You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala rahmat-Nya sehingga makalah akhir perkuliahan
yang berjudul “Investasi Obligasi dan Reksadana” ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Dengan lahirnya makalah Investasi Obligasi dan Reksadana ini semoga
dapat memberikan manfaat kepada para pembaca nantinya. Sehingga dapat
membuka wawasan yang luas tentang apa itu obligasi dan reksadana serta cara
menginvestasikannya. Karena dua hal tersebut sudah tidak asing lagi dan semakin
marak seiring dengan perkembangan perekonomian terutama di dalam perbankan
Indonesia.
Tak ada gading yang tak retak, adalah ungkapan yang tepat demi
kesempurnaan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang
membangun, terima kasih.

Sidoarjo, Juni 2009

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1. Latar Belakang ....................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Investasi ..................................................... 3
2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi ............................. 3
2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi ........................ 4
2.2. Obligasi................................................................................... 6
2.2.1. Macam-macam Obligasi ............................................ 7
2.2.2. Manfaat Obligasi ........................................................ 12
2.2.3. Kelemahan Obligasi ................................................... 13
2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia ............ 13
2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di
Indonesia .................................................................... 14
2.3. Reksadana............................................................................... 15
2.3.1. Pengertian Reksadana.................................................. 15
2.3.2. Jenis-jenis Reksadana ................................................. 16
A. Reksadana Berbentuk Perseroan.............................
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif....................
2.3.3.Manfaat Reksadana................................................................ 20
2.3.4.Resiko Reksadana ................................................................. 21
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selama berabad-abad lamanya kita mengenal bahwa Bank Umum atau
Bank Konvensional telah memegang peranan yang amat penting dalam
membantu dan mendorong kemajuan ekonomi suatu negara. Bahkan
posisinya amat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian. Di
Indonesia, sejak awal kemerdekaannya, Bank telah memainkan peranan yang
amat menentukan bagi pengaturan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat termasuk produksi dan perdagangan di semua sektor ekonomi.
Salah satu upaya bank konvensional dalam menggerakkan roda
perekonomian suatu negara adalah berupa investasi-investasi yang
dilakukannya, baik di pasar modal maupun di segala bentuk usaha yang
dianggap berkompeten di bidangnya.
Pasar modal di Indonesia, sementara ini mempunyai obyek investasi
yang diperdagangkan berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan
sertifikat PT. Danareksa. Sama halnya dengan investasi di bidang lain, untuk
melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan
pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis
efek atau surat berharga mana yang akan dibeli, yang mana yang akan dijual,
dan efek mana yang tetap dipegang (hold). Bagi calon investor yang tidak
mempunyai keterampilan untuk melakukan hal itu, mereka dapat meminta
pendapat kepada lembaga penunjang pasar modal, seperti pedagang efek
(dealer) atau perantara perdagangan efek (broker). Kedua lembaga ini, di
samping melakukan jual beli efek, juga melakukan investasi yang baik dan
akan menunjukkan efek-efek yang dapat dipilih untuk dibeli.

iii
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan investasi ?
1.2.2. Bagaimanakah bentuk dari investasi obligasi ?
1.2.3. Bagaimanakah bentuk dari investasi reksadana ?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang


2.1.1. Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu
entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas
terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva riil
(real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau
sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil
adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni
dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga
yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai
oleh suatu entitas.1

2.1.2. Tujuan Bank Melakukan Investasi 2


Bank mempunyai tujuan ganda dalam menempatkan dananya
dalam investasi yaitu sebagai supplementary liquidity dan
supplementary income (sebagai tambahan likuiditas dan tambahan
pendapatan).
a. Supplementary liquidity
Penempatan dana dalam bentuk saham-saham atau sertifikat
saham, obligasi pemerintah atau badan usaha milik negara obligasi
lembaga lainnya, digunakan juga oleh Bank sebagai cadangan
penyangga likuiditas.

