You are on page 1of 10

NAMA : VITA SEPRIANTY

NIM : 04101401123

Skenario A blok 6 Tahun 2011

Akibat perkelahian,” Abang terminal” (pereman desa) mengalami luka robek didaerah
paha kiri sebelah dalam yang mengeluarkan banyak darah. Abang terminal terlihat cemas,
berkeringat dingin, dan badannya lemas. Kulitnya pucat dan dingin.

Saat diperiksa bidan desa, tanda vital : frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan
darah 90/60mmHg. Lukanya dibalut oleh bidan, namun darah tetap keluar merembes.
Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke rumah sakit
terdekat yang berjarak dua jam.

Sampai dirumah sakit, abang terminal sudah tidak sadar diri dan terlihat sesak nafas. Saat
diperiksa oleh dokter : frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi
130x/menit, tekanan darah : 80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale : 10. Dokter menyatakan
bahwa abang terminal telah mengalami asidosis.

I. Klarifikasi Istilah
1. Darah : Cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler, dan vena
mengangkut zat makanan dan oksigen ke dalam sel-sel dan mengeluarkan produk
buangan dan karbon dioksida
2. Frekuensi nadi :
3. Infus : Penyuntikan cairan terapeutic yang lambat selain darah ke
vena
4. Cairan dextrose : Cairan monosakarida, D-glukosa monohidrat, terutama
dipakai sebagai cairan pengganti makanan
5. Glasgow coma scale : Skala yang digunakan untuk menentukan tingkst kesadaran
secara kuantitatif dan sering digunakan untuk penilaian kesadaran dan serta reaksinya
6. Tekanan darah : Tekanan darah pada dinding arteri yang bergantung
pada kekuatan gerak jantung, kelenturan dinding arteri, volume dan viskositas darah
7. Asidosis : Keadaan patologik akibat akumulasi asam atau kehilangan
basa dari tubuh
8. Frekuensi nafas : Jumlah gerakan dada termasuk inspirasi dan ekspirasi per
satuan waktu
9. Tanda vital : Deteksi perubahan sistem tubuh, meliputi tekanan darah, suhu
badan, denyut nadi, dan ..............
10. Luka robek :

II. Identifikasi Masalah


1. Abang terminal mengalami luka robek didaerah paha kiri sebelah dalam dan
mengeluarkan banyak darah, terlihat cemas, berkeringat dingin, badannya lemas,
serta kulit pucat dan dingin.
2. Saat diperiksa bidan, tanda vital : frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan
darah 90/60mmHg
3. Luka dibalut oleh bidan, namun darah tetap keluar merembes. Diberi infus dengan
cairan Dextrose 5% ,kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat yang berjarak 2 jam,
namun sesampainya dirumah sakit sudah tidak sadar dan terlihat sesak nafas.
4. Saat diperiksa dokter, frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi
130/menit, tekanan darah 80/50mmHg, Glasgow Coma Scale :10. Dokter
menyatakan bahwa abang terminal telah mengalami asidosis.

III. Analisis Masalah


1. Mengapa luka robek dapat mengakibatkan pendarahan yang banyak ?
Jawaban:

2. Jaringan apa yang rusak pada luka robek?


Jawaban:

3. Bagaimana relevansi antara luka robek yang dialami abang terminal dengan
berkeringat dingin, badan lemas, terlihat cemas, serta kulit pucat dan dingin?
4. Apa saja klasifikasi luka robek ?
5. Bagaimana penatalaksanaan luka robek?
6. Bagaimana prosedur pemeriksaan tanda vital?

Jawaban:
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sitem tubuh.
1. Tekanan darah
2. Suhu
3. Pernapasan
4. Denyut nadi
 Pemeriksaan Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovas
kular.

Terbagi menjadi dua metode, yaitu:

a. Metode langsung
Metode yang yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan
kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer.
b. Metode Tak Langsung
Metode yang menggunakan sfigmomanometer (tensimeter) dan juga
menggunakan stetoskop dengan mengukur tekanan sistolik dan diastolic.
 Pengukur Suhu
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan secara oral, retal, dan aksila. Pengukuran suhu tubuh dapat
diukur dengan menggunakan thermometer.
 Pemeriksaan Pernapasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui fungsi system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan
asam basa.
 pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakan indicator untuk menilai sistem kardiovaskular.
Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi).
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada
pergelangan tangan, arteri berakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada
leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri
frontalis pada bayi.

7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan tanda vital frekuensi nadi?


Jawaban:

DENYUT NADI

Denyut nadi (pulse) adalah getaran atau denyut darah didalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi dapat dirasakan dengan
palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh
darah arteri, terutama pada tempat-tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan
diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut
nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis
pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu arteri radialis,
arteri brankialis, dan arteri carotid.

