You are on page 1of 16

Tugas Hukum Perusahaan

Aspek Hukum Saham dalam Perseroan Terbatas menurut UU no 40


tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Dosen : Paripurna P. Sugarda


Nama : Aminah Ali Bin Yahya
Nim : 10/305593/PHK/06277

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010
SAHAM

1. Pengertian saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham.
Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham kepada pemiliknya sebagai
bukti investasi mereka dalam usaha. Satuan dasar dari modal saham adalah lembar
saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham untuk sejumlah lembar
saham yang diinginkan. Saham yang ada ditangan pemegang saham disebut saham
beredar. Total jumlah saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen
kepemilikan perseroan terbatas disebut modal saham.

Pengertian saham secara umum dan sederhana adalah “surat berharga yang dapat
dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan”.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).

Hak Pemegang Saham

1. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;


2. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
3. menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang PT

Satu Saham dimiliki lebih dari 1 orang?

 Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi.
 Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) orang, hak yang timbul dari
saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk 1 (satu) orang sebagai wakil
bersama.

 Klasisifikasi Saham

 Anggaran dasar menetapkan 1 (satu) klasifikasi saham atau lebih.


 Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegangnya hak yang
sama.
 Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, anggaran dasar menetapkan
salah satu di antaranya sebagai saham biasa.

Klasifikasi saham yang dimaksud tersebut, antara lain:

a. saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;


b. saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris;
c. saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan
klasifikasi saham lain;
d. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen
lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen
secara kumulatif atau nonkumulatif;
e. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih
dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan
Perseroan dalam likuidasi.

Pecahan Nominal Saham

 Anggaran dasar dapat menentukan pecahan nilai nominal saham.


 Pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan hak suara perseorangan,
kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri atau bersama pemegang
pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama memiliki nilai
nominal sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut.

Pemindahan Hak atas Saham


 Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak.
 Akta pemindahan hak atas saham atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada
Perseroan.
 Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak
tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan
perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar
Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan
pemindahan hak.
 Dalam hal pemberitahuan belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan
atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang
saham yang belum diberitahukan tersebut.
 Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di
pasar modal

Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas
saham, yaitu:

a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan


klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan;
dan/atau
c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Persyaratan tersebut di atas tidak berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham
disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali keharusan mendapatkan instansi
berwenang berkenaan dengan kewarisan.
 dal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
 Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham penjual menawarkan
terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang
saham lain, dan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
penawaran dilakukan ternyata pemegang saham tersebut tidak membeli, pemegang
saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga.
 Setiap pemegang saham penjual yang diharuskan menawarkan sahamnya berhak
menarik kembali penawaran tersebut, setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
 Kewajiban menawarkan kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang
saham lain hanya berlaku 1 (satu) kali

Gadai & Fidusia Saham

 Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak kepada pemiliknya.


 Saham dapat diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan
lain dalam anggaran dasar.
 Gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang telah didaftarkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dicatat dalam daftar pemegang saham
dan daftar khusus.
 Hak suara atas saham yang diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia tetap berada
pada pemegang saham.

Perlindungan Pemegang Saham

 Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke


pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil
dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan
Komisaris.
 Gugatan pemegang saham diajukan ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan.

Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli
dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan
Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:

a. perubahan anggaran dasar;


b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih
dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.
 Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan pembelian kembali
saham oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b UUPT,
Perseroan wajib mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh pihak ketiga.

Larangan Kompensasi

 Pemegang Saham (PS) dan Kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap
perseroan tidak dapat menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban
penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya, kecuali disetujui oleh RUPS (Ps 35
ayat (1).
 Hak tagih thd Perseroan yang dapat dikompensasi sebagai setoran saham adalah hak
tagih terhadap Perseroan yg timbul karena (Psl 35 ayat (2):

a. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau tidak
berwujud yang dapat dinilai dengan uang;
b. Pihak yang menjadi penanggung/penjamin utang telah membayar lunas utang
perseroan sebesar yang ditanggung/dijamin; atau
c. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan
Perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai
dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima
perseroan.

