You are on page 1of 15

Jatuh ditempat makan kuda.

Sebagai anak laki-laki jadul pasti senang main layang-layang atau layangan. Bahkan layangan
tidak saja dimainkan oleh anak-anak tapi juga oleh orang tua. Kalau lagi musim main layangan
tiap hari mulai siang sampai hampir maghrib banyak sekali orang mengadu layangan. Nah cerita
ini terjadi saat aku masih sekolah TK. Hari itu hari Minggu jadi tidak kesekolah. Masih pagi
sekitar jam 8.00 aku sudah mengambil layangan dan coba menaikkan layangan. Pagi itu udara
masih tenang belum ada angin bertiup. Tapi namanya anak kecil tidak mikir ada angin apa tidak.
Yang penting main layangan. Disuruh makanpun bilang nanti saja.

Waktu itu aku ikut pamannya ibu saya, rumahnya merangkap sebagai warung kelontong.
Rumahnya dipinggir jalan dipertigaan jalan. Kendaraan yang dominan saat itu adalah delman.
Ditempatku delman disebut dokar. Di jalan sekitar warung itu merupakan tempat dokar
mangkal / parkir menunggu penumpang. Biasanya jika sudah “narik” saat mangkal kuda diberi
minum dan makan. Makanan kuda adalah rumput yang sudah dipotong kecil-kecil (dicacah)
dicampur dedak dan diberi air. Makanan kuda tersebut ditaruh didalam ember (didaerahku
disebut komboran)

Aku main didepan rumah dan sekitarnya. Karena belum lihai dan tidak ada angin maka layangan
pun tidak naik-naik. Namun begitu aku terus saja mencoba. Kalau kurang angin, main layangan
biasanya menaikkannya sambil mundur-mundur. Demikian juga aku terus mencoba dengan
manarik-narik benang layangan dan sambil mundur.
Kalau sudah begitu tidak lagi memperhatikan sekitar, yang dilihat adalah layangan (yang nggak
naik-naik). Saat mundur terus itu tiba-tiba .... gubrak ....aku tersandung benda yang ada
dibelakangku. Benda itu tak lain ember tempat makanan kuda. Akupun jatuh terduduk di ember
tempat makan kuda alias komboran itu. Sakitnya tidak seberapa tapi saat aku terduduk diember
itu kepala kuda berada diatas kepalaku dengan giginya yang gede-gede. Aku takut kalau digigit,
maka aku menangis keras-keras. Kemudian ditolong oleh pak Kusir dan dibawa masuk kerumah.
Celana belepotan dedak dan rumput. Untungnya (orang Jawa selalu dapat untung) kuda tadi tidak
kaget. Kalau kaget dan terus lari bisa-bisa aku tertabrak / terlindas dokarnya. Sejak itu aku tidak
boleh lagi main layangan dijalanan.
(tsubiyoto)
Imamnya hilang
Ini adalah cerita dari temanku yang dulu ketika masih kecil tinggal di Banyuwangi. Di kampung
tempat tinggalnya dulu itu masih banyak tanaman-tanaman besar sehingga kalau malam gelap
sekali terutama kalau tidak ada bulan. Apalagi waktu itu listrik belum masuk desa. Temanku
biasa sholat di langgar (surau, mushola) terutama waktu subuh dan maghrib. Menurut temanku
langgar itu sudah lama berdiri, sebelum dia lahir sudah ada. Bangunanya sangat sederhana
dindingnya dari anyaman bambu (gedek). Disana sini dindingnya sudah pada berlobang. Bahkan
didepan tempat imam dinding bawahnya sudang bolong cukup besar karena sering kena air hujan
dan umurnja yang sudah puluhan tahun. Alat penerangannya berupa sentir. Waktu itu sentir
biasanya dibuat dari botol (pendek) umumnya bekas tempat tinta diisi minyak tanah dan diberi
sumbu dari potongan kain. Tentang keadaan seperti itu aku dapat membayangkan karena
keadaan kampungku juga kurang lebih seperti itu waktu aku masih sekolah SR.

Suatu saat menjelang subuh dia berangkat ke langgar. Sebenarnya dia males banget berangkat
sebab semalam hujan turun sehingga hawanya dingin sekali. Diluar bintangpun tidak terlihat
karena mendung masih meyelimuti pagi itu sehingga keadaan masih gelap. Angin bertiup agak
kencang menambah dingin. Sampai di langgar jemaah pun tidak banyak seperti biasanya.

Tidak lama menunggu sholatpun dimulai. Angin bertiup makin keras. Karena jendela langgar
dibuka maka anginpun masuk kedalam. Nyala sentir bergoyang goyang tertiup angin. Saat sujud
terakhir tiba-tiba lampu sentir mati, tertiup angin yang semakin kencang. Gelap sekali sampai
orang sholat di baris depannya saja tidak terlihat. Setelah membaca tahiyat akhir beberapa lama
tidak terdengar imam mengucapkan “asalamu'alaikum”. Ditunggu-tunggu masih belum juga
terdengar “assalamu'alaikum” juga. Akhirnya orang yang sholat persis dibelakang imam
menggapai tangannya kedepan, ternyata sang imam sudah tidak ada ditempat. Kemudian dia
berkata agak keras :
“Wah imamnya sudah nggak ada !!!”.
Yang lain ada yang ketawa, ada yang mengomel suasana menjadi riuh ditengah kegelapan.
Seorang lalu menyalakan sentir, dan minta sholat diulang lagi dengan imam pengganti.

