Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN DAN ISSUE
PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN BOJONEGARA
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Provinsi Banten 2001
Kabupaten /
Kota Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
Kabupaten
Pandeglang 22 322 13 335
Lebak 19 295 5 300
Tangerang 26 325 - 325
Serang 32 349 20 369
Kota
Tangerang 13 - 104 104
Cilegon 4 41 2 43
Jumlah 166 1330 146 1476
Sumber: BPS Propinsi Banten
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-1
Laporan Pendahuluan
Gambar 2.1
Peta Administrasi Propinsi
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-2
Laporan Pendahuluan
Pada abad 16 hingga 17, Banten adalah kota terbesar di Asia Tenggara.
Penduduknya mencapai 100.000 jiwa. Transportasi perdagangan menggunakan
rakit dalam kanal-kanal buatan yang melintas di tengah kota. Banten pada saat
itu sudah maju dan berkembang pesat seperti beberapa kota besar di eropa
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-3
Laporan Pendahuluan
Peta 2.2
Wilayah administrasi Kecamatan Bojonegara
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-4
Laporan Pendahuluan
Sebagai salah satu kota pelabuhan yang megah, Banten mempunyai dua buah
pelabuhan yang besar. Pelabuhan pertama adalah pelabuhan yang
menghubungkan Banten dengan para pedagang asing yang lokasinya terdapat
di sebelah barat sungai Cibanten, sedangkan pelabuhan yang digunakan untuk
kepentingan perdagangan regional terdapat di sebelah timur sungai. Sedangkan
pusat kota sekaligus pusat pemerintah terdapat di tengah tengah dua pelabuhan
tersebut.
Sebagai salah satu pelabuhan besar di Asia Tenggara pada saat itu, Banten
memiliki pelabuhan yang tidak hanya besar tetapi juga lengkap dengan
prasarana pelabuhan lainnya seperti, dermaga yang panjang menjorok ke laut,
dok kapal, hingga gudang-gudang penyimpanan. Gambaran tentang pelabuhan
tersebut secara detail dilukiskan oleh seorang pelaut W Shouten"s yang sempat
berkunjung ke Banten pada tahun 1670. Lukisan W Shouten"s kini tersimpan di
National Library di Paris. Pelabuhan Banten saat itu terlihat sangat besar dan
teratur. Sepanjang pelabuhan bersandar kapal kapal dagang asing berlayar
tinggi berjajar dan merapat di sana. Seiring dengan makin pesatnya aktivitas
perdagangan di Banten, wilayah ini kemudian berubah menjadi salah satu pusat
perdagangan yang cukup besar, melibatkan banyak negara Eropa dan Asia
Timur Jauh.
Bahkan Banten disebut sebut sebagai salah satu pelabuhan paling strategis
yang menghubungkan Asia dengan bangsa Eropa pada saat itu. Selain
mengandalkan aktivitas perdagangan melalui dua pelabuhannya, Banten juga
mempunyai modal lain di bidang ekonomi yaitu perkebunan. Sedangkan jenis
tanaman yang ditanam dan menjadi andalan ekonomi Banten adalah gula dan
rempah- rempah (merica, lada dan kayu manis).
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-5
Laporan Pendahuluan
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-6
Laporan Pendahuluan
Gambar 2.3
Kawasan Andalan Bojnegara
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-7
Laporan Pendahuluan
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-8
Laporan Pendahuluan
Gambar 2.4
Aksesibilitas Kawasan andalan Bojonegara
Bantek Penjabaran Kawasan Bojonegara Dalam Pembangunan Wilayah Pelabuhan di Banten 2-9
Laporan Pendahuluan
Rencana pemanfaatan ruang Propinsi Banten dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5
Rencana Pemanfaatan Ruang Propinsi Banten
i. Kawasan Fungsional IX (KF 9): TN. Ujung Kulon dan sekitarnya serta
Kawasan Gunung Halimun dan sekitarnya.
