode koloni Perancis, Quoc Ngu, romanisasi alfabet Vietnam berdasarkan
bahasa Vietnam lisan dikembangkan secara bersama oleh beberapa misionaris Portugis,
menjadi populer dan membawa kemampuan baca tulis kepada masyarakat luas. Beberapa
bahasa lain digunakan dalam percakapan oleh beberapa grup-grup minoritas di Vietnam.
Bahasa-bahasa tersebut adalah Tay, Muong (Hmong), Khmer, Tionghoa, Nung, Lolo, Man,
Meo, Banahr, Rhade, Sedang, Ede, Thai. Meskipun pada kenyataannya kata-kata dalam
Bahasa Vietnam mempunyai suku kata tunggal dan aksen tersendiri seperti dalam bahasa
Tionghoa, banyak dari kata-katanya memiliki keserupaan bunyi dengan bahasa Melayu.
Misalnya matahari (mặt trời), mata (mắt), tangan (tay), sungai (sông), kayu (cây dibaca kay),
susu (sữa), buang (buông, quăng), ini (này), itu (đó), sudah (đã), sedang (đang) dan lain-lain.
Bahasa Perancis, peninggalan masa kolonial, masih digunakan oleh orang-orang tua Vietnam
sebagai bahasa kedua tetapi telah hilang kepopulerannya. Bahasa Rusia - bahkan yang kurang
penting seperti Bahasa Ceko dan Polandia - sering dikenal di antara mereka yang keluarganya
terikat dengan blok Soviet. Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Mandarin, Jepang, dan
Inggris telah menjadi bahasa-bahasa asing paling populer, dengan bahasa Inggris menjadi
sebagai pelajaran wajib di kebanyakan sekolah. Bahasa Indonesia juga diumumkan sebagai
bahasa kedua secara resmi pada Desember 2007.
Pendidikan
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru
disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai Komunis
disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya
organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut
dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland
Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara tetap secara resmi berjanji
kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar
sejak tahun 1990-an. Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah
panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan
Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri Vietnam adalah kepala
pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26
menteri-menteri dan perwira-perwira.
Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of Vietnam) adalah badan pembuat undang-
undang pemerintah yang memegang hak legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis ini
memiliki posisi yang lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota
kabinet berasal dari Majelis Nasional. Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People's Court of
Vietnam) memiliki kewenangan hukum tertinggi di Vietnam, juga bertanggung jawab kepada
Majelis Nasional. Di bawah Mahkamah Agung Rakyat adalah Pengadilan Kotamadya
Propinsi dan Pengadilan Daerah Vietnam. Pengadilan Militer Vietnam juga cabang
adjudikatif yang kuat dengan kewenangan khusus dalam hal keamanan nasional. Semua
organ-organ pemerintah Vietnam secara besar dikontrol oleh Partai Komunis. Mayoritas
orang-orang yang ditunjuk pemerintah adalah anggota-anggota partai. Sekretaris Jendral
Partai Komunis mungkin adalah salah satu pemimpin politik terpenting di Vietnam,
mengontrol organisasi nasional partai dan perjanjian-perjanjian negara, juga mengatur
undang-undang.
Tentara Rakyat Vietnam (TRV) adalah tentara nasional Vietnam, yang diorganisasikan
mencontoh pada organisasi Tentara Pembebasan Rakyat. TRV lebih jauh lagi dibagi menjadi
Angkatan Darat Rakyat Vietnam (termasuk Pasukan Pendukung Strategis dan Pasukan
Pertahanan Perbatasan), Angkatan Laut Rakyat Vietnam, Angkatan Udara Rakyat Vietnam
serta Penjaga Pantai. Dalam sejarahnya, TRV secara aktif dilibatkan dalam pembangunan
Vietnam untuk mengembangkan ekonomi Vietnam. Ini dilakukan dalam upaya untuk
mengkoordinasikan pertahanan nasional dan ekonomi. TRV diterjunkan di bidang seperti
industri, pertanian, perhutanan, perikanan dan telekomunikasi. Saat ini, kekuatan TRV
mendekati 500.000 tentara. Pemerintah juga mengontrol pasukan cadangan sipil dan
kepolisian. Peran militer dalam sektor kehidupan rakyat pelan-pelan dikurangi sejak tahun
1980an.