You are on page 1of 25

c  

   c


Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno
bernama Plato (427 ± 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus

Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah
pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah
kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena,
namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari
semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi,
lenyap dalam semalam.

Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang Atlantis.
Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis
dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan
Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon
berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah
barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia
menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas
dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan
megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang
sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya
terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan
sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu
itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar
tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis
itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?

Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk
membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.

Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150
tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan
turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta
petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika
membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya
jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam,
manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan
tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20
sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di
kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan
keajaiban yang menggemparkan dunia.

Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau
Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar
laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang
menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun
ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu
adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan
poligon, besar kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini
merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

Awal tahun µ70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah
mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan
ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan
yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato!
Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?

Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika
disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun oleh
orang Atlantis?

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih
menemukan piramida di dasar laut ³segitiga maut´ laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida
dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir.
Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang
menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah
menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua
Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut ³segitiga
maut´. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang),
kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka
temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang
ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini
disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku ³Atlantis, The Lost
Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato¶s Lost Civilization´ dia
menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan
cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi
sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur,
Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari
bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan
Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang
aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik.

Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi
yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh
lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara
bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah
sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru
di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung
berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan
puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah
gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta
membentuk selat dataran Sunda.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi,
bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair
dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada
kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa.
Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan
menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah
melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua,
mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil
menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada
peribahasa yang berkata, ³Amicus Plato, sed magis amica veritas.´ Artinya,´Saya senang kepada
Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.´

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan
sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi
di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango,
Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang
aktif kembali.

Ini ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha untuk menguak misteri
Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali
dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya ³Inggrid Benette´. Beberapa penggal
kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar
bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah
memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan
Inggrid Bennette.

þ    þ  


Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas,
dipromosikan sebagai kepala energi wanita ³Pelindung Kristal´ (setara dengan seorang kepala
pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang
bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar
sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi
ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem
operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri,
merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan
dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah ³pelindung´ kami, pelindung
lainnya wanita.

Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti
zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas
punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan
rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa ³tubuh merupakan kuilnya jiwa´, oleh
karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang
utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun
pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok
panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan
bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak
dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa
raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama,
mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya
sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi
pengobatan.

ß    


Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat
yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan
raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah,
sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-
lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba
bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah
sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan
serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek
lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan
mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati.
Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat
berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh
jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu
suara ³wuung´ yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan
rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti
ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat
polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, ³Aku ingin berlari cepat´. Unicorn akan
menjawab: ³Baiklah´. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka
begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi
mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.

Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya
dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: ³Saat ketika
kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima,
saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali´.

v   


Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini
menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya
begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya,
bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara
visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang
mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. ³Ahli ramuan´ mulai
merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.

Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun
pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat
terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-
mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli
botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan
bagi segenap peradaban kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang
bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka
mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini
membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi
dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal
tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau
sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai
dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh
sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal
bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel
bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada
sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau
kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.

 
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip ³piring terbang´ (UFO), mereka
menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan
jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya
menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip
seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi
magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang
berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut
³Subbers.´

Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal
untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh ³orang
pintar´ melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang
istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka
adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam
pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.

 
  
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan,
semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan
mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.

Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah
warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan
pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang
pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar
lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan
asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.

Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh
kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya,
pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian,
semua indera yang ada akan sehat kembali, ³warna´ menyembuhkan indera penglihatan, ³aroma
tumbuh-tumbuhan´ menyembuhkan indera penciuman, ³musik yang merdu´ menyembuhkan
indera pendengaran, dan terakhir, ³air murni´ menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi
selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari
tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu
berkaitan dengan ³medan magnet´ dan ³energi matahari´ , sekaligus merupakan pengobatan
secara fisik dan kejiwaan.

 cþ 
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan
pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, ³orang pintar´ akan memberikan pengarahan kepada
orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah,
menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat
penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang
berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.

Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk
hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani
mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang
sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru
bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan
merupakan tugas yang didambakan setiap orang.
Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima
pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi,
pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat.
Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami
tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata
ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini
sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam
keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah
satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat
mengalihkan perhatian. ³Orang pintar´ membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan
menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini,
setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.

Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar
dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi
getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran
inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam.
Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi,
maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan
daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.

Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami
yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih
binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri
kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau
menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan
sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan
keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah
pelindung kami.

þ  c  


Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda
bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan.
Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya
berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk
mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks,
inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan,
seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari ³keberadaan hidup secara
keseluruhan´, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami
dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh
hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat
mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam,
namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang
sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami,
orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini
sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih,
dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih
hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap
tidak matang.

   v
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami
ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja
mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan
keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara
disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir
ini menyebabkan kehancuran Atlantis.

Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi
dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur
pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis,
mereka ³mengalah´ pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud
³mengendalikan´ 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total.
Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin
mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.

 þ
Ramalan ³kiamat´ pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang
mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan
oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: ³Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul,
semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka
akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami
akan kembali ke masa lalu´. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari
³kiamat´ akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak
bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang,
dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.

Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada
juga menjelang ³kiamat´ meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak
terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena
itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif
mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang.
Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang ³aneh´, mereka kembali
dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan
tentang kehidupan di luar Atlantis.

Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun,
hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal
ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia
akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan
membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama
beberapa abad.

Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa
bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan
keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan
kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung
berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap
bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur,
kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak.
Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke
bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-
orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya
mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih,
bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut
telah menenggelamkan daratan.

 
þ  
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis,
berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda
dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno,
berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang.
Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan
jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu
berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat,
dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.

Bangsa Atlantis mementingkan ³inteligensi jiwa´ dan ³tubuh´ untuk mengembangkan seluruh
potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang
pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan.
Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato
menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:

³Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa
Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang
tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil
Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu
menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba
mewah.´

Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:


³Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu
iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai
melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang
makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-
orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih
tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.´

Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan
tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan
tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan,
yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang ³mengabaikan kesalahan´, hingga
³membiarkan perubahan´ selanjutnya diam-diam ³menyetujui kejahatan´, tidak dapat
membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat
manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.

Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi
kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan pengenalan
yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa.
Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan
Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi
kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup.
Apakah kita sedang berbuat kesalahan yang sama?
  

Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu
dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun
telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat
peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah
membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia
manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya
membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau
apa artinya?

Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga
akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan.

Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang
demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar
penemuan hasil penelitian.

      c 

Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan
kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar
yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah
besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir
sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno
menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang
dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.

Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan
tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas
tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat ³konon katanya´, maksudnya bahwa
kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah
menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada
dinasti kerajaan ke-4.

Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian,
begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah
perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal
Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma¶mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia
dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang
terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya
dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah
pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan
tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.

Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah
³mengalami perampokan benda-benda dalam makam´. Namun, hasil penyelidikan nyata
menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah
sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri
tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti
Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya
dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang
dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.

Selain itu, dalam catatan ³Inventory Stela´ yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah
disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan.
Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan
tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku,
selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan
sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian
bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang
kedudukan sejarah yang sebenarnya.

Teknik Bangunan yang Luar Biasa

Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh
lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5
dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida
Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang
lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok
sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga,
sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa,
bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat
kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa
mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.

Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan
topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan
tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang
dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit
menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti
proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting,
bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya
berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan
dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.

Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya ³Sidik Jari Tuhan´:
Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi
lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil
kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang
ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan
modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk
membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-
orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa,
baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan
presisinya.

Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai ³Bapak
Pengetahuan Mesir Kuno Modern´ memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida
berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam ³pemikiran mereka mempunyai tinggi
tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa´. Ia berpendapat, dilihat dari sisi
pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.

Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun
2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. ³Manusia tidak dapat memahami bagaimana
piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang
manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang
memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi
lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar.´

Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan
sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah
mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk
dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna.
Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan
batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang
tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah
mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi
puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya
mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa
selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam
jangkauan kemampuan kita untuk membangun?

Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan,
tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4
yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx,
ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu
tahun silam sebelum Masehi.

Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya
yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun
pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya ³Ular Angkasa´,
John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah
aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno
ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh
kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang
ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal
ini.

Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam ³Ilmu Pengetahuan Kudus´ menunjukkan: pada tahun
11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah
ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi.
Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih
berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.

Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari
kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan
selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca
buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena
bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama.
Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong
batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.

Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan
pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa
bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari
sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan
terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat
mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya
rumit.

Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa
purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena
adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat
purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan
menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.

Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami
rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang
mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa
Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi
tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu
alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak
dari permukaan.

Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya
sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti
dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa
ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam.







  

Selama 4000 tahun, orang heran dan berusaha memecahkan misteri untuk apa pyramida
dibangun. Pyramida adalah makam Raja Khufu, itu orang sudah tahu, tetapi sebegitu pentingkah
makam itu sehingga harus dibuat dalam bentuk pyramida yang demikian sulit pembuatannya?
Nakht, seorang penduduk Mesir yang ikut bekerja membangun pyramida selama 40 tahun,
menceritakan kesaksiannya «..

Pyramid dibangun berdasarkan pengamatan astronomis.


Orang Mesir adalah ahli-ahli astronomi. Mereka sangat pandai membaca pergerakan bintang di
langit. Langit di atas gurun pasir yang luas tak bertepi menjadi pusat orientasi hidup mereka.
Dari posisi dan pergerakan bintang-bintang mereka meramalkan musim, menghitung waktu
terbaik untuk mulai menanam gandum, meramalkan datangnya banjir dan badai. Dari
pengamatan langit, mereka menemukan adanya sebuah titik hitam yang dikelilingi beberapa
bintang. Bintang-bintang itu selalu berubah posisi, tetapi titik hitam itu tidak pernah berubah.
Orang Mesir kemudian menganggap titik hitam itu adalah surga. Suatu tempat yang abadi. Tak
pernah berubah.

Raja Khufu ingin memperoleh keabadian setelah ia mati. Ia ingin menuju surga yang telah
dilihatnya di langit. Maka ia memerintahkan untuk membuat suatu bangunan yang dapat
menghantarkan jasadnya berangkat menuju ke keabadian. Oleh para arsitek dan penasehat ahli
kerajaan, disepakati bahwa bangunan yang akan menghantarkan jasad Raja Khufu ke surga itu
berbentuk pyramida. Bentuk pyramida diyakini sebagai simbol kehidupan «

Alkisah, Nakht adalah penduduk Mesir yang tinggal di sebuah desa, di tepian sungai Nil. Setiap
awal musim panas, utusan Raja Khufu menyusuri desa-desa di sepanjang sungai Nil, mencari
laki-laki yang kuat dan tegap untuk dipekerjakan membangun pyramida. Nakht bersama adik
lelakinya, Deba, terpilih oleh Kaem-Ah, sang utusan Raja. Maka pada tahun 2480 SM
berangkatlah mereka ke Giza. Sebelumnya, ayah dan kakek Nakht pun telah dipanggil untuk
bekerja membangun pyramida.
Kakek Nakht bercerita, ia bekerja membuat tangga menuju ke langit. Bagaimana pun berusaha,
Nakht tidak pernah bisa membayangkan, tangga menuju langit itu seperti apa. Setelah beberapa
hari menyusuri sungai Nil, tibalah mereka di Sakkara. Di tempat itu Nakht melihat tangga
berbentuk pyramida, dan barulah dia paham apa yang dikerjakan kakeknya dulu. Pyramida di
Sakkara ini dibangun sekitar 60 tahun sebelum Raja Khufu bertahta.