Rupanya begitu sentir padam maka pak imam yang orangnya suka bercanda timbul ide untuk
iseng. Dia baca “asalamu'alaikum” pelan sekali hanya terdengar untuk dirinya saja. Yang lain
tidak mendengar karena suara pohon-pohon yang terkena angin. Begitu selesai mengucap
“assalamu'alaikum” dengan perlahan-lahan dia keluar melalui lubang (mbrobos) dinding yang
ada didepan tempat imam. Selesai sholat “ulangan” para jamaahpun pulang kerumah masing-
masing. Beberapa diantaranya pulangnya lewat depan rumah pak imam. Ketika sampai depan
rumahnya ternyata dia sedang duduk diteras sambil makan ketan dan senyum-senyum.
“Assalamu'alaikum pak” ucap beberapa orang.
“Wa alaikumsalam “ jawabya sambil terus senyum penuh dengan kepuasan dan mengunyah
ketan. Dasar tukang iseng.
(tsubiyoto)

Nemu duitnya sendiri


Peristiwa ini terjadi tahun 1981. Waktu itu ada acara selamatan di rumah mertua. Acaranya
diadakan setelah bakda isya. Istriku dan anakku yang masih kecil (waktu itu baru punya anak
satu) sejak pagi sudah ada disitu. Aku karena kerja dulu jadi kerumah mertua setelah pulang dari
kantor. Kebetulan rute dari rumah ke kantor melewati depan rumah mertua. Acaranya hanya
membaca doa bersama kemudian dilanjutkan dengan makan-makan. Selesai acara ibu mertua
minta supaya nginep saja karena masih kangen sama cucunya. Karena harus nunggu rumah aku
terpaksa pulang sendiri.
Dirumah nyetel tv acaranya nggak menarik. Waktu itu chanel tv cuma satu yaitu TVRI, jadi
karena acara nggak suka terpaksa di matikan. Iseng karena belum mengantuk, aku buka-buka
laci meja yang berada di kamar tidur sebelah yang tidak ditempati. Aku mengeluarkan kertas-
kertas yang ada di laci, kemudian menemukan sebuah dompet yang masih baru. Dompet siapa ini
pikirku. Perasaan aku tidak pernah beli dompet dalam beberapa bulan belakangan ini. Aku coba
mengingat ingat. Dari bentuk dan warnanya sepertinya memang akau pernah beli dompet seperti
itu. Tapi kapan dan dimana aku beli?. Belum juga bisa menebak lalu aku buka dalamnya. Betapa
kagetnya aku, didalam dompet terdapat banyak uang kertas baru pecahan Rp.500,-. Aku tambah
terheran-heran. Asal dompet belum tahu sekarang ditambah soal uang. Aku hitung uangnya
berjumlah 30 lembar baru semua. Jadi nominalnya Rp.15.000,- . Kebetulan waktu itu istilahnya
lagi tanggal tua, aku lagi “bokek”. Uang didompet yang ada dicelanaku hanya cukup untuk beli
bensin motor dan makan siang sampai tanggal gajian. Aku girang bukan main lagi bokek nemu
uang Rp.15.000,- perasaan seperti menang lotre. Aku berpikir , dari mana uang itu?

Aku kemudian tidur-tiduran sambil mengingat ingat akan dompet dan uang tersebut. Lama-lama
mulai terkuak rahasia dompet itu. Dari bentuk, warna serta modelnya aku mulai ingat. Dompet
tersebut aku beli waktu bertugas ke Banjarmasin. Itu terjadi tahun 1976 ketika aku masih
bujangan. Dompet itu tidak langsung aku pakai karena dompet yang aku pakai saat itu masih
bagus. Jadi dompet baru itu aku simpan saja. Aku masukkan dalam koper tempat pakaianku.
Sekarang sudah jelas asal muasal dompet tersebut. Namun kenapa ada uang didalam dompet, aku
masih belum bisa mengingat. Tapi sudahlah yang penting aku punya uang cukup banyak
Rp.15.000,- . Banyak untuk ukuran orang yang nggak pernah punya uang banyak.

Kembali aku buka dompet tadi, namun aku agak terkejut. Setelah aku perhatikan gambarnya
ternyata uang itu adalah uang yang sudah “tidak berlaku”. Uang tersebut sudah ditarik dari
peredaran. Betapa lemes dan kecewanya aku. Sedang bokek dapat uang banyak tapi kok sudah
nggak laku, sama aja boong kalau istilah sekarang. Aku akhirnya kembali benar-benar bokek.
Aku tidur-tiduran lagi (mau tidur beneran juga nggak bisa) sambil memikirkan nasib beruntung
tapi sial. Aku mengingat ingat lagi sambil mikir-mikir.

Lama-lama ada “sinar terang” dalam masalah uang ini. Aku ingat akan peraturan dari Bank
Indonesia tentang penarikan uang itu secara bertahap. Aku baca peraturan itu waktu saya
bertugas ke Banjarmasin itu. Aku ke Banjarmasin memang ditugaskan ke Bank Indonesia untuk
merobah program “Rekening Koran” mesin pembukuan disitu. Dalam peraturan tersebut
dijelaskan bahwa jika uang ditarik dari peredaran ada tahapannya, tapi persisnya aku tidak ingat.
Yang jelas bila uang ditarik dari peredaran maka selama sekian bulan masih bisa ditukar di
semua bank. Setelah itu hanya bisa ditukarkan di bank pemerintah selama periode tertentu.
Terakhir uang tersebut masih bisa ditukar tetapi hanya di Bank Indonesia dan waktunya cukup
lama yakni tahunan. Kembali timbul rasa senangku. Beberapa saat kemudian aku tertidur.Ini
lanjutan dari judul “Nemu duitnya sendiri (1)”. Pagi-pagi bangun terasa sepi nggak ada suara
anak kecil. Biasanya sudah terdengar ocehannya si kecil. Aku masih mikir kejadian semalam
terutama soal asal muasal uang, kok bisa ada uang Rp.15.000,- didompet yang belum pernah
dipakai. Sedang soal agar uang itu bisa dimanfaatkan karena sudah ditarik sari peredaran, sudah
ada jalan keluarnya. Tinggal kapan ke Bank Indonesia untuk menukarkan menjadi uang yang
berlaku. Jam 7.15 aku berangkat kekantor dengan pertanyaan yang belum terjawab. Aku bawa
beberapa lembar untuk bahan cerita di kantor.

