You are on page 1of 28

MIOMA GEBURT

Oleh:Dewi Kartika Kurniawati


Pendahuluan
• Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas
tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot polos
dan jaringan ikat fibrous.
• Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis
mioma submukosa yang mempunyai tangkai.
Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina
melalui saluran serviks, dikenal dengan nama
mioma geburt atau mioma yang dilahirkan, yang
mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark.
Jenis-jenis mioma
Mioma intramural. Jenis mioma ini
seluruhnya atau sebagian besar tumbuh
di antara lapisan uterus yang paling tebal
dan paling tengah yaitu miometrium.

Mioma subserosa tumbuh keluar dari


lapisan tipis uterus yang paling luar yaitu
serosa. Jenis mioma ini dapat bertangkai
(pedunculated) atau memiliki dasar
lebar.

mioma submukosa yang tumbuh dari


dinding uterus paling dalam sehingga
menonjol ke dalam uterus. Jenis ini
juga dapat bertangkai atau berdasar
lebar
EPIDEMIOLOGI
• 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang
mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi
sebelum menarke, sedangkan setelah menopause hanya
kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh.
• Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada
semua penderita ginekologik yang dirawat. Selain itu
dilaporkan juga ditemukan pada kurang lebih 20-25%
wanita usia reproduksi dan meningkat 40% pada usia
lebih dari 35 tahun.
ETIOLOGI
• Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat
korelasi antara pertumbuhan tumor dengan
peningkatan reseptor estrogen-progesteron
pada jaringan mioma uteri, serta adanya
faktor predisposisi yang bersifat herediter dan
faktor hormone pertumbuhan dan Human
Placental Lactogen
Faktor Predisposisi
• Umur : mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun,
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini
paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
• Paritas : lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif
infertil,tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan
mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan  infertil, atau
apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
• Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu,  khususnya wanita berkulit
hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian
tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma. 
• Fungsi ovarium : diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan
pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke,
berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. 
PATOFISIOLOGI
• teori Cell Nest atau teori genioblast 
memberikan estrogen kepada kelinci percobaan
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik
pada permukaan maupun pada tempat lain
dalam abdomen.
• Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur,
bukan dari selaput otot yang matur. Mioma
merupakan monoclonal dengan tiap tumor
merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot.
GEJALA DAN TANDA
• Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat
sarang mioma ini berada, besarnya tumor, perubahan
dan komplikasi yang terjadi, yaitu :
• Perdarahan abnormal yaitu dapat berupa hipermenore,
menoragia dan dapat juga terjadi metroragia
• Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai
nekrosis setempat dan peradangan.
• poliuri, retention urine, obstipasi serta edema tungkai
dan nyeri panggul
Pada Mioma Geburt gejala yang menonjol
berupa perdarahan per vaginam di antara
siklus haid yang bervariasi mulai dari
perdarahan bercak hingga perdarahan masif.
Darah yang keluar berupa darah segar dan
kadang disertai nyeri sehingga dapat diduga
sebagai haid yang memanjang. Selain itu,
mioma submukosa juga dapat menyebabkan
perdarahan intermenstrual, perdarahan post
coital, perdarahan vaginal terus-menerus
atau dismenore.
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka
kejadian mioma yaitu:
-         Faktor yang meningkatkan angka kejadian:
wanita afrika-karibia, peningkatan usia,
nuligravida, obesitas.
-         Faktor yang menurunkan angka kejadian:
merokok, penggunaan pil kombinasi kontrasepsi
oral, kehamilan aterm.
DIAGNOSIS
• Anamnesis
teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir
yang dirasakan bertambah panjang serta
adanya riwayat perdarahan per vaginam
terutama pada perempuan di usia 40an,
kadang dikeluhkan juga perdarahan kontak
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan abdomen luar kemungkinan
tidak didapatkan kelainan, namun dapat juga
ditemukan pada palpasi bimanual uterus yang
bentuknya tidak regular, tidak lunak atau
penonjolan yang berbenjol-benjol yang keras pada
palpasi.

Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV)


teraba massa yang keluar dari OUE (kanalis
servikalis), lunak, mudah digerakkan, bertangkai
serta mudah berdarah. Melalui pemeriksaan
inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis
servikalis) berwarna pucat
Pemeriksaan Penunjang
USG Ginekologik untuk menentukan jenis
tumor dalam rongga pelvis
Histerografi untuk menilai pasien mioma
submukosa dengan infertilitas
Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap,
tes kehamilan
DIAGNOSIS BANDING
• Polip Ovarii : merupakan suatu adenoma ataupun
adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks
• Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga
membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang
membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian
yang mudah berdarah bukan merupakan ujung mioma
tapi merupakan endometrium yang mengalami
hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga
terjadi atropi endometrium di atas mioma submukosa.
PENATALAKSANAAN
• Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan
post menopause tanpa gejala :
-         Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6
bulan
-         Bila anemi (Hb < 8gr/dl) à transfusi PRC
-         Pemberian zat besi
-         Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRHa) yaitu
Leuprolid asetat 3,75 mg intramuscular pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak 3 kali
• Penanganan miom geburt terutama yaitu dengan ekstirpasi miom
geburt sampai tangkainya putus, penanganan yang lain dapat
berupa tindakan operasi.
• Jenis operasi yang dilakukan berupa:
 Miomektomi, dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan
anak. Pendekatan pada tumor dilakukan melalui dinding uterus dimana mioma
dibuka dengan diseksi tajam dan tumpul, pseudokapsul dapat mengakibatkan
diseksi sulit untuk dilakukan. Mioma diangkat dengan bantuan obeng mioma,
rongga yang terbentuk akibat mioma kemudian dijahit dan dinding uterus
dilipat untuk membawa garis jahitan serendah mungkin sehingga mengurangi
resiko perlekatan dengan vesika urinaria.
 Histerektomi, dilakukan pada pasien yang tidak menginginkan anak lagi,
terbagi atas 2 macam, yaitu:
 Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma
intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi
 Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12
minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau
enterokel
  Embolisasi arteri uterus kini emakin banyak digunakan untuk menangani
mioma dengan pendekatan yang kurang invasif. Tujuannya adalah untuk
mengurangi suplai darah ke mioma sehingga menyebabkan degenerasi dan
nekrosis.8
KOMPLIKASI
• Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma
ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma; serta merupakan 50-75% dari semua
sarcoma uterus
Torsi (putaran tangkai)
Dapat menyebabkan sindroma abdomen akut.
PROGNOSIS
• Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di
masa yang akan datang tidak akan
dibahayakan oleh miomektomi, walaupun
seksio sesarea akan diperlukan setelah diseksi
lebar untuk masuk ke dalam rongga uterus.
LAPORAN KASUS
• Identitas Pasien
Nama               :           Ny. S
Umur                :           47 tahun
Pekerjaan         :           Ibu Rumah Tangga
Alamat             :           Mendiro Gulungrejo Lendah
Agama             :           Islam
Status               :           Menikah
RS                   :           Panembahan Senopati
Tgl MRS          :           26 Januari 2011 pukul 11.10 WIB
HT                   :           lupa
GPA                :           PIVA0
Anamnesis
• Keluhan Utama            :      perdarahan dari jalan lahir
Anamnesis   :    dialami sejak kurang lebih 1 minggu
yang lalu, awalnya sedikit, mulai bertambah banyak
sejak tadi malam jam 18.00, bergumpal sebanyak 3
pembalut, darah yang keluar berwarna merah segar.
Riwayat perdarahan post koitus (+), riwayat nyeri
saat berhubungan (-), riwayat nyeri perut (-), riwayat
keputihan (-), riwayat KB (-), riwayat berobat di poli
kandungan 2 bln yll dengan keluhan yang sama tapi
tidak teratur minum obat, riwayat HT (-), DM (–)
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis            :           sakit sedang, gizi cukup, sadar
Status Vitalis                 :
TD :     110/80 mmHg              P :        20x/menit
N   :     88x/menit                     S :        36,5oC
• Status Regional :
a.                   Kepala : mesosefal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterus (-),
sianosis (-)
