You are on page 1of 14

Fluktuasi asimetri adalah perbedaan antara karakter sisi kiri dan sisi kanan yang menyebar

secara normal dengan rataan mendekati nol sebagai akibat dari ketidakmampuan individu untuk
berkembang secara tepat dan normal (Van Valen, 1962).

Fluktuasi asimetri ini dapat merefleksikan dari perkembangan yang tidak stabil dari suatu
individu organisme sehingga dapat menimbulkan perbedaan fenotip.

Pada ikan, peningkatan fluktuasi asimetri dapat diamati melalui jari-jari sirip perut, jari-jari sirip
dada, tapis insang atas bagian bawah serta pori-pori rahang atau mandibular pores.
Dalam mengamati dan menganalisis perkembangan ketidakstabilan organisme, dapat
menggunakan tekhnik fluktuasi asimetri karena relatif sederhana dan tidak memerlukan alat
yang rumit. Fluktuasi asimetri merupakan tekhnik analisa perkembangan ketidakstabilan
organisme melalui pendekatan heterozigositas yang dapat menunjukkan adanya perbedaan
kestabilan perkembangan seperti halnya tekhnik elektroforesis dengan analisis jumlah loci
heterozigot.

Menurut Koehn dan Shumwai in Leary, et. al. (1985) bahwa individu yang homozigot kurang
efisien dalam memproduksi energi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang lambat, jumlah
ciri meristik yang lebih kecil dan adanya asimetri.

Asimetri adalah perubahan ukuran bentuk dan jumlah ciri-ciri morfologis tubuh, yang meliputi
sifat-sifat meristik dan morfometrik tubuh bagian kiri dan kanan (Leary et. al., 1983)

Asimetri terjadi karena adanya ketidakmampuan suatu organisme untuk berkembang secara
normal dan dapat digunakan untuk mengukur homeostatis/stabilitas perkembangan individu
yang homozigot dan heterozigot (Leary et. al., 1983 dan 1985). Individu heterozigot mempunyai
tingkat stabilitas perkembangan yang tinggi (Soule; Vrinjenhoek and Lerman; Angus and
Schultz; Leary et.al. in Swain, 1987).

Analisa fluktuasi bilangan (Number) yaitu jumlah individu asimetri yang diketemukan dalam
pengamatan dibagi dengan banyaknya sampel yang diamati.
Rumus :

Keterangan :
FAn = fluktuasi asimetri bilangan
Zi = Jumlah individu asimetri untuk ciri meristik tertentu.
n = Jumlah seluruh sampel yang diamati

Fluktuasi asimetri bilangan besaran (Magnitude) yaitu nilai yang didapat dari jumlah selisih
karakter yang diamati pada sebelah pada sebelah kiri dan kanan dibagi dengan total jumlah
sampel yang diamati.

Rumus :
Keterangan :
FAm = fluktuasi asimetri besaran
Xi = Jumlah karakter sisi kiri
Yi = Jumlah karakter sisi kanan
N = Jumlah seluruh sampel yang diamati

Dari masing- masing karakter yang diamati dapat dicari nilai fluktuasi asimetri gabungan
(Overali). Fluktuasi asimetri gabungan merupakan hasil penjumlahan nilai fluktuasi asimetri dari
semua karakter meristik bilateral yang diamati.
Rumus : FAgab = FAn + Fam
Keterangan :
FAgab = fluktuasi asimetri besaran
FAn = fluktuasi asimetri bilangan
FAm = fluktuasi asimetri besaran
FLUKTUASI ASIMETRI

FLUKTUASI ASIMETRI
Cara untuk mengetahui apakah telah terjadi perkawinan sedarah/sekerabat/silang dalam
(inbreeding) adalah dengan mengamati jumlah ciri meristik bilateral yang berpasangan seperti
sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), dan tapis insang. Menurt Leary et al (1985),
fluktuasi asimetri merupakan indikator untuk mengetahui adanya silang dalam. Fluktuasi
asimetri ini merupakan perubahan organ atau bagian tubuh sebelah kiri dan kanan yang
menyebar normal dengan rataan mendekati nol.

