You are on page 1of 9

Pekerjaan Persiapan

1. Bouwplang

Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu
pekerjaan pemasangan papan Bouwplank.

Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah
bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran
tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.

Syarat-syarat memasang bouwplank :

1.Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah/terlepas

2.Berjarak cukup dari rencana pekerjaan galian, diusahakan posisi bouwplank tidak terganggu
atau tidak goyang akibat pelaksanaan pekerjaan galian pondasi

3.Papan Bouwplank harus bisa dibuat titik atau dibuat tanda-tanda dengan cat atau spidol untuk
posisi pemasangan paku pengikat benang.

4.Sisi permukaan atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya dan water pas.

5.Letak pemasangan papan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua).

6.Garis benang yang dipasang pada bouwplank merupakan as (garis tengah) dari rencana
pemasangan pondasi dan dinding batu bata.

2. Direksi Keet

Direksi keet adalah tempat untuk melaksanakan pengawasan ,pengendalian pekerjaan, pekerjaan
administrasi proyek, didalam direksi keet terdapat gambar skedul proyek, gambar bestek. Dll

Direksi keet dapat berupa bangunan darurat yang terbuat dari tiang kaso, dinding papan susun
ataupun bangunan permanent yang mana selanjutnya dapat digunakan sebagai tempat penjaga
malam ( dlsb ), ataupun Bangunan yang terdapat disekitar proyek yang telah mendapat
persetujuan pengguna jasa ( owner ), lantai beton tembok, atap seng, loteng triplek dan
penerangan secukupnya Ukuran direksi keet, ditentukan oleh skala proyek yang dikerjakan.
Penempatannya tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan yang di kerjakan .
Pekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperrti
pembuatan bangunan direksi keet dan kantor kontraktor, kemudian pagar pengaman, papan nama
proyek dan perlengkapan serta mobilisasi peralatan yang di butuhkan di lapangan. Adapun
rencana dari mobilisasi alat dapat dilihat pada dokumen penawaran. Lamanya mobilisasi ini akan
disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di lapangan sehingga tidak perlu menyediakan
lapangan khusus untuk parkir alat berat di proyek. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan
dipersiapkan segera di proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal.
Pekerjaan demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang sudah
tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat – alat berat kontraktor
berkoordinasi dengan owner (Pemilik Proyek) dan aparat terkait.

Syarat Direksi Keet adalah sbb :

1 Pada awal sebelum dimulainya pekerjaan di lapangan kontraktor harus menyediakan kantor
lapangan dan gudang untuk penyimpanan dan/atau penimbunan bahan ataupun peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan pekerjaan.

2 Kontraktor harus menyediakan tenaga pengamanan dan pengawasan untuk menjaga kantor
lapangan dan gudang beserta isinya.

3 Kantor lapangan dan gudang (tertutup atau terbuka) dengan luasan yang mencukupi harus
berlokasi sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan.
pemasangan keramik Lantai dan Dinding

1. Pemasangan keramik lantai

a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari 
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.

b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air.

c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada.
Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.

d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu.

e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.

f. Adukan  semen  untuk  pemasangan  keramik  harus penuh,  baik  permukaan  dasar maupun 
dibadan belakang  keramik lantai  atau dinding  yang terpasang. Perbandingan  adukan dan 
ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:    
    - Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
    - Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm

g. Lebar nat yang  dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengan campuran 
pengisi  nat (Grout) semen  atau  bahan khusus  yang ada  dipasaran. Bagi  area yang  luas
dianjurkan  untuk diberi expansion joint.

h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem pertimbangkan
desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.

i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan
pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan
dengan air bersih.

j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada
temperatur tinggi, dapat terjadi  perbedaan warna  dan ukuran, untuk  ini perlu pemeriksaan  dan
pemastian keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran
yang sama.

Kondisi yang diperlukan pada saat pemasangan :

a. Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah pekerjaan lantai dasar selesai dengan baik dan sempurna serta
disetujui oleh konsultan pengawas.

b. Membasahi permukaan lantai dasar sampai tidak menuntut adanya penyerapan air lagi.

c. Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda serta
mempunyai warna yang seragam.

d. Meletakan ukuran pemasangan sesuai pola pada gambar dengan caramengambil garis-garis yang menyeluruh.
Meletakan ukuran ini harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / pengawas sebelum mulaipemasangan.

e. Pembasahan bahan keramik yang akan digunakan dengan meredam seluruhbidang keramik, sedikitnya dalam


waktu 15 menit atau baru diangkat sesaatakan dapasang

.f. Keramik dipasang pada adaukan perekat dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.Adapun syarat-syarat semen, pasir,
dan air harus memenuhi ketentuan adapekerjaan beton.

g. Tebal adukan perekat rata-rata 2 cm dan tidak kurang dari 1 cm. Adukan perekat harus merata seluruh
permukaan keramik. Hal ini untuk menghindariadanya udara yang terperangkap didalam spesi.
h. Sambungan-sambungan antara keramik/naat harus lurus dan mempunyailebar 3mm.i. Sambungan / naat
diisi adukan PC dan air dengan warna yang sesuai denganwarna keramik yang dipasang, dimasukkan ke dalam
naat tersebut begitu rupa hingga seluruh naat terisi penuh dengan baik.j. Pemotongan unit-
unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus.