KF IX merupakan kawasan konservasi skala regional dan nasional sehingga
fungsi lindung yang diperuntukkan pada KF 9 mencapai 80 % dari keseluruhan
lahan.
b. Transportasi Laut
• Meningkatkan kapasitas pelayanan Pelabuhan Merak dan Ciwandan
sebagai Pelabuhan Utama (Cilegon);
• Rencana pengembangan Pelabuhan Internasional Bojonegara (Serang).
c. Transportasi Udara
• Meningkatkan fungsi pelayanan Bandara Soekarno-Hatta sebagai
Bandara Internasional dengan memperluas areal seluas 3.300 Ha;
• Meningkatkan kapasitas Bandara Gorda (Serang), Bandara Wisata
Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, Bandara Calon
Penerbang Curug (Kab. Tangerang), dan Bandara Khusus Pondok Cabe
(Tangerang)
Arahan pengembangan sistem transportasi Propinsi Banten dapat dilihat pada
gambar 2.6
Gambar 2.6
Konsep transportasi propinsi Banten
Tabel 2.2
Arahan Pengembangan Pelabuhan
Dan Pangkalan Pendaratan Ikan Di Produksi Banten
air, voli pantai, menyelam, ekskursi, track hiking ke Gunung Krakatau dan
Taman Nasional Ujung Kulon.
b . Kawasan Pantai Utara
Kawasan Pantai Utara meliputi Tanjung Pasir, Tanjung Kait dan Pulo
Cangkir yang diarahkan untuk aktivitas rekreasi dan olahraga jetski,
memancing, wisata pantai, wisata budaya wisata ziarah makam Pangeran
Jaga Lautan dan bisa dilanjutkan ke wisata Kepulauan Seribu.
c . Kawasan Pantai Selatan dan Permukiman Masyarakat Baduy
Pengembangan obyek wisata di sepanjang pantai selatan dari Pantai
Rancecet, Pantai Muarabinuangeun sampai Bayah serta di sekitar
kawasan permukiman Suku Baduy.
d. Kawasan Wisata Sejarah/ Budaya
Kawasan wisata ziarah meliputi kompleks Banten Lama, Pelabuhan
Karangantu, Makam Syekh Mansur di Cikadueun dan Syekh Asnawi di
Caringin Kabupaten Pandeglang, Makam Syekh Nawawi di Tanara dan
Pemakaman Gunung Santri di Bojonegoro Kabupaten Serang, dan Lebak
Sibedug Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak.
e. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ini tergabung dengan pulau-pulau
kecil lainnya yang berdekatan yaitu Pulau Panaitan, Pulau Handeuleum,
Pulau Peucang, Taman Jaya, Pantai Ciputih, dan Gunung Honje.
Pengembangan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ini bersifat eklusif
dan terbatas yang mengharuskan adanya pembatasan wisatawan.
• Bahan Galian Logam (emas, perak, tembaga, timbal, seng, besi/ limonit)
di wilayah Kabupaten Lebak (Cibareno, Cihara, Cipicung, Ciawitali dan
Cipurut)
• Batubara di wilayah Kabupaten lebak (Bojongmanik merupakan wilayah
paling potensial, Cimandiri dan Bayah) dan Kabupaten Pandeglang
(belum diketahui secara pasti kwalitas dan besarnya sumber daya)
• Bahan galian Industri adalah bahan galian mineral industri dan batuan
yang mempunyai kegunaan langsung dalam industri seperti fosfat, zeolit,
marmer, batu gamping. Arahan lokasinya adalah Kabupaten lebak dan
Kabupaten Serang.
• Bahan galian tambang lainnya (lempung, toseki, pasir kuarsa, bondelay,
kalsedon dan agaat, opal, kayu tersikan yang mempunyai nilai komersial
yang cukup tinggi) lokasinya tersebar di Wilayah banten.
9. Dampak Lainnya:
- Peningkatan Keamanan Wilayah Laut:
- Perubahan Status LANAL dari Type C (Wil. Selat Sunda) menjadi Type
B (Wil. Laut Propinsi)
- Peningkatan Eksport Banten
- Mendukung kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Propinsi Banten (jiwa)
Dirinci Per Kabupaten/Kota Tahun 1996 – 2001
Luas Tahun
Kabupaten / Kota Wilayah
1996 1997 1998 1999 2000 2001
(Ha)
Kab. Serang 177.742 1.638.852 1.659.436 1.691.767 1.464.398 1.631.571 1.669.119
Tabel 2.4.
