You are on page 1of 6

c 

 
c    

Kita telah mengetahui bahwa hak asasi manusia itu hak yang melekat pada diri
setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Namun kenyataan yang terjadi di
Indonesia adalah banyaknya kasus HAM. Berikut adalah kasus-kasus HAM yang
terjadi sebelum era reformasi.


  
1. Penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jendral Angkatan Darat.
2. Penangkapan, penahanan dan pembantaian massa pendukung dan mereka yang
diduga sebagai pendukung Partai Komunis Indonesia. Aparat keamanan terlibat
aktif maupun pasif dalam kejadian ini.

  
1. Penahanan dan pembunuhan tanpa pengadilan terhadap PKI terus
berlangsung, banyak yang tidak terurus secara layak di penjara, termasuk
mengalami siksaan dan intimidasi di penjara.
2. Dr Soumokil, mantan pemimpin Republik Maluku Selatan dieksekusi pada
bulan Desember.
3. Sekolah- sekolah Cina di Indonesia ditutup pada bulan Desember.

  
1. Koran- koran berbahasa Cina ditutup oleh pemerintah.
2. April, gereja- gereja diserang di Aceh, berbarengan dengan demonstrasi anti
Cina di Jakarta.
3. Kerusuhan anti Kristen di Ujung Pandang.

  
1. Tempat Pemanfaatan Pulau Buru dibuka, ribuan tahanan yang tidak diadili
dikirim ke sana.
2. Operasi Trisula dilancarkan di Blitar Selatan.
3. Tidak menyeluruhnya proses referendum yang diadakan di Irian Barat,
sehingga hasil akhir jajak pendapat yang mengatakan ingin bergabung dengan
Indonesia belum mewakili suara seluruh rakyat Papua.
4. Dikembangkannya peraturan- peraturan yang membatasi dan mengawasi
aktivitas politik, partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Di sisi lain,
Golkar disebut- sebut bukan termasuk partai politik.

  
1. Pelarangan demo mahasiswa.
2. Peraturan bahwa Korpri harus loyal kepada Golkar.
3. Sukarno meninggal dalam µtahanan¶ Orde Baru.
4. Larangan penyebaran ajaran Bung Karno.
  
1. Usaha peleburan partai- partai.
2. Intimidasi calon pemilih di Pemilu ¶71 serta kampanye berat sebelah dari
Golkar.
3. Pembangunan Taman Mini yang disertai penggusuran tanah tanpa ganti rugi
yang layak.
4. Pemerkosaan Sum Kuning, penjual jamu di Yogyakarta oleh pemuda-
pemuda yang di duga masih ada hubungan darah dengan Sultan Paku Alam,
dimana yang kemudian diadili adalah Sum Kuning sendiri. Akhirnya Sum
Kuning dibebaskan.

  
1. Kasus sengketa tanah di Gunung Balak dan Lampung.

  
1. Kerusuhan anti Cina meletus di Bandung.

  
1. Penahanan sejumlah mahasiswa dan masyarakat akibat demo anti Jepang
yang meluas di Jakarta yang disertai oleh pembakaran- pembakaran pada
peristiwa Malari. Sebelas pendemo terbunuh.
2. Pembredelan beberapa koran dan majalah, antara lain µIndonesia Raya¶
pimpinan Muchtar Lubis.

  
1. Invansi tentara Indonesia ke Timor- Timur.
2. Kasus Balibo, terbunuhnya lima wartawan asing secara misterius.

  
1. Tuduhan subversi terhadap Suwito.
2. Kasus tanah Siria- ria.
3. Kasus Wasdri, seorang pengangkat barang di pasar, membawakan barang
milik seorang hakim perempuan. Namun ia ditahan polisi karena meminta
tambahan atas bayaran yang kurang dari si hakim.
4. Kasus subversi komando Jihad.

  
1. Pelarangan penggunaan karakter- karakter huruf Cina di setiap barang/ media
cetak di Indonesia.
2. Pembungkaman gerakan mahasiswa yang menuntut koreksi atas berjalannya
pemerintahan, beberapa mahasiswa ditahan, antara lain Heri Ahmadi.
3. Pembredelan tujuh suratkabar, antara lain Kompas, yang memberitakan
peritiwa di atas.

  
1. Kerusuhan anti Cina di Solo selama tiga hari. Kekerasan menyebar ke
Semarang, Pekalongan dan Kudus.
2. Penekanan terhadap para penandatangan Petisi 50. Bisnis dan kehidupan
mereka dipersulit, dilarang ke luar negri.
  
1. Kasus Woyla, pembajakan pesawat garuda Indonesia oleh muslim radikal
di Bangkok. Tujuh orang terbunuh dalam peristiwa ini.
  
