Professional Documents
Culture Documents
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Akibat curah hujan tinggi, tanaman kopi tidak bisa
berproduksi secara normal. Sehingga, produksi kopi tahun ini tidak akan mencapai target
yang dipatok sebanyak 709 ribu ton.
Tapi, Azwar mengatakan, untuk menekan terjadinya penurunan produksi kopi nasional,
Kementan akan melakukan beberapa upaya. "Kementan akan melakukan upaya peremajaan
dan rehabilitasi tanaman kopi," ujarnya di Jakarta, Senin (11/4) dikutip dari Kontan.
Kementan juga berencana untuk melakukan sistem kluster tanaman kopi di beberapa sentra
tanaman kopi.
Selama ini ada beberapa daerah sentra penghasil kopi yang potensial di Indonesia seperti
Aceh Tengah untuk kopi arabika, dan Lampung untuk sentra tanaman kopi robusta. Hingga
tahun 2010 lalu produksi luas areal tanam kopi Indonesia seluas 1,268 juta hektare (ha)
dengan total produksi sebanyak 684.076 ton.
Tahun ini, luas areal lahan kopi diperkirakan meningkat menjadi 1,308 juta ha dengan total
produksi 709 ribu ton. Dari total areal itu, sebanyak 82 persen lahan ditanami kopi robusta,
sementara 18 persen ditanami kopi arabika.(ew)
Editor : Boris
Page 1
PEMBAHASAN
Dalam membudidayakan jenis tanaman di suatu lahan memiliki banyak kendala yang
dapat mempengaruhi adanya produksi dari hasil tanaman tersebut. Salah satunya adalah jenis
tanaman kopi yang mengalami masalah pada faktor cuaca. Hal ini dapat diketahui dari
produksi kopi pada tahun 2010 yang menurun mencapai 300 kilogram per hektare (ha) dari
tahun sebelumnya. Penurunan produksi itu akibat adanya pengaruh cuaca yaitu tingginya
curah hujan sehingga merontokkan bunga bakal buah.
Yahmadi ( 2007 : 162 – 164 ) menyatakan pengaruh hujan terhadap pertumbuhan fase
generatif tanaman kopi adalah :
Pertumbuhan vegetatif yang paling aktif terjadi dalam pertengahan pertama musim
hujan, kemudian berangsur – angsur berkurang hingga mencapai tingkat minimum
dalam pertengahan kedua musim kemarau. Dalam musim hujan, cabang primer
membentuk satu ruas baru dalam 3 – 4 minggu, sedang dalam musim kemarau 6 – 8
minggu atau lebih.
Primordia bunga yang terbentuk akan tumbuh dan kemudian memasuki masa dorman
setelah panjangnya 8 – 12 mm ( stadium lilin ). Untuk mematahkan dormansi tersebut
diperlukan curah hujan minimal 3 – 4 mm. Kira – kira 7 – 10 hari setelah turun hujan,
bunga tersebut akan mekar ( terjadi florasi ). Bila selama pertumbuhan bunga banyak
hujan, akan dijumpai banyak kuping lawa. Karena Bractae ( daun pelindung ) tumbuh
lebih fors. Sebaliknya bila lama tidak ada hujan, kuncup – kuncup bunga yang
berwarna putih itu akan berubah menjadi ros, dan akhirnya kering. Bunga – bunga itu
dapat juga mekar oleh embun, tetapi bunga embun ini akanmenghasilkan biji – biji
kecil dan banyak kopi laki ( pea bearry ).
Persarian bunga kopi terjadi terutama oleh angin, maka kondisi cuaca pada saat – saat
florasi bersifat sangat kritis lebih – lebih bagi kopi Robusta yang menyerbuk silang.
Bunga kopi mekar antara pukul 4 – 6 pagi, dan nampaknya hanya reseptif selama satu
hari. Bagi jenis – jenis kopi penyerbuk silang seperti Robusta tersebut, proses
Page 2
persarian itu kebanyakan baru mulai menjelang 8 pagi yaitu setelah cukup angin. Oleh
karena itu, hujan pagi berakibat fatal bagi persarian. Bagi suksesnya persarian dan
fertilisasi diperlukan cuaca baik selama sehari semalam.
