Professional Documents
Culture Documents
2
3
4
5
6
7
8
Anggrek (Orchid)
Bakteri (Bacteria)
9
Burung (Bird)
Cacing (Platyhelmintes)
12
Zendrato, Desli triman. 2009. Identifikasi daerah USU
jelajah Orangutan Sumatera menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Geografis. Skripsi.
Medan. USU
14
Tangkahan, Cinta raja dan Sei Lepan beserta
Kawasan Ekosistem Leuser. Dengan
memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi
Geografis bisa diketahui beberapa faktor yang
bisa menyebabkan konflik gajah dan manusia
diantaranya ketinggian tempat, kelerengan,
jarak dari sungai dan penutupan lahan
disekitar Taman Nasional Gunung Leuser yang
kemudian ditampilkan dalam bentuk peta.
Dengan memperhatikan pola kejadian konflik,
bisa memprediksi daerah yang rawan konflik
gajah dan manusia. Hubungan antara masing-
masing faktor dengan jumlah kerusakan akibat
kejadian konflik dianalisa menggunakan uji
korelasi Spearman.
15
area ini merupakan kombinasi antara indek
kelimpahan harimau, mangsa, ancaman dan
elevasi. Penelitian lebih jauh mengenai populasi
di core area dilakukan dengan camera trap.
Ikan (Fish)
Jamur (Fungi)
16
Widhorini. 2003. Kerusakan hutan ekosistem leuser
di Kabupaten Aceh Tenggara ditinjau dari
sudut keanekaragaman jamur polypore.
Bandung
Kawasan (Area)
17
Tarigan, Riki Septa. 2000. Perlindungan TNGL
terhadap tindakan perambahan hutan oleh
masyarakat
USU
18
Eddy, Triono.2003. Kebijakan pemerintah
Kabupaten Langkat terhadap lahan enclave
dan kaitannya dengan pelestarian Taman
Nasional Gunung Leuser. Thesis. Medan.
Ilmu Hukum USU
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedudukan hukum lahan enclave pada kawasan
Taman Nasional Gunung Leuser masih
didasarkan pada Besluit Selfbesjuur No. 138
Tahun 1935 yang ditetapkan ke dalam tiga
enclave yaitu lahan enclave Semberlin, lahan
enclave Sapo Padang dan lahan enclave Sei
Wampu/Silayang-layang yang ada di tengah-
tengah Taman Nasional Gunung Leuser.
20
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan gejala
hukum dari pengelolaan lingkungan hidup dan
pengelolaan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser juga
menjelaskan gejala dalam lingkup otonomi daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah
tentang penerapan prinsip-prinsip hukum pengelolaan
lingkungan hidup dan pengelolaan hutan di Kawasan
Ekosistem Leuser, pengelolaan hutan dalam perspektif
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diganti
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 dan faktor-faktor penyebab kegagalannya.
22
Wiengk, Linda. 1997-1999. The function of the YLI
male load call in Thomas langurs (Presbytis
thomasi)
24
Kumbang (Coleoptera)
Kupu-kupu (Butterfly)
Laba-laba (Aratideae)
Lumut (Briophyta)
Mamalia (Mamals)
26
collected during nearly 1,800 hours of
observation between August 1990 and July
1991 at the Ketambe Research Station in the
Gunung Leuser National Park, Sumatra,
Indonesia.
Makrozoobenthos
Makroepifit (Macroepifit)
Meranti (Dipterocarpaceae)
Moraceae
29
Mikroorganisme (Microorganism)
Nepenthes
31
This paper concerns the positional
behaviour of different age-sex classes of orang-
utans. Adolescents and females with infants
differed significantly from an adult male in the
following respects: the use of locomotion types
(more 'quadrumanous scrambling' and perhaps
also 'quadrupedal walking' and less 'tree
swaying'); substrate use during resting, and
travelling and resting heights. We suggest that
large body size restricts the travel route options
in higher forest strata and necessitates the use
of the lower stratum. Here, 'tree swaying' is an
efficient method of progression, particularly for
heavy animals. Mothers with infants are forced
to travel in the lower zones as well. The fact
that they return to a greater heights when they
go to rest might suggest that they travel lower in
spite of a greater predation risk.