Kepadatan Penduduk Propinsi Banten
Dirinci per Kabupaten/Kota Tahun 1996 – 2001 (jiwa/ha)
Tahun
Kabupaten / Kota Luas Wilayah
(Ha) 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Kab. Serang 177.742 9.220 9.336 9.518 8.239 9.179 9.391
Kab.Lebak 259.905 3.706 3.786 3.804 3.888 3.952 3.981
Kab.Pandegelang 369.308 2.508 2.590 2.633 2.665 2.737 2.776
Kab. Tangerang 102.784 24.792 26.075 27.410 28.794 28.948 27.954
Kota Tangerang 16.545 68.817 71.377 73.975 76.612 79.284 77.193
Kota Cilegon 17.549 0.000 0.000 0.000 15.868 16.854 18.206
Jumlah 943.833 7.645 7.905 8.152 8.439 8.743 8.749
Sumber : BPS Kab/Kota dan Banten Dalam Angka, 2001
Tabel 2.5
Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi Banten
Dirinci Per Kabupaten / Kota
Tahun
Kabupaten / Kota 1961 – 1981 –
1971 – 1980 1991 – 2000
1971 1990
Kab.Pandegelang 2,66 2,17 2,14 1,71
Kab.Lebak 2,48 2,51 2,49 7,72
Kab. Tangerang 4,07 4,07 5,00 4,35
Kab.Serang 2,69 2,63 2,54 2,98
Kota Tangerang 2,96 4,11 8,77 3,83
Kota Cilegon 2,59 4,71 4,85 2,79
Rata-rata Propinsi 2,91 3,37 4,30 2,90
Sumber : Banten Dalam Angka, 2001
C. Komposisi Penduduk
Penduduk Propinsi Banten sebagain besar 780.217 jiwa (25,37%) bekerja pada
sektor pertanian, sedangkan yang paling kecil adalah yang bekerja pada sektor
listrik, gas dan air. Penduduk yang berkerja pada sektor pertanian sebagian
besar terdapat di Kabupaten Serang, Kabupaten lebak dan Kabupaten
Pandegelang. Adapun daerah yang sudah berorientasi pada kegiatan industri
seperti Kabupaten dan Kota tangerang memiliki jumlah penduduk yang umumnya
bekerja pada sektor industri.
Penduduk yang bekerja pada pertambangan dan penggalian paling banyak
terdapat di Kabupaten Lebak dengan jenis pertambangan berupa emas, batu,
pasir dan lainnya. Kabupaten Tangerang memiliki jumlah penduduk terbanyak
yang bekerja di sektor perdagangan, hotel, restoran, angkutan, bank dan jasa
dibandingkan daerah lainnya.
Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kualitas sumber daya
manusianya juga akan bertambah begitu juga sebaliknya. Data tahun 2000
menunjukan bahwa penduduk yang tamat SD/ MI adalah yang paling besar yaitu
2.031.418 orang dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain, sedangkan
penduduk dengan pendidikan S2 / S3 mencapai 4.794 jiwa
Daerah yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi tingkat
pendidikannya adalah Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kabupaten Serang.