Sampai di Kantor aku ceritakan kejadian semalam. Teman-teman pada heran kok bisa
menyimpan uang sampai lupa. Aku tanya pada teman teman mengenai peraturan Bank Indonesia
tentang penarikan uang , namun mereka mengatakan belum pernah mendengar atau
membacanya. Ada salah seorang teman senior bilang :
“Sini aku tukar 1 lembar buat kenang kenangan” katanya.
Aku berikan kepadanya dan ditukarnya dengan lembaran lima ratusan yang berlaku saat itu.
Salah seorang yang lain mengatakan :
“Besok aku mau ke Bank Indonesia mau ketemu seseorang. Kalau kamu mau besok ikut aku.
Bawa uangnya kita coba tukarkan disana”.
“Baik pak besok saya bawa”.

Besoknya aku bawa semua uangnya. Kira-kira jam 11.00 temanku mengajak berangkat ke Bank
Indonesia di jalan Thamrin dengan mengendarai sepeda motor. Temanku pakai kaca mata hitam,
gagah juga kelihatannya. Aku berpikir kalau nanti uangnya bisa ditukar, aku akan beli kaca mata
untuk dipakai kalau naik motor. Aku tanya padanya :
“Pak beli kaca mata itu berapa pak?”
“Lima ratus”
“yang bener, masak kaca mata kaya gitu lima ratus”
“Ya kalu nggak percaya ya sudah. Aku paling senang kalau ada orang bilang barang yang
kupakai mahal”.
“Kalau gitu tolong dong sekalian anterin ke Tanah Abang beli kaca mata sekalian makan”.
Tidak lama perjalanan dari kantor ke B.I. Kantorku di jalan Merdeka Utara dekat istana jadi
hanya melewati jalan Merdeka Barat sudah sampai.

Sampai di B.I., Temanku menemui dulu kenalannya. Setelah selesai keperluan dia, kemudian
kami menuju ke lantai II tempat penukaran uang. Disini bank-bank biasa mengambil uang untuk
keperluan transaksi hariannya. Aku lihat disitu uang sepertinya dianggap barang saja.
Membawanya dari gudang uang (ruang kazanah) memakai kereta dorong seperti yang biasa
dipakai untuk membawa barang dagangan. Ternyata tidak ada hambatan sedikitpun menukar
uang yang sudah lama ditarik dari peredaran. Legalah perasaanku. Dari B.I. kemudian ke Tanah
Abang mampir dulu di warung makan Padang baru cari kaca mata. Setelah tawar menawar
jadilah aku beli kaca mata dengan harga Rp.750,-. untuk dipakai kalau naik motor.

Kaca mata yang aku beli ini juga punya cerita sendiri. Besoknya aku naik motor kekantor dengan
memakai kaca mata baru. Sampai depan kantor ada teman wanita dari bagian lain yang baru saja
menyeberang jalan depan kantor. Dia masuk pintu depan dan aku menuju ke belakang memarkir
motor dulu. Tidak lama aku masuk ruangan kerja, datanglah teman tadi dan bertanya :
"Guh kaca mata kamu baru ya, lhat dong"
"Beli dimana ini?".
"Di optik Tanah Abang", jawabku. Padahal di gelaran kaki lima.
"Mahal ini ya, Berapa sih harganya?".
"Coba kamu tebak kira-kira berapa". Kemudian diperhatikan lagi kaca mataku.
"Sepuluh ribu, lebih ya?".
"Ya sekitar segitu, tapi kamu bisa dapat 1 losin", Jawabku.
"Yang benar dong kalau ditanya"
"Ya benar, aku beli Rp.750,-. Kalau nggak percaya tanya sama pak Hamid. Kemarin dia yang
mengantar aku ke Tanah Abang".
"Masak sih, kok murah ya".
"Ya memang segitu. Tapi kalau kamu beliin pacarmu jangan bilang kalau harganya Rp.750,-".
"Ah bisa aja kamu".

Kembali ke ..... lap top. Berapa besar sih Rp.15.000,- uang yang aku temu itu kalau dinilai
sekarang? Sebagai gambaran waktu itu aku dan teman-teman kantor sering makan mie ayam
model gerobag di belakang Bank of America (sebelah kantorku) semangkok Rp.100,-. Jadi uang
tersebut bisa beli 150 mangkok mie ayam. Kalau tiap hari beli semangkok bisa untuk 5 bulan.
Kalau sekarang harga mie ayam sekitar Rp.7.000,- / mangkok, berarti 150 x Rp.7000,- =
Rp.1.050.000,-. Atau kalau dibandingkan dengan yang lain. Kalau makan siang sering juga aku
dan teman-teman makan soto betawi di Harmoni. Seporsi soto dengan nasi waktu itu harganya
Rp.150,-. Berarti uang Rp.15.000,- bisa beli 100 porsi. Kalau sekarang seporsi Rp.10.000,-
berarti 100 mangkok adalah Rp.1.000.000,-. Jadi pas kalau Rp.15.000,- dulu itu nilainya sekitar
1 juta sekarang. Nah kalau kita lagi bokek nemu satu juta rupiah kan senang sekali bukan?
Bahkan nggak lagi bokekpun senang banget. Makanya kalau nggak bisa ditukar alangkah
sedihnya aku.
Pulau Putri
Ini cerita tentang kejadian di Pulau Putri, tapi ini cerita dari temanku. Tahun 1983 aku pindah
kerja dari perusahaan yang mengageni komputer ke salah satu Lembaga Keuangan. Suatu saat
salah satu teman baru ku di kantor itu cerita bahwa baru minggu sebelumnya diadakan wisata
bersama seluruh karyawan ke Pulau Putri. Waktu itu seluruh karyawan jumlahnya memang
belum banyak baru sekitar 30 orang jadi untuk mengatur perjalanan dan akomodasi lebih mudah.

