You are on page 1of 77

Presentasi

Kasus

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan


Sedang
Oleh
Lienardy Prawira
07120060024

Moderator Tutor
Dr. Huiny Tjokrohusada, Dr. Martaviani Budi, SpA,
SpA M.Kes
Identitas Pasien
Nama : An. P
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 13 Juli 2010
Umur : 8 bulan 23 hari
Suku bangsa / Bangsa : Jakarta / Indonesia
Alamat : Senen, Jakarta Pusat
Masuk RS tanggal : 30 Maret 2011, jam 20.00
WIB
Identitas Orangtua
Orangtua Ayah Ibu
Nama Tn. S Ny. I
Umur sekarang 45 tahun 35 tahun
Perkawinan ke 1 1
Pendidikan terakhir SMA SMP
Pekerjaan Supir Ibu Rumah Tangga
Pangkat - -
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jakarta
Hubungan Ayah Kandung Ibu Kandung
Anamnesis
Dilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien pada
tanggal 30 Maret 2011, pukul 20.00 WIB

Keluhan Utama:
Diare
Keluhan Tambahan:
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang

30 Maret 2011
Pasien dibawa ke UGD
11 hari SMRS
RSGS dengan keluhan
12 hari SMRS Pasien dibawa
ibunya berobat diare 15x sehari,
Pasien dibawa
ke RSCM dan
konsistensi kotoran cair,
ibunya berobat mendapat
pengobatan sedikit ampas, berwarna
ke klinik , namun
parasetamol,
kehijauan, ada lendir, tidak
keadaan pasien pedialit dan
zinkid, namun ada darah, dan tidak berbau
tidak membaik
keadaan pasien
amis. Sekali buang air
tidak membaik
besar, keluar kira-kira
setengah gelas air mineral
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering mengalami sakit batuk dan pilek saat pasien
berusia 3 bulan,
Pasien pernah mengalami muntaber pada saat berusia 6
bulan,
Pasien baru sembuh dari penyakit campak 2 minggu yang
lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
Riwayat Kehamilan Ibu
Status obstetri ibu G4P4A0
Cukup bulan
Gangguan kesehatan selama kehamilan tidak ada
Riwayat penyinaran ( - )
Merokok ( - )
Alkohol ( - )
Antenatal setelah bulan ke – 7 sebulan 1 x
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : Rumah Sakit
Penolong : Dokter
Cara persalinan : SC
Data saat lahir : BL 3,7 kg, PBL 49 cm
Masa gestasi : cukup bulan ( 9 bulan 3 hari )
Keadaan bayi saat lahir : langsung menangis
Nilai Apgar : tidak diketahui
Kelainan bawaan : tidak ada
Anak ke : 4 dari 4 anak
Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi I II III IV

BCG 
DPT   
Polio   
Hep B   
Campak -

Kesan : imunisasi dasar belum lengkap kurang campak


Riwayat Perkembangan
Mengikuti objek dengan mata : usia 3 bulan
Bereaksi terhadap suara / bunyi : usia 3 bulan
Mengangkat kepala : usia 6 bulan
Berusaha meraih benda : usia 6 bulan
Duduk: usia 6 bulan
Tengkurap : belum bisa
Berdiri : belum bisa
Berjalan : belum bisa
Bicara : belum bisa

Kesan :
Tidak ada gangguan perkembangan sebelum pasien dirawat
Riwayat Makanan
Usia < 1 tahun :

UMUR ASI / PASI Buah / Biskuit Bubur susu Nasi Tim

0 – 2 bln ASI - - -

Susu formula
2 – 4 bln - - -
SGM

Susu formula Biskuit Regal 2 keping +


4 – 6 bln - -
SGM buah

Susu formula Biskuit Regal 2 keping +


6 – 8 bln - Nasi tim
SGM buah
Usia > 1 tahun :

Jenis Makanan Frekuensi


Nasi Tim 2 x sehari,@ 1/4 piring kecil

Sayuran Wortel dicampur nasi tim

Daging (sapi) 1 x dalam seminggu, 1 potong kecil diblender

Telur 2 x dalam seminggu, @ 1 butir telur

Ikan 3 x dalam seminggu, diblender

Susu 9 x sehari antara 20 – 30 cc

Kesan : Frekuensi, kuantitas dan kualitas makan


baik
Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi :

Lahir Mati Keterangan


No Usia Jenis Kelamin Hidup Abortus
Mati (sebab) kesehatan

1 20 tahun L  - - - Kuning

2 14 tahun P  - - - -

3 7 tahun L  - - - -

4 8 bulan L  - - - Pasien

Anggota Keluarga Lain yang serumah


Tidak ada

 Masalah Dalam Keluarga


Tidak ada

 Status Rumah Tinggal


Pribadi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 pukul 20.30

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Status Mental : Cengeng
Tanda Tanda Vital
Nadi : 105 x/menit, irama teratur, isi
cukup, sama di keempat
ekstremitas
Frekuensi Nafas : 32 x/menit, reguler, tipe
abdominal
Suhu : 36,8 0C (pengukuran axilla)
Status Gizi
Berat Badan : 6,8 kg
Panjang Badan : 68,5 cm
Berat Badan Ideal : 8,4 kg
Status gizi = Berat badan sekarang x 100 %
Berat badan ideal
= 6,8 x 100 %
8,4
= 80,95 % (mild malnutrition)
Status Generalis
Kepala: Bentuk normocephal, rambut hitam tipis, distribusi

merata, ubun-ubun cekung, sutura tidak melebar.


Mata : Palpebra superior dextra dan sinistra tidak edema,

cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

reflek cahaya langsung dan tidak langsung positif.


Telinga : Daun telinga simetris kanan dan kiri, liang telinga

lapang, serumen tidak ada, sekret tidak ada,

perdarahan tidak ada, membran timpani tidak dinilai.


Hidung : Bentuk normal, sekret tidak ada, napas cuping hidung
tidak ada.
Mulut : Mukosa kering, tidak pecah, tidak sianosis, rongga

mulut bersih, lidah tidak kotor, tidak ada celah mulut,


selaput lendir normal, tidak ada celah langit-langit,
uvula ditengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening,

trakea ditengah, dapat bergerak ke segala arah, tidak


terdapat pembesaran kelenjar gondok.
Thoraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi,
simetris kiri dan kanan, tidak ada
sikatriks, tidak ada pelebaran vena.
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak
ada retraksi.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, tidak ada
ronki, tidak ada wheezing.
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga IV garis
midklavikularis kiri, tidak kuat angkat, tidak ada
thrill.
Perkusi : Batas jantung kanan atas sela iga II garis
parasternal kanan, batas jantung kanan bawah sela
iga IV garis midklavikularis kanan, batas jantung
kiri sela iga IV garis midklavikularis kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak ada
murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan, tidak
ada pelebaran vena
Auskultasi : Bising usus meningkat
Palpasi : Datar, supel, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak teraba hati dan limpa
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang
abdomen
Alat Kelamin : Tidak terdapat hipospadia,
kulit penis tidak hiperemis,
testis berjumlah 2 di dalam skrotum
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak
terdapat deformitas, tidak ada
paresis / paralisis, tidak ada edema
di ke empat ekstremitas, tidak ada
sianosis, turgor kulit baik
Status Neurologis
Refleks fisiologis:
Refleks biceps : +/+
Refleks triceps: +/+
Refleks patella: +/+
Refleks achiles : +/+
Refleks patologis:
Babinsky : -/-

Tanda rangsang meningeal


Kaku kuduk : negatif
Brudzinsky I, II : -/-
Lasegue : > 70°/ > 70°
Kernig : > 135°/ > 135°
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 30 Maret 2011 :