Analisa data yang digunakan dalam penghitungan nilai fluktuasi asimetri pada ikan adalah
menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Leary et al (1985), yaitu :
ô  Fluktuasi asimetri bilangan (number), yaitu jumlah karakter individu asimetri dari sejumlah
individu yang diamati.

FAn  = 
FAn = fluktuasi asimetri bilangan
Zi        = jumlah individu asimetri untuk ciri meristik tertentu
N      = jumlah sampel
ô  Fluktuasi asimetri besaran (magnitude) yaitu jumlah absolute perbedaan karakter organ kiri
dengan kanan dari sejumlah individu yang diamati.

FAm  =  
FAm = fluktuasi asimetri besaran
 xi            = jumlah organ kiri
yi         = jumlah organ kanan
N      = jumlah sampel
ô  Fluktuasi asimetri gabungan (overall) yaitu jumlah total dari nilai fluktuasi asimetri bilangan atau
fluktuasi asimetri besaran pada semua karakter meristik bilateral yang diamati.
Contoh Pengamatan :
Tabel 1.     Jumlah Karakter-karakter Meristik yang Diamati Pada Ikan Nila (Oreochromis sp) Asal Kolam
Budidaya di Desa Dolo, Sulawesi Tengah.
No. Bagian Kiri Bagian Kanan
Jml Sirip Jml Sirip Jml Tapis Jml Sirip Jml Sirip Jml Tapis
Dada Perut Insang Dada Perut Insang
1. 12 6 17 9 6 17
2. 11 6 19 11 6 17
3. 11 6 21 12 6 20
4. 11 6 19 12 6 18
5. 11 6 20 6 6 16
Sumber : Herjayanto, 2010.

Untuk mencari fluktuasi asimetri bilagan,fluktuasi asimetri besaran, dan fluktuasi asimetri
gabungan, maka data-data pada tabel di atas, di subtitusikan ke dalam persamaan Leary et al
(1985).
1. Fluktuasi asimetri bilangan (number)
ô  Jumlah sirip dada
Diketahui : Zi = 4 Pasang
N = 5 ekor

FAnSirip dada  =   =   = 0.8


ô  Jumlah sirip perut
Diketahui : Zi = 0 Pasang
N = 5 ekor

FanSirip perut =   =   = 0


ô  Jumlah tapis insang
Diketahui : Zi = 4 Pasang
N = 5 ekor

FAnTapis insang  =   =   = 0.8


1.      Fluktuasi asimetri besaran (magnitude)
ô  Jumlah sirip dada
Diketahui : x1−y1 = 9−12 = 3
x2−y2 = 11−11= 0
x3−y3 = 12−11 = −1
x4−y4 = 12−11 = −1
                    x5−y5 =  6−11 = −5
                    N = 5 ekor

FAm Sirip dada  = 

FAmSirip dada    =   =  =  = 2
ô  Jumlah sirip perut
Diketahui : x1−y1 = 0
x2−y2 = 0
                    x3−y3 = 0
                    x4−y4 = 0
                    x5−y5 = 0
                    N = 5 ekor

FAm Sirip perut  =    =   =  = 0


ô  Jumlah tapis insang
Diketahui : x1−y1 = 17−17 = 0
x2−y2 = 17−19 = −2
                    x3−y3 = 20−21 = −1
                    x4−y4 = 18−19 = −1
                    x5−y5 = 16−20 = −4
                    N = 5 ekor

FAm Tapis insang    = 

FAm Tapis insang  =   =  =  = 1.6

Tabel 2. Nilai Fluktuasi Asimetri Bilangan (FAn), Besaran (FAm), dan Gabugan (Overall) Ikan Nila
(Oreochrimis sp) yang berasal dari kolam budidaya di Desa Dolo, Sulawesi Tengah.
Kelompok Fluktuasi Karakter Meristik Bilateral Kategori
Asimetri Sirip Sirip Tapis Overall
Dada Perut Insang
IV FAn 0.8 0 0.8 1.6 Tinggi
(Empat) FAm 2 0 1.6 3.6 Tinggi
Sumber : Herjayanto, 2010