Tipe curah hujan berpengaruh terhadap pertumbuhan buah yang nampak pada
perbedaan besar biji dan rendemen. Sampai batas – batas tertentu, biji akan semakin
besar jika iklim semakin agak kering. Tetapi selewat batas tersebut biji akan menjadi
kecil karena kekurangan air. Di daerah basah, cuaca sering mendung sehingga
fotosintesa kurang. Akibatnya pertumbuhan biji terhambat. Rendemen juga mengikuti
korelasi tersebut meskipun nampaknya lebih persisten.
Tipe curah hujan mempunyai pengaruh terhadap distribusi panen dalam setahun. Di
daerah – daerah basah, periode panen berlangsung lebih lama dari pada di daerah
yang lebih kering. Akibatnya, produksi harian maksimum di daerah kering adalah
lebih tinggi dari pada di daerah basah. Di daerah basah (tipe hujan B) produksi harian
maksimum berada sekitar 2% dari produksi total setahun. Sedangkan didaerah kering
(tipe curah hujan C) bias mencapai 3% atau lebih.
Hasil panen kopi apabila tidak terjadi peningkatan curah hujan dapat mencapai tiga
ton/ha. Namun pada panen kopi tahun 2010 hanya mencapai 2,5 hingga 2,7 ton/ha. Selain
produksi, kualitas biji kopi hasil panen juga mengalami penurunan karena kadar air yang
cukup tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas biji kopi yang rendah dan berpengaruh
kepada harga jual yang rendah yaitu Rp13.000-Rp14.000/kg di tingkat petani serta di tingkat
pengumpul besar harga biji kopi saat ini mencapai Rp15.000 hingga Rp16.000/kg.
Adanya masalah dalam penurunan produksi kopi ini membuat Kementan atau pihak
Kementrian Pertanian akan melakukan upaya agar dapat menekan penurunan produksi kopi.
Salah satu caranya dengan melakukan rehabilitasi dan intensifikasi tanaman kopi.
Peremajaan
Page 3
Rehabilitasi
Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang
lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada
populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan hama dan
penyakit serta kekeringan yang akan akan mengakibatkan produktivitas tanaman per hektar
rendah atau tidak menguntungkan untuk diusahakan.
Rehabilitasi tanaman kopi merupakan segala usaha untuk membangun kembali suatu
blok pertanaman kopi melalui tindakan-tindakan rejuvinasi (batang dan cabang) dan
penyulaman (individual dan sistimatis). Rejuvinasi adalah suatu tindakan untuk memudakan
kembali organ-organ atau batang tanaman dalam tujuan untuk mengembalikan ke arah
pertumbuhan yang baik dengan sasaran akhir produksi yang lebih tinggi.
Intensifikasi
Luasan area yang ada saat ini harus digenjot melalui program intensifikasi yakni
melalui pemupukan, teknik perawatan dan pemangkasan dahan tertentu yang sudah tidak bisa
produktif lagi. Ini salah satu usaha untuk meningkatkan hasil perkebunan dengan cara
mengoptimalkan lahan yang sudah ada. Intensifikasi memang sangat dianjurkan untuk
diterapkan agar produk atau hasil pertanian bisa lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik
pula.
Perluasan area perkebunan itu tidak secara otomatis menjamin tingkat produktifitas
menjadi tinggi. Karena produktifitas hasil perkebunan sangat dipengaruhi pola intensifikasi
perkebunan, yakni perlakukan perhadap tamanan perkebunan tersebut. Dalam hal ini sperti
perawatan, pemupukan, pembarantasan hama dan pemangkasan dahan yang tidak produktif
dan lainnya.
Page 4
Budidaya Kopi Robusta
I. SYARAT TUMBUH
A. Iklim.
Setiap jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur yang
berbeda-beda.
Jenis Arabika dapat hidup pada 1000-1700 m diatas permukaan laut dengan suhu 16
-20ºC.
Jenis Robusta dapat hidup pada 500-1000 m diatas permukaan laut tetapi yang baik 800
m diatas permukaan laut dengan suhu 20ºC.
Pertanaman kopi arabika yang dekat permukaan laut banyak diserang penyakit karat
daun, sedang ketinggian lebih dari 2000 m sering diganggu embun upas.
2. Curah Hujan.
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000 mm,
optimal 2000-3000 mm sedang di Indonesia curah hujan terletak 2000 - 3000 mm.
Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu harus
sering ada hujan yang cukup. Musim kering dikehendaki maximal 1,5 bulan sebelum
masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah berbunga lebat sedapat mungkin
tidak melebihi dua minggu.
Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau,
karena angin ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah dan juga dapat
mematahkan pohon pelindung, untuk mengurangi hal-hal tersebut ditepi-tepi kebun
ditanam pohon penahan angin.
B. Tanah.
Page 5
Keasaman (pH) tanah 5,5 - 6,5
Air tanah cukup dalam
II. PEMBIBITAN
Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif (biji)
dan vegetatif (stek).
Pohon induk yang diambil untuk biji sebagai benih dengan syarat :
Pengadaan biji untuk benih dapat dilakukan dengan memetik buah dari pohon induk
yang terpilih kemudian kulit buah dikupas dengan cara di injak-injak, sedangkan
lendir yang masih melekat pada biji dapat digosok-gosok dengan abu dapur atau
diremas-remas dengan tangan kemudian dibersihkan dengan air bersih dan setelah
bersih bisa langsung dederkan di Persemaian.
Page 6
o Biji disemaikan sedalam 0,5 cm, jarak 3 cm dengan posisi biji tertelungkup.
o Tutup persemaian dengan potongan-potongan jerami.
o Lakukan penyiraman pagi dan sore sampai kecambah berumur 2,5 bulan.
3. Pembibitan/Persemaian Pemeliharaan.
1. Menyambung.
Page 7
Syarat batang atas:
2. Menyetek.
Stek yang berasal dari tunas orthotrop (tunas ke arah atas) pada ruas ke 2-3
dari ujung.
Panjang stek 7-10 cm.
mempunyai sepasang daun dan dipotong 2/3 dari panjang daun.
Setelah satu bulan stek dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan.
Umur 8 bulan di bedengan pemeliharaan dapat dipindahkan ke lapangan.
C. Pemupukan di Pembibitan.
Bila pertumbuhan bibit kurang subur dapat di lakukan pemupukan dengan melarutkan
urea sebanyak 20 kg dalam 10 Itr air, atau jika dibibitkan langsung diatas tanah
pemupukannya adalah sebagai berikut:
Page 8
D. Pemindahan Bibit ke Kebun.
o Dilakukan setelah tanaman berumur t 6 bulan di pembibitan.
o Bila dibibitkan langsung di atas tanah pemindahan dapat dilakukan secara
cabutan atau puteran. Sebelum dilakukan pencabutan, terlebih dahulu tanahnya
diberi air sampai lembab.
o Pembibitan dalam kantong plastik, lebih mudah cara pemindahannya.
A. Persiapan Lahan.
C. Jarak Tanam.
Page 9
D. Penanaman
IV. PEMELIHARAAN
Agar sulaman itu cepat menyamai tanaman yang lain, hendaknya dipilihkan bibit yang
baik, dan penyelenggaraan/perawatan yang lebih baik.
Untuk menjaga peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka perlu tanah
dicangkul tipis disekeliling batang dengan jarak ± 30 cm dari batang dan cukup
dilakukan 1x setahun.
B. Pemupukan.
Perkembangan dan pertumbuhan tanaman kopi memerlukan zat makanan, ini dapat
diberikan melalui penambahan pupuk kedalam tanah.
Page 10
1. Kebutuhan pupuk.
Banyaknya pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan tanah dan umur
tanaman. Pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan, yang
diberikan masing-masing setengah dari dosis.
2. Manfaat pupuk.
- Kekurangan air.
- Temperatur tinggi dan rendah.
- Pembuahan yang terlalu lebat dan sebagainya, disamping itu tanaman
lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
c. Mempertahankan Produksi.
Tanaman kopi mempunyai sifat bahwa pada suatu saat produksinya tinggi,
namun produksi tersebut akan turun sampai 40% pada tahun berikutnya. Makin
Page 11
buruk kondisi tanaman makin besar prosentase penurunan hasilnya. Pertanaman
yang dipupuk secara teratur penurunan hasil dapat ditetapkan sekitar 20%.