2.Pemasangan Dinding

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan danseluruh detail yang disebutkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk KonsultanPengawas.
Bata biasa dari tanah liat, dengan ukuran nominal 6 cm x 11 cm x 24cm yang dibakar dengan baik, bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat ataumengandung kotoran.Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu
daerah mungkin berbedadengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalumenyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut.Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
-Kualitas baik.
-Pembakaran matang/dibakar dengan kayu
-Warna merata (merah merata)
-Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
-Keras dan tidak mudah patah.
-Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebihbesar dari 3mm)
-Penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum 5% yang patah.Kualitas bata yang disyaratkan harus
mempunyai tekan ultimate min 100 kg/cm2sesuai dengan ketentuaan pasal 81 dari AV 1984. (secara laboratoris)
Apabilabata yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, makapihak pemborong wajib
mengeluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24jam.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Adukan
Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton sampai 20 cm diatas lantai dasar yang harus dibuat dari
adukan trasram 1 Pc : 3 Ps. Untukdinding toilet memakai adukan trasram 1 Pc : 3 Ps sampai ketinggian 150
cmdari lantai. Untuk dinding-dinding lain dipakai adukan jenis 1 Pc :5 Ps.

b. Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masingukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yangditunjukkan pada gambar, dan pemborong harus memasang piket(uitzet), lubang-lubang
dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.

2. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10mm didasari dengan baik dan
sambungan-sambungan yang terus lurusdan rata sehingga terjadi lubang-lubang pada pasangan yang
dapatmempengaruhi kekuatan dinding. Pencampuran spesi harusmenggunakan beton molen.

3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.

4.Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari satu meter tingginya, serta
diikuti dengan cor kolom praktis.Bidang dinding batu bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus
ditambahkan kolom praktis 12/12 dan balok praktis 12/15 dengan tulangan 4 ф 10, begel ф 6 – 20. Adapun
Syarat-syarat bahan dan pelaksanaannya seperti pada pasal beton.

5. Setelah terpasang, naat / siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dandibersihkan dengan sapu lidi dan setelah
kering permukaan pasangandisiram air.

6. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata samasekali tidak diperkenankan.

7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua secara berurutan.

8. Sambungan antara pasangan dinding dengan kolam yang telah dicor sebelumnya harus menggunakan key
system ukuran reng 2/3. (tidakdengan anchorage system)

c.  Tahap perawatan

1. Dalam mendirikan dinding yang kena udara luar, harus diberiperlindungan dengan penutup bagian atas
tembok bila sewaktu-waktuturun hujan

2. Dinding tembok yang dipasang dalam cuaca yang panas harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7
hari setelah didirikan.
Pekerjaan Tangga

Tangga

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang


memiliki jarak satu sama lain.

Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.

Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:

 dua bidang horisontal pada bangunan


 lantai bangunan yang berbeda

Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat
berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya.

Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar


injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang
pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui
pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.

Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih tinggi,
dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh
dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.

Tangga dapat dibuat dari beberapa bahan. Penggunaan bahan ini dapat dikelompokan secara
struktural dan non-struktural.

Penggunaan bahan yang bersifat struktural umumnya meliputi kayu, baja, dan beton.

Sedangkan penggunaan bahan pada tangga yang bersifat non-struktural dapat meliputi kaca,
karet (sebagai pelapis anti licin pada injakan atau pegangan tangan) ataupun plastik (pada desain-
desain khusus).
2. Railing

a. Memasang railing

a. Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja untuk pekerjaan memasang railing dikenali
dan ditaati
b. Persyaratan pekerjaan diidentifikasi dan gambar-gambar kerja, spesifikasi dan instruksi
supervisi dipahami
c. Rancangan railing dan metode sambungan diidentifikasi berdasarkan gambar kerja
d. Jenis bahan dan jumlahnya ditentukan berdasarkan gambar kerja
e. Alat-alat yang dibutuhkan diidentifikasi, diperiksa kondisinya dan dipilih sesuai dengan
persyaratan kerja
f. Tempat kerja disiapkan dan dibebaskan dari kemungkinan bahaya kecelakaan kerja
g. Penggunaan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja serta langkah pengamanan
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

b. Mempersiapkan railing

a. Komponen-komponen railing, yaitu tiang utama dan balok horizontal (termasuk


balustrade) dibuat berdasarkan gambar kerja
b. Tempat dimana tiang utama akan dipasang ditentukan berdasarkan gambar kerja dan
kondisi lapangan
c. Kekuatan, kekokohan dan kerataan balok penyangga tiang atau ibu tangga diperiksa
secara visual
d. Letak tiang-tiang pada pada balok atau ibu tangga diberi tanda sesuai dengan jarak yang
tercantum pada gambar kerja
e. Sambungan antara tiang dan balok atau ibu tangga dibuat sesuai dengan gambar kerja

c.Memasang railing
a. Tiang-tiang dipasang vertikal pada balok atau ibu tangga dengan bantuan alat lot,
kemudian dikakukan dengan perancah.
b. Balok horizontal dipasang permanen di atas tiang dengan menggunakan alat sambung
c. Balustrade dipasang pada ibu tangga sesuai rancangan dan spesifikasi
d. Perancah untuk tiang-tiang dilepas dan diganti dengan penguat horisontal atau diagonal
yang permanen
e. Kesesuaian antara bentuk dan konstruksi railing dengan gambar kerja diperiksa kembali
f. Kekuatan sambungan-sambungan diperiksa sesuai dengan persyaratan kekuatan
sambungan kayu

d.Menyelesaikan pekerjaan

a. Sisi-sisi yang tajam dihaluskan dengan alat yang sesuai


b. Railing yang telah terpasang dilapis dengan menggunakan bahan penutup sesuai dengan
ketentuan pada gambar dan spesifikasi

You might also like