1
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2006), h. 4
2
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 235

v
b. Supplementary income
Tambahan pendapatan melalui saham dan obligasi adalah dalam
bentuk pendapatan lain Bank yang tidak berbentuk uang, yaitu
pengaruh Bank dalam perusahaan itu karena fungsinya selaku
pemegang saham.

2.1.3. Faktor-faktor Pertimbangan Investasi 3


Sebelum Bank melaksanakan program investasi, banyak faktor
yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan ini dilakukan melalui
analisa yang mendalam tentang beberapa hal, terutama perpaduan
antara aspek profitability dan safety (aspek keuntungan dan
keamanan). Faktor-faktor pertimbangan tersebut antara lain :
a. Tingkat bunga
Pilihan penempatan dana dalam investasi akan sangat banyak
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang menarik. Namun resiko harus
minimum. Banyak contoh yang terjadi, di saat seperti ini banyak
Bank yang mencari saham atau obligasi yang mendekati jatuh
tempo dan masih menawarkan bunga tinggi dengan harga (per
value) yang relatif turun.
b. Safety and quality (keamanan dan kualitas)
Credit standing dari penerbit saham dan obligasi akan sangat
berperan disini. Jika penerbit obligasi adalah pemerintah pusat
atau BI maka obligasi itu “risk free”. Kualitas surat berharga (baik
saham maupun obligasi) akan lebih banyak dipengaruhi oleh
kekuatan keuangan (financial standing) dan tentu saja
kepercayaan masyarakat seperti halnya terhadap BI.
c. Marketability
Adalah kemampuan efek-efek untuk dijual kembali. Artinya bila
suatu saat Bank sangat membutuhkan uang dan pimpinan Bank
memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh surat berharga

3
Ibid, h. 236-238

vi
yang dimiliki, maka baik saham maupun obligasi akan mudah
ditawarkan atau dibeli.
d. Maturity date (jangka waktu efek-efek)
Pertimbangan terhadap jangka waktu dikaitkan dengan resiko
yang mungkin timbul sehubungan dengan credit rating dari
penerbit. Bila jangka waktu melebihi 10 tahun dan lembaga
penerbit kurang bonafide, tentu resiko akan tinggi.
e. Expectation
Harapan masa depan memegang peranan yang sangat penting
dalam penilaian Bank, baik dikaitkan dengan keamanan maupun
dengan capital gain (keuntungan dari modal yang ditanam) atau
dividend yang tinggi. Perkembangan nilai efek-efek dalam pasar
modal akan memberikan harapan yang cerah bagi penanaman
dana Bank.
f. Tax (pajak)
Bank akan cenderung untuk membeli surat-surat berharga jangka
menengah – panjang yang pajaknya minimum. Pajak atas dividend
memang salah satu bagian dari sistem pajak progresif yang terus-
menerus dikembangkan di Indonesia.
g. Diversifikasi
Pertimbangan terakhir adalah usaha dari Manager Bank untuk
diversifikasi dari investasinya pada berbagai bidang, misalnya
pembelian saham perusahaan industri, usaha perdagangan,
lembaga keuangan bukan bank atau pembelian saham/obligasi
bank-bank lain yang beredar di pasar modal. Usaha diversifikasi
ini dihubungkan dengan sistem konversi atas kemungkinan
timbulnya kerugian pada sektor usaha yang satu yang akan ditutup
oleh keuntungan pada sektor usaha lainnya.