Berangkat dari Jakarta menggunakan kapal cepat (Sky Jet atau Jet Sky) yang waktu itu belum
lama beroperasi. Tentunya perjalanan dengan jenis tranportasi baru tersebut cukup
menyenangkan walaupun ada juga yang mabuk laut. Ceritanya karena naik jet sky maka
perjananan tidak terlalu lama sudah sampai di Pulau Putri. Setelah acara welcome drink dan
pengaturan dimana masing-masing tidur, sebagian besar peserta terutama yang muda-muda
langsung menju ke pantai. Ada yang berenang untuk yang bisa dan berani berenang di laut. Ada
yang yang beraninya sampai kedalaman sedada. Ada juga yang cuma main air di pinggir pantai
saja.

Diantara yang berani sampai kedalaman sedada ini ada karyawan wanita yang merupakan
“kembang” nya kantor. Masih muda, cantik ramah dan belum punya suami, sebut saja namanya
“Putri”. Tentunya banyak yang menemani Putri baik cowok maupun cewek. Putri ini memakai
bikini, coba sudah cantik pakai bikini apa nggak tambah kelihatan cantiknya. Dia ini tidak
berenang cuma seperti berendam saja . Sebentar dimasukkan badannya sampai sebatas leher
kemudian berdiri tegak sehingga permukaan air sampai di bawah dada. Masih banyak teman
temannya yang masih dibibir pantai belum masuk ke air.

Suatu ketika saat Putri sedang menaik turunkan badannya di air, dia memanggil salah satu
temannya yang bernama Tina untuk ikut masuk ke air. Tapi Tina justru malah berteriak
“Hai Putri ........ itu.....itunya ...!!!!” teriak Tina.
“Ya ayo kesini, airnya anget .... asyik deh”.
“Itu Putri ...... anumu itu ....... turun” teriak Titik lagi sambil menunjuk ke dada. Yang lainpun
akhirnya melihat kearah Putri. Akhirnya riuh semua orang yang ada disitu . Ada yang berteriak
ada yang ketawa keras keras.
Ada apa rupanya yang terjadi dengan Putri. Saat dia berendam sambil menaik turunkan tubuhnya
tanpa disadari bikini bagian atasnya melorot. Mungkin karena ukurannya yang kurang pas, atau
kurang kencang sehingga waktu berendam bikini atas makin berat kena air lama-lama turun.
akhirnya menyembullah miliknya yang seharusnya tidak boleh dinikmati oleh umum. Maka
riuhlah rombongan yang ada di pantai. Betapa malunya si Putri anda bisa bayangkan sendiri.
Pulau Putri – Siapa yang mencuri.
Ini cerita lagi tentang biawak di Pulau Putri. Tapi ini bukan aku sendiri yang menyaksikan, ini
cerita dari salah satu pegawai Pulau Putri. Begini ceritanya :
Suatu waktu ada sepasang turis manca negara yang sudah agak lanjut usianya menginap di salah
satu cottage di Pulau Putri. Pagi-page hari pertama menginap dia pesansarapan. Pesanan adalah
roti panggang dan seperti biasa dilengkapi mentega / butter, selai dan keju. Minumannya kopi.
Petugas Room Service mengantarkan ke cottage dan meminta tanda tangan pada bill pesanan.
Pesanan tersebut di taruh di meja teras. Pagi-pagi minum kopi dan makan roti panggang dengan
pemandangan suasana pantai yang cerah di pulau yang indah, disertai istri yang setia menemani
hampir separuh hidupnya, sungguh nikmat hidup ini.
Setelah menikmati suasana pagi, kemudian mereka masuk ke kamar. Entah mengapa roti tadi
hanya dimakan sepotong dan istrinyapun cuma minum kopi. Sisanya tidak dibawa masuk. Kira-
kira satu jam kemudian si suami keluar dari kamar mau makan sisa rotinya. Namun dilihatnya
piring tempat roti sudah kosong. Dia pikir ada orang yang mengambil roti. Dia merasa kecewa
dan jengkel. Masa roti saja ada yang mengambil. Dia sudah berprasangka buruk kepada para
pegawai cottage.

Besoknya untuk sarapan dia pesan lagi kopi dan roti. Seperti kemarinnya roti hanya dimakan
sepotong dan kemudian ditinggal masuk ke kamar. Dia penasaran dengan kejadian kemarin.
Sebentar sebentar dia mengintip ke teras. Rupanya dia ingin menangkap basah si pencuri roti.
Namun sudah berkali kali mengintip ke teras, roti masih tetap disitu.

Setelah beberapa kali mengintip akhirnya dia terkaget kaget ada biawak yang masuk ke teras.
Sengaja dia tidak mengusir biawak tersebut, diamati saja terus biawak itu. Dengan perlahan
lahan biawak itu menuju meja dimana roti ditaruh. Kemudian menaiki meja dan dilahapnya roti
panggang. Rupanya biawak Pulau Putri sudah kenal bule makanya sarapannya pun cari roti.
Dengan terheran-heran si bule menyaksikan adegan itu. Dia sadar dan merasa bersalah telah
mempunyai pikiran jelek bahwa yang mengambil roti adalah pegawai cottage.