Fluktuasi asimetri gabungan (overall) dari FAn ikan Nila yang bernilai 1.6 serta FAm yang
bernilai 3.6 adalah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan oleh karakter individu
asimetri dari 5 ikan sampel atau jumlah absolute perbedaan karakter organ kiri dengan kanan
dari 5 ikan sampel yang diamati menunjukan banyak organ yang tidak simetri antara organ kiri
dengan organ kanan. Untuk itulah, hal ini menjadi indikator bahwa telah terjadi perkawinan
sekerabat/sedarah/silang dalam (inbreeding) yang menyebabkan ikan Nila asal kolam budidaya
di Desa Dolo memiliki organ-organ tubuh yang tidak lengkap/asimetri.
Fluktuasi Asimetri Pada Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Di Balai Budidaya Air Payau
(Bbap) Situbondo, Jawa Timur Author: Handoyo, Boyun Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi kuantitatif tentang tingkat asimetri ikan kerapu tikus (Cromileptes
altivelis) di BBAP Situbondo melalui pengamatan meristik bilateral. Ikan uji diambil dari panti
pembenihan di BBAP Situbondo baik berupa ikan segar (di dalam freezer) maupun diawetkan
(dengan formalin 10 %). Pada pengamatan karakter meristik bilateral jumlah totol, digunakan
350 ekor ikan kerapu tikus yang terbagi menjadi 7 kelompok ukuran (masing-masing kelompok
50 ekor) yaitu mulai dari kelompok ukuran 3-5 cm sampai 15-17 cm. Pengamatan totol ini juga
dilakukan pembagian berdasarkan bagian-bagian tubuh, yaitu kepala, badan, sirip perut, sirip
dada. dan ekor. Pada karakter meristik bilateral jumlah jari-jari lemah sirip dada dan jari-jari
lemah sirip perut digunakan 350 ekor ikan, sedangkan pada jumlah tapis insang terluar dan
jumlah tulang rusuk, dilakukan pengamatan pada 48 ekor ikan segar yang relatif besar dengan
dilakukan pembedahan. Hasil penghitungan jumlah untuk masing-masing karakter meristik
bilateral sebelah kanan dan kiri dibandingkan dengan menghitung nilai fluktuasi asimetrinya.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan : a) Ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) di panti
pembenihan BBAP Situbondo memiliki nilai fluktuasi asimetri yang belum tinggi jika
dibandingkan dengan ikan budidaya lain, hal tersebut dapat dilihat dari nilai hasil perhitungan
fluktuasi asimetri gabungan (overall) untuk kelima karakter meristik bilateral adalah sebesar
1,41 untuk fluktuasi asimetri bilangan (FAn) dan 1,71 untuk fluktuasi asimetri besaran (FAm).
Sedangkan untuk tiga karakter meristik bilateral yaitu jari-jari lemah sirip dada, jari-jari lemah
sirip perut dan jumlah tapis insang terluar didapatkan nilai FAn sebesar 1,03 dan FAm sebesar
1,28. Hal tersebut menunjukkan stabilitas perkembangan ikan kerapu tikus belum terlalu rendah
yang berarti tekanan silang dalamnya belum tinggi, meskipun sudah ada tanda-tanda terjadi
penurunan, b) Semakin besar ukuran ikan, maka nilai fluktuasi asimetri jumlah totolnya semakin
besar juga. Sedangkan bagian tubuh ikan kerapu tikus {Cromileptes altivelis) yang memiliki nilai
fluktuasi asimetri jumlah totol terbesar adalah kepala. Hal tersebut dikarenakan pada kepala
terdapat banyak lekukan tubuh dan luasnya bagian atas (dorsal) yang tidak terhalangi oleh sirip
punggung sebagai tempat yang paling sering terjadi pembelahan totol, c) Karakter jumlah tapis
insang memiliki nilai fluktuasi asimetri yang lebih besar ( FAn sebesar 0,48 dan FAm sebesar
0,63) jika dibandingkan dengan sifat meristik bilateral yang lain, hal tersebut juga ditemukan
pada ikan budidaya lain, karena begitu kompleksnya fungsi insang ikan. Sedangkan nilai
fluktuasi asimetri yang terkecil terdapat pada karakter jumlah tulang rusuk ikan kerapu tikus,
yaitu tidak terdapat fluktuasi asimetri (nilainya nol) hal ini dikarenakan sewaktu proses
organogenesis pembentukan tulang rusuk mendapat prioritas energi dibandingkan karakter
meristik bilateral lain yang diperiksa. URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22062
 