3. Cara Pemupukan.
Tanaman kopi sangat memerlukan naungan, guna mengatur keluarnya bunga. Oleh
karena itu; tanaman pelindung perlu diatur baik jumlahnya maupun bentuknya. Bila
menggunakan lamtoro sebagai pelindung, perbandingannya dengan kopi adalah 1 : 2
dan bila kopi telah dewasa, di perjarang sehingga diperoleh perbandingan 1 . 4.
Tinggi percabangan pohon pelindung, diusahakan dua kali tinggi pohon kopi.
Page 12
D. Pemangkasan Kopi
Sistim pemangkasan kopi ada 2 macam yaitu pemangkasan berbatang tunggal dan
pemangkasan berbatang ganda. Sistim pemangkasan yang umum dipraktekkan adalah
sistim pemangkasan berbatang tunggal. Sistim ini mengarah pada pengaturan
peremajaan tanaman dengan hanya menumbuhkan satu batang utama untuk membentuk
cabang-cabang yang meliputi pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan
pemangkasan rejuvenasi (peremajaan)
1. Pemangkasan Bentuk.
Page 13
2. Pemangkasan Produksi.
3. Pemangkasan Rejuvinasi.
Page 14
E. Pengendalian hama dan penyakit.
1. Bubuk buah
2. Bubuk cabang
3. Kutu putih
4. Nematoda
Penyebabnya sejenis kumbang kecil, menggerek buah kopi yang masih muda dan
tua.
Hama ini berupa serangga dan merupakan hama utama pada tanaman kopi.
Page 15
b. Menurunkan Mutu Kopi
Hama ini hanya dapat diketemukan hidup dan berkembang pada kopi.
Tanda-tandanya:
Bubuk cabang ini berupa kumbang kecil, yang betina berukuran 11,5 mm. Bubuk
betina mampu bertelur 50-80 butir. Di Indonesia banyak dijumpai Bubuk Cabang
Hitam (Xylosandrus Morstati) yang lebih berbahaya.
Tanda-tanda Serangan.
Page 16
- Kerugian akibat ini dapat mencapai 20% dari produksi
Pencegahan.
Kutu-kutu ini menghisap cairan bagian tanaman yang muda, yaitu daun, cabang
dan terutama buah. akibatnya cabang/daun dan buah-buah muda gugur. Kutu ini
mengeluarkan kotoran yang mengandung gula, sehingga banyak di kunjungi
semut, yang dapat mendorong perkembangan kutu.
Pengendalian:
- Menanam pelindung yang tidak disenangi kutu, seperti lamtoro jenis L2.
- Menanam jenis kopi yang tahan.
- Pemberantasan semut dengan Sevin 85 S1 Dimercon 50 SCW, Azodrin 60
EC Konsentrasi 2 CC dalam 10 liter air.
4. Namatoda
Disebabkan oleh jenis cacing yang merusak akar, baik di pesemaian maupun pada
tanaman dewasa. Tanaman tidak segera mati tapi merana lama sekali.
Pengendalian:
Page 17
- Memupuk dengan pupuk phosphat agar akar yang rusak pulih kembali.
- Menyemprot dengan nematisida terutama di persemaian
5. Penyakit Karat daun (Hemileia Vastratrix)
Tanda-tanda serangan:
Pengendalian:
- Menanam jenis yang tahan seperti robusta atau Arabika S 795, S 288 dan S
333.
- Menjaga tanaman agar tetap baik.
- Menggunakan fungisida Dithane M-45 dosis 2gr/liter air.
A. Waktu Panen.
Tanaman kopi dikenal sebagai tanaman yang masa pembungaannya tidak serentak,
terdiri dari 3-4 kali dalam setahun yang dikenal dengan istilah pembungaan
pendahuluan, pembungaan pertengahan (besar), dan pembungaan akhir.
Sebahagiaan dari tanaman ini ada yang berbunga sepanjang tahun, hal ini sangat
tergantung pada iklim dan jenisnya.
Karena masa pembungaan dipengaruhi oleh iklim dan jenis kopi, maka masa panen
kopi juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Apabila jenis kopi yang ditanam
adalah jenis robusta maka waktu panen dapat dilakukan dalam waktu 8-11 bulan
setelah pembungaan. Sedangkan untuk jenis kopi Arabika dapat dipanen dalam
waktu 6-8 bulan setelah pembungaan.
Page 18
Ketepatan waktu panen sangat berpengaruh terhadap mutu kopi yang dihasilkan.