Besoknya untuk sarapan dia pesan lagi roti untuk 3 porsi, satu porsi akan diberikan pada biawak.
Kali ini roti ditaruh mulai didepan tangga cottage, sepotong ditangga, sepotong diteras dan
sepotong dipegangnya. Ditunggunya biawak yang doyan roti itu. Setelah beberapa lama
menunggu akhirnya dari jauh kelihatan biawak menuju ke cottagenya. Di tunggu dan amati
biawak tersebut dengan sabar. Perlahan-lahan sang biawak mendekat menuju tangga. Ditemui
roti pertrama kemudian disantapnya. Dilanjutkan naik tangga dan disantapnya roti yang kedua.
Mau masuk teras dia ragu-ragu karena ada si Bule. Karena Bule nya diam saja akhirnya setapak
demi setapak biawak itu maju menuju roti ketiga. Setelah dekat, dengan lidahnya yang panjang
diambilnya roti yang ketiga. Setelah roti ketiga masuk ke perut biawak itu memndangi si Bule.
Kemudian Bule memperlihatkan roti yang ada ditanganya, dan acungkan kearah biawak. Biawak
itu memandangi Bule mau maju tapi takut.
“Come ......, come......” kata bule. Nggak tahu biawaknya sudah kursus bahasa Inggris apa belum.
Sang biawak masih diam saja sambil matanya kedap kedip.
“Come on...baby.....”.
Dengan ragu mendekat juga biawak itu sambil menjulur-julurkan lidahnya. Akhirnya setelah
dekat dengan tangan si Bule dicaploknya roti yang ke empat. Bule tersebut sangat girang bisa
memberi makan biawak liar dari tangannya. Istrinya yang dari tadi mengintip dari pintu juga
merasa surprise atas tindakan suaminya. Dia kawatir biawak itu akan menggigit tangan
suaminya. Setelah tidak ada roti yang diberikannya maka dengan perlahan lahan balik kanan
jalan perlahan lahan menuju semak semak.

Begitu senangnya Bule itu, ketika makan siang direstoran diceritakan kejadian tadi pagi kepada
pegawai-pegawai cottage. Besoknya diulanginya upacara pemberian makan biawak. Itu
dilakukan sampai hari terakhir menginap di Pulau Putri. Sebelum check out dia bilang pada
petugas front office bahwa dia nanti liburan tahun depan akan ke Pulau Putri lagi. Dia akan
menemui biawak kesayangannya dan akan memberi makan dari tangannya.

Nah binatang yang sebagian besar orang merasa jijik saja bisa membuat turis ingin kembali
mengunjungi tanah air. Bagaimana dengan kita yang diberikan budi dan akal? Bisakah turis
menjadi betah saat berkunjung di negri kita dan bisa membuat turis untuk berkunjung kembali
kesini?. Harusnya bisa.
Pulau Putri – Binatang di kamar mandi.
Kegiatanku memberi pelatihan penggunaan mesin Front Office Cashier di Pulau Putri agak
santai, karena trainee sudah biasa menggunakan mesin kasir untk restoran. Jadi hanya perlu
penyesuaian saja. Paling untuk night auditor yang lebih serius dan prakteknya dilakukan tengah
malam, dimulai pukul 23.00. sampai semuanya cocok baru bisa tidur.
Sore itu aku berenang dipantai sampai ditemani seorang pegawai disitu. Menjelang maghrib baru
selesai berenang aku langsung menuju kamar mandi di cottage. Ketika sedang mandi aku lihat
dari bayangan lampu ada yang bergerak-gerak. Aku cari sumber bayang tersebut. Aku kaget dan
setengah takut ternyata yang bergerak-gerak tadi adalah ekor dari binatang. Binatang tersebut
menyerupai bunglon namun lebih besar dan lebih panjang. Binatang itu bertengger di dinding
kamar mandi yang terbuat dari kayu & bambu. Aku segera mengguyur badanku pelan-pelan
supaya binatang tsb tidak kaget. mengambil handuk dan segera masuk kamar tidur dan menutup
kamar mandi. Aku benar-benar tidak tahu binatang apa yang ada di kamar mandi. Yang aku
takutkan adalah kalau binatang itu berbisa.

Kira-kira jam 20.00 perut sudah terasa lapar. Aku menuju ruang restoran didekat front office
untuk pesan makanan. Suasana direstoran sepi karena pengunjung Pulau Putri waktu itu tidak
banyak. Aku pesan makanan dan tidak lama sudah tersedia. Aku ditemani salah seorang
pegawai. Meskipun aku baru satu – dua hari disitu, tetapi karena aku tamu khusus ( agak
nyombong dikit ) maka banyak yang mau nemani. Kadang kadang kalau siang atau sore ngobrol
dipantai dibawah pohon ketapang yang rindang. Malam ngobrol diderma (kecil) dari kayu
sampai larut malam. Mereka umumnya sering rindu rumah, meskipun jarak dari Jakarta tidak
terlalu jauh namun mereka hanya bisa pulang 3 bulan sekali. Karena itu mereka senang kalau ada
tamu yang mau diakak ngobrol.

Kembali ke lap top ..... eh ke waktu makan. Pada kesempatan itu aku ceritakan kejadian dikamar
mandi tadi yang membuat aku ketakutan. Eh ternyata jawabannya enteng saja :
“Ah itu biasa saja mas, nggak usah takut”
“Lho, memang itu apa?”
“Itu anak biawak. Disini banyak biawak dan tidak buas, asal tidak diganggu. Biarkan saja dia,
nanti juga dia pergi sendiri.”
Benar juga waktu aku pertama ketemu biawak besar dipantai aku diam saja akhirnya biawak itu
yang menjauh masuk semak-semak.
Paginya waktu mau mandi aku cari-cari anak biawak tadi malam tapi sudah nggak kelihatan lagi.
Fall In Place Eat Horse
as man child jadul certain glad play kite or beat. even beat bot even perfominged by children but
also by parents. if again season plays beat every day begin day until almost sunset a lot of person
mengadu beat. well this story happens moment i am still at school tk. that day sunday soes not
keseko. still morning around 8.00 i have taken beat and try to raise beat. morning that is air stills
calm there is no wind blews. but moppet the name not mikir there what not wind. important play
beat. orderred makanpun say later.