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR  BELAKANG
Perkembangan dalam pembudidayaan nila merupakan sisi positif yang sangat diharapkanterutama berkenaan
dengan program pemuliabiakan. Namun tentu saja perkembangan tersebutperlu disikapi secara arif dan
antisipatif. Hal ini tidak lain karena secara genetik, ikan nila yangberkembang di Indonesia relatif cepat
mengalami penurunan. Yang mudah diamati adalahpenampakan secara kuantitatif dari karakter pertumbuhan,
ketahanan terhadap penyakit, tingkatkelangsungan hidup, benuk tubuh dan abnormalitas atau secara kualitatif
dari karakter warnatubuh. Diungkapkan oleh Pepen Efendi, pembenih di kabupaten Cianjur menunjukkan
bahwapada tahun 19961997 dengan penebaran larva nila GIFT sebanyak 1 liter (± 40.000 ekor)selama 60
hari memperoleh hasil sebanyak 80100 kg fingerling. Sedangkan saat ini dengan polapemeliharaan yang
sama, hasil yang diperoleh hanya 2530 kg. Namun demikian, data hasilpendederan larva hasil pemijahan
induk dari
BBAT Sukabumi yang didederkan di lahan petaniCiandam, Sukaraja menunjukkan bahwa dari satu liter larva
mampu menghasilkan benih sangkal(umur 60 hari) sebanyak 120 kg dan 160 kg. Penurunan kualitas genetik
yang terjadi di beberapapetani dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya (1) kualitas induk awal, (2)
silang dalam,(3) seleksi induk yang salah, (4) jumlah induk yang terbatas dan atau (5) induk yang
digunakanmerupakan ikan inbreeding sehingga pengetahuan akan fluktuasi asimetri organ berpasanganmaka
kita kan dapat mengetahui apakah ikan mengalami depresi inbreeding atau tidak.
 
B.TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Agar mahasiwa dapat menghitung fluktuasi asimetri organ berpasangan.
2. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan program seleksi ikan.
  
 
  
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,tepatnya Afrika bagian timur, pada
tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer dikolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama
ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus dan dalambahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.  Ikan Nila Ikan
nila betina dari Lumajang, JawaTimur 
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Osteichtyes
Ordo: Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Oreochromis
Spesies:Oreochromis niloticus
 
