Professional Documents
Culture Documents
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala rahmat-Nya sehingga makalah akhir perkuliahan
yang berjudul “Investasi Obligasi dan Reksadana” ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Dengan lahirnya makalah Investasi Obligasi dan Reksadana ini semoga
dapat memberikan manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat
membuka wawasan yang luas tentang apa itu obligasi dan reksadana serta cara
menginvestasikannya. Karena dua hal tersebut sudah tidak asing lagi dan semakin
marak seiring dengan perkembangan perekonomian terutama di dalam perbankan
Indonesia.
Tak ada gading yang tak retak, adalah ungkapan yang tepat demi
kesempurnaan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang
membangun, terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1. Latar Belakang ....................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Investasi ..................................................... 3
2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi ............................. 3
2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi ........................ 4
2.2. Obligasi................................................................................... 6
2.2.1. Macam-macam Obligasi ............................................ 7
2.2.2. Manfaat Obligasi ........................................................ 12
2.2.3. Kelemahan Obligasi ................................................... 13
2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia ............ 13
2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di
Indonesia .................................................................... 14
2.3. Reksadana............................................................................... 15
2.3.1. Pengertian Reksadana.................................................. 15
2.3.2. Jenis-jenis Reksadana ................................................. 16
A. Reksadana Berbentuk Perseroan.............................
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif....................
2.3.3.Manfaat Reksadana................................................................ 20
2.3.4.Resiko Reksadana ................................................................. 21
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan investasi ?
1.2.2. Bagaimanakah bentuk dari investasi obligasi ?
1.2.3. Bagaimanakah bentuk dari investasi reksadana ?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2006), h. 4
2
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 235
v
b. Supplementary income
Tambahan pendapatan melalui saham dan obligasi adalah dalam
bentuk pendapatan lain Bank yang tidak berbentuk uang, yaitu
pengaruh Bank dalam perusahaan itu karena fungsinya selaku
pemegang saham.
3
Ibid, h. 236-238
vi
yang dimiliki, maka baik saham maupun obligasi akan mudah
ditawarkan atau dibeli.
d. Maturity date (jangka waktu efek-efek)
Pertimbangan terhadap jangka waktu dikaitkan dengan resiko
yang mungkin timbul sehubungan dengan credit rating dari
penerbit. Bila jangka waktu melebihi 10 tahun dan lembaga
penerbit kurang bonafide, tentu resiko akan tinggi.
e. Expectation
Harapan masa depan memegang peranan yang sangat penting
dalam penilaian Bank, baik dikaitkan dengan keamanan maupun
dengan capital gain (keuntungan dari modal yang ditanam) atau
dividend yang tinggi. Perkembangan nilai efek-efek dalam pasar
modal akan memberikan harapan yang cerah bagi penanaman
dana Bank.
f. Tax (pajak)
Bank akan cenderung untuk membeli surat-surat berharga jangka
menengah – panjang yang pajaknya minimum. Pajak atas dividend
memang salah satu bagian dari sistem pajak progresif yang terus-
menerus dikembangkan di Indonesia.
g. Diversifikasi
Pertimbangan terakhir adalah usaha dari Manager Bank untuk
diversifikasi dari investasinya pada berbagai bidang, misalnya
pembelian saham perusahaan industri, usaha perdagangan,
lembaga keuangan bukan bank atau pembelian saham/obligasi
bank-bank lain yang beredar di pasar modal. Usaha diversifikasi
ini dihubungkan dengan sistem konversi atas kemungkinan
timbulnya kerugian pada sektor usaha yang satu yang akan ditutup
oleh keuntungan pada sektor usaha lainnya.
vii
2.2. Obligasi
Di dalam pasar modal ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi
kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Sebelum
membuat keputusan investasi, pemodal harus mempertimbangkan return,
risiko dan tujuan. Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap di mana
penerbit (emiten) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka
waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh
tempo. Jadi, Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas
pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat
pemodal.
Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal,
terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat (rating
agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja perusahaan dari
berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan keuangan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang
sehingga rating sangat diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya
dapat membayar kembali seluruh utangnya atau tidak, sesuai dengan
penilaian rating agency.
Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah
Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek
dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja
sama dengan Standards & Poor’s. PT. PEFINDO mengukur tingkat risiko
wanprestasi (default) dari suatu emisi obligasi, tetapi tidak
mempertimbangkan faktor eksternal seperti risiko pasar, misalnya.