at that time i come along my mother the uncle, the house tevenss as pedler cafe. the house
mempinggir road mempertigaan road. dominant vehicle moment that cab. menempatku cab is
called horse-drawn buggy. at road around that cafe is horse-drawn buggy place mangkal /
parking waits occupant. usually if “narik” moment mangkal horse has been given to drink and
eat. horse food grass that cut little (mencacah) mixed bran and given water. horse food put
insides pail (mendaerahku called komboran)

i play in front of house and vinicity. because not yet shrewd and there is no wind so beat even
also doesn't rises. but so i am continuously try. if less wind, play beat usually raise it while
retreats. and so do i am then try with manarik-narik beat thread and while retreat.
if so not again pay attention around, seen beat (not rises). moment retreat then that suddenly. . . .
gubrak. . . . i stumble existing thing membelakangku. that thing is not other horse food place pail.
akupun pratfall at place pail eats horse alias komboran that. illness not how but moment i sit
mengember that horse head present on my head with the tooth big. i am afraid if bited, so i cry
hard. then helped by sir coachman and brought to enter kerumah. trousers belepotan bran and
grass. the luck (javanese always can luck) horse a while ago not startled. if startled and then run
possible i am hitted / lindas the horse-drawn buggy. since then i may not again play beat
menjalanan.
The Moslem Leader Losts
this story from my friend formerly when still little live in banyuwangi. at place village live it
formerly that still many big plantss so that if evening so dark especially if not there months. even
less at that time electricity not yet enter village. my friend usually sholat at impinge (prayer-
house, mushola) especially at dawn and sunset. follow my friend has impinged that long stand,
before he borns there [are]. banguna very simple mendingnya from bamboo plait (gedek). there
here mendingnya in hollow. even in front of wall moslem leader place under it sudang perforated
big enough because often hit rainwater and umurnja that tens year. the illumination tool shaped
sentir. at that time sentir usually made from bottle (short) usually former ink place loadeds
kerosene and given axis from cloth cut. about conditon like that i can shadow because also
approximately like that my time still at school sr.

in a moment approach his dawn goes to to impinge. actually he is lazy banget leave because last
night rain fall so that the air so cold. outdoor bintangpun is not seen because cloudy still
meyelimuti morning that so that conditon stills dark. wind blews rather tight cold increase. reach
to impinge community even also bot many as usual.

not long wait sholatpun begun. wind blews more harder. because window impinges opened so
anginpun enter to into. flame sentir swing to shake to breezed wind. moment latest prostration
suddenly lamp sentir dies, breezed wind more tighter. so dark until person sholat at line in front
of it is not seen. after read tahiyat end several long moslem leader says “asalamu'alaikum”.
menunggu-tunggu still still not yet heard “assalamu'alaikum” also. final one who sholat exactly
behind moslem leader reacheds for his arms to the fore, obvious the moslem leader there is no
menempat. then he says rather hard:
“wah the moslem leader not there! ! ! ”.
other there that laugh, there that grumble atmosphere is darkness intermediate noisy. a then light
sentir, and ask sholat repeated again with successor moslem leader.

apparently so sentir extinguished so sir moslem leader the person likes to joke to emerge idea for
fun. he reads “asalamu'alaikum” so slow only heard for self. other doesn't hear because trees
voice that hitted wind. so finished mengucap “assalamu'alaikum” ploddingly he is out pass hole
(mbrobos) existing wall in front of moslem leader place. finished sholat “ulangan” jamaahpun go
home kerumah each. several mengantaranya the return via in front of house sir moslem leader.
when until in front of the house obvious he sitting to coringed while eat sticky rice and smiles.
“assalamu'alaikum pak” say several persons.
“wa alaikumsalam “ jawabya while then smile full of satisfaction and chew sticky rice. base
artisan kills time.
Find The Money Self
this event happens year 1981. at that time there ceremonial meal programme at home parent-in-
law. the programme is held after bakda isya. my wife and my child that still little (at that time
new has child one) since morning there [are] there. i am because work formerly so kerumah
parent-in-law after go home from office. by accident route from home to office passes by in front
of parent-in-law house. only say a prayer with then continued with eats the programme. finished
mother-in-law programme asks so that nginep because still to miss same the grandchild. because
must nunggu my house forced go home self.
merumah nyetel the programme television not interesting. at that time chanel only one that is tvri
television, so because programme not like forced at kill. kill time because not yet sleepy, i opens
table drawer that reside in bedroom half is not occupied. i take outside papers exist in drawer,
then find a purse that still new. who is this think me purse. feeling i am never buy purse in a few
month lately. i try to remember to remember. from form and the colour likely really akau ever
buy purse like that. but when and where do i buy? . still not yet can guess then i open depth. how
does the startled i, insides purse there are a lot of piece new bank note rp. 500, -. i add greatly
amazed. purse origin not yet know now is augmentinging money exercise. i count the money
numbers 30 sheet new all. so the nominal rp. 15.000, -. by accident at that time the term again
old date, i am again “bokek”. money pocket existing mencelanaku only last for buy motor petrol
and have lunch until payday date. i am glad doesn't play again bokek ne money rp. 15.000, -
feeling like to make a killing. i think, from which that money?

i then lying down while will remember mindful of purse and money. sometime later begin
opened that purse secret. from form, colour with my the model begins to remember. purse i buy
time haves to banjarmasin. that happen year 1976 when do i still unmarried. that purse not direct
i wear because purse whom i wear moment that still good. so that new purse me saves. i pack
into my clothes place trunk. now clear purse origin origin. but why is there money insides purse,
i still not yet can remember. but important i have money quite a lot rp. 15.000, -. many for size
one who not ever has money many.

return me open purse a while ago, but i am rather startled. after i have looked at the picture
obvious that money money that “tidak berlaku”. money pulled from circulation. how lemes and
the dissapointed i. bokek can money many but kok not sold out, same aja boong if term now. i
am final return genuinely bokek. i am lying down again (want to sleep beneran also not can)
while think destiny luck but unlucky. i remember to bring to mind while mikir.