 
Nama binomial Oreochromis niloticus
 Linnaeus, 175
 
berakibat pada menurunnya kesuburan, vigour dan kesehatan ikan yang pada gilirannyamenyebabkan
penurunan morfologi akibat dari meningkatnya frekuensi homozigot untuk alelresesif. Fenomena ini dicirikan
dengan stabilitas perkembangan yang rendah dan ditandai denganmeningkatnya individu yang abnormal. Hal
ini ditandai dengan perbedaan bentuk, ukuran,jumlah dan ciri-ciri morfologi yang lain pada organ yang
berpasangan .Inbreeding terjadi akibat perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaituberasal dari
jantan dan betina yang sama induknya dan pada varietas yang sama. Inbreeding akanmenghasilkan individu
yang homozigositas. Kehomozigotan ini akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan
lingkungan. Homozigositas ini berarti hanya ada satu tipe aleluntuk satu atau lebih lokus. Selain itu silang dalam
akan menyebabkan penurunan kelangsunganhidup telur dan larva, peningkatan frekuensi ketidaknormalan
bentuk dan penurunan lajupertumbuhan ikan. Silang dalam menyebabkan heterozigositas ikan berkurang dan
keragamangenetik menjadi rendah .Stabilitas perkembangan yang rendah pada ikan akibat telah mengalami
tekanan silangdalam yang ditunjukkan dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri dan adanya individu yang
tidak tumbuh sirip dada dan sirip perut pada kedua sisinya atau abnormal, Nurhidayat . Penulis Learyet al
menjelaskan, individu yang homozigot kurang mampu mengimbangi keragamanlingkungan dan memproduksi
energi untuk pertumbuhan dan perkembangan.Dengan mengetahui adanya fluktuasi asimetri maka akan
mudah untuk menentukanapakah ikan dalam suatu generasi mengalami pertumbuhan yang normal atau tidak.
Sebenarnyajika nilai fluktuasi asimertri tidak terlalu besar maka masih bisa disebut normal. Rendahnyavariasi
genetik akan berakibat negatif terhadap sifat-sifat penting dalam budidaya ikan antara lainmenurunnya tingkat
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan keragaman ukuran. Selanjutnyarendahnya variasi genetik dapat
mengurangi kemampuan ikan untuk beradaptasi terhadapperubahan lingkungan..Selain itu berhubungan
dengan terjadinya silang dalam yang dapatmeningkatkan homozigositas. Secara umum homozigositas
menyebabkan menurunnyakemampuan individu untuk berkembang secara normal 
   
 
BAB V PENUTUP 

A.KESIMPULAN
Dari hasil yang disajikan pada data tebal di atas maka dapat disimpulkan bahwa ikan nilamengalmi depresi
inbreeding yang tinggi ini diketahu dengan perhitungan Fan dan Fam padabenih ikan nila sampel sebanyak 30
ekor. 
 

DAFTAR PUSTAKA1.
 
Sunarno, M.T.D. 2001. Strategi Pemeliharaan Ikan Jelawat(Leptobarbus hoeveni) DalamKeramba Mini Di
Danau Teluk Jambi. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. 7 (3). 2-9.2.
 
Sucipto, A. 2005.Broodstock Management Ikan Mas dan Nila. Makalah. Balai B udidayaAir Tawar
Sukabumi. 1-13.3.
 
Ariyanto, D. dan Imron, 2002. Keragaman Truss Morfometri Ikan Nila (Oreochromisniloticus) Strain 69, Gift
G-3, dan Gift G-6. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.Sukamandi.  8 (5). 11-18.4.
 
Ditjenkan, 2004. Pembenihan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni). Available from:
URL:http://www.google.com. Accessed Februari 25, 2010.5.
 
Departemen Pertanian. 1992. Teknologi Pembenihan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
Secara Terkontrol. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. 1-11 h.6.
 
Aria, P. 2008. Fluktuasi Asimetri. Available from: URL: http://www.maswira.wordpress.com/2008/11/ 29/fluktuasi-
asimetri/. Accessed Februari 25, 2010.7.
 
Jatilaksono, M. 2007. Fluktuasi Asimetri. Available from: URL:http://www.jlcome.blogspot.com/2007/04/fluktuasi-
asimetri.html. Accessed Februari 25,2010.8.
 
Widiyati, A. Dan Sumantadinata, K. 2004. Fluktuasi Asimetri Ikan Nila 69 (Oreochromisniloticus) dari Danau
Tempe (Sulawesi Selatan) dan Ikan Nila Gift dari Sukamandi,Jatiluhur dan Sukabumi.Balai Riset Perikanan
Budidaya Air tawar Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogir. Bogor.9.
 
Widiyati, A., Subandriyo., Sumantadinata, K., Hadie, W. Dan Nugroho, E. 2004.Keragaman Morfologi dan
Fluktuasi Asimetri Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dariDanau Tempe (Sulawesi Selatan) dan beberapa
Sentra Produksi di Jawa Barat. .BalaiRiset PerikananBudidaya Air tawar Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, InstitutPertanian Bogir. Bogor.10.
 
Scribd.com. 2009. Perkembangbiakan Ikan. Available from: URL:http://www.scribd.com/ doc/ 13759316/
Perkembangbiakan-Ikan. Accessed Februari 25,2010

You might also like