Bank &
Pertambanga Perdagang
Kabupaten / Pertania Listrik,Gas, Banguna Angkuta Lemb. Jasa -
n& Industri ahotel &
Kota n dan Air n n keuanga Jasa
Penggalian restoran
n
Kab.Serang 200.997 4.534 110.326 436 20.383 135.264 53.517 2.611 52.807
Kab. Lebak 263.228 159 19.739 200 12.428 46.731 24.858 1.968 15.245
Kab.Pandeglang 202.236 174 48.428 248 16.621 73.104 21.322 1.850 29.995
Kab.Tangerang 95.084 4.620 305.516 2.772 51.140 265.292 102.120 57.820 177.948
Kota Tangerang 9.110 3.644 191.310 4.639 32.824 130.273 37.351 30.063 112.852
Kota Cilegon 93.562 415 28.864 458 8.211 28.366 9.164 2.018 14.206
Jumlah 864.217 9.388 704.183 8.753 141.607 679.030 248.332 96.330 403.053
Sumber: Banten Dalam Angka, 2001
Tabel 2.7
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Propinsi Banten Tiap Kabupaten / Kota Tahun 2000
Tabel 2.8
Struktur Umur Penduduk Propinsi Banten
Berdasarkan Kabupaten / Kota Tahun 2000
Tabel 2.9
Rasio Ketergantungan Penduduk Propinsi Banten
Tahun 2000
Tabel 2.10
Sebaran Penduduk Antar Kabupaten / Kota
Propinsi Banten 1995 – 2000 (%)
Tabel 2.11
Jumlah Keluarga Miskin Propinsi Banten Tahun 2000
Jumlah Keluarga Keluarga
Kabupaten / Kota Jumlah
Keluarga Miskin Sekali Miskin
Kab. Serang 82.819 35.455 63.907 182.181
Kab. Pandegelang 271.299 41.476 41.343 354.118
Kab.Lebak 99.874 34.792 65.082 199.748
Kab. Tangerang 134.051 67.351 66.700 268.102
Kota Tangerang 33.595 1.311 7.926 42.832
Kota Cilegon 30.148 19.236 26.572 75.956
Jumlah 651.786 199.621 271.530 1.122.937
Sumber: Rekapitulasi Pendapatan Keluarga dan keluarga Miskin Prop. Jabar dan Banten
Tahun 2000
Banyaknya jumlah keluarga yang belum sejahtera diharapkan menjadi salah satu
perhatian dalam usaha pengentasan kemiskinan di Propinsi Banten. Jika dilihat
dari tabel tingkat kesejahteraan di bawah ini, ternyata keluarga pra sejahtera
lebih banyak dibandingkan dengan keluarga sejahtera. Keluarga pra sejahtera
terbanyak terdapat di Kabupaten Tangerang, yaitu sebanyak 99.340 keluarga,
sedangkan jumlah keluarga prasejahtera yang paling sedikit terdapat di Kota
Tangerang.
Tabel 2.12
Tingkat Kesejahteraan Keluarga Propinsi BantenTahun 2000
Keluarga
Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera
Kabupaten / Kota Sejahtera III
Sejahtera I II III
+
Kab. Serang 65.822 12.768 98.601 50.927 10.558
Kab. Pandegelang 55.706 88.662 42.501 36.914 8.028
Kab.Lebak 53.089 101.824 54.593 29.821 4.930
Kab. Tangerang 99.340 151.052 187.304 116.572 45.884
Kota Tangerang 16.442 61.263 65.517 75.040 29.468
Kota Cilegon 3.817 16.869 16.992 18.398 6.495
Jumlah 887.276 432.438 462.508 327.672 105.363
Sumber: Rekapitulasi Pendapatan Keluarga dan keluarga Miskin Prop. Jabar dan Banten
Tahun 2000
Kab.Serang 1,638,852 1,659,436 1,691,767 1,464,398 1,631,571 1,669,119 1,680,742 1,717,523 1,767,597 1,819,340
Kab.Lebak 963,307 983,900 988,585 1,010,470 1,027,053 1,034,710 1,049,639 1,097,827 1,165,083 1,236,478
Kab.Pandegelang 926,316 956,637 972,373 984,369 1,010,741 1,025,088 1,046,103 1,115,296 1,213,704 1,321,338
Kab.Tangerang 2,548,200 2,680,100 2,817,300 2,959,600 2,975,435 2,873,256 2,944,785 3,183,568 3,525,485 3,904,755
Kota Tangerang 1,138,584 1,180,930 1,223,922 1,267,547 1,311,746 1,354,657 1,402,564 1,565,983 1,811,176 2,094,300
Jumlah 7,215,259 7,461,003 7,693,947 7,964,846 8,252,312 8,258,055 8,437,197 9,083,839 10,024,346 11,102,163
Sumber: BPS, Banten Dalam Angka dan Hasil Analisis, 2001
Tabel 2.14
Sentra Produksi Pertanian
Lokasi Komoditas
Kabupaten Serang Rambutan, durian, mangga, sawo, pisang, bawang
merah, cabe merah, kacang panjang, ketimun, sawi
Kabupaten Lebak Rambutan, durian, mangga, salak, sipukat dan
manggis
Kabupaten Pandegelang Durian, manggis, salak, rambutan dan kedelai
Kabupaten Tangerang Rambutan, mangga, kacang panjang, ketimun, sawi
dan cabe merah
Sumber: RTRWP Banten, 2001
Tabel 2.15
Kawasan Industri Propinsi Banten
Luas (Ha)
No Nama Kawasan
Rencana Terbangun
1 Balaraja Industrial Park 300 0
2 Taman Tekno Bumi Serpong Damai 200 80
3 Balaraja Industrial Estate 300 21
4 West Tangerang Industrial Estate Cikupa 500 150
5 Graha Balaraja Sentra Prod & Distribusi 76 53
6 Jababeka Cilegon Industrial Estate 1800 0
7 Krakatau Industrial Estate Cilegon 550 205
8 Langgeng Sahabat Industri Estate 500 40
9 Kawasan Ind & Pergudangan Cikupa Mas 250 100
10 Nikomas Gemilang Industrial Estate 165 89
11 Petrochemical Industri Estate Pancapuri 500 0
12 Pancatama Industrial Estate 100 12
13 Modern Cikande Industrial Estate 900 414
14 Pasar Kemis Industrial Park 100 100
15 Samanda Perdana Industrial Estate 150 0
16 Saur Industrial Estate 250 200
17 Kawasan Industri Terpadu MGM 662 0
Jumlah 7303 1464
Sumber: BKPMD Propinsi Banten 2001
memiliki sumber daya laut yang besar yang masih belum tergali potensinya
secara maksimal.
