You are on page 1of 28

Pengantar Ilmu Politik

Kuliah 8
Universitas Terbuka Korea

Badan Legislatif dan Pemilihan Umum

Oleh:
Ardhyana Rokhmah Pratiwi

17/04/2011
Badan Legislatif
“lembaga yang mempunyai kekuasaan
membuat undang-undang” (Budiardjo, 2011).

Anggota lembaga ini terdiri atas wakil-wakil


rakyat.
Konsep Perwakilan
Dewan
Kedaulatan Kebijakan
Perwakilan
Rakyat umum
Rakyat

Digagas oleh pemikir Dalam suatu negara


Prancis Jean Jacques demokratis, DPR
Rousseau (1712-1778). mewakili mayoritas
Rousseau mencita-citakan rakyat dan pemerintah
suatu bentuk demokrasi bertanggung jawab
langsung. Lembaga padanya.
parlemen tertua adalah
Parlemen Inggris.
Perwakilan
“Konsep bahwa seseorang atau suatu kelompok
mempunyai kemampuan atau kewajiban untuk
bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok
yang lebih besar” (Budiardjo, 2011).
• Perwakilan politik (political representation),
perwakilan yang didasarkan pada sistem
kepartaian. Anggota DPR dipilih dalam pemilu
melalui parpol.
• Perwakilan fungsional (functional or occupational
representation), perwakilan yang didasarkan
pada golongan fungsional.
Negara-negara penganut perwakilan
politik:
• Amerika serikat (Partai Demokrat dan Partai
Republik)
• Inggris (Partai Buruh dan Partai Konservatif)
• Indonesia (multi-partai)
• Korea Selatan
• dll
Sistem satu majelis Sistem dua majelis
(unikameralisme) (bikameralisme)
• Biasanya dipakai oleh • Biasanya dipakai oleh
negara-negara komunis negara dengan sistem
atau negara yang federal (AS dan RIS).
homogen, misalnya Cina, • Tujuan:
Vatikan City, mengimbangi/membatasi
• Kelemahannya adalah kekuasaan dari satu
kurangnya penentangan majelis atas majelis yang
terhadap keputusan lain.
mayoritas. • Terdiri dari majelis rendah
(Lower House) dan
majelis tinggi (Upper
House).
Majelis Tinggi Majelis Rendah
• Ditentukan atas dasar turun-temurun • keanggotaannya dipilih melalui pemlu.
atau penunjukan berdasarkan jsanya • wewenangnya biasanya lebih besar
pada masyarakat atau partai yang dibanding majelis tinggi, kecuali di AS.
sedang berkuasa, atau bisa juga dipilih. Misalnya dapat menjatuhkan presiden
• Masa jabatannya biasanya lebih lama (di negara bersistem parlementer).
dibandingkan anggota majelis rendah. • masa jabatannya lebih singkat
dibanding majelis tinggi.
Peta Sistem Majelis
Fungsi Legislatif
• Menentukan kebijakan dan membuat undang-
undang. Rancangan UU bisa datang dari badan
eksekutif atau atas inisiatif sendiri. Badan
legislatif dapat membentuk panitia-panitia
atau komisi-komisi dalam membahas
rancangan UU. Selain itu punya wewenang
mengubahn atau menentukan anggaran
belanja program pemerintahan (US congress
sering mengurangi bantuan ekonomi ke
negara-negara berkembang).
• Mengontrol badan eksekutif seabgai pelaksana
pemerintahan. Mengoreksi kegiatan lembaga
kenegaraan lainnya.
- Hak bertanya: hak anggota badan legislatif untuk
mengajukan pertanyaan mengenai suatu hal (baik
secara lisan maupun tertulis).
- Hak interpelasi: hak untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebiajakan di suatu bidang, jika
jawaban pemerintah tidak memuaskan bisa diakhiri
dengan melempar mosi tidak percaya.
- Hak angket: hak untuk mengadakan penyelidikan
sendiri.
- Hak mosi: apabila badan memberikan mosi tidak
percaya maka kabinet haru mengundurkan diri. Di
Indonesia hak ini ditiadakan sejak tahun 1959.
US Congress
• Article I, Section 8
• Budget (fund-cutting, foreign-diplomacy
spending)
• Komite-komite (standing committees, ad hoc).
Wewenang presiden dan Congress
Presiden Kongres
Commander-in-chief Deklarasi perang; budget militer
Executive Privilege Hearings
-documents of executive agreement
(antar-eksekutif/kepala negara). Tidak
perlu persetujuan kongres.
Menerima duta dan utusan negara lain.
Mana yang mau diterima, mana yang
ditolak.
-Treaties/perjanjian Advise & Consent
-Executive privilege ----
---- Amandemen
Badan Legislatif di Indonesia