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 11,7 gr/dL 12-16 g/dL
Hematokrit 37 37-47 %
Eritrosit 4,6 juta/UL 4,3-6,0 juta/uL
Leukosit 15.400 /UL 5000-14.500/uL
Trombosit 510.000/UL 150.000-400.000
MCV 80 fl 80-96 fl
MCH 25 pg 27-32 pg
MCHC 32 gr/dL 32-36 g/uL
Kimia 143 135-145 mEq/L
Natrium 4,3 3,5-5,3 mEq/L
Kalium 104 97-107 mEq/L
Klorida
Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 31 Maret 2011 :
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Makroskopik Lunak Lunak
Darah ( - ) / negatif Negatif
Lendir ( - ) / negatif Negatif
Eritrosit 1-1-0 Negatif
Leukosit 2-1-1 Negatif
Amoeba ( - ) / negatif Negatif
Telur cacing ( - ) / negatif Negatif
Jamur ( - ) / negatif Negatif
Serat ( + ) / positif Negatif
Lain-lain Bakteri ( + ) / positif Negatif
Resume
Pasien laki-laki berusia 8 bulan 23 hari datang dengan
dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare sejak 12 hari
SMRS
Buang air besar ± 15x / hari dengan konsistensi
kotoran cair, sedikit ampas, berwarna kehijauan, ada
lendir, tidak ada darah, dan tidak berbau amis.
Sekali buang air besar, keluar kira-kira setengah gelas
air mineral.
Pasien 2 kali dibawa berobat namun tidak ada
perbaikan
Muntah, demam, batuk, dan pilek tidak ada
Anak masih mau diberikan minum dan makan
Pasien baru sembuh dari campak 2 minggu yang lalu
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
Status gizi pasien mild malnutrition,
Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan 32x / menit,
dan suhu tubuh 36,8°C
Pada pemeriksaan ditemukan ubun-ubun besar cekung,
palpebra superior cekung, dan mukosa mulut kering
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan:
Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan trombosit
(510.000)
Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan pada
tanggal 31 Maret 2011 didapatkan adanya bakteri pada
feses
DIAGNOSIS KERJA
Diare Akut ec virus dengan dehidrasi ringan sedang
 
DIAGNOSIS BANDING
Diare Akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan sedang
Diare Akut ec imunodefisiensi dengan dehidrasi ringan
sedang
PEMERIKSAAN ANJURAN
Konsul Gizi anak
Kultur bakteri feses
Penatalaksanaan
Medikamentosa
IVFD 2A 700cc / 24 jam = 10 tetes / menit (makro)
Probiotik 1 x 1 sach per oral
Zinkid 1 x 10 mg per oral
Non Medikamentosa
PASI dilanjutkan
Bubur susu dilanjutkan
Oralit / kali mencret
Prognosis
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad fungsionam : ad bonam
Qua ad sanationam : ad bonam
Follow Up
Follow up
Tinjauan Pustaka
Definisi
Meningkatnya frekuensi BAB setidaknya 3x 1 hari
atau lebih sering dari individu pada normalnya dengan
perubahan konsistensi menjadi lebih lunak atau cair
Diare dibagi menjadi 2 jenis:
Diare Akut
Diare yang terjadi dalam 24 jam dan berlangsung kurang
dari 14 hari
Diare Kronis / persistent

Diare yang terjadi dan berlangsung 14 hari atau lebih


Epidemiologi
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN USIA 0 - 12 BULAN • Penyebab kematian kedua
paling banyak di dunia
Diare

Sepsis
4%
Pneumonia
• Di negara berkembang
Tetanus Meningitis / Ensefalitis
Kelainan
Jantung
3% setiap tahun ± 1,3 milyar
Saluran Pencernaan
Kongenital
& Diare Kelainan Jantung
episode 3-6 juta kematian
Hidrosefal
us
42% Kongenital & Hidrosefalus
pada anak < 5 tahun
6% Sepsis
Saluran
Pencernaa Tetanus
n
7%
Lain-lain (malnutrisi, TB,
Meningitis Pneumoni Campak)
/ a
Ensefalitis 24%
9%
Faktor Resiko
Gizi kurang
Tidak mendapat ASI dan pemberian susu formula
dapat menimbulkan intoleransi laktosa dan
hipersensitif terhadap protein susu sapi
Umur kurang dari 18 bulan, umumnya usia 6 – 11
bulan
Imunitas kurang
Riwayat diare sebelumnya
Obat-obatan yang diberikan, termasuk antibiotik
Diare Akut
Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologi dapat terjadi dalam 2
mekanisme:
Diare Sekretorik
Diare Osmotik
Berdasarkan penyebab:
Virus
Bakteri
 Penempelan pada mukosa
 Toksin
 Invasi mukosa
Evaluasi Pasien dengan Diare
Persistensi diare
Etiologi
Derajat dehidrasi
Diare berdarah
Malnutrisi
Infeksi non GIT yang berat
Penilaian Dehidrasi
Derajat Keadaan Rasa Haus Kelopak/ Air Mulut Kulit Urin
dehidrasi % Umum mata
defisit
Tanpa Baik, kompos Minum Normal Basah Normal Normal
dehidrasi mentis normal
(<5% BB)
Ringan- Rewel, gelisah Minum Cekung, Kering Pucat, Berkurang
sedang (5- seperti produksi capillary
10% BB) kehausan berkurang refill<2dtk
Berat Letargi, lemah, Malas Sangat Sangat Pucat, Tidak ada
( >10%BB) kesadaran minum/ tidak cekung, tidak kering capillary refill
menurun, nadi dapat minum ada >2dtk
dan nafas cepat
Tatalaksana
Tujuan tata laksana diare:
Mencegah terjadinya dehidrasi
Mengobati dehidrasi jika telah terjadi
Mencegah terjadinya gizi buruk setelah diare
Mengurangi waktu dan keparahan diare
Mencegah terjadinya diare pada masa yang akan
datang
Pedoman Tatalaksana Diare Berdasarkan
Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi: Kehilangan cairan Kehilangan cairan Rencana Terapi