vii
2.2. Obligasi
Di dalam pasar modal ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi
kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Sebelum
membuat keputusan investasi, pemodal harus mempertimbangkan return,
risiko dan tujuan. Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap di mana
penerbit (emiten) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka
waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh
tempo. Jadi, Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas
pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat
pemodal.
Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal,
terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat (rating
agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja perusahaan dari
berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan keuangan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang
sehingga rating sangat diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya
dapat membayar kembali seluruh utangnya atau tidak, sesuai dengan
penilaian rating agency.
Lembaga pemeringkat (rating agency) di dunia yang terbesar adalah
Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek
dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja
sama dengan Standards & Poor’s. PT. PEFINDO mengukur tingkat risiko
wanprestasi (default) dari suatu emisi obligasi, tetapi tidak
mempertimbangkan faktor eksternal seperti risiko pasar, misalnya.
Pemeringkatan suatu obligasi ini sangat berguna bagi para investor obligasi
karena dengan adanya rating maka para investor tidak perlu lagi melakukan
proses evaluasi terhadap kinerja suatu emiten obligasi.4

4
Sunariyah, Pengantar........, h. 214

viii
2.2.1. Macam-macam Obligasi 5
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak
perjanjian obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual
obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian
tersebut, macam obligasi antara lain :
a. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Obligasi pemerintah
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa
marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank
Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank
Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra
development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi
atas dua jenis yaitu :
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya
dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan,
semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian
yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut.
Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi
adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang
mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon
melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.

5
Ibid

ix
2) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak
mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima
bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan
sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor membeli
obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 tetapi
investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat
jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp
1.000.000.
c. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1) Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan
obligasi dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali
untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo
kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon
berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan
bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu
patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta Inter
Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank
Offering Rate).
3) Obligasi dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga
tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk
periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode
selanjutnya bunganya mengambang.

x
d. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu :
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat
jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat
membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit
menyediakan sejumlah aset milik perusahaan sebagai jaminan.
Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan pemodal,
yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami
kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak
menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat
likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan
dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal
obligasi.
3) Subordinate debenture
Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi
diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih
dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat
prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate
debenture dibayar setelah debenture. Oleh karena itu,
subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai
risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan aset tertentu. Di
samping itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban
membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.
Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila
laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga. Perusahaan

xi
penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang
berlalu tidak mampu membayar bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang
dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut
merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan
gedung. Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan
tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban perusahaan
tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset perusahaan yang baru
secara langsung menjadi agunan.
e. Dari segi tempat penerbitannya
Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat
perdagangannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1) Obligasi domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam
negeri dan dipasarkan di dalam negeri. Misalnya obligasi PLN
yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).
2) Obligasi asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau
lembaga asing pada suatu negara tertentu di mana obligasi
tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan dipasarkan
di Hongkong dan sebagainya.
3) Obligasi Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan
dimanapun tanpa adanya keterbatasan tempat penerbitan atau
tempat perdagangan tertentu.
f. Dari segi pemeringkat
Jika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3
Jenis, yaitu :

xii
1) Grade Bond
Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam
peringkat yang layak untuk investasi (investment grade). Yang
termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan A
menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A
menurut Moody’s.
2) Non-grade Bond
Adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak termasuk
peringkat yang layak untuk investasi (non-investment grade).
Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B
menurut Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut
Moody’s.
g. Berdasarkan call feature
Adalah obligasi yang diterbitkan dengan fasilitas/hak untuk
membeli kembali. Hak untuk membeli kembali obligasi yang telah
dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut call feature.
Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1) Freely Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat tertentu
perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik) obligasi
kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk
memanggil obligasi apabila tingkat bunga turun dan
menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih
rendah. Konsep ini disebut dengan refunding. Perusahaan
penerbit dapat memanggil obligasi yang beredar apabila hal
tersebut dianggap menguntungkan bagi perusahaan.
2) Non Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli
kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh
tempo. Kecuali penerbit membeli melalui mekanisme pasar.

xiii
3) Deferred Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely
callable bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan
suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat
dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama,
kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely
callable).
h. Berdasarkan segi konversi
Dari segi konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Obligasi Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable
Bond)
Obligasi konversi/tukar adalah obligasi yang dapat ditukar
dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri
(convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki
oleh penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham
yang akan digunakan sebagai konversi obligasi akan dijadikan
jaminan pada wali amanat dan disimpan di bank kustodian.
2) Obligasi Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi merupakan obligasi yang tidak dapat
dikonversikan menjadi saham tetapi hanya mencairkan pokok
obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada
obligasi lainnya.

