You are on page 1of 19

TUGAS TRIBOLOGI

Oleh:

SIHAR F LUBIS (03061005090)

JURUSAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
1) Jelaskan jenis-jenis keausan dan cara pengujiannya?
Jb: 1. Keausan adhesive (Adhesive wear)
Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya
perlekatan satu sama lainnya (adhesif) serta deformasi plastis dan pada akhirnya
terjadi pelepasan/ pengoyakan salah satu material, seperti diperlihatkan pada Gambar
4. 2 di bawah ini :

Gbr.keausan metode adhesive


Faktor yang menyebabkan adhesive wear :
1. Kecenderungan dari material yang berbeda untuk membentuk larutan padat atau
senyawa intermetalik.
2. Kebersihan permukaan.
Jumlah wear debris akibat terjadinya aus melalui mekanisme adhesif ini dapat
dikurangi dengan cara ,antara lain :
1. Menggunakan material keras.
2. Material dengan jenis yang berbeda, misal berbeda struktur kristalnya

2. Keausan Abrasif (Abrasive wear)


Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada
permukaan material lainyang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan
material yang lebih lunak , seperti diperlihatkan pada Gambar 3 di bawah ini. Tingkat
keausan pada mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan (degree of freedom)
partikel keras atau asperity tersebut. Sebagai contoh partikel pasir silica akan
menghasilkan keausan yang lebih tinggi ketika diikat pada suatu permukaan seperti
pada kertas amplas, dibandingkan bila pertikel tersebut berada di dalam sistem slury.
Pada kasus pertama, partikel tersebut kemungkinan akan tertarik sepanjang
permukaan dan akhirnya mengakibtakan pengoyakan. Sementara pada kasus terakhir,
partikel tersebut mungkin hanya berputar (rolling) tanpa efek abrasi.
Faktor yang berperan dalam kaitannya dengan ketahanan
material terhadap abrasive wear antara lain:
1. Material hardness
2. Kondisi struktur mikro
3. Ukuran abrasif
4. Bentuk abrasif
Bentuk kerusakan permukaan akibat abrasive wear, antara
lain :
1. Scratching
2. Scoring
3. Gouging

Gbr.keausan metode abrasive


3. Keausan Lelah (Fatigue wear)
Merupakan mekanisme yang realtif berbeda dibandingkan dengan dua mekanisme
sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupu
abrasif melibatkan hanya satu interaksi, sementara pada keausan fatik
dibutuhkan interaksi multi.
Keausan ini terjadi akibat interaksi permukaan dimana permukaan yang mengalami
beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak
mikro tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material.
Tingkat keausan sangat bergantung pada tingkat pembebanan. Gambar 4 memberikan
skematis
mekanisme keausan lelah :

Gbr.Mekanisme keausan lelah


4. Keausan Oksidasi/Korosif (Corrosive wear)
Proses kerusakan dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di permukaan
oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini menghasilkan pembentukan
lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai
konsekuensinya, material akan mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan
permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan
tercabut.

Gambar 5 mekanisme keausan oksidative


5. Keausan Erosi (Erosion wear)
Proses erosi disebabkan oleh gas dan cairan yang membawa partikel padatan yang
membentur permukaan material. Jika sudut benturannya kecil, keausan yang
dihasilkan analog dengan abrasive. Namun, jika sudut benturannya membentuk sudut
gaya normal (90o), maka keausan yang terjadi akan mengakibatkan brittle failure
pada permukaannya, skematis pengujiannya seperti terlihat pada gambar di bawah ini
:

Beberapa Pengujiannya dapat dilihat pada gambar-gambar 3.11 dan gambar 3.12.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kehilangan material berbanding lurus
dengan beban dan jarak tempuh atau jarak gesekan. Hal ini sesuai dengan perkiraan
yang diperoleh dari model pada gambar 3.3 . Pada gambar 3.13 dapat diliuhat hasil
pengujian yang menunjukkan hubungan antara ketahanan arus dengan kekerasan
material. Ketahanan aus didefinisikan sebagai kebalikan dari laju keausan. Laju
keausan adalah besarnya volume aus per satuan beban per satuan jarak tempuh. Dari
gambar 3.13 tersebut terlihat bahwa ketahanan aus berbanding lurus dengan
2
kekerasan (H) terutama untuk daerah kekerasan antara 100 sampai 300 kg/mm .