1. Kasus Tanah Rawa Bilal.
2. Kasus Tanah Borobudur. Pengembangan obyek wisata Borobudur di Jawa
Tengah memerlukan pembebasan tanah di sekitarnya. Namun penduduk
tidak mendapat ganti rugi yang memadai.
3. Majalah Tempo dibredel selama dua bulan karena memberitakan insiden
terbunuhnya tujuh orang pada peristiwa kampanye pemilu di Jakarta.
Kampanye massa Golkar diserang oleh massa PPP, dimana militer turun
tangan sehingga jatuh korban jiwa tadi.

  
1. Orang- orang sipil bertato yang diduga penjahat kambuhan ditemukan
tertembak secara misterius di muka umum.
2. Pelanggaran gencatan senjata di Tim- tim oleh ABRI.

  
1. Berlanjutnya Pembunuhan Misterius di Indonesia.
2. Peristiwa pembantaian di Tanjung Priuk terjadi.
3. Tuduhan subversi terhadap Dharsono.
4. Pengeboman beberapa gereja di Jawa Timur.

  
1. Pengadilan terhadap aktivis- aktivis islam terjadi di berbagai tempat di pulau
Jawa.

  
1. Pembunuhan terhadap peragawati Dietje di Kalibata. Pembunuhan diduga
dilakukan oleh mereka yang memiliki akses senjata api dan berbau konspirasi
kalangan elit.
2. Pengusiran, perampasan dan pemusnahan Becak dari Jakarta.
3. Kasus subversi terhadap Sanusi.
4. Ekskusi beberapa tahanan G30S/ PKI.

  
1. Kasus tanah Kedung Ombo.
2. Kasus tanah Cimacan, pembuatan lapangan golf.
3. Kasus tanah Kemayoran.
4. Kasus tanah Lampung, 100 orang tewas oleh ABRI. Peritiwa ini dikenal
dengan dengan peristiwa Talang sari
5. Bentrokan antara aktivis islam dan aparat di Bima.
6. Badan Sensor Nasional dibentuk terhadap publikasi dan penerbitan buku.
Anggotanya terdiri beberapa dari unsur intelijen dan ABRI.

  
1. Pembantaian di pemakaman Santa Cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap
pemuda- pemuda Timor yang mengikuti prosesi pemakaman rekannya. 200
orang meninggal.
  
1. Keluar Keppres tentang Monopoli perdagangan cengkeh oleh perusahaannya
Tommy Suharto.
2. Penangkapan Xanana Gusmao.

  
1. Kasus Tanah Koja.
2. Kerusuhan di Flores.

  
1. Kerusuhan anti Kristen diTasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan
Kerusuhan Tasikmalaya. Peristiwa ini terjadi pada 26 Desember 1996
2. Kasus tanah Balongan.
3. Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik kertas Muara Enim
mengenai pencemaran lingkungan.
4. Sengketa tanah Manis Mata.
5. Kasus waduk Nipah di madura, dimana korban jatuh karena ditembak aparat
ketika mereka memprotes penggusuran tanah mereka.
6. Kasus penahanan dengan tuduhan subversi terhadap Sri Bintang Pamungkas
berkaitan dengan demo di Dresden terhadap pak Harto yang berkunjung di sana.
7. Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja dibakar.
8. Penyerangan dan pembunuhan terhadap pendukung PDI pro Megawati pada
tanggal 27 Juli.
9. Kerusuhan Sambas ± Sangualedo. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30
Desember 1996.

  
1. Kasus tanah Kemayoran.
2. Kasus pembantaian mereka yang diduga pelaku Dukun Santet di Jawa Timur.

  
1. Kerusuhan Mei di beberapa kota meletus, aparat keamanan bersikap pasif dan
membiarkan. Ribuan jiwa meninggal, puluhan perempuan diperkosa dan harta
benda hilang. Tanggal 13 ± 15 Mei 1998
2. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di jakarta, dua hari
sebelum kerusuhan Mei.
3. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam demonstrasi menentang
Sidang Istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13 ± 14 November 1998 dan
dikenal sebagai tragedi Semanggi I.

  
1. Pembantaian terhadap Tengku Bantaqiyah dan muridnya di Aceh. Peritiwa ini
terjadi 24 Juli 1999
2. Pembumi hangusan kota Dili, Timor Timur oleh Militer indonesia dan Milisi
pro integrasi. Peristiwa ini terjadi pada 24 Agustus 1999.
3. Pembunuhan terhadap seorang mahasiswa dan beberapa warga sipil dalam
demonstrasi penolakan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan
Bahaya (RUU PKB). Peristiwa Ini terjadi pada 23 ± 24 November 1999 dan
dikenal sebagai peristiwa Semanggi II.
4. Penyerangan terhadap Rumah Sakit Jakarta oleh pihak keamanan. Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 21 Oktober 1999.