2.2.2. Manfaat Obligasi 6


Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak
dipengaruhi harga pasar obligasi.
b. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan
diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara
pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi.

6
Ibid, h. 222

xiv
c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi
dari kemungkinan terjadinya inflasi.
d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk
membeli instrumen aktiva lain.

2.2.3. Kelemahan Obligasi 7


Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi,
tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Beberapa ini
adalah kelemahan obligasi :
a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga
obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik
maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.
b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif,
sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko
rendah.
c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan
harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada
persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi
sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.
e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai
masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya
ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan
menderita kerugian.

2.2.4. Persyaratan Pencatatan Obligasi di Indonesia 8


Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan
di pasar modal Indonesia, Bapepam sebagai lembaga yang diberi
wewenang oleh pemerintah mewajibkan beberapa persyaratan kepada

7
Ibid
8
Ibid, h. 227

xv
calon emiten (perusahaan penerbit) yang melakukan penawaran
obligasi. Persyaratan pencatatan obligasi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam
dengan pendapat wajar tanpa kualifikasi (WTK) untuk tahun buku
terakhir
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan perncatatan tidak lebih
dari enam bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi
sekurang-kurangnya empat tahun
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
berturut-turut
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada
saldo rugi tahun terakhir
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik

2.2.5. Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi di Indonesia 9


Di Indonesia, masa berlakunya obligasi ditentukan dalam
perjanjian antara perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan wali
amanat, yang mewakili kepentingan pemodal sebagai pemegang
obligasi. Pada umumnya, umur obligasi yang diterbitkan dan
dicatatkan di Bursa Efek Jakarta umumnya adalah 5 tahun. Sedangkan
konsekuensi penawaran umum obligasi adalah sebagai berikut :
a. Menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pihak
pemegang obligasi
b. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)
c. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam
waktu yang telah ditentukan bersama antara perusahaan penerbit
dengan wali amanat

9
Ibid, h. 230

xvi
d. Memberitahukan kepada wali amanat setiap perusahaan yang
terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan
penerbit obligasi

2.3. Reksadana
2.3.1. Pengertian Reksadana
Mutual fund, unit trust dan reksadana, pada prinsipnya ketiga
istilah tersebut adalah sama, hanya sumbernya berlainan. Misalnya,
mutual fund berasal dari istilah Amerika Serikat, unit trust berasal dari
istilah Inggris, sedangkan reksadana lahir di Indonesia (tahun 1996).10
Definisi reksadana menurut UUPM No. 8/1995 adalah :
“Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang
menerima uang dari para pemodal yang kemudian
menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang
terdiversifikasi pada efek/sekuritas”.
Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif
untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan
investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan. Kegiatan
investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek,
baik di pasar uang maupun di pasar modal.11
Reksadana menjadi pilihan investasi yang sangat menarik,
karena reksadana saat ini sedang didukung oleh pemerintah untuk
diperkenalkan ke masyarakat luas. Karenanya, pemerintah
membebaskan biaya pajak bagi reksadana yang menanamkan
modalnya di obligasi.
Kelebihan inilah yang membuatnya mempunyai rate of return
yang tinggi (khusus reksadana terbuka). Berinvestasi di reksadana
juga terjamin karena pemerintah melalui Bank Kustodian melindungi
dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam reksadana.12
10
Komaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h. 181
11
Sunariyah, Pengantar........, h. 236.
12
Ali Arifin, Membaca Saham, (Yogyakarta : ANDI, 2002), h. 51

xvii
2.3.2. Jenis-jenis Reksadana 13
Berdasarkan bentuk hukumnya di Indonesia reksadana dapat
dibagi atas dua bentuk yaitu :
A. Reksadana berbentuk Perseroan
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif

A. Reksadana Berbentuk Perseroan

Gambar 1.1. Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan

13
Sunariyah, Pengantar........, h. 236.

xviii
Berdasarkan proses jual-beli saham, reksadana dalam bentuk
perseroan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1) Reksadana terbuka (open-end investment
company)
2) Reksadana tertutup (close-end investment
company)

1) Reksadana Terbuka (open-end investment company)


Reksadana terbuka yaitu reksadana yang dapat menawarkan
dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai
dengan sejumlah yang telah dikeluarkan Pemegang saham/unit
reksadana yang sifatnya terbuka ini dapat menjual kembali
saham penyertaan setiap saat apabila diinginkan.
2) Reksadana Tertutup (close-end Investment company)
Reksadana tertutup yaitu reksadana yang dapat menawarkan
saham-saham kepada masyarakat pemodal tetapi tidak dapat
membeli kembali saham-saham tersebut (yang telah dijual
kepada masyarakat pemodal). Dengan kata lain, pemegang
saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada
perusahaan reksadana penerbit. Apabila pemegang reksadana
hendak menjual sahamnya, proses jual beli saham hanya dapat
dilakukan di bursa efek tempat reksadana tersebut dicatat.
Dengan demikian Jumlah lembar saham yang beredar untuk
reksadana tertutup ini tidak berubah kecuali dalam ‘kasus-
kasus tertentu.’ Sedangkan harga dari saham reksadana ini
berubah-ubah dipengaruhi kekuatan permintaan dan
penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga saham
perusahaan publik lainnya.
Reksadana berbentuk perseroan yang bersifat tertutup maupun
terbuka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT)

xix
2. Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak
antara Direksi Perusahaan dengan manajer investasi yang
ditunjuk.
3. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada
kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
B. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)
merupakan instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan unit
penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana
tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar
modal maupun di pasar uang. Pada reksadana berbentuk perseroan
pihak menghimpun dana dengan melakukan penjualan saham,
sedangkan reksadana KIK menghimpun dana melalui penjualan
unit penyertaan, Namun keduanya sama-sama menginvestasikan
dana yang dihimpun pada berbagai efek yang diperdagangkan :

Gambar 1.2. Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk KIK

xx
Pedoman kontrak penyimpanan kekayaan reksadana
berbentuk perseroan dengan Bank Kustodian yang diatur dalam
Peraturan Bapepam No. IV.A.5., sekurang-kurangnya memuat
tentang hal-hal diantaranya :14
1. Nama dan alamat Bank Kustodian
2. Tata cara penjualan atau pembelian kembali
(pelunasan) saham, bagi reksadana terbuka
3. Pemisahan rekening efek atas nama
reksadana
4. Kewajiban mengadministrasikan efek dan
dana dari reksadana, memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk
menerima deviden, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan
transaksi efek
5. Kewajiban membuat dan menyampaikan
laporan kepada manajer investasi, reksadana, dan Bapepam
6. Memperbolehkan akuntan memeriksa
laporan keuangan dan prosedur operasional reksadana
7. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan,
balik nama dalam pemilikan efek, pembagian hak yang
berkaitan dengan saham reksadana
8. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada
reksadana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan
dengan efek dan dana dalam rekening reksadana
9. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan
dengan jasa yang diberikan dan biaya yang dibebankan kepada
reksadana
10. Kewajiban mengasuransikan kekayaan
reksadana, jika para pihak memandang perlu

14
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2007), h. 188.

xxi
11. Larangan penghentian kegiatan Bank
Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian
pengganti
12. Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih
reksadana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk
melakukan perhitungan nilai aktiva bersih