Dengan demikian hubungan yang menyatakan bahwa volime aus berbanding terbalik
dengan kekerasan adalah benar, paling tidak untuk daerah kekerasan tersebut.
Beberapa hasil pengujian lain juga ditunjukkan pada gambar 3.14 , 3.15 dan
3.16 . Pada gambar tersebut dapat dilihat pengaruh factor-faktor seperti ukuran
partikel abrasive, kecepatan gesek dan jenis material terhadap laju keausan abrasi.
Dengan menggunakan data-data tersebut ataupun kecendrungan yang ada, maka
performans suatu material terhadap keausan dapat diperkirakan. Secara umum, untuk
meningkatkan ketahanan aus atau memperkecil maka beban dan jarak tempuh harus
diperkecil atau kekerasan material harus ditingkatkan. Namun demikian masih
banyak factor lain perlu diperhatiakn seperti halnya factor paduan material, struktur
material, lingkungan, dan sebagainya
2) Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi besar kecil keausan?
Jb: Keausan didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai hasil pergerakan relatif
antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya.
Keausan bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon material
terhadap sistem luar (kontak permukaan). Material apapun dapat mengalami keausan
disebabkan mekanisme yang beragam.

Faktor utama yang mempengaruhi karakteristik keausan pada material dapat


dikelompokan sbb:
1. Variabel Metalurgi seperti: kekerasan (hardness), ketangguhan,
komposisi kimia dan struktur mikro.
2. Variabel di lapangan (Service) yang meliputi kontak material,
kecepatan gesek, temperatur, kehalusan permukaan, pelumasan, dan
lingkungan korosi.
3) Spesifikasi, sifat, fungsi dipasaran tentang minyak oli dan minyak gemuk yang
ada?
Jb:
Minyak oli banyak beberapa jenis dan fungsi sebagai berikut:
• Pencegah Korosi
Tambahan ini digunakan untuk mencegah korosi kimia dan karat. Biasanya
diperuntukkan untuk oli pelumas mesin.

• Anti Oksidasi
Tambahan ini untuk mencegah oli peroksidasi. Hal ini didapat pada oli yang bekerja
pada suhu yang tinggi. Contoh: Oli heat treatment
• Tambahan anti keausan
Tambahan ini terdapat pada oli yang dipergunakan untuk nok dan bagian-bagian yang
bergeseran. Sering terdapat pada oli pada umumnya, untuk memperbaiki sifat anti
keausan.

• Tambahan untuk tekanan berat


Tambahan ini membentuk lapisan oli diantara permukaan-permukaan yang saling
menekan. Sebagai contoh tambahan ini terdapat pada oli yang dipergunakan untuk
melumasi roda-roda gigi yang menerima beban berat.
• Tambahan untuk memperbaiki indeks kekentalan
Tambahan ini mengurangi banyaknya perubahan kekentalan oli karena adanya
perubahan suhu. Seringkali dipergunakan untuk oli-oli mesin motor bakar.

• Oli hydraulic
Oli ini digunakan untuk memindahkan daya. Yang dipakai adalah oli khusus dan
jangan dicampur dengan macam oli lain atau cairan hydraulic macam yang berbeda.
• Minyak Pemotongan
Oli ini digunakan untuk memperbaiki pemotongan logam. Oli ini melumasi dan
mendiginkan alat potong.

• Lapisan pencegah korosi


Lapisan ini mencegah kelembapan pada permukaan yang dilapisi. Lapisan ini
dipergunakan untuk melindungi permukaan logam suatu mesin apabila bagian
tersebut akan disimpan. Umumnya lapisan ini harus dihilangkan dengan suatu cairan
sebelum komponen tersebut akan dipakai.
• Oli pembilas
Digunakan untuk membersihkan system sirkulasi oli apabila:
 Pada pemasangan pertama suatu perlengkapan
 Peralatan akan dipakai
 Oli akan diganti (khususnya apabila mempergunakan merek lain)

Apabila memerlukan pemakaian oli pembias khusus maka spesifikasi oli harus
diperhatikan.
Minyak gemuk
Gemuk dibuat dengan menegntalkan oli, yaitu dengan mempergunakan jenis
tambahan khusus. Sifat-sifat gemuk sesuai dengan tipe tambahan.
• Gemuk dengan kalsium
Gemuk ini sangat tahan air akan tetapi titik cairnya rendah. Dapat dipergunakan
untuk bantalan golong dan bantalan biasa pada beban menengah.