1945-49
Komite Nasional
Indonesia Pusat
(KNIP)
sebelumnya ada 1959-66
Volksraad yang Badan Legislatif
hanya menjadi 1950-56 pada masa
alat pemerintah DPRS (DPR Demokrasi 1997-sekarang
kolonial. Sementara) Terpimpin DPR masa Reformasi

1949-10 1956-59 1966-97


Badan Legislatif DPR (hasil DPR masa
Indonesia pemilu 1955) Demokrasi
Serikat Pancasila
KNIP
1945-49
• KNIP merupakan Badan Pembantu Presiden,
yang keanggotaannya terdiri dari pemuka-
pemuka masyarakat dari berbagai golongan
dan daerah-daerah termasuk mantan Anggota
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan
Badan Pekerja;
• Jumlah anggota pertama 103 orang dan pada
sidang terakhir 536 orang;
• Cikal bakal DPR.
Badan Legislatif RIS 1949-10
• Terdiri dari dua majelis, Senat (32 orang) dan
DPR(146).
• Punya hak budget, hak inisiatif, hak bertanya,
hak interpelasi, dan hak angket.
DPRS 1950-56
• Terdiri atas anggota bekas senat RIS, anggota
bekas DPR, anggota Badan Pekerja KNI,
anggota DPA.
• Memiliki semua hak yang disebutkan
sebelumnya.
DPR (hasil pemilu 1955)
1956-59
• Beranggotakan 272 orang, terdiri atas 18 fraksi
dan 2 orang wakil tidak berfraksi.
• Wewenangnya sama dengan DPRS.
Badan Legislatif Orde Lama
1959-66
• Kembali ke UUD 1945 – badan legislatif tidak bisa
mejatuhkan presiden.
• Anggota DPR secara otomatis menjadi anggota MPR
(lembaga tertinggi negara).
• Jumlah anggota 263 orang (DPR Peralihan). Haknya
sesuai dengan yang tercantum dalam UUD 1945.
• DPR-GR (1960) tidak mempunyai hak interpelasi, hak
bertanya, dsb.
• DPR-GR beranggotakan 283 orang (130 orang partai
dan 152 golongan karya).
• Pimpinan DPR-GR diberi status menteri.
DPR Orde Baru
1966-97
• DPR-GR Orba beranggorakan 242 orang (102 anggota dari parpol
dan 140 orang dari golkar termasuk ABRI).
• Cara pengambilan keputusan dengan sistem musyawarah mufakat
baru kemudian voting.
• Tahun 1969 melalui UU ditentukan susunan dan kedudukan anggota
MPR (DPR dan DPRD sejumlah 460 orang), di mana 100 anggota
diangkat dan 360 orang dipilih.
• DPR dibagi ke dalam 2 penggolongan: 1) didasarkan pada parpol
yang ada (empat fraksi: ABRI, Karya Pembangunan, Persatuan
Pembangunan, Demokrasi Pembangunan). 2) DPR dibagi ke dalam
sebelas komisi, berdasarkan kebutuhan yang ada dalam masyarakat.
• Lebih merupakan lembaga pembentuk legitimasi eksekutif daripada
penyalur aspirasi rakyat.
• Masalah pengambilan keputusan lewat musyawarah untuk
mencapai mufakat.
DPR Reformasi (1997-sekarang)
DPR hasil pemilu 1997 DPR hasil pemilu 1999