Larangan Saham untuk Dimiliki Sendiri

Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki
Perseroan lain, yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh
Perseroan (cross holding).

Larangan tersebut tidak berlaku terhadap kepemilikan saham yang diperoleh


berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat. Namun dalam jangka
waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan harus dialihkan kepada pihak lain yang tidak
dilarang memiliki saham dalam perseroan. (Ps. 36 UUPT 40/2007).

Perlindungan modal dan kekayaan (Pembatasan Pembelian Saham Kembali)

 Perseroan dapat membeli kembali saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan:
 Pembelian kembali saham tersebut tdk menyebabkan kekayaan bersih perseroan
menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yg
telah disisihkan; dan
 Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh perseroan dan gadai
saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang perseroan sendiri dan/atau
perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh
Perseroan, tidak melebihi 10% dr jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan.
(Ps 37 ayat (1) UUPT 40/2007).

Konsekuensi Hukum Pelanggaran Pembelian Saham Kembali

 Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
bertentangan dengan Psl 37 ayat (1) batal karena hukum dan pembayaran yang telah
diterima oleh pemegang saham harus dikembalikan kepada perseroan, dan perseroan
wajib mengembalikan saham yang telah dibeli tersebut kepada Pemegang Saham.
 Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas semua kerugian yang diderita
Pemegang Saham yang beritikad baik akibat batal karena hukum tersebut (Ps. 37 ayat
(3) UUPT 40/2007).
 Saham yg dibeli kembali Perseroan hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3
tahun (Ps 37 ayat (4).
 Pembelian kembali saham atau pengalihannya lebih lanjut hanya boleh dilakukan
berdasarkan persetujuan RUPS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang -
undangan dibidang Pasar Modal (Ps 38 ayat (1) UUPT).
 Saham yang dikuasai Perseroan karena pembelian kembali, peralihan karena hukum,
hibah atau hibah wasiat tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS
dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum yang harus dicapai sesuai
dengan ketentuan UUPT dan/atau anggaran dasar (Ps 40 ayat (1) UUPT).
 Saham yang dikuasai Perseroan tidak berhak mendapat deviden (ps 40 ayat (2)
UUPT).

Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham (Ps 3 UUPT 40/2007)

 Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan
yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
 Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:

 persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;


 pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
 pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Perseroan; atau
 pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang
mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang
Perseroan.

2.      Bursa Saham


Bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan sahamnya
untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO).

Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham
tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang
lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat
penampungan untuk perdagangan ini.

3.      Menentukan Harga Saham

Harga saham setiap perusahaan tidaklah sama, harganya akan berbeda-beda.


Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat
perusahaan.

Misalnya ada sebuah perusahaan yang menghasilkan profit sebesar 10 juta


setiap tahunnya. Harga berapa kira-kira yang mungkin cocok untuk menjual perusahaan
itu? Katakanlah ditawarkan dengan harga 100 juta. Apakah ada yang akan mau
membelinya?

Pembeli potensial akan menilai situasi ini dengan pertanyaan “Berapa profit yang
akan saya peroleh jika saya menginvestasikannya ke tempat lain?”. Jika ada wahana
lain yang dapat menghasilkan lebih besar maka ia tidak akan membeli perusahaan
tersebut. Mungkin perusahaan itu harus mengurangi harganya.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan


keuntungan. Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan 10 juta tahun ini, tapi
tahun depan berpeluang mendapatkan 20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan
potensi pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga 150
juta.

Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang
sangat pesat walaupun sekarang mereka tidak lagi banyak menghasilkan keuntungan.

4. Apa yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham?

Faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga saham dapat dibagi menjadi faktor
makro dan mikro.

Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.


Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain
sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan
hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.

Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada


perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah,
produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja
keuntungan perusahaan tersebut secara individual.

Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya
perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak
orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak
yang menjual sahamnya sehingga harganya juga akan menurun. Tentu saja, hal yang
sebaliknya juga dapat terjadi.