Oleh sebab itu kopi harus dipanen pada tingkat kematangan yang tepat. Tingkat
kematangan yang tepat dapat di tandai dengan buah yang telah berwarna merah
terang.
Untuk memperoleh mutu kopi yang diinginkan maka perlu dilakukan pemungutan
hasil secara benar. Pemungutan hasil pada buah kopi dapat dibagi dalam 4 cara
1. Secara selektif.
3. Secara lelesan.
- Pemungutan pada buah kopi yang sudah terlalu tua. Hal ini karena lambat
dipetik sehingga buah jatuh dengan sendirinya dan biasanya sudah kering.
- Buah kopi seperti ini biasanya mutunya sudah kurang baik.
4. Secara Rajutan.
- Pemetikan dilakukan terhadap semua buah kopi termasuk yang masih hijau.
- Pemetikan seperti ini biasanya dilakukan pada panen terakhir.
C. Pengolahan Hasil.
Page 19
Kopi diperdagangkan dalam bentuk biji-biji kering yang sudah terlepas dari daging
buah dan kulit arinya yang disebut dengan beras kopi.
Untuk mendapatkan beras kopi dapat di lakukan dengan 2 cara pengolahan yaitu
pengolahan secara kering dan pengolahan secara basah.
1. Pengolahan Kering.
Pengolahan buah kopi secara kering dilakukan dengan cara buah yang baru
dipetik langsung dijemur dibawah sinar matahari antara 10-14 hari.
Dalam penjemuran buah kopi harus selalu dibolak-balik agar keringnya merata
tetapi dapat juga dengan cara pemecahan kulit terlebih dahulu dengan mesin
pulper. Selanjutnya baru dijemur dibawah sinar matahari sampai menjadi kering
benar. Setelah itu disimpan sebagai kopi glondong dan bila akan dijual kopi
glondong baru dilepas kulit tanduk serta kulit arinya.
2. Pengolahan basah.
Pengolahan buah kopi secara basah dilakukan dengan cara pertama-tama buah
kopi yang masak dikupas dahulu kulitnya dengan cara ditumbuk atau dengan
mesin pulper. Setelah itu dihilangkan lendirnya dengan cara fermentasi basah
dan kering.
Fermentasi basah dilakukan dengan jalan merendam biji kopi selama 1 malam
kemudian baru dilakukan pencucian pada air yang mengalir dan bersih. Biji
dianggap bersih jika biji diraba terasa kesat. Fermentasi kering dilakukan
dengan jalan menimbun biji dalam bak kemudian ditutup dengan karung goni
selama 36-48 jam. Fermentasi dianggap selesai apabila biji kopi telah mudah
dicuci dan tidak mengandung lendir lagi. Setelah itu baru dilakukan
pengeringan dibawah sinar matahari. Selanjutnya di pisahkan kulit tanduk dan
kulit arinya.
Page 20
Pengolahan basah dapat dianggap selesai apabila telah mencirikan:
3. Penentuan jenis mutu kopi berdasarkan biji berlubang, biji cacat, kotoran, kadar
air.
Keterangan ;
4. Penyimpanan.
Tiap-tiap jenis mutu biji kopi dimasukan didalam karung dan disimpan
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
KD, Herlina. 2011. Tekan Penurunan Produksi Kementan Upayakan Peremajaan Tanaman
Kopi. http://industri.kontan.co.id/v2/read/Industri/64615/Tekan-penurunan-produksi-
Kementan-upayakan-peremajaan-tanaman-kopi. Diakses 26 April 2011
Perisau, Insan. 2011. Produksi Kopi Lampung Turun http://disbunlambar. wordpress.
com/category/uncategorized/\http://hkti-lampung.com/news/149-produksi-kopi-
lampung-turun.html. Diakses 26 April 2011
Fakultas pertanian, Universitas Jambi. 2006. .Manajemen Tanaman Perkebunan Khusus.
http://www.scribd.com/doc/51206174/Manajemen-Perkebunan-Khusus-KOPI.
Diakses tanggal 26 April 2011
Teguh, Susilo. Budidaya Tanaman Kopi. http://susiloteguh.wordpress.com/2010/05/18/
budidaya-tanaman-kopi/. Diakses tanggal 26 April 2011
Page 22