sometime later there “sinar ang” in this money problem. i mindful of regulation from indonesia
bank about that money withdrawal gradually. i read that regulation is my time haves to
banjarmasin that. i am to banjarmasin really assigned to indonesia bank to merobah program
“rekening koran” accountancy engine there. in regulation explained that if money is pulled from
circulation there the stage, but exactly i don't remember. clear when money be be pulled from
circulation so during sekian month still can be exchanged at all banks. afterwards only can be
exchanginged at government bank during specified period. latest money still can be exchanged
but only at indonesia bank and the time sufficiently long that is annual. return to emerge my glad
taste. a few moments then i asleep. this is continuation from title “ne the money self (1)”.
betimes get up asa lonely not there moppet voice. usually heard the twaddle the little. i still mikir
insident last night especially money origin origin exercise, kok can there money rp. 15.000, -
mendompet never worn. exercise so that that money can be maked use because pulled circulation
essence, there [are] road out it. live to when to indonesia bank to exchanging to be operative
money. clock 7.15 i leave kekantor with question not yet answered. i bring several sheets for
story ingredient at office.

reach my office tells insident last night. friends in amazed kok can save money until forget. i ask
to friend friend hits indonesia bank rules about money withdrawal, but they say never hear or
read it. there one of the senior friend says:
“sini i exchange 1 sheet make to recall kenangan” he said.
i give to it and menukarnya with copy five hundreds operative moment that.
one of the other say:
“besok i going to indonesia bank will want to meet somebody. if you will want tommorow will
come me. bring our the money tries to commute for menyana”.
“baik sir tommorow i bawa”.
day after i shall bring all the moneys. approximately clock 11.00 my friend invites to go to
indonesia bank at road thamrin with drive motorcycle. my friend wears black glasses, strong also
look. i think if later the money can be exchanged, i shall buy glasses to be worn if will rise
motor. i ask to him:
“pak buy that glasses what sir? ”
“lima ratus”
“yang bener, ripe rich glasses gitu five ratus”
“ya kalu not believe then do not. i am gladest if there person says goods kupakai mahal”.
“kalau gitu please all anterin to the ground elder brother buys all glasses makan”.
not long trip from office to b. i. my office at independent road north near palace has soed only
pass by independent road west until.

reach b. i. , my friend meets formerly the acquaitance. after finished his need, then we aim to
floor ii money changing place. here banks usually take money for the daily transaction. i see
there money likely assumed goods. bring it from money warehouse (space kazanah) wears
carriage pushes such as those which usually worn to bring merchandise. obvious there is no
obstacle little change money that long pulled from circulation. my feeling roomy. from b. i. then
to the ground elder brother calls on formerly at cafe eats new field looks for glasses. after drive a
bargain roger i buy glasses at the price of rp. 750, -. to worn if rise motor.

glasses whom i buy this has also story self. day after i shall rise motor kekantor with will wear
new glasses. until in front of office there woman friend from part other which is just cross road
in front of office. he enters street door and i aim rear park motor formerly. not long i enter work
room, come friend a while ago and ask:
" guh your glasses is new yes, lhat"
" buy where this? " .
" at elder brother soil optics" , answer me. while at cloister title.
" expensive this is yes, what sih the price? " .
" try you quess approximately what" . then payed again my eye glass.
" ten thousands, more yes? " .
" yes around segitu, but you can can 1 losin" , answer me.
" true if menanya"
" yes true, i buy rp. 750, -. if not believe to ask same sir hamid. yesterday he is that deliver me to
the ground elder brother" .
" ripe sih, kok cheap yes" .
" yes really segitu. but if you beliin your darling don't say if the price rp. 750, -" .
" ah can aja you" .

return to. . . . . napkin top. how big sih rp. 15.000, - money whom i meet that if evaluated now?
as description at that time i and office friends often eat model chicken noodle gerobag rear bank
of america (half my office) semangkok rp. 100, -. so money can buy 150 chicken noodle cups. if
every day buy semangkok can to 5 months. if now chicken noodle price around rp. 7.000, - / cup,
mean 150 x rp. 7000, - = rp. 1.050.000, -. or if compared with other. if have lunch often also i
and friends eats soto betawi at harmony. seporsi soto with rice at that time the price rp. 150, -.
mean money rp. 15.000, - can buy 100 portions. if now seporsi rp. 10.000, - mean 100 cups rp.
1.000.000, -. so fit if rp. 15.000, - formerly that is the value around 1 million now. well if we are
again bokek ne one million rupiah kan very gl not? even not again bokekpun glad so. so it if not
can be exchanged how the sad i.

PRINCES ISLAND
this is story about insident at daughter island, but this is story from my friend. year 1983 i move
work from company that distribute computer to one of [the] financial institution. in a moment
one of [the] my new friend is at that office is story that is previous week new is held tour with
entire employees to daughter island. at that time entire the total employees really not yet many
new around 30 person so to regulate trips and easier accomodations.

leave from jakarta use fast ship (sky jet or jet sky) was not yet long operate. of course trip with
kind tranportasi new enough fun despite of also seasick. the story because rise jet sky so
perjananan not too long reach daughter island. after programme welcome drink and where each
sleep arrangement, a large part entrant especially direct young menju to coast. there that swim
for the things can and dare to swim at sea. there that the dare it until depth sedada. there also only
play water at coast edge.

between that dare until depth sedada this there woman employee that be “kembang” he is office.
still young, friendly pretty and not yet has husband, mention the name “putri”. of course a lot
accompany also girl. this daughter wears bikini, try pretty wear what not add to appear the pretty.
he this doesn't swim only like to submerged. a moment putted into the body until limit of neck
then stand upright so that water level reaches under breast. still many the friend friends that still
membibir coast not yet step into water.

