You are on page 1of 5

Pola Pengembangan Paragraf

Filed Under : Arsip 02 Pebruari 2009

Pola Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan
penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan
penjelas.

Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat.
Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola
pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang
hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa
urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola
kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu
mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas
(eksposisi, Argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan
penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.

1.Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang
diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh,
kejadian, dan latar ruang atau waktu.

Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis,


yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.

Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu


yang ada dan benar-benar terjadi.
Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.

Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:
Narasi Fiksi
1.Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
2.Menggugah majinasi.
3.Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
4.Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

Narasi Nonfiksi
1.menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2.memperluas pengetahuan atau wawasan.
3.Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
4.Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
2.Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas
dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola
pengembangan spasial dan pola sudut pandang.

a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan
waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat,
dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan
penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi
(misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah
gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat
terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari
siang, sore, hingga malam hari.

Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya
lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak
indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya.
Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu
hangat. Begitu indah.

b. Pola Sudut Pandang


Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau
posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan
pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan
penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu
tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu.
Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi
benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang
terjauh.

Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan.
Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada
bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih
terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.

Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak
pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang
hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi
mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara
yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah,
tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha
kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.

3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal
atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau
objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan,
paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data
lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan
cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.

a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau
peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga
pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.

Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman,
daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya,
ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil
tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu,
ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk
membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-
seri.

b. Pola Sebab Akibat


Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat.
Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan
gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila
disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat
disebut proses kausal.

Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat,
diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada
tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan
530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan
beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997
mencapai 2,5 juta ton.

c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam
karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan
suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud
penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi
yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi
sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup
mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46
persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih
tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap
produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen.
Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke
tahun.

4.Paragraf Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-
alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.

Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf


eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan
tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data
dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang
mencolok antara keduanya.

Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan
argumentasi adalah sebagai berikut.

a. persamaan
1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan
keyakinan kita.
2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau
dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam
pembahasannya.
4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.

b. Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan
keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu
yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk
membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang
telah diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu
hal: anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy
mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka
akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan
orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah
cara mereka berpikir. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset
raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan
bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah sau gaya hidup
yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.

Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah pendapat, antara lain


bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk meyakinkan
pembaca atas argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa
dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam
mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.

You might also like