2.3.3. Manfaat Reksadana 15


Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Para
pemodal/pemegang reksadana tanpa harus memonitor aktivitas
perdagangan saham, investasi mereka diurus oleh pengelolaan
reksadana (manajer investasi). Beberapa keuntungan lain yang didapat
dari investasi reksadana adalah sebagai berikut :
1. Mendapat dividen dan bunga. Investasi pada saham kemungkinan
memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga hasil
investasi seperti deposito dan obligasi.
2. Distribusi laba kapital (capital gain distribution). Merupakan
keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk
tiap lembar saham reksadana yang dimiliki.
3. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko. Diversifikasi
portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena
kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek
sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya
tidak sebesar risiko bila seseorang membeli dua jenis saham atau
efek secara individual.
4. Biaya rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak
pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan
besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan
menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan

15
Sunariyah, Pengantar........, h. 150

xxii
menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan
transaksi sendiri pada suatu bursa.
5. Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di
bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara
umum maka pengelola dana (manajer investasi) akan mengalihkan
ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga
agar investasi pemodal senantiasa menguntungkan.
6. Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat
masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali
saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
7. Pengelolaan portofolio yang profesional. Pengelolaan portofolio
suatu reksadana dilaksanakan oleh manajer investasi yang
memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan
dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal
individual pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu,
sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung
dalam menganalisis harga efek serta mengakses informasi di pasar
modal.

2.3.4. Resiko Reksadana 16


Seperti halnya pada investasi lainnya, reksadana disamping
mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko
yang perlu dipertimbangkan.
Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya
berbeda-beda. Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi
pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu
mendapat pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara lain :

16
Ibid, h. 151

xxiii
1. Berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek yang menjadi bagian portofolio
reksadana yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
2. Risiko Likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian besar
unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara
bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
3. Risiko Politik dan Ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang
politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hai
tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.
4. Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana
sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim
hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat
intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa
dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada
kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko
pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting.
5. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga
NAV dari suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan
akurat.
6. Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur.
Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama
kejujuran dalam hal informasi yang diberikan perusahaan investasi
kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan
informasi yang sejujurnya tentang kebijakan-kebijakan dan risiko-
risiko investasi reksadana.
7. Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari
pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya
perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal

xxiv
reksadana, bukan untuk kepentingan pemegang saham
tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risiko
tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan
sepenuhnya kepada para investor.

xxv
BAB III
KESIMPULAN

Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam


modalnya dalam pasar modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam
obligasi, pemodal perlu memahami sifat-sifat atau karakteristik obligasi.
Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai
risiko yang relatif rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung
kepada stabilitas sistem perekonomian negara. Hal tersebut merupakan tantangan
bagi pemodal, manajer, dan pemerintah. Akan tetapi, para pemodal harus
melakukan seleksi portofolio secara optimal dengan melakukan analisis obligasi.
Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil (yield to maturity) atau
holding periode, oleh karena itu harus dipahami bab sebelumnya untuk dapat
menganalisis obligasi dengan baik. Meskipun demikian, ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi return obligasi, selain tingkat bunga dan nilai nominal
obligasi, misalnya pajak, dan persyaratan perlindungan.
Reksadana dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dilihat dari bentuknya reksadana
dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) reksadana berbentuk perseroan dan (2)
reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Reksadana berbentuk perseroan,
perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham,
selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis
efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksadana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif merupakan kontrak antara manajer investasi
dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di mana
manajer investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

xxvi
Jika dilihat dari sifatnya reksadana dibagi menjadi dua yaitu : (1) reksadana
terbuka dan (2) reksadana tertutup. Reksadana terbuka yaitu reksadana yang
menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai
sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Reksadana tertutup adalah reksadana
yang tidak dapat membeli kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila
pemilik hendak menjual sahamnya dilaksanakan melalui bursa efek setempat.

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Ali Arifin, Membaca Saham, Yogyakarta : ANDI, 2002.

Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Pasar Modal Penitipan Kolektif,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Komaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta : Rineka Cipta,


1996.

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : UPP AMP


YKPN, 2006.

xxviii

You might also like