 
5.      Bagaimana Mengenai Dividen dalam Saham?

Selain kenaikan harga ataupun penambahan modal, dividen merupakan salah cara
untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang juga membayarkan
dividen tahunan. Ini adalah pembayaran tunai yang mencerminkan bagian dari profit
perusahaan tersebut. Tetapi tentu saja sepenuhnya merupakan kebijaksanaan dari
perusahaan tersebut untuk memberikan dividen atau tidak. Mereka tidak wajib
melakukannya. Tetapi pada umumnya, mereka tetap akan memberikan sebagian dari
profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya.
Tipe Saham

Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock).
a.       Saham biasa (common stock).

Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian
pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita perusahaan.
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar
modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini
berupa dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini
tidak memiliki jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila
perusahaan mendapatkan keuntungan, maka pemegang saham akan
mendapatkan dividen sebesar alokasi yang ditetapkan oleh RUPS. Namun,
apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis
ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah
semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen dibayar
sebesar nilai par sekuritas mereka.

Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa


mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya.
Katakanlah, jika anda membeli sebuah saham pada harga Rp 500 dan
menjualnya saat harga mencapai Rp 600, maka anda akan memperoleh
keuntungan sebesar Rp 100 dikalikan dengan jumlah saham yang anda jual.
Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika harga saham
mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut capital
loss.
Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan
paling rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak
adanya maturity date atau tanggal jatuh tempo.
 
b.      Saham preferen (preferred stock).

Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat
dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham
biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen
akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen
preferen agar tidak lengser.

Saham jenis ini memiliki sifat hybrid yang artinya selain memiliki
karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya obligasi. Jika anda
memiliki saham jenis ini, anda akan mendapatkan pembayaran secara teratur
sebesar harga pari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun (sifat obligasi).
Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda belum
menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen
tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak
akan menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang
berjenis participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional
mengikuti peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki
hak suara untuk memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak
dibayarkan selama setahun atau lebih.
Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat
perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar
harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan.
Oleh karena banyak sifat saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka
beberapa pihak menggolongkannya ke dalam fixed income.
Keuntungan dan Resiko Saham

 Keuntungan
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham:

 Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga
jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen saham tersebut.

 Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian
menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. 
 
Resiko Saham
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
 Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli
dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga
saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
 
 Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Teknik Analisa Saham
 

Dalam melakukan suatu investasi, seorang investor sering dihadapkan pada pertanyaan
mendasar, seperti apakah harga saham dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari
perusahaan? Jika tidak, berapa nilai sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic
value) merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk
mempertimbangkan apakah saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced),
atau dinilai terlalu tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price)
adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

        Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsiksuatu
saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk mengetahui
tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang digunakan dalam
menganalisis saham suatu perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Teknikal

    Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk menentukan
kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan
menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang
digunakan adalah moving average, volume perdagangan, dan short-interest ratio. Sedangkan
analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and
shoulders, dan sebagainya.Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan
volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.

2. Analisis Fundamental

    Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.
Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan
data fundamental yaitu Laporan Keuangan Perusahaan, seperti laba, dividen, penjualan,
struktur modal, resiko dan sebagainya. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik dengan
harga pasarnya untuk menentukan apakah harga saham pasar sudah mencerminkan nilai
intrinsiknya atau belum.
DASAR HUKUM
 Secara khusus Saham Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak tanggal 16
Agustus 2007. Sebelum UUPT 2007, berlaku UUPT No. 1 Th 1995 yg diberlakukan
sejak 7 Maret 1996 (satu tahun setelah diundangkan) s.d. 15 Agt 2007, UUPT th 1995
tsb sebagai pengganti ketentuan ttg perseroan terbatas yang diatur dalam KUHD Pasal
36 sampai dengan Pasal 56, dan segala perubahannya
(terakhir dengan UU No. 4 Tahun 1971 yang mengubah sistem hak suara para
pemegang saham yang diatur dalam Pasal 54 KUHD dan Ordonansi Perseroan
Indonesia atas saham -Ordonantie op de Indonesische Maatschappij op Aandeelen
(IMA)- diundangkan dalam Staatsblad 1939 No. 569 jo 717.

You might also like