Keanggotaan -500 orang (425 orang sebagian -Pemilu 1999 digunakan untuk memilih
besar mewakili Golkar dan 75 anggota DPR, DPRD Provinsi (dulu DPRD I),
melalui jalur ABRI). dan DPRD Kota/Kabupaten (DPRD II).
- 500 orang lainnya ditunjuk oleh - Anggota berjumlah 500 orang (462 orang
presiden untuk membentuk dipilih, 38 orang diangkat dari unsur TNI dan
MPR. Polri). MPR bejumlah 700 orang (500 orang
anggota DPR, 66 orang utusan golongan
(ditentukan oleh KPU), 130 orang utusan
daerah (ditentukan suara mayoritas parpol),
4 orang utusan eks Timor-Timur).
Tanggung -Sama seperti DPR pada masa -Disyaratkan bersidang minimal sekali dalam
Jawab dan Orba. Anggota DPR yang hendak setahun (Sidang Tahunan MPR), sidang
Wewenang menggunakan haknya harus untuk memilih presiden dan wapres (Sidang
mengumpulkan jumlah minimal Umum MPR), sidang karena ada masalah
10 anggota dari dua fraksi. khusus yang sifatnya mendesak (Sidang
- Executive heavy. Istimewa MPR).
- Legislative heavy .
DPR hasil pemilu 2004 DPR hasil pemilu 2009

Keanggotaan - Anggota MPR terdiri atas 550 orang - Jumlah anggota DPR
anggota DPR dan 128 orang anggota DPD). menjadi 560 kursi
- Anggota DPR memiliki masa jabatan 5 karena peningkatan
tahun. jumlah penduduk di
-Penghapusan anggota urusan golongan wilayah Sumatera
dari keanggotaan MPR. Barat. Beserta 132
orang anggota DPD.
Tanggung Jawab - fungsi legislasi, anggaran, dan - Sama dengan DPR
dan Wewenang pengawasan. Pengawasan terhadap hasil pemilu 2004
eksekutif cukup dominan (Paket UU
Politik-ttg parpol, susunan dan kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD; UU ttg MK, UU
Sistem Pendidikan Nasional; UU Peyiaran;
UU Pemekaran Wilayah di Daerah; dll).
Tugas dan Wewenang MPR dan DPD