Produksi perikanan pada tahun 2001 tercatat sebesar 79.331,80 ton dimana
58.805 ton (74,13%) diantaranya berasal dari produksi ikan laut. Sedangkan
untuk produksi perikanan darat berasal dari budi daya tambak seluas 9.208,20
Ha dan kolam seluas 3.903,45 Ha dengan kapasitas produksi 20.526,80 ton.
Potensi perikanan dan kelautan dibedakan atas:
a. Perikanan Tangkap
Sentra pengembangan perikanan tangkap di Karangantu, Anyer (Kabupaten
Serang), Labuan Panimbang, (Kabupaten Pandeglang), Cimanggu, dan
Malimping (Kabupaten Lebak). Jenis ikan yang paling potensial untuk
dikembangkan ialah jenis ikan palagis besar, palagis kecil, demersal, udang
lobster dan cumi-cumi. Perairan selatan lebih potensial dibandingkan dengan
perairan utara untuk jeis palagis besar.
A. Kelapa
Potensi terbesar perkebunan kelapa terletak di Kecamatan Ciomas, Kramatwatu,
Cinangka dan Padarincang, Kabupaten Serang. Areal perkebunan (berupa tanah
milik rakyat) seluas 17.358 ha dan kapasitas produksi 88.063 ton pertahun.
Kapasitas produksi seluruh Banten 41.854,66 ton dengan luas areal 100.221 ha.
B. Kelapa Sawit
Kapasitas produksi 48.226,33 ton, luas areal 11.360,82 Ha. Perkebunan Kelapa
Sawit tumbuh di lahan dataran rendah lahan kering di Kecamatan Angsana dan
Munjul, Pandeglang.
C. Kakao
Kapasitas produksi kakao dari perkebunan seluruh wilayah Banten mencapai
996,26 ton dengan luas areal 12.591a,50 ha. Tersebar dilahan subur daerah
tropis yang mempunyai kemiringan 30 derajat di lereng pegunungan di
Kecamatan Malimping, Cigeles, Cijaku, Bojongmanik dan Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak.
D. Karet
Kapasitas produksi 12.438,43 ton, luas areal 24.719,37 Ha. Tersebar diantaranya
di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Luas areal yang tersedia di daerah
ini 396,161 Ha, kapasitas produksi karet 302,662 ton per tahun.
E. Rambutan
Asal Kabupaten Lebak memiliki ciri khas yang disebut 'tangkue'. Lokasi untuk
pengembangan komoditas rambutan terdapat di Kecamatan Maja, Sajira,
Rangkasbitung, Cibadak dan Cimarga, Kabupaten Lebak serta Kecamatan
Legok, Curug, Panonga, Pagedangan, Cisauk, Serpong, Tigaraksa, Jambe,
Pondok Aren, Ciputat dan Pamulang, Kabupaten Tangerang.