• Gemuk dengan lithium


Gemuk mempunyai titik cair tinggi dan tahan air. Biasanya digunakan untuk bantalan
golong.
• Gemuk ini dengan aluminium
Gemuk ini tidak larut dalam air dan sangat lekat pada logam, sehingga gemuk ini
dipergunakan untuk nok-nok yang bergerak cepat dan bagian-bagian berayun.

• Pengisi gemuk
Beberapa gemuk mempunyai sedikit tambahan bubuk yang halus untuk memperbaiki
sifat-sifatnya. Biasanya digunakan molybdenum disulphide atau graphite sebagai
pengisi. Hal ini memperbaiki sifat pelumasan gemuk apabila bekerja dibawah beban
berat yang bergerak.
Tujuan pelumasan adalah mengurangi gesekan, keausan, dan kepanasan dari
bagian mesin yang bergerak relative satu terhadap lainnya. Pelumas adalah zat yang
bila dimasukkan diantara permukaan-permukaan yang bergerak,menyelesaikan tujuan
ini.
Jenis-jenis pelumasan ada lima bentuk dapat dikenal secara jelas:
1. Hidrodinamika
2. Hidrostatika
3. Elastohidrodinamika
4. Batas (boundary)
5. Lapisan padat tipis (solid film)

Pelumasan Hidrodinamika ( hydrodynamic lubrication) berarti bahwa permukaan


penerima beban dari bantalan dipisahkan oleh pelumas yang agak tebal,sedemikian
rupa untuk menjaga persinggungan logam dengan logam dan bahwa stabilitas yang
dicapai dapat dijelaskan oleh hokum-hukum mekanika fluida. Pelumasan
hidrodinamika tidak bergantung pada pemberian pelumas dengan tekanan, walaupun
hal itu mungkin terjadi tetapi yang jelas ia memerlukan adanya penyediaan pelumas
yang cukup setiap waktu. Tekanan lapisan terjadi dengan sendirinya dengan gerakan
permukaan yang menarik pelumas kepada suatu zona berbentuk baji pada suatu
kecepatan yang cukup tinggi untuk menghasilkan tekanan yang seperlunya untuk
memisahkan permukaan-permukaan terhadap beban pada bantalan. Pelumasan
hidrodinamika disebut juga lapisan tipis penuh (full film), atau pelumasan fluida
(fluid lubrication).

Pelumasan hidrostatika (hydrostatic lubrication) didapat dengan memasukkan


pelumas, yang kadang-kadang berupa udara atau air, kedalam bidang bantalan beban
pada suatu tekanan yang cukup untuk memisahkan permukaan-permukaan dengan
suatu gerakan dari satu permukaan relative terhadap yang lain tidak diperlukan.

Pelumasan elastohidrodinamika (Elastohydrodynamic lubrication) adalah terjadi


bila suatu pelumasan dimasukkan diantara permukaan-permukaan yang berkontak
secara menggelinding, seperti pasangan roda gigi atau bantalan rol.
Luas permukaan yang tidak memadai, suatu penurunan kecepatan dari permukaan
yang bergerak, suatu pengurangan jumlah pelumas yang dimasukkan ke suatu
bantalan, kenaikan beban bantalan, atau kenaikan suhu pelumas yang terjadi karena
penurunan viskositas yaitu salah satunya dapat menjaga terbentuknya suatu lapisan
tipis yang cukup tebal untuk membentuk pelumasan lapisan tipis penuh. Bila ini
terjadi, pada keadaan yang paling jelek mungkin dipisahkan oleh lapisan tipis
pelumas hanya dalam ketebalan beberapa ukuran molekul saja. Ini disebut pelumasan
batas ( boundary lubrication).
Bila bantalan harus beroperasi pada suhu yang sangat tinggi, suatu pelumas
lapisan padat tipis (solid film lubricant) seperti graphit atau molybdenum disulfide
harus dipakai karena minyak mineral biasa tidak sesuai. Banyak penelitian akhir-
akhir ini sedang dilakukan dalam tujuan itu, juga untuk mencari bahan campuran
bantalan dengan nilai keausan yang rendah dan juga koefisien gesek yang kecil.

You might also like