MPR DPD
-Mengubah dan menetapkan UUD •Mengajukan RUU (tentang otonomi
-Melantik presiden dan wapres daerah, hubungan pusat-daerah,
yang dipilih dalam pemilu dalam pembentukan dan pemekaran,
sidang paripurna penggabungan daerah, pengelolaan SDA,
-Memutuskan usul DPR dsb) kepada DPR
berdasarkan putusan MK untuk •Mengusulkan RUU sebagaimana dimaksud
memberhentikan presiden di atas kepada DPR dan DPR mengundang
dan/atau wapres dalam masa DPD untuk membahas sesuai tata tertib
jabatan setelah diberi kesempatan DPR
untuk menyampaikan penjelasan •Pembahasan RUU di ayat b dilakukan
dalam sidan paripurna. sebelum DPR membahas RUU yang
-Melantik wapres menjadi dimaksud pada ayat a dengan pemerintah.
presiden.
-Memilih wapres dari dua calon
yang diajukan presiden.
Tugas dan Wewenang DPR
Bidang legislasi Bidang Tugas dan Wewenang lainnya Hak-Hak
pengawasan
•membentuk UU Mengawasi •Memilih anggota BPK dengan -Hak interpelasi
•Membahas Perpu pelaksanaan: mempertimbangkan pertimbangan DPD -Hak angket
lalu memberi •UU •Membahas& menindaklanjuti hasil -Hak menyatakan
persetujuan atau •APBN pemeriksaan atas keuangan negara oleh pendapat
penolakan •Kebijakan BPK -Hak memanggil
•Menerima dan pemerintah •Memilih 3 orang calon anggota hakim seseorang/badan
membahas usulan •Membahasan konstitusi hukum untuk
RUU yang diajukan & •memberi pertimbangan pemberian meminta pejabat
oleh DPD menindaklanjut amnesti & abolisi negara, pejabat
•Memperhatikan i hasil •Memberi persetujuan: pemerintah, badan
perimbangan DPD pengawasan pengangkatan/pemberhentian anggota KY hukum, warga
atas RUU mengenai yang diajukan •calon hakim agung yang diusulakn KY masyarakat untuk
APBN DPD •Menyatakan perang, membuat memberi
•Memperhatikan perdamaian dan perjanjian dengan negara keterangan tetnang
pertimbangan DPD lain sesuatu hal yang
atas RUU yang •membuat perjanjian internasional lainnya perlu ditanganai
berkaitan dengan •Menyerap, menghimpun, menampung, demi kepentingan
pajak, pendidikan, menindaklanjuti aspirasi masyarakat bangsa dan negara.
agama. •Melaksanakan tugas dan wewenang
lainnya yang ditentukan UU
Fungsi Pemilihan Umum (Pemilu)
• Legitimas sistem politik dan pemeritahan
• Pelimpahan kepercaaan kepada seseorang/partai
• Rekruitisasi elit politik
• Representasi pendapat dan kepentingan pemilih
• Mobilisasi massa pemilih demi nilai-nilai masyarakat, tujuan dan
program politik, kepentingan parpol
• Pengontrolan kesadaran politik masyarakat
• Pengarahan konflik politik ke arah penyelesaian secara damai
• Integrasi pluralisme masyarakat
• Pembentukan suatu kekuatan politik bersama
• Menciptakan kekuatan oposisi yang mampu melakukan
pengawasan
• Membangun kesiagaan untuk perubahan kekuasaan.
Sistem Pemilu
Single-member constituency (Sistem Multi-member constituency (Sistem
Distrik) Proporsional)
-Didasarkan atas kesatuan geografis. -Suatu daerah pemilihan memilih wakil
Setiap kesatuan geografis yang biasanya sesuai dengan jumlah penduduknya.
disebut distrik mempunyai satu wakil di -Jumlah kursi yang diperoleh sesuai
DPR. dengan jumlah suara yang diperolehnya.
-Prosedurnya, negara dibagi ke dalam Setiap suara dihitung.
distrik-distrik. Jika salah satu calon dalam -Sering dikombikasikan dengan Sistem
suatu distrik memperoleh suara Daftar (List System).
terbanyak, suara-suara yang ditujukan
kepada calon-calon dianggap hilang.
-Biasanya dipakai di negara-negara
dengan sistem dwipartai seperti di AS,
Inggris, Malaysia, India.
Sistem Distrik
+ -

Hubungan pemilih-calon dekat Kurang memperhatikan


(pengaruh parpol kecil) partai kecil/minoritas

Mendorong integrasi parpol


Fragmentasi partai dapat Kurang representatif (suara
dibendung hilang)

Lebih mudah mencapai Wakil dapat lebih


mayoritas di parlemen – mementingkan kepentingan
stabilitas nasional distik

Lebih sederhana dan mudah Dianggap kurang efektif


diselenggarakan dalam masyarakat heterogen
Sistem Proporsional
+ -
Pemilu di Indonesia
• Pemilu tahun 1955
• Pemilu masa Orde Baru (1971-1997)
• Pemilu masa Reformasi (1999-2004)

You might also like