Pemeringkatan suatu obligasi ini sangat berguna bagi para investor obligasi
karena dengan adanya rating maka para investor tidak perlu lagi melakukan
proses evaluasi terhadap kinerja suatu emiten obligasi.4
4
Sunariyah, Pengantar........, h. 214
viii
2.2.1. Macam-macam Obligasi 5
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak
perjanjian obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual
obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian
tersebut, macam obligasi antara lain :
a. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa
marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank
Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank
Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra
development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi
atas dua jenis yaitu :
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya
dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan,
semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian
yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut.
Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi
adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang
mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon
melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.
5
Ibid
ix
2) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak
mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima
bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan
sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor membeli
obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 tetapi
investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat
jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp
1.000.000.
c. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan
obligasi dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali
untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo
kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon
berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan
bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu
patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta Inter
Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank
Offering Rate).
3) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga
tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk
periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode
selanjutnya bunganya mengambang.
x
d. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat
jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat
membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit
menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai jaminan.
Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan pemodal,
yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami
kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak
menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat
likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan
dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal
obligasi.
3) Subordinate debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi
diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih
dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat
prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate
debenture dibayar setelah debenture. Oleh karena itu,
subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai
risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di
samping itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban
membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.
Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila
laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga. Perusahaan
xi
penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang
berlalu tidak mampu membayar bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang
dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut
merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan
gedung. Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan
tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban perusahaan
tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru
secara langsung menjadi agunan.
e. Dari segi tempat penerbitannya
Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat
perdagangannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1) Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam
negeri dan dipasarkan di dalam negeri. Misalnya obligasi PLN
yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).
2) Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau
lembaga asing pada suatu negara tertentu di mana obligasi
tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan dipasarkan
di Hongkong dan sebagainya.
3) Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan
dimanapun tanpa adanya keterbatasan tempat penerbitan atau
tempat perdagangan tertentu.
f. Dari segi pemeringkat
Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3
Jenis, yaitu :
xii
1) Grade Bond
Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam
peringkat yang layak untuk investasi (investment grade). Yang
termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan A
menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A
menurut Moody’s.
2) Non-grade Bond
Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk
peringkat yang layak untuk investasi (non-investment grade).
Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B
menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut
Moody’s.
g. Berdasarkan call feature
Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk
membeli kembali. Hak untuk membeli kembali obligasi yang telah
dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut call feature.
Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1) Freely Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu
perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik) obligasi
kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk
memanggil obligasi apabila tingkat bunga turun dan
menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih
rendah. Konsep ini disebut dengan refunding. Perusahaan
penerbit dapat memanggil obligasi yang beredar apabila hal
tersebut dianggap menguntungkan bagi perusahaan.
2) Non Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli
kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh
tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.
xiii
3) Deferred Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely
callable bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan
suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat
dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama,
kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely
callable).
h. Berdasarkan segi konversi
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable
Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar
dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri
(convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki
oleh penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham
yang akan digunakan sebagai konversi obligasi akan dijadikan
jaminan pada wali amanat dan disimpan di bank kustodian.
2) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat
dikonversikan menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok
obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada
obligasi lainnya.
6
Ibid, h. 222
xiv
c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi
dari kemungkinan terjadinya inflasi.
d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk
membeli instrumen aktiva lain.
7
Ibid
8
Ibid, h. 227
xv
calon emiten (perusahaan penerbit) yang melakukan penawaran
obligasi. Persyaratan pencatatan obligasi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam
dengan pendapat wajar tanpa kualifikasi (WTK) untuk tahun buku
terakhir
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan perncatatan tidak lebih
dari enam bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi
sekurang-kurangnya empat tahun
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
berturut-turut
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada
saldo rugi tahun terakhir
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik
9
Ibid, h. 230
xvi
d. Memberitahukan kepada wali amanat setiap perusahaan yang
terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan
penerbit obligasi
2.3. Reksadana
2.3.1. Pengertian Reksadana
Mutual fund, unit trust dan reksadana, pada prinsipnya ketiga
istilah tersebut adalah sama, hanya sumbernya berlainan. Misalnya,
mutual fund berasal dari istilah Amerika Serikat, unit trust berasal dari
istilah Inggris, sedangkan reksadana lahir di Indonesia (tahun 1996).10
Definisi reksadana menurut UUPM No. 8/1995 adalah :
“Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang
menerima uang dari para pemodal yang kemudian
menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang
terdiversifikasi pada efek/sekuritas”.
Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif
untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan
investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan. Kegiatan
investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek,
baik di pasar uang maupun di pasar modal.11
Reksadana menjadi pilihan investasi yang sangat menarik,
karena reksadana saat ini sedang didukung oleh pemerintah untuk
diperkenalkan ke masyarakat luas. Karenanya, pemerintah
membebaskan biaya pajak bagi reksadana yang menanamkan
modalnya di obligasi.