32
Oonk, Jeffry. 1995-1997. Effects of fruit avalible YLI
on male orang-utan behaviour
34
Nurwahidah. 1999. Aktivitas harian Orangutan UNSYIAH
(kajian tentang perbedaan aktivitas harian
Orangutan jantan dan betina dewasa dalam
memanfaatkan lantai hutan di Suaq
Belimbing). Banda Aceh-Unsyiah
36
Hidayat, Mukhlis. 2002. Ketersediaan buah sebagai YLI
makanan Orangutan (Pongo pycmaeus abelii)
di Agusan Ekosistem Leuser
Meijer, Ramon. 2002. Effects of food availability YLI
on female orangutan (Pongo pygmaeus)
sociality
37
Orangutans are the only great ape in
Asia. Since orangutan densities vary between
habitat types within regions and within similar
habitat types among regions, it is important to
determine areas with high densities for their
protection. In this paper we show that
orangutan density in old-growth dryland forests
in the Leuser Ecosystem, Sumatra is
significantly related to the density of large
strangling figs and topsoil pH. In addition,
large fig density depends on topsoil pH.
Provided that orangutans are present and no
hunting or
logging occur, topsoil pH seems a promising
method for rapid assessment of potential
orangutan density over large areas.
44
Hasil penelitian pada pada 11 ekor
Orangutan Sumatera (Pongo abelii), dimana
Orangutan yang terinfeksi nematoda usus
sebanyak 8 ekor (72,2%) dan yang tidak
terinfeksi sebanyak 3 ekor (27,3%). Tingkat
infeksi nematoda usus untuk klasifikasi klinik
berat tidak ada. Tingkat infeksi secara umum
yang didapatkan adalah klinik ringan untuk
jenis Ascaris dan Ancylostama dan ada yang
tidak terinfeksi. Untuk Orangutan yang
terinfeksi dua jenis cacing yang berbeda
sebanyak 2 ekor (18,2%) dengan infeksi klinik
ringan.
45
Susanto, Tri Wahyu. 2009. Perbandingan perilaku
dan hormon reproduksi Orangutan Sumatera
dan Kalimantan. Cimanggis. Depok
47
Paku-pakuan (Pteridophyta)
Palem (Aracaceae)
48
Pasak Bumi (Eurycoma longifolia)
Rafflesia
Rayap (Termite)
Serangga (Insect)
49
Sihite, Basa Maria. 2001. Kelimpahan serangga
nocturnal dan ketertarikannya pada warna
cahaya yang berbeda
51
Murad, Abdul. 1998. Dampak proyek rehabilitasi
Orangutan Bohorok terhadap gaya hidup,
tradisi dan tata nilai kehidupan masyarakat
sekitar.
52
Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
Sumatera Utara
55
Hasil penelitian menjelaskan bahwa
masyarakat Bukit Lawang sangat bergantung
pada hutan. Hutan yang digunakan sebagai
sarana pariwisata sehingga peranan
masyarakat dalam hal ini sangat dibutuhkan
untuk melestarikan hutan. Adapun peranan
masyarakat sekitar Bukit Lawang adalah
dengan melakukan kegiatan penanaman pohon
di TNGL dan melakukan patroli di taman
nasional bersama para ranger. Selain itu
masyarakat juga memiliki kearifan lokal dengan
menggantikan pohon kayu menjadi bambu
untuk kebutuhan masayrakat sehari-hari,
sehingga dapat mengurangi jumlah penebangan
pohon kayu di sekitar hutan.
57
(PNPM-LMP)
Tikus (Mouse)
58
Tumbuhan (Plant)
60
Vertebrata (Vertebrate)
61
Tempat Pustaka Di Simpan
UI = Universitas Indonesia
Alamat Kantor Jalan Kampus
UI Depok 16424 - Indonesia
Telepon (021) 786 7 222
E-mail: humas-ui@ui.ac.id
UMSU = Universitas
Muhammadiyah Sumatera
Utara
Alamat Kantor Jalan Mukhtar
Basri No.3 Medan - Sumatera
Utara 20238
Telepon (061) 6622400 Ext.
23 &30 E-mail:
fkip@umsu.ac.id
63
UNAS = Universitas Nasional
Alamat Kantor Jalan Sawo
Manila, Pejaten, Pasar Minggu,
Jakarta 12520
Telepon (021)-7806700,
fax (021)-7802718
website www.unas.ac.id,
Email : info@unas.ac.id
66
67