at one time moment daughter ascending is degrading the body at water, he calls one of [the] the
friend that named tina to come along to step into water. but tina exactly even bawl
“hai daughter. . . . . . . . that. . . . . that. . . ! ! ! ! ” shout tina.
“ya come on here, the water anget. . . . passionate deh”.
“itu daughter. . . . . . that your jigger. . . . . . . turun” shout points again while indicate to breast.
lainpun final see towards daughter. final noisy every person who there there. there that bawl
there that laugh hard hard.
what happened apparently that with daughter. moment he submergeds while ascending degrade
the body unconsciously part bikini on it decrease. probably because the size less fit, or less tight
so that time submergeds bikini on more heavyer hit water sometime later go down. final
menyembul the property should not be enjoyed by general. so noisy group exist in coast. how
does the shy the your daughter conceive self.
Who Steals Daughter Island
this is story again about iguana at daughter island. but this not myself that watching, this is story
from one of [the] daughter island official. like this the story:
a time there a pair tourist manca country that rather advanced the age has stayed at one of [the]
cottage at daughter island. pagi-page first day stays him pesansarapan. order toast and as usual
equiped butter / butter, jam and cheese. coffee the drink. operator room service see off to cottage
and ask signature in bill order. order at put at porch table. betimes drink coffee and eat toast with
clear coast atmosphere scenery at beautiful island, espoused loyal wife accompanies almost half
the alive, really taste this alive.
after enjoy atmosphere morning, then they step into room. i don't know why does bread a while
ago only eaten pieces and istrinyapun only drink coffee. the rest is not brought to enter.
approximately one clock then the husband out from room wants to eat the bread remainder. but
melihatnya bread place plate empty. he thinks there one who take bread. he felts dissapointed
and peevish. bread time there that take. he berprasangka bad to cottage officials.

day after for his breakfast will reorder coffee and bread. like the day before only eaten pieces
bread and then died to step into room. he is angered with insident yesterday. off and on he peeps
to porch. apparently he wants to catch wet the bread thief. but berkali time has peeped to porch,
bread stills permanent there.

after several times peep final he startled shocked there iguanas that steps into porch. expressly he
doesn't chase away iguana, watched then that iguana. slowly that iguana tune aims where is
bread put. then climb table and melahapnya toast. apparently daughter island iguana has known
bule so it the breakfast even also look for bread. with greatly amazed the bule watching that
scene. he is aware and felt guilty has ugly idea that that takes bread cottage official.

day after for his breakfast will reorder bread to 3 portions, one portions will be given in iguana.
this bread is put to begin in front of cottage ladder, pieces menangga, pieces coringed and pieces
mempegangnya. menunggunya iguana doyan that bread. after several long wait final from a
distance appear iguana aims to the cottage. at wait and perceive iguana patiently. slowly the
iguana approaches to aim ladder. met bread pertrama then menyantapnya. continued to step on
straircase and menyantapnya second bread. want to enter his porch doubts caused by the bule.
because bule he is quiet final setapak by setapak that iguana progresses to aim third bread. after
near, with long the tongue mengambilnya third bread. after third bread steps into that iguana
stomach memndangi the bule. then bule show existing bread menanganya, and raise hand
towards iguana. that iguana gazes at bule want to progress but afraid.
“come. . . . . . , come. . . . . . ” word bule. not know the iguana what not yet english course.
the iguana stills quiet while watertight the eye winks.
“come on. . . baby. . . . . ”.
with hesitant approaches also that iguana while menjulur-julur the tongue. final after close to
hand the bule mencaploknya bread to four. bule very glad can give to eat wild iguana from his
arms. the wife from a while ago peep from also felt surprise on the husband action. he kawatir
that iguana will bite the husband hand. after there is no bread memberikannya so slowly tune
right-about turn tune slow road aims underbrush underbrush.

so the glad bule that, when have lunch merestoran told insident last morning to cottage officials.
day after mengulanginya iguana feeding ceremony. that done until latest day stays at daughter
island. before check out he says in front operator office that he later holiday next year going to
daughter island again. he will meet iguana kesayangan and will give to eat from his arms.

well animal mostly person felt disgusting can make tourist want to return to visit fatherland. how
with us that given mind and mind? can tourist be to feel comfortable moment pay a visit at negri
we and can make tourist to pay a visit to return here? . must it can.
Animal Daughter Island Mengamar Bathe
my activity gives front engine use training office cashier at daughter island rather relax, because
trainee usually use cashier engine untk restaurant. so only necessary setting. most to night auditor
seriouser and the practice is done midnight, begun blow 23.00. until all fit new can sleep.
afternoon that is me swim mempantai until accompanied a official there. approach sunset new
finished swim me direct aim bathroom at cottage. when bathing me see from lamp shadow there
that oscillate. i look for shadow source. i am startled and half afraid obvious that oscillate a while
ago tail from animal. animal resemble chameleon but bigger and longer. that animal perches at
made bathroom wall from wood bamboo. i am soon splash slow my body so that that animal not
startled. take towel and soon enter bedroom and close bathroom. i am genuinely doesn't know
animal what is in bathroom. i am afraid if that animal is poisonous.

approximately clock 20.00 stomach asa hungry. i aim restaurant space is approached front office
for food message. atmosphere merestoran lonely because daughter island visitor at that time bot
many. i am food message and not long available. i am accompanied one of the official. although i
am new one - two days there, but because i am special guest (rather nyombong few) so a lot
wants nemani. sometimes sometimes if day or afternoon chat mempantai under leafy cassia alata
tree. evening chat menderma (little) from wood far into the night. they are usually often yearn
house, although distance from jakarta not too far but they only go home 3 months once. therefore
they are glad if there guest that want mengakak chat.

return to napkin top. . . . . eh to mealtime. in chance that me tell insident mengamar bathe a while
ago that make me fear. eh obvious light the answer:
“ah that is usually brother, not take care takut”
“lho, really that what? ”
“itu iguana child. here many iguanas and not wild, as long as not disturbed. let he, later also he
goes self. ”
true also my time is first meets big iguana mempantai i am quiet final that iguana that goes to
enter bush.
morning it time wanted to bathe me search for iguana child last night but not appear again.

You might also like