Kelebihan inilah yang membuatnya mempunyai rate of return
yang tinggi (khusus reksadana terbuka). Berinvestasi di reksadana
juga terjamin karena pemerintah melalui Bank Kustodian melindungi
dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam reksadana.12
10
Komaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h. 181
11
Sunariyah, Pengantar........, h. 236.
12
Ali Arifin, Membaca Saham, (Yogyakarta : ANDI, 2002), h. 51
xvii
2.3.2. Jenis-jenis Reksadana 13
Berdasarkan bentuk hukumnya di Indonesia reksadana dapat
dibagi atas dua bentuk yaitu :
A. Reksadana berbentuk Perseroan
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif
13
Sunariyah, Pengantar........, h. 236.
xviii
Berdasarkan proses jual-beli saham, reksadana dalam bentuk
perseroan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1) Reksadana terbuka (open-end investment
company)
2) Reksadana tertutup (close-end investment
company)
xix
2. Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak
antara Direksi Perusahaan dengan manajer investasi yang
ditunjuk.
3. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada
kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)
merupakan instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan unit
penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana
tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar
modal maupun di pasar uang. Pada reksadana berbentuk perseroan
pihak menghimpun dana dengan melakukan penjualan saham,
sedangkan reksadana KIK menghimpun dana melalui penjualan
unit penyertaan, Namun keduanya sama-sama menginvestasikan
dana yang dihimpun pada berbagai efek yang diperdagangkan :
xx
Pedoman kontrak penyimpanan kekayaan reksadana
berbentuk perseroan dengan Bank Kustodian yang diatur dalam
Peraturan Bapepam No. IV.A.5., sekurang-kurangnya memuat
tentang hal-hal diantaranya :14
1. Nama dan alamat Bank Kustodian
2. Tata cara penjualan atau pembelian kembali
(pelunasan) saham, bagi reksadana terbuka
3. Pemisahan rekening efek atas nama
reksadana
4. Kewajiban mengadministrasikan efek dan
dana dari reksadana, memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk
menerima deviden, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan
transaksi efek
5. Kewajiban membuat dan menyampaikan
laporan kepada manajer investasi, reksadana, dan Bapepam
6. Memperbolehkan akuntan memeriksa
laporan keuangan dan prosedur operasional reksadana
7. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan,
balik nama dalam pemilikan efek, pembagian hak yang
berkaitan dengan saham reksadana
8. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada
reksadana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan
dengan efek dan dana dalam rekening reksadana
9. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan
dengan jasa yang diberikan dan biaya yang dibebankan kepada
reksadana
10. Kewajiban mengasuransikan kekayaan
reksadana, jika para pihak memandang perlu
14
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2007), h. 188.
xxi
11. Larangan penghentian kegiatan Bank
Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian
pengganti
12. Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih
reksadana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk
melakukan perhitungan nilai aktiva bersih
15
Sunariyah, Pengantar........, h. 150
xxii
menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan
transaksi sendiri pada suatu bursa.
5. Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di
bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara
umum maka pengelola dana (manajer investasi) akan mengalihkan
ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga
agar investasi pemodal senantiasa menguntungkan.
6. Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat
masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali
saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
7. Pengelolaan portofolio yang profesional. Pengelolaan portofolio
suatu reksadana dilaksanakan oleh manajer investasi yang
memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan
dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal
individual pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu,
sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung
dalam menganalisis harga efek serta mengakses informasi di pasar
modal.
16
Ibid, h. 151
xxiii
1. Berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek yang menjadi bagian portofolio
reksadana yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
2. Risiko Likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian besar
unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara
bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
3. Risiko Politik dan Ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang
politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hai
tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.
4. Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana
sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim
hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat
intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa
dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada
kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko
pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting.
5. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga
NAV dari suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan
akurat.
6. Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur.
Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama
kejujuran dalam hal informasi yang diberikan perusahaan investasi
kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan
informasi yang sejujurnya tentang kebijakan-kebijakan dan risiko-
risiko investasi reksadana.
7. Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari
pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya
perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal
xxiv
reksadana, bukan untuk kepentingan pemegang saham
tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risiko
tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan
sepenuhnya kepada para investor.
xxv
BAB III
KESIMPULAN
xxvi
Jika dilihat dari sifatnya reksadana dibagi menjadi dua yaitu : (1) reksadana
terbuka dan (2) reksadana tertutup. Reksadana terbuka yaitu reksadana yang
menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai
sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Reksadana tertutup adalah reksadana
yang tidak dapat membeli kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila
pemilik hendak menjual sahamnya dilaksanakan melalui bursa efek setempat.
xxvii
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
xxviii