dari % berat ml / kg berat
badan badan
Tanpa Dehidrasi < 5% berat badan < 50 ml/kg Rencana Terapi A

Ringan - sedang 5 – 10% berat badan 50 – 100 ml/kg Rencana Terapi B

Berat > 10 % berat badan >100 ml/kg Rencana Terapi C


Rencana Terapi A
Anak tanpa dehidrasi tetap membutuhkan cairan tambahan
untuk menggantikan cairan yang keluar saat diare
4 hal penting yang perlu diedukasikan pada orangtua
pasien:
Berikan cairan lebih dari biasanya pada anak untuk mencegah
dehidrasi
Berikan suplemen zinc pada anak setiap hari selama 10 – 14
hari
Tetap lanjutkan asupan makanan pada anak untuk mencegah
terjadinya malnutrisi
Kenali tanda-tanda dehidrasi sehingga anak secepatnya
dibawa ke dokter secepatnya
Tanda-tanda yang harus diwaspadai:
Mencret dengan frekuensi dan jumlah yang meningkat
Muntah berulang
Kehausan
Mulai menolak makan dan minum
Demam
Tidak membaik dalam 3 hari
Rencana Terapi B
Anak dengan dehidrasi ringan – sedang harus diobati
dengan terapi rehidrasi oral dengan mengunakan cairan
rehidrasi oral di fasilitas medis terdekat
Suplementasi zinc tetap diberikan seperti pada terapi A
Jumlah cairan rehidrasi oral(CRO) yang harus diberikan 4 jam pertama

Usia <4 bln 4- 11 bln 12-23 bIn 2-4 th 5-14 th >=15 th

Berat badan < 5 kg 5- 7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg >= 30 kg

Jumlah(ml) 200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-2200 2200-4000

Keterangan:
• Panduan usia digunakan bila berat badan tidak diketahui.
• Jumlah pemberian cairan rehidrasi oral juga dapat dihitung dengan 75
ml/kgBB
• Jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak
Selain pada bayi yang masih minum ASI, makanan
tidak boleh diberikan selama periode 4 jam rehidrasi
Pada anak yang menlanjutkan rencana terapi B lebih
dari 4 jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam
sekali
Rencana Terapi C
Terapi yang dipilih ialah rehidrasi secara cepat melalui
intravena
Anak yang masih dapat minum walaupun sedikit harus
diberikan cairan rehidrasi oral 5 ml/kgBB/jam ketika
mereka dapat minum untuk membantu menambahkan
kadar kalium yang seringkali tidak cukup dengan
pemberian cairan secara intravena
Berikan 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau normal
saline