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal:
 Normal : 60 – 100 x / menit
 Takikardia : < 100 x / menit
 Bradikardi : > 100 x / menit
Frekuensi nadi 32x/ menit merupakan takikardia dan isi nadi yang lemah menandakan
pulsus parvasus karena terjadi perdarahan.
8. Bagaimana interpretasi pemeriksaan tanda vital tekanan darah?
Jawaban:
Tekanan darah yang normal adalah 120 mmHg untuk sistole dan 80 mmHg untuk
diastole. Tekanan darah 80/50 mmHg adalah hipotensi akibat berkurangnya volume
darah karena perdarahan.
9. Bagaimana interpretasi pemeriksaan tanda vital frekuensi nafas?
10. Mengapa hasil pemeriksaan yang dilakukan bidan dengan hasil pemeriksaan yang
dilakukan dokter semakin memburuk ?
11. Apa fungsi cairan Dextrose 5% ?
12. Apa saja jenis-jenis cairan pengganti ?
13. Apakah sudah sesuai pemberian cairan Dextrose 5% pada kasus ini ? Bila tidak,
cairan apa yang seharusnya diberikan ?
14. Mengapa darah tetap merembes walau sudah dibalut ?
Jawaban:
Karena kemungkinan pembuluh darah besar yang terdapat pada paha kanan sebelah
dalam robek dan bidan hanya melakukan pembalutan luka tanpa melakukan
penjahitan terhadap pembuluh darah tersebut sehingga darah tetap keluar atau
merembes.
15. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan vital yang menunjukkan Glasgow Coma
Scale : 10?
Jawaban:
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai
respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.

Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka
mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score)
dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.

Eye (respon membuka mata) :

(4) : spontan

(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan


kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang )


disorientasi tempat dan waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun
tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi


rangsang nyeri)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi


stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…


V…M… Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15
yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Jika dihubungkan dengan kasus
trauma kapitis maka didapatkan hasil :

a. GCS : 14 – 15 (Ringan)

Skor 14-15: compos mentis

b. GCS : 9 – 13 (Sedang)

Skor 12-13: apatis

Skor 11-12: somnolent

Skor 8-10 : stupor

c. GCS : 3 – 8 (Tinggi)

Skor 6-7 : semi koma

Skor < 5 : koma

16. Bagaimana mekanisme penurunan kesadaraan dan sesak nafas disertai mekanisme
pertahanannya ?
17. Apa etiologi dari asidosis ?
Jawaban:
Asidosis adalah akumulasi asam dan ion hydrogen atau pengosongan
cadangan alkali (bikarbonat) dalam darah dan jaringan tubuh mengakibatkan
penurunan pH dibawah 7,4.
Penyebabnya adalah kelebihan ion hydrogen. Asidosis respiratorik disebabkan
oleh peningkatan reaktif asam karbonat dibandingkan dengan bikarbonat. Asidosis
metabolik disebabkan oleh penurunan fraksi bikarbonat, tanpa perubahan maupun
dengan perubahan, yang relatif kecil pada fraksi asam karbonat.
Abang terminal mengalami asidosis karena syok hipovolemia yang
menyebabkan meningkatnya metabolisme anaerob. Asidosis dalam waktu cukup
lama dapat menyebabkan seseorang koma atau bahkan meninggal. Asidosis
metabolik akibat pembentukan asam laktat kerena jaringan yang kurang darah
menggunakan metabolisme anaerobik. Frekuensi napas yang meningkat merupakan
upaya untuk memenuhi oksigen karena terjadi asidosis metabolic (agar tidak terjadi
peningkatan asam laktat).

18. Bagaimana patofisiologi asidosis ?


19. Bagaimana diagnosis dan prognosis pada asidosis?
Jawaban:
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH
darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah
arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbondioksida
dan bikarbonat dalam darah.
Diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan
penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik
dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh
keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara
mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

20. Bagaimana penatalaksanaan dari asidosis ?


Jawaban:
Penatalaksanaan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan
dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis
ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara
intravena, tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan.

21. Bagaimana mekanisme tubuh dalam menyeimbangkan asam basa ?


Jawaban:
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
 Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
 Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH
darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling
penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen
basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu
komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih
sedikit bikarbonat.
 Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan
penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan
oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-
paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat
pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika
pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan
darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi
menit.

Ayoo teman-teman dicari yang bener yaa Learning Issuenya. Diringkas loh yaa,
diringkaaaass !! Kalo udah, kirim ke email aku rfalezia@yahoo.com. Makasih
banyaaaaak ^^

You might also like