b.                  Leher : massa tumor (-), nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar
(-)
c.                   Thoraks :
Inspeksi : simetris kiri-kanan
Palpasi : massa tumor (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor kiri-kanan, batas paru-hepar ICS VI kanan depan
Auskultasi : bunyi pernapasan vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
• d.                  Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung kesan normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni, regular,
bunyi tambahan tidak ada
e.                   Abdomen : status ginekologik
f.                    Genitalia : status ginekologik
g.                   Ekstremitas : tidak ada kelainan
• a. Pemeriksaan Luar
Status Ginekologi
TFU                 :           tidak teraba
Massa tumor    :           tidak ada
Nyeri tekan      :           tidak ada
Fluksus :           darah (+)
• b. Pemeriksaan Dalam Vagina
• Vulva               :           tidak ada kelainan
• Vagina              :           teraba massa di vagina yang keluar dari kanalis servikalis dengan
ukuran 3x4x4 cm, lunak, dapat digerakkan
• Portio               :           kenyal, tebal
• OUE/OUI        :           terbuka, teraba tangkai di kanalis servikalis yang berasal dari kavum
uteri, lunak dan dapat digerakkan, diameter 1 cm
• Uterus              :           anteflexi, kesan normal
• Adneksa           :           tidak ada kelainan
• Cavum Douglasi:           tidak ada kelainan
• Pelepasan         :           darah (-) 
• c. Pemeriksaan Inspekulo
• Tampak massa keluar dari OUE berukuran 3x4x4 cm, berwarna coklat kemerahan,
permukaan rata
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
Hb                   :           9,3 gr/dl
Leukosit           :           6.500/mm3
Trombosit         :           337.000/mm3
CT                   :           5’30”
BT                   :           2’00”
• Kimia darah
GDS                :           106 mg/dl
SGOT              :           14 U/l
SGPT               :           5 U/l
• Tes Kehamilan:          (-)
Diagnosis Kerja
• Mioma Geburt
PEMBAHASAN
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis
ginekologik serta pemeriksaan penunjang
berupa darah rutin dan kimia darah, maka
pasien ini didiagnosis dengan Mioma Geburt.
• Keadaan umum dan status vital pasien tidak
terganggu sehingga tampaknya perdarahan
yang terjadi tidak terlalu hebat, walaupun dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
hemoglobin yang kurang dari normal.
• Dari pemeriksaan fisis ginekologik diperoleh
adanya massa di kanalis servikalis dengan
ukuran 2x3x3 cm yang berwarna pucat, lunak,
dengan permukaan rata dapat digerakkan
serta bertangkai. Berdasarkan hal-hal tersebut
di atas maka didiagnosis Mioma Geburt.
• Penanganan dari Mioma Geburt adalah
ekstirpasi dan kuretase. Hal ini sesuai dengan
asal mioma geburt yang merupakan mioma
submukosa sehingga hanya perlu dilakukan
ekstirpasi tumor.
• DAFTAR PUSTAKA
• 1.            Karim A, IMS Murah Manoe, SpOG, Mioma Uteri, dalam : Pedoman Diagnosis dan
Terapi Obstetri dan Ginekologi, Ujung Pandang, Bagian/SMF OBstetri dan Ginekologi FK
Unhas RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, 1999.
• 2.            Anonymous, Uterine Fibroids and Hysterectomy, available from
www.wallgreens.com. Accessed on February 15 2007.
• 3.            Sutoto, MS Joedosepoetro, Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, dalam: Ilmu
Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketiga, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1999.
• 4.            Anonymous, Uterine Fibroids and Hysterectomy, available from www.mercy.org.
Accessed on February 15 2007.
• 5.            Chelmow MD, David, Gynecologic Myomectomy, available from www.emedicine.com
. Accessed on February 15 2007.
• 6.            Anonymous, Leiomyoma of the Uteri, available from www.health.am. Accessed on
February 15 2007.
• 7.            Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al, Fibroids in Obstetrics and Gynaecology, London,
Mosby, 2004.
• 8.            Callahan MD MPP, Tamara L, Benign Disorders of the Upper Genital Tract in
Blueprints Obstetrics & Gynecology, Boston, Blackwell Publishing, 2005.
• 9.            Hart MD FRCS FRCOG, David McKay, Fibroids in Gynaecology Illustrated, London,
Churchill Livingstone, 2000.
• 10.           Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD, Tumors of the Myometrium in
Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology, Boston, Elsevier Saunders, 2003.

You might also like