F. Aren
Aren asal Banten dikenal ke berbagai penjuru Indonesia. Kapasitas porduksi
aren mencapai 183.02 ton dengan areal 404 ha, yang berkembang di Kecamatan
Muncang, Cijaku, Bojongmanik, Panggarangan, Leuwidamar dan Gunung
Kencana, Kabupaten Lebak. Luas lahan yang masih potensial untuk menjadi
perkebunan aren 1.189 ha dengan jumlah kapsitas produksi bisa mencapai
997,35 ton.
G. Kopi
Kapasitas produksi kopi asal Banten sebanyak 2.171 ton dengan luas areal
8.889,50. Potensi paling banyak diareal perkebunan milik rakyat di Kecamatan
Mancak, Kramat Watu, Baros, dan Ciomas, Kabupaten Serang dengan luas areal
perkebunan 4.075 ha dan kapasitas produksi 528.08 ton pertahun.
H. Melinjo
Banten penghasil melino paling besar dengan kapasitas produksi 6.489,13 ton
dengan luas areal 6,830 ha, berkembang di Kecamatan Labuan, Cadasari,
Mandalawangi, Menes, Jiput Cibaliung dan Cimanggu Kabupaten Pandeglang.
Selain sebagai bahan sayuran juga menjadi bahan baku pembuatan kerupuk
emping.
I. Produk Olahan
Sektor perkebunan menghasilkan sejumlah olahan yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, diantaranya produksi minyak cengkeh, gula semut, teh mengkudu,
kerajinan tempurung kelapa yang mempunyai potensi pasar cukup besar didalam
dan luar negeri
Di Propinsi Banten terdapat potensi lahan untuk pengembangan kebun kelapa
sawit dengan dukungan pabrik pengolahan CPO yang sudah ada di Kabupaten
Lebak. Selain itu terdapat kebun kelapa rakyat yang cukup berpotensi untuk
dikembangkan dan dikelola secara profesional.
c. Transportasi Udara
Keberadaan Bandara Soekarno - Hatta di Cengkareng Tangerang yang
merupakan Bandara Internasional terbesar dan tersibuk di Indonesia telah
menjadikn Banten sebagai pintu gerbang dunia untuk setiap kegiatan usaha.
Selain itu terdapat taksi udara yang siap memberikan layanan penerbangan dari
Karawaci - Tangerang ke Jakarta, Anyer, Tanjung Lesung dan ke beberapa kota
lainnya.
2.5.2 Energi
PLTU Suralaya yang terdapat di Cilegon, merupakan sumber energi listrik bagi
Pulau Jawa dan Bali dengan kapasitas 3.400 MW. Banten juga memiliki delapan
gardu induk dengan kapasitas 150 MW yang tersebar di lima wilayah. Tiga di
Kabupaten Serang, satu di Kabupaten Lebak, tiga di Kabupaten Tangerang dan
satu lagi di Kota Tangerang.
2.5.3 Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi yang tersedia di propinsi ini telah menjangkau sebagian
besar wilayah Banten sehingga kegiatan masyarakat dan dunia usaha yang
memerlukan fasilitas telekomunikasi dapat terpenuhi secara baik.
mencapai 2,18 juta TEUs dan diperkirakan terus meningkat sehingga pada
tahun 2010 akan mencapai 3,5 juta TEUs yang merupakan kapasitas
maksimum dari Pelabuhan Tanjung Priok
3) Inefisiensi proses ekspor – impor barang produk Indonesia sebesar 350 juta
USD per tahun karena sangat bergantung pada Singapura
4) Adanya peluang transportasi peti kemas Asia Pasific sebesar 44 juta TEUs
5) Tata guna lahan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok saat ini sudah mixed
development yang bercampur berbagai peruntukan diantaranya didalam
areal komersial pelabuhan juga terdapat kompleks fasilitas militer.
6) Adanya kebijakan dari Menteri Perhubungan melalui KM Perhubungan No.35
Tahun 2002 Pelabuhan Bojonegara/ Tanjung Priok dinyatakan sebagai
Pelabuhan Internasional Hub
7) Berdasarkan RTRW Propinsi Banten, pelabuhan Bojonegara memiliki peran
sebagai simpul transportasi yang merupakan satu kesatuan pengembangan
Pelabuhan Tanjung Priok yang disebut sistem Tanjung Priok dan merupakan
Pelabuhan Internasional
8) Secara teknis dan ruang, Pelabuhan Bojonegara memiliki peluang untuk
dikembangkan sebagai IHP ( Internasional Hub Port )
9) Letak Bojonegara yang sangat strategis dilihat dari kondisi geografisnya
berdekatan dengan kawasan industri di wilayah Jawa Barat bagian barat,
serta lalu lintas perdagangan melalui Selat Sunda.