Usia Pertama beri 30 ml/kg dalam Selanjutnya beri 70 ml/kg


dalam

Bayi(<1 th) 1jam* 5 jam

Anak(>1 th) 1/2 jam* 2 ½ jam

Keterangan:
* = ulangi jika nadi radialis masih lemah atau tidak teraba
Jika terapi intravena tidak dapat diberikan cairan
rehidrasi oral melalui NGT 20ml/kgBB/jam selama 6
jam dengan kadar maksimal 120 ml/kgBB
Jika gejala dan tanda dehidrasi tidak membaik setelah
3 jam bawa ke fasilitas yang ada terapi intravena
Diare Kronik
Etiologi
Infeksi
Faktor penderita:
Usia kurang dari 3 bulan
Gizi buruk
Depresi sistem immunologik
Enzim-enzim yang berkurang
Faktor-faktor lain
Kejadian diare akut yang terdahulu
Penanganan yang tidak efektif
Manifestasi Klinis
Diare 14 hari atau lebih,
Dapat terlihat gejala-gejala dehidrasi ringan sampai
berat,
Asidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit
Status gizi anak biasanya kurang atau buruk.
Diagnosis
Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik atau
sekretorik
Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi
laktosa, sindrom malabsorpsi
Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri
tumbuh lampau, diare karena antibiotik, atau infeksi
persisten
Tatalaksana
Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan gangguan
elektrolit yang terjadi
Diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita
Penatalaksanaan sesuai etiologi
Penatalaksanaan sesuai Etiologi
Intoleransi laktosa: beri fomula/ diet bebas laktosa.
Alergi susu sapi: ASI diteruskan dan ibu tidak mengkonsumsi
susu sapi dan makanan yang terbuat dari susu sapi (keju, es
krim dll) bila tidak minum ASI, pasien diberi formula
hidrolisat protein.
Bacterial overgrowth: metronidazol 30 mg/kg/hari selama 10-
14 hari.
Diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila mungkin
berikan metronidazol 30-50 mg/kg/hari selama 7-10 hari dan
probiotik 2x10 selama 7-10 hari.
Pada infeksi persisten, berikan antibiotik sesuai hasil kultur
dan resistensi selama 7-10 hari.
Pencegahan dan Pendidikan
Hindari penggunaan antibiotik dan antidiare pada anak
dengan diare akut
Berikanlah terapi nutrisi yang adekuat pada setiap
anak dengan diare akut untuk mencegah terjadinya
gangguan gizi untuk memutus lingkaran setan diare-
malnutrisi-diare
Galakkan penggunaan ASI
Analisis Kasus
Anamnesis

Diare Akut dengan


Dehidrasi Ringan-
Pemeriksaan Fisik
Sedang

Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan diare ±15x
sehari dengan konsistensi kotoran cair, terdapat Diare Akut
sedikit ampas, berwarna kehijauan, ada lendir,
tidak ada darah, dan tidak berbau amis sejak 12
hari yang lalu,
• Keluhan muntah, demam, batuk, dan pilek
disangkal oleh ibu pasien,
• Pasien sebelumnya telah berobat sebanyak 2
kali namun tidak membaik,
• Lingkungan rumah tempat tinggal pasien
terletak pada daerah padat penduduk dengan
Faktor Resiko:
sanitasi kurang baik, • umur < 18 bulan,
• Pasien baru sembuh dari penyakit campak 2
• imunitas kurang
minggu yang lalu • malnutrisi.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum tampak sakit sedang,