Setelah berlayar di sungai Nil selama 11 hari, sampailah Nakht dan Deba di Giza, 10 mil selatan
Cairo. Pertama-tama mereka ditempatkan di pertambangan batu, tempat ribuan pekerja
memotong batu dari bukit, membentuknya menjadi blok-blok segi empat yang akan disusun
menjadi pyramida. Blok-blok batu yang beratnya sekitar 2,5 ton ini dibawa ke lokasi
pembangunan pyramida yang berjarak 0,5 mil dengan cara ditarik. Nakht dan Deba diberi tugas
membawa air untuk membasahi permukaan jalan tanah yang akan dilewati blok batu. Karena
tanah di Giza berupa lempung, jika dibasahi akan menjadi licin dan memudahkan blok batu
ditarik.

    
   
!"

Pyramida Khufu mulai dibangun pada 2480 SM. Dibutuhkan 6 juta ton batu untuk membangun
pyramida ini, terdiri atas 2,5 juta buah blok batu yang masing-masing beratnya sekitar 2,5 ton.
Pada setiap periode, 25.000 orang bekerja secara bersamaan. Semua dikoordinasi dengan sangat
rapi. Setiap orang punya tempat bekerjanya masing-masing, tahu tujuan pekerjaannya. Setiap
blok batu ditulisi nomor identitas, sehingga jelas di posisi mana batu tersebut akan ditempatkan
dalam pyramida. Pekerja dibagi dalam beberapa kelompok, ada kelompok pemotong batu,
penulis identitas batu, dan penarik batu. Mereka bekerja selama 9 hari berturut-turut, dan
istirahat pada hari ke 10.

Tidak lama bekerja sebagai pembawa air, Nakht dan Deba dipindahkan bekerja di lokasi
pembangunan pyramida. Pekerja di lokasi pyramida memiliki µgengsi¶ lebih tinggi dari pada
pekerja di pertambangan batu, karena hanya pekerja terpilih yang boleh masuk ke lokasi
pembangunan pyramida. Yunu, pimpinan pekerja di pyramida menilai Nakht dan Deba memiliki
kecerdasan tinggi, sehingga dengan cepat diberi tugas-tugas yang lebih penting.

Pada pembangunan pyramida, tukang batu adalah tenaga kerja terpenting. Mereka menghaluskan
blok-blok batu yang baru dikirim dari pertambangan, memastikan ukurannya benar-benar tepat.
Di lokasi pembangunan pyramida, Nakht dan Deba ditugaskan menempatkan blok-blok batu
pada lokasi yang sudah ditentukan. Batu-batu itu ditarik ke atas melalui jalan landai yang
dibangun khusus di samping pyramida. Pekerjaan menarik batu ini sangatlah berat. Sebuah blok
batu seberat 2,5 ton ditarik oleh 20 ± 30 orang. Untuk menempatkannya pada posisi di pyramida,
digunakan katrol yang ditempatkan pada sebuah segitiga kayu besar. Pada suatu ketika, karena
ada pekerja yang kurang hati-hati, segitiga kayu ini roboh. Deba yang berada di bawahnya
tertimpa balok kayu yang besar dan berat. Ia meninggal, 5 tahun setelah bekerja di pyramida «
Kematian Deba membuat Nakht sangat berduka. Lima tahun bekerja di pyramida yang pada
hakekatnya adalah sebuah makam, ia tak pernah berpikir tentang kematian. Kematian Deba
mengingatkan Nakht bahwa semua kerja keras luar biasa itu dilakukan demi satu orang, yaitu
Raja. Seluruh rakyat berhutang budi pada Raja, maka memberikan pengorbanan bagi raja adalah
suatu kehormatan.