10) Kondisi Oceanografi kawasan Pelabuhan Bojonegara juga sangat
mendukung, yaitu dengan kedalaman laut yang mencapai -16 m (LWS), tidak
berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, serta kondisi perairannya
tenang karena berada di teluk Banten sehingga terlindung oleh pulau-pulau di
sekitarnya.
11) Lahan yang luas juga tersedia dengan harga murah, serta cukup jauh dari
permukiman penduduk. Hal ini sangat mendukung untuk mengurangi dampak
sosial yang mungkin timbul akibat pembebasan tanah atau hal-hal lainnya. Di
lokasi itu juga tersedia cukup banayak material bangunan untuk kontruksi
beton dan breakwater, sehingga biaya pembangunannya bisa menjadi lebih
murah.
Peta 2.7
Potensi kelautan Bojonegara
Gambar 2.8
Foto potensi kelautan
Bojonegara
Tabel 2.16
Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan dan Satuan Pengembangan
Di Wilayah Perencanaan Pada Akhir Tahun Perencanaan (Tahun 2010)
Nama
No Proyeksi Pengembangan Fungsi Pusat Pelayanan Proyeksi Pengembangan Fungsi Satuan Kawasan Pengembangan
SKP
SKP
1 1. Pusat Pemerintahan Kecamatan Utama:
A
7. Pusat Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Kawasan Pengembangan Industri Kecil / Rumah Tangga
9. Pusat Pengembangan Kesenian dan Budaya 7. Kawasan Pengembangan Pertanian Pangan dan Perkebunan
10. Pusat Rekreasi Perkotaan dan Olah Raga 8. Kawasan Lindung dan Penyangga
SKP
2 1. Pusat Pemerintahan Desa Utama:
B
3. Pusat Perdagangan dan Pelayanan Jasa kawasan 2. Kawasan Pengembangan Pertanian Pangan dan Perkebunan
SKP
3 1. Pusat Pemerintahan Desa Utama:
C
2. Pusat pelayanan Transportasi Kawasan 1. Kawasan Pengembangan Pertanian Pangan dan Perkebunan
3. Pusat Perdagangan dan Pelayanan Jasa kawasan 2. Kawasan Lindung dan Penyangga
6. Pusat Pengembangan Pelayanan Kegiatan 4. Kawasan Pengembangan Kegiatan Penambangan Bahan Galian C
Pertanian (Batu) terbatas
Nama
No Proyeksi Pengembangan Fungsi Pusat Pelayanan Proyeksi Pengembangan Fungsi Satuan Kawasan Pengembangan
SKP
SKP
4 1. Pusat Pemerintahan Kecamatan Utama:
D
4. Pusat Perdagangan dan Pelayanan Jasa Wilayah 3. Kawasan Pengembangan Pertanian Pangan dan Perkebunan
SKP
5 1. Pusat Pemerintahan Desa Utama:
E
2. Pusat Pelayanan Transportasi Kawasan 1. Kawasan Pengembangan Pelabuhan Laut dan Penunjangnya
4. Pusat Pelayanan Pendidikan dasar dan Menengah 3. Kawasan Pengembangan pertanian Pangan dan Perkebunan
Tabel 2.17
Rencana alokasi pemanfaatan ruang wilayah perencanaan
(Kecamatan Bojonegara) pada akhir tahun rencana 2010
Luas Penyebaran (Ha) Wilayah
No Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang
Perencanaan
SKP A SKP B SKP C SKP D SKP E
1 Kawasan Lindung
a. Konservasi Perbukitan (lereng) > 40% 119 24 289 700 472 1604
c. Sempadan Sungai 22 8 13 20 16 79
2 Kawasan Budidaya
I. Budidaya Pertanian
b. KP TPLK 48 2 8 91 31 180
d. KP Kegiatan Nelayan 0 0 0 0 0 0
Gambar 2.9
Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Bojonegara