• Kesadaran compos mentis,
• Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan
32x / menit, dan suhu tubuh 36,8°C
• Pada pemeriksaan kepala ditemukan Dehidrasi Ringan
ubun-ubun besar cekung, Sedang
• Pada pemeriksaan mata palpebra
superior cekung
• mukosa mulut kering
Pemeriksaan Penunjang
Dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tanggal
30 Maret 2011 didapatkan:
Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan kadar trombosit
(510.000)
Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan pada
tanggal 31 Maret 2011 didapatkan:
Adanya bakteri pada feses.
Diagnosis Banding
Diare akut ec bakteri
Pada diare akut yang diakibatkan oleh infeksi bakteri
terdapat darah secara kasat mata serta eritrosit dan
leukosit secara mikroskopis dalam tinja
Pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan adanya
bakteri, namun tidak semua bakteri dalam feses
menyebabkan masalah sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan kultur feses
Diare akut ec imunodefisiensi
Penurunan dari sistem kekebalan tubuh pada anak yang
menderita penyakit sistemik  nantinya dapat
memudahkan adanya infeksi oportunistik maupun
terganggunya komposisi dan fungsi flora usus normal.
Imunodefisiensi (seluler maupun humoral), terutama
defisiensi IgA di dalam lumen usus  ketidakmampuan
usus untuk menetralisir enteropatogen dalam lumen usus
 diare.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukopeni.
Tatalaksana
Pada pasien ini telah diberikan:
IVFD 2A 700cc / 24 jam
Pada anak dengan dehidrasi ringan sedang cukup
diberikan cairan rehidrasi secara oral dengan jumlah 75
ml x KgBB dan dievaluasi ulang setelah 3 jam
dehidrasi berat terapi intravena
Probiotik 1 x 1 sachet per oral
Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai
efek menguntungkan.
Saya sependapat diberikan probiotik, karena melalui
mekanisme kerjanya, probiotik dapat mengurangi gejala
diare, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi
saluran cerna, dan memperbaiki pencernaan.
Penggunaan probiotik, juga terbukti efektif dalam
pencegahan maupun terapi diare akut akibat rotavirus
pada anak, dalam hal ini memperpendek masa sakit.
ZnSO4 1 x 10 mg per oral
Saya setuju dengan pemberian ZnSO4 pada pasien ini
Zinc diberikan untuk menurunkan durasi dan frekuensi
diare pada anak
Cara zinc dalam menanggulangi diare karena zinc
merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD).
SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel
usus.
Dosis anjuran untuk anak > 6 bulan = 20 mg/hari selama
10 – 14 hari
Oralit per kali mencret
Saya setuju dengan pemberian oralit setiap kali mencret
jika pada hasil evaluasi telah menunjukkan perbaikan /
pasien telah terrehidrasi dengan baik
Pemberian oralit juga diikuti dengan pemberian makanan
seperti biasa sesuai dengan yang anak mau
Pemberian makanan dilanjutkan
Saya setuju dengan pemberian makanan seperti biasa tetap
diberikan
Makanan membuat gizi dan nutrien dapat diserap usus dan
membantu dalam proses perkembangan dan pertambahan
berat badan dan membantu mempercepat pemulihan fungsi
normal usus termasuk kemampuan untuk mencerna dan
menyerap berbagai nutrien.
Namun, selain pada bayi yang masih minum ASI, makanan
tidak boleh diberikan selama periode 4 jam rehidrasi kecuali
jika setelah lebih dari 4 jam pertama periode rehidrasi,
maka anak harus diberikan makanan setiap 3-4 jam sekali
Status Gizi
Status gizi pada pasien ini tergolong mild malnutrition
dengan perawakan normal.
Diagnosis ini didapatkan dari pemeriksaan
antropometri:
Berat Badan pasien : 6,8 kg
Panjang Badan pasien : 68,5 cm
Berat Badan ideal : 8,4 kg
Height Age : 7 bulan
Tinggi badan sesuai usia : P25-50 NCHS
Rumus : BB/BBidealx100% = 6,8 /8,4 x 100% = 80,95 %
Terapi Dietetik
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan
menu yang sama pada waktu anak sehat
Dapat pula diberikan bubur tim saring dan buah seperti
pisang ambon untuk menggantikan kalium
Kebutuhan Kalori
Dihitung berdasarkan RDA calories:
Kebutuhan kalori pasien: 8,4 x 120 = 1008 kcal/kg,
yang terdiri dari:
- 50% KH : 50% x 1008 = 504 kcal  126 gram.
- 35% Protein: 35% x 1008 = 352,8 kcal  88,2 gram.
- 15% Lemak: 15% x 1008 = 151,2 kcal  37,8 gram.
Pemeriksaan Anjuran
 Kultur Tinja
o Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui apakah
penyakit yang sedang diderita disebabkan oleh bakteri
spesifik
 Kultur Viral
Kultur viral dilakukan untuk melihat ada tidaknya virus.
Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur ini dapat
memberi petunjuk pada kasus penyakit tertentu. Namun,
kultur viral dapat memakan waktu hingga satu minggu
atau lebih untuk berkembang, tergantung jenis virusnya.
Kesimpulan
Dilihat dari respon pengobatan yang diterima oleh
pasien, respon terhadap pengobatan baik diare dan
dehidrasi teratasi
Edukasi kepada orang tua untuk kembali segera jika
mencret dengan frekuensi dan jumlah yang meningkat,
buang air besar berdarah, muntah berulang, kehausan,
mulai menolak makan dan minum, demam, dan tidak
membaik dalam 3 hari

You might also like