1.p Terlalu banyak kasus pelanggaran HAM yang penyelesaiannya tetap saja menemui
jalan buntu di tahun 2009 lalu. Sepanjang tahun lalu dalam catatan berbagai lembaga
pengamat HAM, praktis tak ada kasus pelanggaran HAM berat yang berhasil
diungkap. Sehingga, tidak banyak yang bisa diharapkan mengenai penegakkan HAM
di tahun 2010. Bahkan banyak yang mencemaskan pelanggaran hak-hak dasar rakyat
akan terus marak.
2.p Rafendi Djamin dari Kelompok Kerja HAM HRWG:³Proses legislasi nasional
terbukti telah mengagendakan RUU yang mengancam kebebasan dasar manusia
seperti RUU zakat yang mengancam kebebasan beragama berkeyakinan. Dan RUU
rahasia negara yang mengancam kebebasan berekspresi. Kebijakan hukum dan HAM
akan semakin jauh dari penghormatan HAM. Ini tercermin dari sikap dan langkah
kebijakan oleh aparat pemerintah yang mengancam kebebasan fundamental. Misalnya
semangat untuk membatasi kebebasan beragama dan berkeyakinan, membatasi
kebebasan berekspresi terutama pada dunia maya termasuk kebebasan pers.´
3.p Niat pemerintah untuk memberantas mafia peradilan dengan membentuk satgas Mafia
hukum dipandang positif. Namun para pegiat HAM mencemaskan langkah itu hanya
akan dijalankan setengah hati. Ini karena masih sangat kurangnya independensi dan
akuntabilitas aparat penegak hukum.
4.p Hal lain yang disorot adalah maraknya upaya pejabat pemerintah untuk memberangus
para pengkritik dengan memanfaatkan perangkat hukum. Khususnya pengaduan
dengan pasal pencemaran nama terhadap aktifis atau warga yang bermaksud
mengungkap kasus korupsi dan pelanggaran lain. Ini dialami sejumlah aktivis
lembaga anti korupsi ICW yang berusaha mengungkap sejumlah kasus, serta
Kordinator Kontras Usman Hamid yang gigih memperjuangkan dibongkarnya kasus
pembunuhan Munir.
5.p Para aktifis HAM juga menunjuk kasus Prita Mulyasari yang diperkarakan secara
pidana karena mempermasalahkan buruknya pelayanan sebuah rumah sakit swasta.
6.p Zaenal Abidin dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia mengungkapkan
kekuatirannya:³Kalau beberapa macam regulasi yang masih eksis dan sering dipakai
oleh aparat untuk mengekang kebebasn sipil itu tetap berlanjut, maka saya fikir tahun
2010 kondisinya juga tidak akan berbeda dengan tahun 2009. bahkan lebih buruk
karena ini praktis sasaran orang orang yang dikritik itu para pejabat publik dan
mereka menggunakan beberapa regulasi itu untuk kembali menyerang balik
pengkritik. Nah artinya sistem yang dibangun negara dengan berbagai macam
ratifikasi itu mengalami kemunduran dan ini masih akan berlangsung´
7.p Para pegiat HAM juga menyorot sejumlah skandal hukum dan politik yang pada
gilirannya dipandang makin menyuramkan prospek penegakkan hukum dan HAM.
Seperti kasus Bank Century dan upaya pengerdilan Komisi Pemberantasan Korupsi,
khususnya terkait konflik dengan kepolisian, yang dikenal sebagai kasus Cicak lawan
Buaya.
8.p Para pegiat HAM menegaskan, dengan keadaan seperti itu, yang benar-benar
dibutuhkan langkah terobosan pemerintah. Pertama-tama dengan bergerak cepat
menuntaskan seluruh masalah hukum dan politik yang menghambat penegakan HAM
di tahun 2009.
9.p Rafendi Dajmin dari HRWG lebih lanjut menjelaskan, ³Membatalkan RUU yang
mengancam kebebasan fundamental dan memprioritaskan program legislasi yang
menghormati dan menjamin HAM seperti RUU bantuan hukum, ratifikasi kovenan
perlindungan buruh migran. Membatalkan segala segala upaya atau rencana
kebijakan hukum dan HAM yang mengancam kebebasan fundamental dan merampas
kesejahteraan. Mengganti menghukum dan mengadili semua pejabat publik yang
terlibat skandal dan mengantinya dengan pejabat yang kredible dan akuntabel´
10.pBetapapun, lembaga-lembaga HAM Indonesia mencatat perkembangan penting di
tahun 2009. Yakni munculnya gerakan spontan dan kreatif dari masyarakat umum
dalam mendukung korban kesewenangan dan melawan lembaga-lembaga yang
menyalahgunakan kekuasaan untuk memberangus penegakkan hukum. Seperti
pengumpulan uang receh hingga ratusan juta rupiah sebagai tanda solidaritas bagi
Prita Mulyasari yang dihukum denda dalam kasus RS Omni, serta dukungan luar
biasa bagi KPK untuk Kasus Cicak Buaya.

Sumber :http://www.membuatblog.web.id/2010/05/hak-asasi-manusia-di-indonesia.html

You might also like