È           


 
#

Raja Khufu¶ meninjau pembangunan pyramida yang akan menjadi makamnya

Tulisan-tulisan yang terdapat di dalam pyramida bercerita tentang perjalanan panjang Raja, yang
digambarkan sebagai elang, dengan bantuan angin topan, hujan, dan guntur. Teks di dalam
pyramida selalu menggambarkan akhir perjalanan raja, yaitu menjadi di antara yang takkan
musnah. Raja akan mencapai keabadian, begitu juga setiap orang yang bekerja untuk
mewujudkan jalan raja menuju ke keabadiannya.

Sepuluh tahun sesudah awal pembangunan pyramida besar, datang batu granit dari penambangan
Aswan yang berjarak 500 mil dari Giza. Jumlah batu granit ini 9 buah, masing-masing beratnya
50 ton. Batu-batu granit ini akan dipakai sebagai penutup puncak pyramida. Karena beratnya,
dibutuhkan 200 orang untuk menarik satu blok batu ke atas. Pada sepertiga bagian atas puncak
pyramida, batu tidak bisa lagi ditarik melalui jalan landai di samping pyramida, sehingga dibuat
jalan berbentuk spiral yang menempel di sekeliling puncak pyramida. Nakht yang sudah menjadi
pekerja senior, dipercaya oleh Hermiunu, arsitek pembangunan pyramida yang juga adalah
sepupu Raja, untuk memimpin penempatan batu-batu terpenting ini. Nakht meminta semua batu
ditandai tengah-tengahnya dengan sebuah garis dari oker warna merah. Kemudian dengan
memakai unting-unting, ia mengamati hingga posisi garis oker merah itu tepat berimpit dengan
sebuah tonggak yang dipakai untuk menandai titik pusat pyramida. Dengan demikian, semua
blok batu berada pada posisi yang sangat tepat, tidak boleh salah seinci pun. Kesalahan
meletakkan posisi batu menyebabkan titik berat pyramida bergeser, dan pyramida akan runtuh.

 
    

Tinggi Pyramida Khufu semula 146 meter, namun karena erosi selama ribuan tahun, kini
tingginya tinggal 136 meter. Hingga tahun 1889 ketika Menara Eiffel (324 meter) dibangun di
Paris, Pyramida adalah bangunan tertinggi di dunia.

Di dalam pyramida terdapat tiga buah ruangan. Ruangan pertama ada di bawah tanah. Ruangan
kedua berada di atasnya, dan ruangan ketiga terletak paling atas. Di ruangan paling atas inilah
jasad Raja Khufu akan ditempatkan, tepat dibawah batu-batu granit penutup puncak pyramida
yang diletakkan oleh Nakht dan kawan-kawannya.
Pada tahun 2463 SM Raja Khufu keluar dari istana untuk melihat makam yang akan
membuatnya abadi. Dengan ditandu oleh para pengawal raja, ia menyusuri jalan yang sama,
yang disusurinya 17 tahun lalu, pada saat awal pembangunan pyramida.

Dini hari pada musim semi tahun 2457 SM Raja Khufu wafat. Dalam sebuah peti mati yang
terbuat dari kayu cedar, jasadnya dibawa melalui sungai Nil ke kuil yang berada di dekat
pyramid. Di dalam peti itu tersimpan juga emas dan kekayaan istana yang berkaitan dengan
Tutankhamun. Dari kuil di tepi sungai Nil, peti terlebih dahulu dibawa ke ruang bawah tanah di
dalam pyramid. Sesudah itu baru dibawa ke ruangan yang ada di atasnya, dan selanjutnya
ditempatkan di ruangan paling atas yang menjadi makam Raja Khufu. Pada dinding sebelah utara
ruangan teratas ini, terdapat sebuah lobang yang menembus pyramid, dimana dari lobang ini
dapat dilihat titik hitam di langit yang dikelilingi bintang-bintang. Titik hitam yang diyakini oleh
Raja Khufu dan orang-orang Mesir sebagai surga abadi.

Raja Khufu dan orang-orang Mesir telah menemukan surga mereka, dan membangun pyramid
sebagai jalan menuju kesana «.

You might also like